Anda di halaman 1dari 10

partner-pub-9374 UTF-8 Search

DIABETES MELLITUS : MANIFESTASI DAN PENATALAKSANAAN DI


KEDOKTERAN GIGI

DIABETES MELLITUS
MANIFESTASI DAN PENATALAKSANAAN DI KEDOKTERAN GIGI
Oleh : drg. Djoko Irawan
Diabetes Mellitus atau istilah awamnya “kencing manis” merupakan salah satu
penyakit yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Penyakit ini bahkan sudah menjadi
“momok” di masyarakat mengingat komplikasi yang ditimbulkannya. Apa saja
komplikasinya khususnya di rongga mulut? Dan bagaimana cara menanganinya bila hal ini
terjadi ? Mari kita simak artikel berikut ini.

DEFINISI DIABETES MELLITUS


Menurut American Diabetes Association , diabetes adalah kumpulan dari
penyakit metabolic yang ditandai oleh hiperglikemia akibat dari gangguan atau terhambatnya
sekresi insulin, kerja insulin atau gabungan keduanya. Hiperglikemia kronis pada diabetes
biasanya disertasi dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai
organ, khususnya mata, ginjal, jantung dan pembuluh darah.

Menurut W Kerner dan J Bruckel, diabetes mellitus adalah sebuah istilah umum
untuk gangguan heterogen pada metabolisme dimana temuan utamanya adalah hiperglikemia
kronis. Penyebabnya adalah karena gangguan sekresi insulin, atau gangguan kinerja insulin
atau gabungan keduanya. .

TIPE DIABETES MELLITUS


Diabetes Mellitus tipe 1 :
Pada diabetes tipe ini penyebabnya adalah kegagalan mutlak pada sekresi
insulin.
Individu dengan resiko yang meningkat terkena diabetes tipe ini dapat terdeteksi melalui
tanda-tanda genetiknya dan bukti serologis dari proses patologis autoimun yang terjadi di
pulau langerhans pankreasnya.
Mayoritas diabetes tipe 1 merupakan proses imunitas alamiah, yang mana proses autoimun
yang dimediasi oleh T-cell menyerang yang berakibat hilangnya sel beta pankreas berikut
insulinnya. 4

Diabetes Mellitus tipe 2 :

Diabetes tipe ini merupakan tipe diabetes yang paling banyak penderitanya.
Penyebab diabetes tipe ini adalah kombinasi resistensi kinerja insulin dan sekresi insulin yang
tidak memadai.

Tipe Diabetes spesifik , diantaranya :


 Diabetes karena obat (misalnya: glucocorticoids, neuroleptics, alpha-interferons,
pentamidine)
 Kerusakan genetic pada fungsi β-cell (misalnya: MODY forms)
 Kerusakan genetic pada aksi insulin
 Sindroma genetic lainnya yang dapat dihubungkan dengan diabetes
 Penyakit pada kelenjar pankreas (misalnya: pancreatitis, cystic fibrosis,
hemochromatosis)
 Diabetes karena autoimun
 Endokrinopati (misalnya: Cushing syndrome, acromegaly, pheochromocytoma)
 Karena Infeksi
KRITERIA DIAGNOSA PEMBEDA (DD) DIABETES MELLITUS TIPE 1 DAN TIPE
2:

KRITERIA TIPE 1 TIPE 2

Sebagian besar anak Sebagian besar usia menengah dan


Usia
dan remaja lanjut
Berat Badan Pada umumnya normal Pada umumnya kegemukan

Berkurang atau tidak Dibawah normal atau tinggi dengan


Sekresi Insulin
ada kualitas yang selalu kurang

Resistensi Insulin Rendah atau tidak ada Sering terjadi

Onset Akut sampai subakut Biasanya bertahap

Poliuri, polidipsi, berat


Symtom atau gejala Seringkali tanpa keluhan
badan turun, lelah

Riwayat Keluarga Tak ada ada

Herediter Poligenetik Poligenetik bisa heterogen genetik

Predisposisi Ketosis Dilaporkan Jarang atau tak ada

Respon terhadap OAD Tidak ada Bagus pada awal terapi

Tidak perlu sampai penurunan


Terapi Insulin Diperlukan insulin berlangsung lebih dari
setahun

Antibodi yang
berhubungan dengan GAD, ICA,IA-2,IAA Tidak ada
diabetes

PATOFISIOLOGI
Beberapa proses patogenik termasuk dalam perkembangan diabetes melitus.
Bermula dari destruksi autoimun sel β pancreas dengan akibat defisiensi insulin. Sampai
abnormalitas yang berakibat pada asresistensi kinerja insulin. Dasar dari abnormalitas dalam
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein dalam diabetes adalah kurangnya kinerja insulin
pada jaringan target. Kurangnya kinerja insulin berakibat pada kurangnya sekresi insulin.
Dan atau berkurangnya respon jaringan pada insulin pada satu atau lebih titik-titik dalam
jalur komplek kinerja hormon. Kurangnya sekresi insulin dan cacat pada kinerja insulin
sering terjadi pada pasien yang sama, dan pada ketidaknormalan sering tidak jelas, salah
satunya adalah menjadi penyebab utama hiperglikemia.

GEJALA-GEJALA UMUM (GENERAL SYMPTOMS)


Gejala-gejala hiperglikemia pada diabetes mellitus termasuk polydipsia,
polyuria, berat badan menurun, adakalanya disertai makan berlebihan dan pandangan yang
kabur. Menurunnya pertumbuhan dan kerentanan terkena infeksi sering menyertai
hiperglikemia kronis. Pada kasus diabetes tak terkontrol akut bisa mengancam jiwa , yaitu
hiperglikemia dengan ketoasidosis atau sindroma hiperosmolar aketosis.

KRITERIA DIAGNOSA DIABETES MELLITUS 3


 Gula darah (Glukosa) plasma puasa ≥ 126 mg/dl
(≥ 7.0 mmol/dl)
 Gula darah (Glukosa) 2 jam PP (OGTT) dalam plasma vena
≥ 200 mg/dl (≥ 11.1 mmol/l)
 Gula darah (Glukosa) plasma acak (random) ≥ 200 mg/dl
(≥ 11.1 mmol/l)
 HbA1c ≥ 6.5 % (≥ 48 mmol/mol)
KOMPLIKASI
Komplikasi jangka panjang dari diabetes mellitus termasuk retinopathy dengan
kemungkinan besar terjadi kebutaan. Nephropathy yang menyebabkan gagal ginjal,
neuropathy perifer dengan adanya resiko ulkus pada kaki., amputasi dan sendi charcot dan
neuropati saraf otonom yang menyebabkan gejala-gejala pada pencernaan, urogenital,
kardiovaskular dan disfungsi sexual. Pasien ini memiliki peningkatan insiden aterosklerosis
kardiovaskuler, arteri perifer dan penyakit cerebrovaskuler.juga hipertensi dan abnormalitas
metabolisme lipoprotein sering ditemukan pada pasien dengan diabetes mellitus ini.

DAMPAK DI RONGGA MULUT (ORAL SYMPTOMS)


1. Menurunnya produksi air ludah (Xerostomia)
Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran air liur (saliva), yang
menyebabkan rasa kering dalam mulut. Rasa tak nyaman akan muncul ketika sekresi
saliva mengalami penurunan hal ini dikarenakan sifat saliva yang berfungsi membasahi
permukaan gigi dan gusi dan membersihan debris yang melekat dipermukaannya (self
cleansing), ulserasi lebih sering muncul karena permukaan gusi atau jaringan lunak yang
kering rentan terhadap trauma , gigi mudah berlubang, dan rongga mulut yang kering
tersebut bisa menjadi ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang. Cheilosis
sering terjadi pada penderita ini.(8). Gejala poliuria pada diabetes yaitu meningkatnya
frekwensi buang air kecil akan menyebabkan jumlah cairan dalam tubuh akan berkurang ,
hal ini akan menyebabkan produksi saliva akan berkurang sehingga mulut akan terasa
kering dan panas (burning sensation). Dalam hal ini penderita diabetes sebaiknya
mengkonsumsi buah-buahan yang agak asam dengan harapan keluarnya air liur atau
sekresi saliva meningkat .5

2. Rasa terbakar pada mulut (burning sensation)


Pada umumnya pada penderita diabetes badan terasa panas dan mulut terasa lebih panas
dan kering (burning sensation).

3. Lingkaran setan gangguan periodontal (periodontitis)


Periodontitis merupakan suatu keradangan pada jaringan pendukung gigi yang meliputi
jaringan lunak yaitu gusi dan jaringan keras yaitu tulang alveolar. Pada penderita diabetes
pembuluh darah menebal dan sel darah putih mengalami kerusakan hal ini berdampak
pada aliran darah dan kemampuan melawan infeksi yang menurun., Infeksi periodontal
atau periodontitis pada penderita diabetes akan semakin parah dikarenakan fungsi sel
darah putih menurun pada penderita diabetes. Ketika terjadi periodontitis sel-sel
pertahanan tubuh akan mengeluarkan TNF-alfa (Tumor Necrosis Factor). Protein ini
berfungsi memobilisasi sel darah putih untuk melawan infeksi dan antigen lainnya. Akan
tetapi hal ini mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Sehingga insulin yang
diproduksi pancreas tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh tubuh yang berakibat
kondisi diabetesnya bertambah parah juga. Selain itu kondisi lain yang memperparah
kondisinya yaitu meningkatnya akumulasi plak dan kalkulus beserta menurunnya kondisi
umum penderita tersebut . Kegoyangan gigi yang masif bisa menjadi gejala adanya
penyakit tersebut pada penderitanya. Menurut data hampir sekitar 80% pasien Diabetes
Melitus gusinya bermasalah. Berikut ini merupakan gejala periodontitis yaitu warna gusi
menjadi mengkilat , keluhan gusi berdarah, , tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, saku
gusi bertambah dalam, adanya kerusakan tulang di sekitar gigi, adanya keluhan gigi
goyang bahkan sampai lepas. Menurunnya produksi saliva sangat mendukung terjadinya
gangguan-gangguan tersebut diatas. 6

4. Sariawan (Apthae)
Penyebab sariawan terutama adalah karena jamur yang berkembang pada rongga mulut
penderita diabetes yang disebabkan peningkatan kadar gula darah dan penumpukan gula
pada saliva penderita diabetes.

5. Karies Gigi (Gigi Berlubang)


Meningkatnya angka kejadian karies gigi pada penderita diabetes tersebut diperkirakan
karena pada diabetes aliran plasma darah mengandung banyak glukosa yang merupakan
substrat kariogenik.(7). Pada penderita Diabetes Melitus telah diketahui bahwa jumlah air
liur (saliva) berkurang sehingga makanan mudah melekat pada permukaan gigi, dan bila
yang melekat adalah substrat makanan dari golongan karbohidrat berpadu dengan kuman
yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan, akan berakibat
meningkatnya keasaman dalam mulut, hal inilah yang menjadi cikal bakal terjadinya
karies atau lubang pada gigi.

6. Keradangan Pulpa Gigi (Pulpitis) tanpa disertai karies.


Terjadinya pulpitis tanpa adanya lubang gigi selain dijumpai pada penderita diabetes
melitus,.juga dijumpai pada penderita kanker darah (leukemia).

7. Candidiasis (Oral Trush)


Candidiasis atau Oral thrush adalah infeksi di dalam mulut yang disebabkan oleh jamur,
terutama oleh jamur candida ada di dalam mulut. Pada penderita Diabetes Mellitus kronis
tubuh menjadi rentan terhadap infeksi sehingga pasien seringkali menggunakan antibiotik
untuk mengatasinya sehingga hal ini dapat mengganggu keseimbangan flora didalam
mulut yang mengakibatkan jamur candida berkembang pesat sehingga menyebabkan
candidiasis. Pada pasien perokok tumbuhnya jamur candida ini menjadi lebih pesat lagi.
PENATALAKSANAAN
Berikut ini merupakan upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan pada pasien
diabetes mellitus agar kesehatan mulut dan giginya tetap terpelihara dengan baik.

 Pertama dan yang paling penting adalah mengupayakan agar kadar gula
darahnya tetap terkontrol. Berikut ini beberapa cara yang bisa digunakan dalam
mengontrol kadar gula darah pasien diabetes mellitus :
1. Dengan medikamentosa kimiawi , yaitu obat-obat antidiabetes sintetis
seperti glibenklamida, metformin, tolbutamida, dan insulin sintetis.
2. Dengan herbal atau fitotherapy, misalnya ekstrak kulit manggis, mengkudu,
dan sambiloto
3. Dengan mengatur pola makan atau diet diabetes, pada prinsipnya diet
harus tepat jumlah, tepat jenis, dan tepat waktu (3T) lihat lampiran dibawah.
4. Dengan latihan fisik , sebaiknya dengan tehnik CRIPE yaitu Continous,
Rhythmical, Interval, Progressive, dan Endurance. Continous, latihan yang dilakukan
terus-menerus (berkelanjutan) selama 50-60 menit tanpa berhenti. Rhythmical, latihan
dilakukan berirama dan teratur. Interval, latihan yang dilakukan secara berselang-
seling temponya kadang cepat, kadang juga lambat tetapi harus dilakukan tanpa
berhenti. Misalnya jalan cepat, kadang berlari, kemudian jalan cepat lagi. Progressive,
maksudnya adalah latihan dilakukan secara bertahap dengan beban latihan
ditingkatkan secara perlahan-lahan. Endurance, ini meruapakan latihan ketahanan,
untuk meningkatkan kesegaran jantung dan pembuluh darah penderita.10
5. Dengan transplantasi pancreas
Transplantasi atau cangkok pancreas merupakan langkah terakhir yang bisa dipilih
untuk mengatasi diabetes mellitus ini. Mengingat transplantasi ini membutuhkan biaya
yang tidak sedikit , maka jarang dilakukan oleh pasien penderita diabetes mellitus.
 Meningkatkan kebersihan gigi dan mulut pasien diabetes mellitus, dengan cara :
1. Sikat gigi setiap habis makan atau minimal berkumur.
2. Menggunakan benang pembersih atau dental floss untuk mengurangi
penumpukan plak pada permukaan gigi.
3. Hindari merokok
4. Periksakan gigi secara rutin, minimal enam bulan sekali ke dokter gigi.
5. Pada pasien pengguna gigi tiruan, harus membersihkan dengan seksama gigi
tiruan yang digunakan, karena gigi tiruan yang kurang bersih akan menjadi tempat
berkembang biaknya jamur.
PENCEGAHAN
Berikut ini merupakan hal-hal yang bisa digunakan sebagai cara untuk
mencegah terjadinya diabetes mellitus :

 Istirahat cukup
 Diet yang tepat
 Latihan fisik yang memadai
 Mengurangi begadang (tidur terlalu larut malam)
 Menghindari gaya hidup dengan tingkat stress tinggi
 Edukasi atau penyuluhan akan bahaya diabetes yang tak terkontrol
Lampiran : Menu Diet Pasien Diabetes Mellitus 9

LITERATUR :
1. International Diabetes Federation. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and
Intermediate Hiperglycaemia. World Health Organization. 2006
2. American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.
Diabetes Care Vol. 37, Supplement 1, January 2014. S81
3. W. Kerner, J. Brückel . Definition, Classification and Diagnosis of Diabetes Mellitus.
German Diabetes Associaton: Clinical Practice Guidelines. Exp Clin Endocrinol Diabetes
2014; 122: 384–386.
4. Rother KI (April 2007). . The New England Journal of Medicine. 356 (15): 1499–501.
5. Robert, P.Langlais, Graig S. Miller , Kelainan Rongga Mulut, Hipokrates 1992
6. E.Desmond Farmer, Dental Deases,Fifth edition E & S Living stone Ltd
7. Schuurs HB. Patologi gigi-geligi, kelainan-kelainan jaringan keras gigi. Yogyakarta;
UGM,1992
8. Carranza : Glickman’s Clinical Periodentology, 7th ed, N.B. Saunders, Philadelphia-
London- Toronto, th 1989, hal 204,447-450
9. Fitri Rahmawati , MP. Perencanaan Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus. Jurusan
Tehnik Boga dan Busana . Fakultas Tehnik UNY.
10. Suryanto. Peran Olahraga Senam Diabetes Indonesia Bagi Penderita Diabetes
Mellitus. Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY.
Posted on April 21, 2017April 22, 2017Author Djoko_IrawanCategories

Anda mungkin juga menyukai