Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Manajemen Komunikasi
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
Kata Pengantar
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian Komunikasi Persuasif 5
2.2 Definis Teori 6
2.3 Teori-Teori Komunikasi Persuasif 6
BAB III 13
PENUTUP 13
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
Daftar Pustaka 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu komunikasi persuasif?
2. Apa sajakah teknik dan prinsip komunikasi persuasif?
3. Apa saja teori-teori efek komunikasi persuasif?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunikasi persuasif
2. Mengetahui teknik dan prinsip komunikasi persuasif
3. Mengetahui teori-teori efek komunikasi persuasif
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif, yaitu komunikasi yang bersifat
mempengaruhi audience atau komunikannya, sehingga bertindak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
5
mengubah sikap dan tindakan sesorang atau berhasil memperoleh
persetujuan dari komunikan terhadap apa yang dimaksudkan oleh
komunikator.
6
1. Persepsi akan kelemahan (perceived susceptibility) individu
merasa bahwa dirinya berpeluang terkena penyakit atau
kondisi tertentu.
2. Persepsi resiko (perceived severity) individu percaya bahwa
apabila penyakit itu menimpa akan membawa suatu kondisi
yang sulit dan tidak menyenangkan.
3. Persepsi akan keuntungan (perceived benefits) individu
percaya bahwa perilaku preventif dapat mengurangi
kerugian atau akan membawa suatu konsekuensi yang
positif.
4. Persepsi akan rintangan (perceived barriers) individu
percaya bahwa biaya yang nyata atau bersifat kejiwaan dari
pembentukkan perilaku mempunyai keuntungan yang lebih
banyak daripada pengorbanan yang harus dilakukan.
5. Isyarat-isyarat untuk bertindak (clues to action) individu
harus dapat menghadapi dan mempunyai keinginan
menggerakkan dirinya sebagai sebuah kesiapan untuk
membentuk suatu perilaku.
6. Kemampuan diri (self efficacy) individu percaya bahwa
dirinya bisa melakukan tindakan yang harus dilakukan.
7
untuk langkah kedua adalah validasi pesan oleh orang yang dihormati
khalayak tersebut.
Untuk inovasi-inovasi tertentu, individu dapat digolongkan
berdasarkan waktu yang mereka perlukan untuk mengadopsi suatu hal
baru tersebut, yaitu inovator pengadopsi pertama, mayoritas
pengadopsi awal, mayoritas pengadopsi akhirdan kelompok tertinggal
(laggard). Kelompok yang sulit diubah prilaku dan keyakinannya
adalah kelompok pengadopsi akhir dan kelompok tertinggal.
8
mereka sedang berada pada situasi konflik. Ini dapat terjadi karena
manusia didorong oleh keinginan untuk berada dalam keadaan
psikologis yang seimbang (konsonan), jika terjadi ketidak konsistenan
di antara kepercayaan atau tindakan maka akan menimbulkan rasa
tidak nyaman yang disebut disonansi kognitif.
Faktor yang mempengaruhi besarnya disonansi
1. Derajat kepentingan atau seberapa penting isu tertentu orang
tersebut
2. Besarnya perbandingan disonansi atau kesadaran disonansi
seorang manusia yang berhubungan dengan jumlah kesadaran
konsonan yang dimilikinya
3. Dasar pemikiran bahwa orang dapat memerintahkan untuk
membenarkan inkonsistensi. Ini berangkat dari alasan yang
digunakan untuk menjelaskan mengapa inkonsistensi bisa
terjadi.
Metode untuk mengurangi desonansi
1. Mengubah kognisi
Apabila diantara kedua kognisi terdapat ketidakcocokan, maka
orang dapat dengan mudah mengganti salah satunya agar
konsisten dengan yang lain. Atau orang dapat mengganti salah
satu kognisi agar searah atau satu tujuan dengan kognisi yang
lainnya.
2. Menambah kognisi
Apabila ada dua kognisi menyebabkan besarnya disonansi, ini
dapat dikurangi dengan menambah satu atau lebih kognisi yang
sesuai atau cocok.
3. Mengubah atau mengganti kepentingan
Antara ketidakcocokan kognisi harus dipertimbangkan
kepentingannya. Hal ini sangat menguntungkan untuk menukar
kepentingan dari berbagai macam kognisi.
4. Membuat misinterpretasi informasi
9
Apabila ada ketidaknyamanan karena informasi berlawanan
dengan yang selama ini diyakini, maka akan ada kelegaan
dengan menganggap bahwa telah terjadi kesalahpahaman akan
informasi baru tersebut. Ini dilakukan misalnya dengan
menganggap bahwa pemberi informasi tersebut adalah orang
yang sebenarnya tidak mengerti hal yang ia bicarakan.
5. Mencari informasi pembenaran
Sebuah usaha maksimal untuk membuktikan bahwa kognisi
yang selama ini diyakini adalah sesuatu yang benar. Ini
dilakukan dengan meminta pendapat orang lain yang akan
membenarkan kognisi tersebut.
10
melakukan suatu tindakan, maka dalam hal ini pesan yang
disampaikan semaksimal mungkin tidk menimbulkan banyak
persepsi dan membingungkan.
4. Action (tindakan).
Individu akan melakukan perilaku tersebut. tahap ini dapat
disebut percobaan untuk mengetahui sejauh manakegunaan dan
manfaat yang diperoleh. Beberapa penguatan positif harus
dilakukan agar individu mau melakukannya lagi.
5. Maintenance (pemeliharaan),
yaitu individu melanjutkan perilakunya pada situasi-situasi
tertentu yang sesuai. Pesan harus dapat menguatkan dan
memberikan pengetahuan mengenai caracara mempertahankan
komitmen dengan memberikan rancangan tujuan dan
bagaimana menghadapi rintanganrintangan yang mungkin
terjadi.
11
Hal ini dimaksudkan bahwa manusia selalu membuat penilaian dan
membandingkan pesan yang ia terima dalam sebuah anjuran. Pada
dasarnya manusia telah memiliki sikap awal yang mereka jadikan titik
pedoman dalam menilai sesuatu dan selalu menilai berdasarkan apa yang
mereka yakini.
Tiga kebebasan yang dapat dipilih manusia terhadap sebuah pesan,
yaitu kebebasan untuk menerima, menolak dan tidak memilih (
noncomitment). Pengaruh pesan terhadap seseorang sangat dipengaruhi
oleh persamaan sikap yang pertama kali ia anut, oleh karena itu proses
pemaknaan pesan akan terjadi asimilasi dan kontak. Asimilasi yaitu
kesesuaian apa yang ia terima terhadap pedomanya padahal tidak dan
kontras adalah usaha untuk menjauhak keseuaian itu terhadap titik
pedoman.
Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian dimana beberapa orang
diminta untuk mengangkat sebuah benda dengan berat 55-141 gram dan
ketika ditanya berapa berat itu mereka dapat menjawab bahwa kisaran
berat yaitu 55-141 gram karena rentang 55-141 tidak terlalu jauh, maka
mereka mengangap benda itu berat. inilah yang dimaksudkan aimilasi.
Ketika diminta mengangkat benda yang beratnya 347 gram, maka mereka
menganggap 347 lebih berat dari 141, dan 141 sebagai sesuatu yang
ringan. inilah yang disebut kontras.
Dalam komunikasi persuasif maka dibutuhkan penilai berbeda
dalam setiap diri individu, sesuai dengan posisi dan titik pedoman mereka
pertama kali.
12
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Komunikasi persuasif, yaitu komunikasi yang bersifat mempengaruhi
audience atau komunikannya, sehingga bertindak sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh komunikator, di dalam komunikasi terdapat pula teori-teori dalam
pelaksanaannya yang perlu untuk kita ketahui. Menguasai teori berarti menguasai
suatu cara berpikir, karena sesungguhnya teori diciptakan untuk mendukung
praktik.
3.2 Saran
Sebagai seorang komunikator yang baik kemampuan untuk dapat
mempersuasi orang lain merupakan hal yang sangat penting oleh karena itu
dibutuhkan pemahaman tentang teori komunikasi persuasif itu sendiri disamping
praktiknya,
13
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
14