Di susun oleh:
1. Elimunisa (30901800056)
2. Elma safitri (30901800057)
3. Elsa rosyana (30901800058)
4. Erma esti mukholifah (30901800059)
5. Erviana bunga mishka (30901800060)
6. Eva riyanti (30901800061)
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugrah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul “Makalah
Presentasi pada Pasien Kejang”. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk dari
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni Syariah
agama islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa. Pada makalah ini saya akan membahas mengenai Makalah Presentasi pada
Pasien Kejang. Makalah ini telah saya susun dengan maksimal, dan saya menyadari bahwa ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, saya mohon maaf bila ada kata kata yang kurang
berkenan bagi saudara dan saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada setiap
pembacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1 Definisi kejang demam..........................................................................................................5
2.2 Klasifikasi..............................................................................................................................5
2.3 Etiologi kejang demam..........................................................................................................6
2.4 Patofisiologi kejang demam..................................................................................................6
2.5 Diagnosa demam kejang........................................................................................................7
2.6 Pentalaksana kejang demam..................................................................................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................10
3.1 Penutup................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada
anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas
38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah
infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan.
Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai
4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah menderita kejang
demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki-laki daripada perempuan. Hal
tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat
dibandingkan laki-laki. Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif
dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada
keluarga dan penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
secara terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien sebagai satu kesatuan yang
utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual. Prioritas asuhan keperawatan pada kejang demam
adalah : Mencegah/mengendalikan aktivitas kejang, melindungi pasien dari trauma,
mempertahankan jalan napas, meningkatkan harga diri yang positif, memberikan informasi
kepada keluarga tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan penanganannya.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari kejang demam
2. Untuk mengetahui Klasifikasi dari kejang demam?
3. Untuk mengetahui etiologi kejang demam
4. Untuk mengetahui patofisiologi kejang demam
1
5. Untuk mengetahui diagnose dari kejang demam
6. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksana dari kejang demam
7. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien kejang demam
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Klasifikasi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal diatas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Belum jelas,
kemungkinan dipengaruhi oleh faktor keturunan/genetik. Berikut gejala Kejang demam.
Ada 2 bentuk kejang demam, yaitu:
1. Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure),dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut:
a. Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
b. Kejang umum tonik dan atau klonik
c. Terjadi pada usia 6 bulan-4 tahun
d. Umunya berhenti sendiri dan pasien segera sada
e. Kejang timbul pada 16 jam pertama setelah timbulnya demam
f. Tidak ada kelainan neurologi sebelum & setelah kejang
g. Frekuensi kejang kurang dari 4x dalam 1 tahun
2. Kejang Demam Komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut:
a. Kejang lama, > 15 menit
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam1,2,7
3
2.3 Etiologi kejang demam
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan
kenaikan suhu tubuh yang tinggi dan cepat yang disebabkan infeksi diluar susunan saraf
pusat, misalnya tonsilitis, otitis media akut, bronkhitis, furunkulosis dan lain – lain.
4
akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya
sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan
bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan terjadilah kejang. Tiap anak
mempunyai ambang kejang yang berbeda tergantung dari tinggi rendahnya ambang
kejang seorang anak pada kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang
rendah, kejang dapat terjadi pada suhu 380 C, sedangkan pada anak dengan ambang
kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 400 C atau lebih. Dari kenyataan ini
dapatlah disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering pada ambang kejang
yang rendah sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatikan tingkat suhu pada
beberapa penderita kejang.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak
menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada gejala yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit)
biasanya disertai apnea, meningkat kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot
skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan
metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan
suhu tubuh makin meningkat disebabkan meningkatnya aktivitas otot dan selanjutnya
menyebabkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian diatas adalah faktor
penyebab hingga terjadinya kerusakan neuron otak selama berlangsunya kejang lama.
Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia
sehingga meninggikan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan
kerusakan sel neuron otak.
Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang
yang berlangsung lama dapat menjadi “matang” dikemudian hari, sehingga terjadi
epilepsi spontan. Jadi kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan
kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi.
5
demam pertama pada anak yang lainnya sehat meliputi glukosa puasa, kalsium,
magnesium, elektrolit serum dan EEG. Peragaan discharge ( rabas ) paroksismal pada
EEG selama kejang klinis adalah diagnostic epilepsy, tetapi kejang jarang terjadi dalam
laboratorium EEG. EEG normal tidak mengesampingkan diagnosis epilepsi, karena
perekaman antar kejang normal pada sekitar 40% penderita. Prosedur aktivitas yang
meliputi hiperventilasi, penutupan mata, stimulasi cahaya, dan bila terindikasi
penghentian tidur dan penempatan elektrode khusus ( misal hantaran zigomatik ), sangat
meningkatkan hasil positif. Discharge ( rabas ) kejang lebih mungkin direkam pada bayi
dan anak daripada remaja atau dewasa.
6
mengurangi risiko terjadinya kejang demam. Dapat diberikan asetaminofen berkisar
10 – 15 mg / kg / kali diberikan 3 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis
ibuprofen 5 – 10 mg / kg / kali, 3 – 4 kali sehari. Pemakaian diazepam oral dosis 0,3
mg / kgbb setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang, dapat
juga diberikan diazepam rektal 0,5 mg / kgbb setiap 8 jam pada suhu > 38,5º C.
Fenobarbital, karbamazepin, fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk mencegah
kejang demam. 3. Pengobatan rumatan
Pengobatan rumatan hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri sebagai
berikut :
1. kejang lama > 15 menit
2. adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya
hemiparesis, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus.
3. kejang fokal
pengobatan rumatan dipertimbangkan bila :
- kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam
- kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
- kejang demam ≥ 4 kali per tahun
Obat pilihan untuk rumatan adalah asam valproat dengan dosis 15 – 40 mg / kgbb / hari 2
– 3 dosis. Lama pengobatan rumatan adalah 1 tahun bebas kejang lalu dihentikan
bertahap selama 1 – 2 bulan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
( suhu rektaldiatas 38 derajat celcius) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Infeksi virussaluran pernafasan atas, roseola dan otitis media akut
adalah penyebab kejang demam yang paling sering.Dalam penanggulangan kejang
demam ada 4 faktor yang perlu di kerjakan yaitu:memberantas kejang
secepat mungkin, Pengobatan penunjang, Memberikan pengobatanrumat, Mencari
dan mengobati penyebab.Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat,
prognosisnya baik. Dari penelitian yang ada,frekuensi terulangnya kejang berkisar
antara 25%-50%, yang umumnya terjadi pada 6 bulan pertama.
8
DAFTAR PUSTAKA
Andretty Rezy.P (2015).Hubungan riwayat kejang demam dengan angka kejadian epilepsi di
Dr.moewardi.Universitas Muhammadiah Surakarta.
Arikunto, S.(2010), Prosedur penelitian suatu pendekanatan praktek, Jakarta: Rineka Cipt
Barara&Jaumar. (2013)..Asuhan keperawatan panduan lengkap menjadi perawat profisional.
Jakarta:Prestasi Pustakarya
Wulandari,D & Erawati M. (2016). Buku ajar keperawatan anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fida & Maya.(2012). Pengantar ilmu kesehatan anak.Jogjakarta : D-Medika. Fitriani, S.
(2011). Promosi kesehatan, Yogyakarta:Graha Ilmu
Hainunnisa. (2012).Hubungan pengetahuan ibu tentang kejang demam dengan kejadian kejang
demam pada balita di RSUD bekasi . Stikes Medistra Bekasi
Juanita F, Manggarwati S. (2016 ) Peningkatan self efficacy ibu melalui metode chalk and talk
tentang penanganan pertama kejang demam pada balita di desa plosowahyu
kabupaten lamongan. STIKES Muhammadiyah Lamongan
9
10