Anda di halaman 1dari 7

Agieska Amallia, Dwita Oktaria & Oktafani |Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah selama

Masa Hospitalisasi

Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah selama


Masa Hospitalisasi

Agieska Amallia1, Dwita Oktaria2, Oktafani2


1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Pendididkan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang menyebabkan seorang anak dirawat di rumah sakit, baik secara terencana
ataupun akibat kegawatan ataupun trauma, dimana kondisi tersebut membuat anak mengalami stres. Hospitalisasi
merupakan salah satu pengalaman buruk yang dialami seorang anak, termasuk anak usia prasekolah. Pada usia tersebut
anak rentan untuk mengalami ketakutan dan kecemasan jika terpisah dari orang tua dan anak merasa cemas akan setiap
tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap dirinya. Hal tersebut akan menimbulkan suatu repson maladaptif
berupa sulit tidur, tidak mau makan dan minum, rewel, dan menangis terus menerus yang mengakibatkan anak tidak
kooperatif selama masa pengobatan ataupun pemulihan. Jika hal tersebut tidak ditangani dengan baik maka akan
memperburuk kondisi anak dan masa pemulihan akan semakin lama. Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian
terapi bermain. Beberapa tekhnik terapi bermain yang dapat diberikan pada anak usia prasekolah yang menjalani
hospitalisasi adalah menggambar, bercerita, mendengarkan musik ataupun rekaman suara orang-orang terdekat,
permainan wayang, dan permainan drama.Dari beberapa penelitian mengenai pengaruh terapi bermain terhadap tingakt
kecemasan anak didapatkan bahwa terjadi penuruanan tingkat kecemasan setelah diberikan intervennsi terapi bermain.
Kesimpulannya adalah terapi bermain berpengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan anak usia prasekolah yang
menjalani hospitalisasi.

Kata Kunci: Anak Usia Prasekolah, Hospitalisasi, Kecemasan, Terapi Bermain

The Effect of Therapeutic Play toward Preschool Anxiety During


Hospitalization
Abstract
Hospitalization is a process that causes a child to be hospitalized, either planned or due to gravity or trauma, in which the
condition makes the child experience stress. Hospitalization is one of the worst experiences a child experiences, including
preschoolers. At that age children are prone to experience fear and anxiety when separated from parents and children feel
anxious for every action taken by health care against him. This will lead to a maladaptive repson of difficulty sleeping,
unwilling to eat and drink, fussing, and crying continuously which resulted in uncooperative children during treatment or
recovery. If it is not handled properly it will worsen the condition of the child and the recovery period will be longer.
Interventions that can be done is the provision oftherapeutic play . Some play therapy techniques that can be given to
preschoolers who undergo hospitalization are drawing, storytelling, listening to music or recording of nearby people's
sounds, puppet shows, and drama games. The conclusion is therapeutic play has an effect on decreasing of anxiety level of
preschool children undergoing hospitalization.

Keywords: Anxiety, Hospitalization, Preschool Children, Therapeutic Play

Korespondensi: Agieska Amallia, alamat Jl. Arimbi Blok BB No.18 Kemiling Bandar Lampung, HP 081274048727, e-mail
agieskaamallia24@gmail.com

Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 219


Agieska Amallia, Dwita Oktaria & Oktafani |Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah selama Masa Hospitalisasi

Pendahuluan menjalani hospitalisasi adalah menolak makan


Dunia anak adalah dunia bermain, dan minum, sulit tidur, menangis terus-
khususnya untuk anak usia prasekolah. Bermain menerus, tidak kooperatif terhadap petugas
bagi anak dapat mengembangkan berbagai kesehatan. Hal tersebut mengakibatkan kondisi
kemampuan, seperti kemampuan motorik anak akan semakin buruk dan proses
dimana anak cepat untuk belajar bergerak, penyembuhan anak akan semakin lama.8
berlari, dan melakukan kegiatan fisik lainnya.1 Peran tenaga kesehatan dalam
Saat bermain, anak dapat mengekspresikan meminimalkan kecemasan pada anak
emosinya, bereksperimen dan mencoba situasi prasekolah yang menjalani hospitalisasi sangat
yang menakutkan serta merasa seolah-olah diperlukan agar anak dapat berperilaku
mengalami atau berada pada posisi tersebut. kooperatif dan mudah beradaptasi dalam masa
Anak-anak mengungkapkan lebih banyak pemulihan anak.7 Intervensi yang dapat
tentang diri merekasendiri dalam bermain, diberikan untuk mengurangi atau
mengkomunikasikan beberapa kebutuhan, rasa menghilangkan masalah kecemasan pada anak
takut, dan keinginan yang tidak dapat mereka prasekolah yang menjalani hospitalisasi berupa
ekspresikan dengan keterampilan bahasa terapi bermain. Terapi bermain memungkinkan
mereka yang terbatas.1,2 anak untuk mengembangkan mekanisme
Anak usia prasekolah di Indonesia yang penyelesaian masalah dan adaptasi yang
menjadi sasaran dalam program pembangunan diharapkan dapat menyediakan lingkungan yang
kesehatan berjumlah 9.259.388 anak dengan aman sehingga anak bebas mengekpresikan
masing-masing laki-laki dan perempuan ketakutan dan kecemasannya. Pemberian terapi
berjumlah 4.767.072 anak dan 4.492.316 anak.3 bermain dapat menurunkan kecemasan
Jumlah tersebut merupakan jumlah yang tidak sehingga dapat meningkatkan sikap kooperatif
sedikit untuk mengupayakan anak-anak tersebut anak dalam masa pengobatan.Dengan terapi
menjadi anak-anak yang memiliki kualitas baik. bermain anak juga akan memperoleh
Untuk mendapatkan kualitas yang baik dalam kesenangan dan kegembiraan sehingga
membina anak-anak ini perlu dukungan dari membuat anak melupakan kecemasannya.2,7
berbagai pihak, mulai dari keluarga, masyarakat, Isi
termasuk tenaga kesehatan yang menangani Anak usia prasekolah merupakan fase
masalah kesehatan pada anak.4 perkembangan anak ketika anak mulai memiliki
Anak usia prasekolah memiliki peluang kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau
besar untuk mengalami masalah kesehatan jika wanita, dapat mengatur diri dalam buang air
dikaitkan dengan dengan respon imun dan (toilet training), dan mengenal beberapa hal
kekuatan pertahanan dirinya yang belum yang dianggap berbahaya (mencelakakan
optimal.5 Masalah yang sering terjadi pada anak dirinya).9 Di Indonesia, batasan usia anak
usia prasekolah adalah infeksi saluran prasekolah merujuk pada Peraturan Pemerintah
pernafasan, demam, dan diare.6 Masalah nomor 27 tahun 1990 tentang pendidikan
kesehatan yang terjadi pada anak usia prasekolah, yaitu usia 4-6 tahun.10
prasekolah sering mengakibatkan anak harus Emosi yang berkembang pada masa usia
menjalani rawat inap atau hospitalisasi.2 prasekolah, antara lain yaitu:
Hospitalisasi adalah suatu proses yang a. Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu
menyebabkan seorang anak harus dirawat di objek yang dianggap membahayakan.9
rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan Pengalaman perasaan takut anak selama
sampai akhirnya sembuh dari sakitnya dan periode prasekolah umumnya lebih
pulang kembali ke rumah.2 Respon utama yang dominan dibandingkan dengan periode lain.
paling umum terjadi pada anak usia prasekolah Perasaan takut ini dapat disebabkan karena
yang menjalani hospitalisasi adalah kecemasan kegelapan; ditinggal sendiri, terutama pada
yang akhirnya akan menimbulkan suatu perilaku saat menjelang tidur; binatang, terutama
maladaptif.7 Hal tersebut dikarenakan anak binatang besar; hantu; pengalaman yang
merasa takut kalau bagian tubuhnya akan cidera menyakitkan, serta dapat disebabkan dari
atau berubah akibat tindakan yang dilakukan tindakan dan penilaian orang tua.11 Pada
kepada anak tersebut. Pada masa prasekolah mulanya reaksi anak terhadap rasa takut
perilaku maladaptif yang timbul pada anak yang adalah panik, kemudian menjadi lebih

Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 220


Agieska Amallia, Dwita Oktaria & Oktafani |Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah selama Masa Hospitalisasi

khusus seperti lari, menghindar, tahun dan mencapai puncaknya pada usia 6
bersembunyi, dan menangis.12 tahun.9,12
b. Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat Hospitalisasi adalah peristiwa yang tidak
khayalan, yang tidak ada objeknya, dan menyenangkan akibat dirawat di rumah sakit.13
muncul mungkin dari situasi-situasi yang Hospitalisasi dapat terjadi akibat dari tindakan
dikhayalkan, berdasarkan pengalaman yang emergensi atau trauma selama dirawat di rumah
diperoleh, buku-buku bacaan, radio, atau sakit, dimana hal tersebut membuat anak pada
film yang ditonton.9 semua usia mengalami stres, termasuk anak usia
c. Marah, merupakan perasaan tidak senang prasekolah.13,14 Hospitalisasi hampir secara
atau benci terhadap orang lain, diri sendiri, universal mengakibatkan stres.Strestersebut
atau objek tertentu yang merupakan reksi disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan
terhadap situasi frustasi yang dialaminya meliputi: perpisahan dari orang tua; perubahan
sebagai akibat dari kekecewaan atau rutinitas; kondisi tidak familiardengan orang dan
perasaan tidak senang karena adanya lingkungan sekitarnya; kehilangan kontrol dan
hambatan dalam pemenuhan keinginan, autonomi; cidera tubuh yang menyebabkan
yang diwujudkan dalam bentuk verbal ketidaknyamanan, nyeri yang berkaitan dengan
(kata-kata kasar), atau nonverbal (seperti sakit serta pengobatannnya; dan takut akan
mencubit, memukul, menendang, dan kematian.14,15
merusak).9 Pengaruh perawatan anak pada
d. Cemburu, yaitu perasaan tidak senang perkembangan anak tergantung pada sejumlah
terhadap orang lain yang dipandang telah faktor yang saling berhubungan, diantaranya
merebut kasih sayang dari seseorang yang adalah sifat anak, keadaan perawatan, dan
telah mencurahkan kasih sayang keluarga. Perawatan anak yang berkualitas
kepadanya.9 tinggi dapat mempengaruhi perkembangan
e. Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, intelektual anak dengan baik.16 Pada anak yang
yaitu perasaan yang positif, nyaman, karena sakit dirawat di rumah sakitakan nmenemukan
terpenuhinya keinginan, dan anak tantangan-tantangan yang harus dihadapinya,
mengungkapkan dengan tersenyum, yaitu mengatasi masalah perpisahan,
tertawa, bertepuk tangan, melompat- penyesuaian terhadap lingkungan dan orang-
lompat, atau memeluk benda atau orang orang yang merawatnya, berhubungan dengan
yang membuatnya bahagia.9,12 anak yang sakit lainnya, dan prosedur-prosedur
f. Kasih sayang, yaitu perasaan senang untuk tindakan keperawatan dan pengobatan yang
memberikan perhatian, atau perlindungan diterimanya. Kondisi-kondisi ini menyebabkan
terhadap orang lain, hewan atau benda, anak menjadi takut dan cemas.17
dimana perasaan ini berkembang Cemas merupakan reaksi atas situasi baru
berdasarkan pengalamannya yang dan berbeda. Perasaaan cemas dan takut
9
menyenangkan. adalah suatu hal yang normal, namun perlu
g. Phobia, yaitu perasaan takut terhadap menjadi perhatian bila rasa cemas itu semakin
objek yang tidak patut ditakutinya, dimana kuat dan terjadi lebih sering dengan konteks
hal ini terjadi akibat perlakuan orang tua yang berbeda.7 Kondisi kecemasan yang telah
yang menakut-nakuti sebagai cara orang menimbulkan berbagai gejala yang serius seperti
tua menghukum, atau menghentikan goncangan psikis harus segera diatasi agar tidak
perilaku anak yang tidak disukai.9 menimbulkan reaksi-reaksi negatif dan tidak
h. Ingin tahu (curiousity), yaitu perasaan ingin rasional atau tercekam pada kekhawatiran yang
mengenal, mengetahui segala sesuatu atau berlebihan (overanxious).14
objek-objek, baik yang bersifat fisik maupun Perawatan anak di rumah sakit dapat
nonfisik. Reaksi pertama anak terhadap berdampak jangka pendek dan jangka panjang.18
keingintahuan adalah dalam bentuk Dampak jangka pendek dapat berupa ketakutan
penjelajahan sensiomotorik, kemudian dan kecemasan sehingga bila tidak ditangani
sebagai akibat tekanan sosial atau segera maka anak akan melakukan penolakan
hukuman, ia bereaksi dengan bertanya, terhadap perawatan dan pengobatan yang
dimana masa bertanya dimulai pada usia 3 diberikan. Selain itu, dampak jangka pendek
yang mungkin muncul adalah susah tidur, sering

Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 221


Agieska Amallia, Dwita Oktaria & Oktafani |Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah selama Masa Hospitalisasi

menangis, takut terhadap tim kesehatan Bermain memiliki beberapa fungsi penting
sehingga anak akan melakukan penolakan bagi pertumbuhan dan perkembangan.
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan Beberapa fungsi bermain bagi anak adalah
kepada anak. Keadaan ini akan berpengaruh sebagai berikut2:
terhadap lamanya hari rawat, memperberat a. Perkembangan sensorimotor, meliputi:
kondisi anak, dan bahkan dapat menyebabkan memperbaiki keterampilan motorik kasar
kematian pada anak.18 dan halus serta koordinasi; meningkatkan
Dampak jangka panjang dari anak usia perkembangan semua indra; mendorong
prasekolah yang mengalami kecemasan akibat eksplorasi pada lingkungan sekitar; dan
hospitalisasi adalah terhambatnya tumbuh memeberikan pelampiasan kelebihan
kembang anak, karena pada masa ini, anak energi.
sedang dalam masa golden age atau usia b. Perkembangan intelektual, yaitu dengan
kecemasan. Pada masa ini anak mengalami memberikan sumber-sumber yang
banyak perkembangan.Perkembangan ini dapat beraneka ragam untuk mempelajari:
dicapai anak secara maksimal jika anak diberikan eksplorasi dan menipulasi bentuk, ukuran,
stimulus yang baik dari dari keluarga dan tekstur, dan warna; pengalaman dengan
lingkungan sekitar. Perkembangan ini akan angka dan konsep abstrak; kesempatan
terhambat jika anak mengalami kecemasan untuk mempraktekkan dan memperluas
akibat hospitalisasi.18 kemampuan berbahasa; memberikan
Ketakutan dan kecemasan ini juga kesempatan untuk melatih pengalaman
merupakan gangguan terhadap terpenuhinya masa lalu dalam upaya mengasimilasinya ke
kebutuhuan emosional, yang perlu juga dalam persepsi dan hubungan baru;
dilakukan penanganan sedini mungkin karena mambantu anak memahami dunia di mana
akan berdampak pada tahap pertumbuhan dan mereka hidup dan membedakan antara
perkembangan anak.18 Beberapa hasil fantasi dan realita.
penelitian menemukan dampak jangka panjang c. Kreatifitas, yaitu berupa: memberikan
dari anak sakit yang dirawat diantaranya saluran ekspresif untuk ide dan minat yang
menyebabkan kemampuan membaca kreatif; memungkinkan fantasi dan
memburuk, kenakalan, memiliki resiko imajinasi; meningkatkan perkembangan
gangguan bahasa dan perkembangan dan minat khusus.
keterampilan kognitif, menurunkan kemampuan d. Kesadaran diri, yaitu meliputi:
intelektual dan sosial, serta menurunnya fungsi memudahkan perkembangan identits diri;
imun, namun reaksi tersebut tergantung pada mendorong pengaturan perilaku sendiri;
individu si anak.14,19 memungkinkan kesempatan untuk belajar
Berdasarkan hal tersebut, bahwa bagaimana perilaku sendiri dapat
hospitalisasi dapat berdampak negatif pada mempengaruhi orang lain.
pertumbuhan dan perkembangan anak, maka e. Perkembangan sosial dan moral yang
dari itu tenaga kesehatan harus peka dan sigap meliputi: mengembangkan keterampilan
dalam menangani hal tersebut, serta mampu sosial; mendorong interaksi dan
mengurangi atau menghilangkan kecemasan perkembangan sikap yang positif terhadap
yang dialami anak selama hospitalisasi. orang lain; dan menguatkan pola perilaku
Intervensi yang sesuai yang dapat diberikan yang telah disetujui oleh standar moral.
kepada anak usia prasekolah yang menjalani f. Nilai terapeutik, yaitu meliputi:
hospitalisasi adalah terapi bermain.17 memberikan pelepasan stres dan
Bermain merupakan suatu proses yang ketegangan; menudahkan komunikasi
tidak terpisahkan dalam sepanjang kehidupan verbal dan nonverbal dalam penanganan
anak.20 Bagi anak, bermain merupakan cara rasa takut dan kecemasan pada masa
anak untuk mengenal dunia. Bermain pemulihan anak.
merupakan kebutuhan anak, seperti halnya Seorang anak yang sakit dan dirawat di
makanan yang dibutuhkan oleh anak untuk rumah sakit yang tidak bisa bermain akan
kesehatan fisik, mental, dan perkembangan merasa bahwa kebutuhan dalam hidupnya tidak
emosinya.20 terpenuhi dan hal tersebut dapat mencetuskan
suatu kecemasan dalam dirinya. Maka dari itu,

Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 222


Agieska Amallia, Dwita Oktaria & Oktafani |Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah selama Masa Hospitalisasi

penting untuk tenaga kesehatan menyediakan Pengkajian meliputi: apa yang dapat
sarana bermain untuk anak dan disusun anak tentang sebuah gambar;
mendampinginya. Beberapa fungsi bermain di menganalisis isi dan petunjuk emosi yang
rumah sakit, yaitu14: ada dalam cerita; apa yang dapat
a. Menyediakan hiburan; diceritakan anak tentang pengalaman
b. Membantu anak merasa lebih aman pentingdi dalam kelompok anak-anak lain.
terhadap lingkungan yang asing; Intervensi meliputi: membaca atau
c. Mengurangi stres perpisahan; menyusun cerita untuk menjelaskan
d. Mendorong interaksi dan mengembangkan penyakit, hospitalisasi, atau aspek spesifik
sikap yang positif terhadap orang lain; lain tentang perawatan kesehatan,
e. Memberikan pengalaman terhadap ide termasuk di dalamnya emosi seperti
yang kreatif; ketakutan.
f. Memfasilitasi pencapaian tujuan b. Menggambar
terapeutik; Pengkajian meliputi: lakukan test
g. Menempatkan anak pada posisi yang Goodenough Draw-A-Person untuk
berperan aktif. mengevaluasi tingkat kognitif;
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pertimbangkan fokus utama, ukuran dan
dalam bermain di rumah sakit, diantaranya penempatan item dalam gambar, warna
adalah bahwa anak-anak yang sakit dan dirawat yang digunakan, ada atau tidak adanya
memiliki tingkat energi yang lebih rendah dari hambatan fisik, dan perasaan emosi secara
anak yang sehat; tipe fasilitas permainan umum; lakukan Gellert Index untuk
berbeda untuk masing-masing kelompok umur mempelajari pengetahuan anak tentang
dimana pada kelompok anak bayi dan toddler tubuh dan fungsinya sebelum perencanaan
lebih membutuhkan keamanan dari bermain, pengajaran.
sedangkan pada kelompok anak sekolah dan Intervensi meliputi: gunakan gambar anak
remaja lebih mempertimbangkan manfaat dari atau outline dari tubuh untuk menjelaskan
aktivitas kelompok; dan menyediakan tempat keperawatan, prosedur atau kondisi;
khusus bermian untuk setiap kelompok usia.14 menyediakan kesempatan untuk anak
Terapi bermain merupakan salah satu menggambar gambarnya atau pilihannya.
intervensi terbaikdalam menangani masalah c. Musik
kecemasan pada anak yang menjalani Pengkajian meliputi: observasi tipe musik
hospitalisasi.13,14 Terapi bermain merupakan cara yang dipilih dan pengaruh permainan musik
pemulihan dengan menggunakan permainan terhadap perilaku.
untuk menghadapi ketakutan dan kecemasan Intervensi meliputi: dorong orang tua dan
pada anak yang dirawat di rumah sakit. Terapi anak untuk mambawa tape favorit ke
bermain menggunakan permainan terapeutik rumah sakit untuk mengurangi stres; tape
yang berfokus pada bermain sebagai mekanisme dimainkan selama test dan prosedur;
perkembangan dan peristiwa yang kritis seperti orangtua dapat merekam suara mereka
hospitalisasi.21 sebagai permainan bayi dan anak yang
Manfaat dari terapi bermain adalah lebih muda selama perpisahan; selama
menurunkan stres psikologis dan fisiologis yang anak dirawat dalam waktu yang lama dapat
merupakan tantangan bagi anak dalam mengirim rakaman kepada teman
menghadapi pengobatan. Manfaat jangka sebayanya, dan merekam kembali respon
panjang adalah terapi bermain dapat membantu mereka; pada waktu bermain anak
perkembangan respon perilaku positif untuk diberikan kesempatan memainkan
menggambarkan pengalaman pengobatan.21 instrumen atau menyanyi.
Tekhnik terapi bermain yang dapat d. Wayang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada anak Pengkajian meliputi: wayang dapat
prasekolah untuk menurunkan stres akibat mengajukan pertanyaan kepada anak yang
ketakutan dan kecemasan saat menjalani lebih muda, siapa yang biasanya lebih
hospitalisasi, anatara lain21: mungkin menjawab.
a. Bercerita Intervensi meliputi: menyelenggarakan
drama singkat yang lucu untuk

Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 223


Agieska Amallia, Dwita Oktaria & Oktafani |Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah selama Masa Hospitalisasi

mengajarkan anak informasi kebutuhan kebutuhan bagi anak prasekolah, seperti halnya
kesehatan. makan dan minum.Anak yang sakit dan dirawat
e. Permainan dramatik di rumah sakit tetap memiliki keinginan untuk
Pengkajian meliputi: menyediakan boneka bermain.Pengalaman dirawat di rumah sakit
atau perlengkapan pengobatan dan analisis karena suatu alasan merupakan salah satu
peran yang diberikan untuk boneka dari pengalaman buruk yang dialami seorang anak.
masing-masing anak, demonstrasi perilaku Anak akan merasa stres karena cemas dan takut
dari boneka dalam permainan anak. dengan setiap tindakan yang dilakukan oleh
Intervensi meliputi: menyiapkan boneka tenaga kesehatan untuk mengobati dirinya
dan peralatan sesuai permainan; keamanan karena si anak merasa bahwa tubuhnya akan
dijamin dengan melakukan supervisi secara cidera. Untuk menurunkan atau bahkan
tertutup ketika perlengkapan digunakan; menghilangkan stres akibat kecemasan tersebut
respon emosional dan perilaku ditunjukan; dapat dilakukan suatu intervensi yaitu terapi
gunakan boneka dan perlengkapannya bermain. Terapi bermain yang dapat diterapkan
seperti pembalut kasa, nebulizer, peralatan untuk anak usia prasekolah yang menjalani
intravena, dan stetoskop untuk hospitalisasi antara lain adalah bercerita,
menjelaskan keperawatan; gunakan boneka menggambar, mendengarkan musik, bermain
dengan masalah yang sama dengan anak; peran, dan bermain wayang yang diantara
sediakan mainan yang membantu kegiatan tersebut disisipkan pesan-pesan
pengalaman perkembangan emosi anak. berupa penjelasan mengenai prosedur medis
Penelitian yang terkait tentang manfaat agar si anak lebih mengerti dan tidak merasa
terapi bermain dalam menurunkan tingkat bahwa hal tersebut adalah hal yang mengancam
kecemasan anak usia prasekolah yang menjalani dan berbahaya bagi dirinya lagi. Beberapa
hospitalisasi telah banyak dilakukan di luar penelitian di luar negeri, Indonesia, maupun di
negeri maupun di Indonesia, termasuk di Lampung telah membuktikan bahwa terapi
Lampung. Penelitian yang dilakukan di bermain dapat berpengaruh untuk menurunkan
Indonesia, diantaranya oleh Suparto pada tahun kecemasan anak selama menjalani hospitalisasi.
2002, dan Purwandari, Mulyono, dan Sucipto
pada tahun 2007.22 Simpulan
Terdapat pengaruh terapi bermain
Ringkasan terhadap kecemasan anak usia praskolah yang
Anak-anak tidak bisa dilepaskan dari menjalani hospitalisasi. Terapi bermain dapat
kegiatan bermain, terutama untuk anak-anak berpengaruh menurunkan tingkat kecemasan
usia prasekolah. Bermain merupakan salah satu anak selama perawatan di rumah sakit.

Daftar Pustaka kemandirian anak usia sekolah selama


1. Alfianti D, Hartiti T, Samiasih A. Pengaruh hospitalisasi di rumah sakit wilayah
terapi bermain terhadap tingkat Banyumas [tesis]. Depok: Universitas
kecemasan anak usia prasekolah selama Indonesia. 2011.
tindakan keperawatan di ruang lukman 5. Papalia DE, Olds SE, Feldman RD. Human
Rumah Sakit Soemani Semarang. J development. Jakarta: Salemba Medika.
Keperawatan Unimus. 2007;1(1):35-44. 2009.
2. Wong DL, Hockenberry M, Wilson D, 6. Badan Kependudukan dan Keluarga
Winkelstein ML. Buku ajar keperawatan Berencana Nasional. Survei demografi dan
pediatik. Jakarta: EGC. 2009. kesehatan Indonesia. Jakarta: Badan Pusat
3. Kementerian Kesehatan Republik Statistik. 2012.
Indonesia. Data penduduk sasaran 7. Supartini Y. Konsep dasar keperawatan
program pembangunan kesehatan 2011- anak. Jakarta: EGC. 2004.
2014. Jakarta; Kemenkes. 2011. 8. Hegner B. Asisten keperawatan. Jakarta:
4. Solikhah U. Pengaruh therapeutic peer EGC. 2003.
play terhadap kecemasan dan

Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 224


Agieska Amallia, Dwita Oktaria & Oktafani |Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah selama Masa Hospitalisasi

9. Yusuf S. Psikologi perkembangan anak dan kehilangan kontrol, dan ketakutan anak
remaja. Bandung: PT. Remaja Rosda prasekolah selama dirawat di RSUD Dr. H.
Karya. 2005 Abdul Moeloek Provinsi Lampung [Tesis].
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Depok: Universitas Indonesia. 2009.
Peraturan pemerintah Republik Indonesia 18. Niven N. Psikologi kesehatan: pengantar
No. 27 Tahun 1990 tentang pendidikan untuk perawat dan professional
prasekolah. Jakarta: Badan Pembinaan kesehatan lain. Edisi ke-2. Jakarta: EGC.
Hukum Nasional.1990. 2002.
11. Muscary ME. Panduan belajar 19. Hewen L. Belajar merawat di bangsal
keperawatan pediatrik. Edisi ke-17. anak. Jakarta: EGC. 1996.
Jakarta: EGC. 2005. 20. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak.
12. Hurlock EB. Psikologi perkembangan: Jakarta: EGC. 1998.
suatu pendekatan sepanjang rentang 21. Koller D. Child life assesment: variabeles
kehidupan. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit associated with child’s ability to cope with
Erlangga. 1999. hospitalization. Child Life Bulletin Focus.
13. Ball JW, Bindler RC. Pediatric nursing: 2008;26(4):1-6.
caring for children. Edisi ke-3. New Jersey: 22. Suparto, H. Mewarnai gambar sebagai
Perarson Education Inc. 2003. metode penyuluhan untuk anak: Studi
14. Hockenberry JM, Wilson D. Wong’s pendahuluan pada program pemulihan
nursing care of infants and chindren. Edisi anak sakit IRNA anak RSUD Dr. Soetomo
ke-8. Canada: Mosby Company. 2007. Surabaya [internet]. Indonesia: Divisi
15. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Tumbuh Kembang Anak Lab/SMF Ilmu
Buku ajar pediatrik Rudolph. Jakarta: EGC. Kesehatan Anak FK Unair/RSUD Dr.
2006. Soetomo Surabaya; 2002. [disitasi tanggal
16. Behrman ER, Kliegman R, Arvin AM. Ilmu 23 Oktober 2017]. Tersedia dari:
kesehatan anak. Edisi ke-15. Jakarta: EGC. http://www.pediatrik.com/isiO3.php?pag
2000. e=html&hkategori=karya%20Ilmiah&dikek
17. Subardiah I. Pengaruh permainan tori
terapeutik terhadap kecemasan,

Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 225

Anda mungkin juga menyukai