Pancasila merupakan sebuah 'konsensus moral' dan menjadi sebuah 'etika sosial'
bagi kehidupan masyarakat dan bagi penyelenggaraan Negara. Apa maksud
pernyataan ini?
2. Apa yang dimaksud dengan etika? Jelaskanlah perbedaan antara etika dan ajaran
moral. Jelaskanlah pula alasan-alasan mengapa Pancasila disebut sebagai etika social
politik bangsa?
JAWABAN
2. Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang artinya
watak kesusilaan atau adat. Istilah ini identik dengan moral yang berasal dari
bahasa Latin, mos yang jamaknya mores, yang juga berarti adat atau cara hidup.
Meskipun kata etika dan moral
memiliki kesamaan arti, dalam pemakaian sehari-hari dua kata ini digunakan secara
berbeda. Moral atau moralitas digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai,
sementara etika berurusan dengan pertimbangan rasional-ilmiah tentang nilai yang
dinilai.Misalnya bila kebebasan dianggap sebagai salah satu nilai moral yang paling
dasar bagi manusia, etika memberikan penilaian atau pentimbangan mengapa
kebebasan merupakan nilai moral yang paling dasar bagi manusia
Dengan demikian jelas bahwa etika merupakan pertimbangan kritis (rasional) atau
kajian ilmiah tentang moralitas (ajaran moral). Sementara ajaran moral atau
moralitas adalah tindakan yang baik atau buruk berdasarkan martabat manusia
sebagai manusia. Moralitas menunjukan pada apa yang baik atau apa yang buruk
sebagai manusia berdasarkan martabat kita sebagai manusia.
3. Contohnya adalah ketika suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika
deontology bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya
melainkan karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban si pelaku untuk misalnya
menberikan pelayanan terbaik untuk semua konsumennya, untuk mengembalikan
hutangnya sesuai dengan perjanjian , untuk menawarkan barang dan jasa dengan
mutu sebanding dengan harganya.
4. Egoisme etis memandang bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang
berakibat baik untuk pelakunya. Secara moral setiap orang dibenarkan mengejar
kebahagiaan untuk dirinya dan dianggap salah atau buruk apabila membiarkan
dirinya sengsara dan dirugikan.
Utilitarianisme menilai bahwa baik buruknya suatu perbuatan tergantung bagaimana
akibatnya terhadap banyak orang. Tindakan dikatakan baik apabila mendatangkan
kemanfaatan yang besar dan memberikan kemanfaatan bagi sebanyak mungkin
orang. Di dalam menentukan suatu tindakan yang dilematis maka yang pertama
adalah dilihat mana yang memiliki tingkat kerugian paling kecil dan kedua dari
kemanfaatan itu mana yang paling menguntungkan bagi banyak orang, karena bisa
jadi kemanfaatannya besar namun hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil orang
saja.