Anda di halaman 1dari 9

1. Jelaskan yang dimaksud dengan Sumber Hukum!

segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang memiliki kekuatan bersifat memaksa, yaitu jika
dilanggar atau melanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi tegas. Sumber hukum dilihat dari dua
segi, diantaranya segi material dan segi formal.

2. Jelaskan mengenai sumber hukum formil!

tempat atau sumber hukum darimana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Hal ini berkaitan
dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu formal berlaku. Sedangkan sumber
hukum materiil adalah tempat darimana materi hukum itu diambil.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan :

A. hak alimentasi : Pemberian nafkah berdasarkan hubungan keluarga, Orang tua berkewajiban
(memberi) alimentasi kepada anak, dan sebaliknya anak kepada orang tua yang tak mempunyai
nafkah.
B. traktat : perjanjian yang dibuat antarnegara yang dituangkan dalam bentuk tertentu.
C. yurisprudensi : keputusan-keputusan dari hakim terdahulu untuk menghadapi suatu perkara
yang tidak diatur di dalam UU dan dijadikan sebagai pedoman bagi para hakim yang lain untuk
menyelesaian suatu perkara yang sama.
D. pasal 2 ayat 1 KUHPER : Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap telah
lahir, setiap kali kepentingan si anak menghendakinya. Bila telah mati sewaktu dilahirkan, dia
dianggap tidak pernah ada.
E. pasal 1320 KUHPER :
Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat:
1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. suatu hal tertentu;
4. suatu sebab yang halal.
F. benda bergerak : barang yang karena sifatnya mudah digerakkan atau mudah dipindahkan,
maka barang ini disebut barang bergerak.
G. benda tidak bergerak : benda-benda yang karena sifatnya, tujuannya atau penetapan undang-
undang dinyatakan sebagai benda tak bergerak.
H. AB Insestato : Ahli waris menurut Undang-Undang,adalah ahli waris karena kedudukannya
sendiri (uit eigenhoofde) demi hukum berhak mewarisi harta peninggalan pewaris, menurut
KUHPerdata, bahwa ahli waris menurut Undang-Undang harus memiliki hubungan darah dengan
pewaris.
I. subyek hukum : segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak
dalam hukum
4. Apakah benda itu , mengapa dibedakan menjadi 2 , apa dasar hukumnya?

5. a. Jelaskan mengenai Hukum Pidana berserta Unsur-unsurnya!

1. Definisi teoritis yaitu pelanggaran norma (kaidah dan tata hukum), yang diadakan karena
kesalahan pelanggar, dan harus diberikan pidana untuk dapat mempertahankan tata hukum dan
menyelamatkan kesejahteraan umum.
2. Definisi yang bersifat perundang-undangan yaitu suatu peristiwa yang oleh Undang-Undang
ditentukan mengandung perbuatan (handeling) dan pengabaian (nalaten); tidak berbuat;
berbuat pasif, biasanya dilakukan di dalam beberapa keadaan yang merupakan bagian dari
suatu peristiwa.

Unsur unsur :

 Subjek;
 Kesalahan;
 Bersifat melawan hukum dari suatu tindakan;
 Suatu tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh Undang-Undang dan terhadap
pelanggarannya diancam dengan pidana; dan
 Waktu, tempat, dan keadaan (unsur objektif lainnya)

b. sebutkan asas pokok hukum pidana beserta dasar hukumnya!

1. Asas legalitas tercantum di dalam pasal 1 ayat 1 KUHP


2. Asas Keberlakuan Hukum Pidana diatur dalam pasal 1 sampai 9 KUHP.
3. Asas Territorial atau Wilayah tercantum di dalam pasal 2 dan 3 KUHP
4. Asas Personalitas atau Asas Nasionalitas Aktif tercantum di dalam pasal 5 KUHP.
5. Asas Perlindungan atau Asas Nasionalitas Pasif tercantum di dalam pasal 4 ayat 1, 2, dan 4
KUHP.
6. Asas Universalitas diatur dalam KUHP pasal 4 ayat 4
7. Asas Kesalahan dan Asas-Asas Penghapusan Pidana

6. Jelaskan tindak pidana beserta unsur-unsurnya!


suatu  perbuatan  atau  tindakan  yang  terlarang  dan  diancam  dengan  hukuman  oleh  undang-undang
Unsur :

 Perbuatan manusia (positif atau negative, berbuat atau tidak berbuat atau membiarkan).
 Diancam dengan pidana (statbaar gesteld)
 Melawan hukum (onrechtmatig)
 Dilakukan dengan kesalahan (met schuld in verband staand)
7. Jelaskan definisi , macam-macam , contoh tentang concursus

istilah dalam ilmu hukum pidana yakni gabungan tindak pidana dalam waktu tertentu seseorang telah
melakukan beberapa tindak pidana dimana tindak tersebut belum ada putusannya dan didakwakan
sekaligus.

Perbarengan Berlanjut

Perbarengan berlanjut merupakan gabungan dari beberapa perbuatan yang dilakukan oleh seseorang,
namun perbuatan yang satu dengan perbuatan lainnya belum pernah (diselingi) dengan putusan hakim
yang mengikat. Perbarengan berlanjut ini berdasarkan pada Pasal 64 ayat (1) KUHP: “Jika antara
beberapa perbuatan, meskipun masing-masing merupakan kejahatan atau pelanggaran, ada
hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, maka
hanya diterapkan satu aturan pidana; jika berbeda-beda, yang diterapkan yang memuat ancaman
pidana pokok yang paling berat”.

Concursus Idealis

Concursus idealis ini adalah dalam satu tindak pidana melanggar dua atau lebih aturan pidana.
Concursus idealis ini diatur dalam Pasal 63. Dalam Pasal 1 dikatakan: “Jika suatu perbuatan masuk
dalam lebih dari satu aturan pidana, maka yang dikenakan hanya salah satu di antara aturan-aturan
itu; jika berbeda-beda, yang dikenakan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat”
Concursus idealis bisa dikenakan kepada seseorang, apabila orang tersebut melakukan satu tindak
pidana, tetapi dengan melakukan satu tindak pidana itu, ia memenuhi rumusan dari beberapa ketentuan
pidana (perbarengan peraturan).

Concursus Realis

Seseorang yang melakukan beberapa perbuatan tindak pidana, sedangkan masing-masing perbuatannya
itu berdiri sendiri atau hubungan delik yang satu dengan lainnya itu berdiri sendiri-sendiri, begitulah
yang dimaksud dengan concursus realis. Dalam concursus realis ini diatur dalam Pasal 65 sampai dengan
Pasal 71 KUHP. Concursus realis ini dalam pemberian sanksi pidananya itu berbeda-beda. Utrecht
memberikan pembedaan mengenai pemberian sistem pidana yang diberikan kepada pelaku yang telah
melakukan tindak pidana yang masuk dalam kategori concursus realis.

8. Jelaskan definisi pidana dan perdata formil dan perbedaannya!

Hukum Pidana adalah Hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh undang-undang
dan berakibat diterapkannya hukuman bagi barang siapa yang melakukannya dan memenuhi unsur-
unsur perbuatan yang disebutkan dalam undang-undang pidana.
Hukum perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Jika
hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum (misalnya
politik dan publik (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari (hukum administrasi atau
tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum perdata mengatur hubungan antara
penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan,
perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat
perdata lainnya.

hukum pidana bertujuan untuk melindungi kepentingan umum, misalnya yang diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang memiliki implikasi secara langsung pada masyarakat
secara luas (umum), dimana apabila suatu tindak pidana dilakukan, berdampak buruk terhadap
keamanan, ketenteraman, kesejahteraan dan ketertiban umum di masyarakat.
Hukum Pidana sendiri bersifat sebagai ultimum remedium (upaya terakhir) untuk menyelesaikan suatu
perkara. Karenanya, terdapat sanksi yang memaksa yang apabila peraturannya dilanggar, yang
berdampak dijatuhinya pidana pada si pelaku.

hukum perdata sendiri bersifat privat, yang menitikberatkan dalam mengatur mengenai hubungan
antara orang perorangan, dengan kata lain menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa akibat dari ketentuan-ketentuan dalam hukum perdata yang
terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Per) hanya berdampak langsung bagi para
pihak yang terlibat, dan tidak berakibat secara langsung pada kepentingan umum.

9. Jelaskan mengenai:

A. residiv : orang yang pernah dihukum mengulangi tindak kejahatan yang serupa
B. hak milik : hak turun-temurun , terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah,
dengan mengingat ketentuan dalam pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 , bahwa
“semua hak tanah mempunyai fungsi sosial”.
C. asas oportunitas : jaksa dapat mengesampingkan suatu perkara jika kepentingan umum merasa
dirugikan apabila perkara tersebut dituntut. Jadi demi kepentingan umum, seseorang yang
melakukan Tindak Pidana tidak akan dituntut ke muka pengadilan
D. beslag revindikator : penyitaan atas barang bergerak milik penggugat yang dikuasai oleh
tergugat (revindicatoir berasal dari kata revindicatoir, yang berarti meminta kembali miliknya).
E. keputusan verzet : Perlawanan Tergugat atas Putusan yang dijatuhkan secara Verstek. 3. Kalau
tidak datang waktu ditegur sampai hari ke 8 setelah eksekutarial (pasal 129 HIR).
F. vonis pelepasan : segala tuntutan hukum atas perbuatan yang dilakukan terdakwa dalam surat
dakwaan jaksa/penuntut umum telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum,
akan tetapi terdakwa tidak dapat dijatuhi pidana, karena perbuatan tersebut bukan merupakan
tindak pidana, misalnya merupakan bidang hukum perdata, hukum adat atau hukum dagang.
G. vonis dibebaskan : tindak pidana yang didakwakan jaksa/penuntut umum dalam surat
dakwaannya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
H. keputusan verstek : kewenangan hakim untuk memeriksa dan memutus suatu perkara meskipun
Tergugat dalam perkara tersebut tidak hadir di persidangan pada tanggal yang telah ditentukan
– menjatuhkan putusan tanpa hadirnya Tergugat. Karena Tergugat tidak hadir, maka putusan
tersebut dijatuhkan tanpa bantahan
I. voeging : ikut sertanya pihak ketiga atas inisiatif sendiri dalam pemeriksaan sengketa perdata
dengan jalan memihak atau menggabungkan diri kepada salah satu pihak. Biasanya pihak ketiga
tersebut menggabungkan diri dengan pihak tergugat.
J. KUHP pasal 10 : Pidana terdiri atas:
a. pidana pokok: 1. pidana mati; 2. pidana penjara; 3. pidana kurungan; 4. pidana denda; 5.
pidana tutupan.
b. pidana tambahan 1. pencabutan hak-hak tertentu; 2. perampasan barang-barang tertentu; 3.
pengumuman putusan hakim.
K. Hukum agraria : suatu kaidah-kaidah hukum yang mengatur mengenai bumi, air dalam batas
tertentu juga ruang angkasa serta kekayaan alam yang terdapat di dalam bumi, baik dalam
bentuk tertulis maupun tidak tertulis.
L. HGB : (Hak Guna Bangunan) adalah kewenangan yang diberikan oleh pemerintah atau suatu hak
yang didapatkan untuk menggunakan sebuah lahan yang bukan miliknya sendiri dengan jangka
waktu 30 tahun yang atas permintaan pemegang hak mengikat keperluan serta keadaan
bangunan-bangunannya dan dapat diperpanjang sampai dengan jangka waktu maksimum 20
tahun.

10. Sebutkan pengertian Hukum dan norma! Jelaskan pula unsur-unsur dan pembagiannya!

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur
tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan.

Norma adalah tatanan atau pedoman yang diciptakan manusia sebagai makhluk sosial yang sifatnya
memaksa atau manusia wajib tunduk pada peraturan tersebut.

Unsur hukum adalah Peraturan yang mengatur tingkah laku dalam pergaulan masyarakat, Peraturan
diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib, Peraturan itu bersifat memaksa, Sanksi terhadap
pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas, Unsur Hukum Idiil, Unsur Hukum Riil.
Unsur norma adalah aturan tentang perilaku manusia dalam pergaulan masyarakat,aturan dibuat oleh
badan atau lembaga berwenang,aturan bersifat memaksa,sanksi bersifat tegas,aturan berisi perintah
dan larangan,perintah harus di taati dan larangan harus dijauhi setiap orang

11. Jelaskan secara rinci sejarah Tata Hukum Indonesia!

1. Sejarah Tata Hukum dan Politik Hukum Pada Masa Pra Kemerdekaan.

Sejarah hukum Indonesia, khusus mengenai perundang-undangan, pada masa kolonialisme Belanda
dapat dibedakan:

Periode kekuasaan VOC yang berlangsung dari tahun 1602-1799

Pada periode kekuasaan VOC tidak banyak produk perundang-undangan yang secara langsung
berpengaruh terhadap kehidupan tata hukum secara keseluruhan. Pada masa itu orang-orang Belanda
yang ada di Indonesia tunduk pada ketentuan yang berlaku bagi awal kapal Belanda.

2. Periode kekuasaan pemeriah penjajah Belanda 1800-1942

Pada periode kekuasaan penjajah Pemerintah Belanda, dikenal tiga masa perundang-undang, yakni:

Masa Besluiten Regerings (1800-1855)


Pada masa ini hanya raja yang berkuasa untuk mengurus dan mengatur segala sesuatu di Belanda dan
daerah jajahan, walaupun dalam praktek dilaksanakan oleh Gubernur Jenderal. Hanya ada satu macam
peraturan yang dikenal pada masa itu yakni (Peraturan Pusat/Alegemene Verodering) yang dikeluarkan
oleh raja yang disebut Koninklijk Besluit (disingkat K.B). Isi dari K.B mungkin berupa tindakan eksekutif
dan merupakan ketetapan, maupun tindakan legislative.

Masa Regerings Reglement (1855-1926)

Dinjau dari isinya dapatlah dikatakan bahwa R.R merupakan semacam Undang-undang Dasar
Pemerintah Jajahan Belanda. Lahirnya R.R sebagai akibat dari adanya perubahan undang-undang dasar
di negeri Belanda pada tahun 1848. Parlemen dan raja pada masa R.R, bentuk perundang-undangan
yang dikenal disamping “Wet” (UU) dan K.B adalah bentuk “Algemene Verordening´lain’ yakni
“Ordonnatie” dan “Kroonordonantie”. Dengan demikian pada masa itu ada empat macam bentuk
susunan “AlegmeneVerordening” yakni:

– Wet lebih tinggi dari KB

– KB lebih tinggi dari Kroon-Ordonantie

– Kroon-Ordonantie lebih tinggi dari Ordonnantie.

Masa Indische Staats Regeling(1926-1942)

Sebagai akibat dari perubahan UU Belanda tahun 1922 tata hukum di Hindia Belanda. Perubahan ini
didahului oleh perubahan RR menjadi IS pada tanggal 1 Januari 1926. Pada masa IS dimungkinkan
adanya 3 macam bentuk peraturan:

– WET(UU)

– KB(Peraturan yang dikeluarkan Raja)

– Ordonantie (Peraturan yang dikeluarkan oleh Badan-badan di Hindia Belanda).

2. Sejarah Tata Hukum dan Politik Hukum Pada Masa Jepang (Osamu Seirei).

Pada masa Jepang daerah Hindia Belanda dibagi menjadi 2 yaitu:

– Indonesia Timur dibawah kekuasaan Angkatan Laut Jepang berpendudukan di Makasar.

– Indonesia Barat dibawah kekuasaan Angkatan Darat Jepang berkedudukan di Jakarta.

Peraturan-peraturan yang digunakan untuk mengatur pemerintah di wilayah Hindia Belanda dibuat
dengan dasar Gun Seirei melalaui Osamu Seirei.

Dalam keadaan darurat pemerintah bala tentara Jepang di Hindia Belanda menentukan hukum yang
berlaku untuk mengatur pemerintahan dengan mengeluarkan Osamu Seirei No. 1/1942. Pasal 3 Osamu
Seirei No. 1/1942 menentukan bahwa “semua badan pemerintahan dan kekuasaannya, hukum dan
undang-undang dari pemerintah dulu tetap diakui sah untuk sementara waktu, asal tidak bertentangan
dengan peraturan pemerintah militer”. Dari ketentuan pasal 3 Osamu seirei no. 1/1942 tersebut dapat
diketahui bahwa hukum yang mengatur pemerintahan dan lain-lain tetap menggunakan IndiIndische
staatregeling (IS). Hukum perdata, pidana, dan hukum acara yang berlaku bagi semua golongan sama
dengan yang ditentukan dalam pasal 131 IS, dan golongan-golongan penduduk yang ada adalah sama
dengan yang ditentukan dalam pasal 163 IS.

Kemudian pemerintah bila tentara Jepang mengeluarkan Gun Seirei dengan nomor istimewa 1942,
Osamu Seirei No. 25 tahun 1944 dan Gun Seirei No. 14 tahun 1942, untuk melengkapi peraturan yang
telah ada sebelumnya. Gun Seirei dengan nomor istimewa tahun 1942 dan Osamu Seirei No. 25 tahun
1944 memuat tentang aturan-aturan pidana yang umum dan aturan-aturan pidana yang khusus. Gun
Seirei no. 14 tahun 1942 mengatur tentang pengadilan di Hindia Belanda.

3. Sejarah Tata Hukum dan Hukum Pasca Kemerdekaan.

Masa pasca kemerdekaan adalah masa sesudah Indonesia merdeka. Pada masa ini hukum Indonesia dan
politik hukum di Indonesia akan dibicarakan berdasarkan kurun waktu berlakunya berbagai undang-
undang dasar di Indonesia.

Masa 1945-1949 (18-8-1945 sampai 26-12-1949)

Sejak merdeka 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bebas dan tidak tergantung
pada bangsa mana pun juga. Dengan demikian, bangsa Indonesia bebas dalam menentukan nasibnya,
mengatur negaranya dan menetapkan tata hukumnya. Undang-undang Dasar yang menjadi dasar dalam
penyelenggaran pemerintah ditetapkan pada tanggal 18Agustus 1945. Undang-undang Dasar yang
ditetapkan untuk itu adalah UUD 1945. Bentuk tata hukum dan politik hukum yang akan berlaku pada
masa itu dapat dilihat pada Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945.

12. Jelaskan tentang sumber-sumber hukum!

 Sumber Hukum Material


Yaitu suatu keyakinan hukum individu selaku anggota masyarakat dan pendapat umum yang
menentukan isi hukum yang dapat mempengaruhi pembentukan hukum.

 Sumber Hukum Formal


Yaitu suatu bentuk yang menyebabkan hukum berlaku umum atau kenyataan dimana kita dapat
menemukan hukum yang berlaku

13. a. undang-undang apa sajakah yang pernah berlaku di indonesia?

1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949) ...


2. UUD RIS (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950) ...
3. UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959) ...
4. UUD 1945 Masa Sistem Pemerintahan Orde Lama (5 Juli 1959 – 1965)
5. UUD 1945 Masa Pemerintahan Orde Baru
6. UUD 1945 Masa Reformasi, berlaku 1998 sampai 1999
7. UUD 1945 Hasil Amandemen Pertama Tahun 1999
8. UUD 1945 Hasil Amandemen Kedua Tahun 2000
9. UUD 1945 Hasil Amandemen Ketiga Tahun 2001
10. UUD 1945 Hasil Amandemen Keempat Tahun 2002

b. beritahukan periode berlakunya gunakan baris dan kolom!

14. kenapa produk hukum kolonial masih di pakai sampai sekarang oleh indonesia?

Karena adanya perjalanan sejarah yang panjang dari penjajahan yang dilakukan oleh penjajah kolonial
khususnya, penerapan hukum juga dari masa lalu yang diterapkan sudah menjadi darah daging dalam
dunia hukum di Indonesia sehingga mempengaruhi hampir semua aspek, bukan hanya pada aspek
agraria semata melainkan perbedaan pandangan terhadap Hak Azazi Manusia (HAM) dan menghindari
terjadinya kekosongan Hukum atau kevakuman Hukum. Aspek-aspek lain juga ikut terpengaruhi
terhadap budaya hukum barat yang sejak dulu sudah diterapkan. Saat ini Negara Indonesia belum bisa
sepenuhnya untuk mengganti Tata Hukum Kolonial, karena masih terdapat sebagian besar dasar hukum
Belanda yang berlaku di Indonesia sebagai hukum positif (IUS CONSTITUM), contohnya : KUH Pidana,
KUH Perdata, KUH Dagang dan sebagainya.

ISIAN

15. BENAR – SALAH Hukum yang berlaku disemua Negara disebut Ius Constitutum

16. B – S Hukum yang berlaku saat ini adalah Ius Constitutum

17. B – S Bedanya PHI dan PIH terletak difungsinya

18. B – S Pasal 102 U.U.D’S tahun 1950 terkenal dengan pasal unifikasi

19. B – S Pasal 108 UUD’S tahun 1950 menyebut 1 lapangan hukum yaitu HTU

20. B – S Indonesia memiliki THI sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

21. B – S UUD’45 mempunyai pasal peralihan dalam pasal 2 AP UUD’45

22. B – S Dalam KRIS juga mempunyai pasal perahlian yang diatur dalam Pasal 192 KRIS

23. B – S Dalam UUD’S juga ada pasal perahlihan yang diatur dalam pasal 142 UUD’S tahun 1950

24. B – S Disebut subyek hukum sejak bayi dalam kandungan

25. B – S Pengecualian subyek hukum diatur dalam pasal 2 UU No. 1 tahun 1974

26. B – S Sahnya perkawinan di Indonesia kalau dicatat dikantor Catatan Sipil

27. Seseorang yang berhak atas suatu prestasi disebut……………………………………

28. Seseorang yang berkewajiban untuk memenuhi prestasi disebut…………………………

29. Anak yang sah adalah anak yang lahir………………………….. dan ………………….. dari perkawinan yang sah
30. Harta bersama adalah…………………………

31. Terhadap golongan penduduk yang berbeda diperlakukan Hukum yang berbedabeda pula dan
disebut sistem………………………………………………….
32. Penggolongan penduduk zaman Hindia Belanda ada 3 yaitu…………….,……………………………,…………….

33. Perkawinan antara mereka yang berbeda agama………….. disahkan

34.

Anda mungkin juga menyukai