Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS BAYI BALITA DAN

ANAK PRA SEKOLAH

“ Lingkup Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita”

Dosen :

Oleh Kelompok I:

Agnes Taroreh Nim. 711530119001


Dama Ferdiana H. Nim. 711530119015
Helena Sumolang Nim.711530119029

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karna atas

rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Asuhan

Kebidanan Neonatus, bayi balita dan anak pra sekolah . Adapun judul Makalah ini

adalah “ Lingkup Asuhan Neonatus, Bayi dan anak Balita” Makalah ini disusun

untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan mata

kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah. Di sadari

bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunan

tata bahasa

 Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak, harapan penulis


semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.

                                                                                                  
Manado, 29 Januari 2020

Kelompok I
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi,


Asuhan kebidanan pada neonatus,bayi dan balita adalah perawatan yang
diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir,bayi dan balita. Neonatus bayi dan
balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan
gangguan pada neonatus, bayi dan balita apabila tidak diberikan asuhan yang
tepat dan benar. 
Ruang lingkup Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita meliputi tujuh aspek
yaitu Asuhan pada Bayi Baru Lahir Normal, Bayi Baru Lahir Bermasalah,
Kelainan- kelainan pada Bayi Baru Lahir, Trauma pada Bayi Baru Lahir,
Neonatus, Bayi dan Balita dengan Penyakit yang Lazim Terjadi, Neonatus
Beresiko Tinggi, dan Kegawatdaruratan. Sebagai seorang Bidan kita harus
terampil dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir baik yang normal
maupun yang mengalami kelainan (masalah).
Dalam makalah ini akan di bahas mengenai Bayi baru lahir normal,
Bayi baru lahir bermasalah, kelainan- kelainan pada bayi baru lahir dan
trauma pada bayi baru lahir.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
bayi baru lahir normal, bayi baru lahir bermasalah, kelainan kelainan pada
bayi baru lahir dan trauma pada bayi baru lahir. Dengan pembuatan makalah
ini diharapkan para mahasiswa dapat mengerti dan mampu
menangani  masalah-masalah tersebut bila kelak terjun ke lapangan.
C.      Manfaat
1.      Dapat mengetahui kondisi-kondisi bayi baru lahir normal
2.      Dapat mengetahui kondisi – kondisi bayi baru lahir bermasalah
3. Dapat mengetahui kelainan kelainan pada bayi baru lahir
4.      Dapat mengetahui trauma pada bayi baru lahir
BAB II

PEMBAHASAN

1. Bayi Baru Lahir Normal


Menurut Saifuddin (2002), bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir
selama satu jam pertama kelahiran. Menurut Donna I. Wong (2003), bayi baru
lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasa dengan usia
gestasi 38-42minggu. Menurut Departemen Kesehatan RI (2005), bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai 4.000 gram. Menurut M.
Sholeh Kosim (2007), bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2.500
gram sampai 4.000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi ovum dan spermatozoon dengan
masa gestasi memungkinkan hidup diluar kandungan. Bayi baru lahir disebut
dengan neonatus, dengan tahapan
a. Umur 0-7 hari disebut neonatal dini
b. Umur 8-28 hari disebut neonatal lanjut
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr – 4.000 gr.

Ciri – ciri bayi baru lahir normal

 Berat badan 2.500 – 4.000 gr


 Panjang badan 48 – 52 cm
 Lingkar dada 30 – 38 cm
 Lingkar kepala 33 – 35 cm
 Frekuensi jantung 120 – 160 x/menit
 Pernapasan ± 40 – 60 x/menit
 Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.
 Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
 Kuku agak panjang dan lemas.
 Genitalia :
- Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
- Laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
 Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
 Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
 Refleks graps atau menggenggam sudah baik
 Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan.

Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir

Pengkajian Pertama Pada Bayi Baru LahirPengkajian ini dilakukan di


kamar bersalin setelah bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan
nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi
ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat. Maksud pemeriksaan ini adalah
untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan
segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan
kelahiran, misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus,
eklamsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan
pada bayi. Oleh karena itu, pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini
harus segera dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan
untuk menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat gabung atau di tempat
khusus. Dengan pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan
dan terapi selanjutnya.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap.
Pertama, pengkajian segara setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk
mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus kehidupan luar
uterus, yaitu dengan penilaian APGAR , meliputi appearance (warna kulit)
pulse (denyut jantung) grimace (refleks atau respon terhadap rangsang)
activity (tonus otot) and respiratory effourt (usaha bernafas). Pengkajian
sudah dimulai sejak kepala tampak dengan diameter besar di vulva
(crowning).
Kedua, pengkajian keadaan fisik. Setelah pengkajian setelah lahir, untuk
memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan.
Pengkajian yang kedua ini akan lebih lengkap apabila disertai dengan hasil
pemeriksaan diagnostik /penunjang lain dan catatan medik yang menunjang.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur
perawatan bayi segera setelah lahir (immediate care off the newborn) :
a.         Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan,
riwayat keluarga
b.        Menilai skor APGAR
c.         Melakukan resusitasi neonatus
d.        Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu pendek dan
harus diawasi setiap hari
e.         Memberikan identifikasi bayi dengan member kartu bertulisan nama ibu,
diikatkan di pergelangan tangan, atau kaki
f.         Melakukan pemeriksaan fisik dan obserfasi tanda vital.
g.        Meletakkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau
dalam incubator jika ada indikasi
h.        Menentukan tempat perawatan; rawat gabung, rawat khusus, atau rawat
intensif
i.          Melakuakn prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit
Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir,
antara lain sebagai berikut: turunkan dari ibu, misalnya penyakit hepatitis B
aktif, langsung diberikan vaksinasi (globulin) pada bayi
a.        Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua.
b.        Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu pakai sarung tangan.
c.        Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
d.       Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula, lengan,
tangan, dada, abdomen, tungkai kaki, spinal dan genetalia).
e.        Mengidentikikasi warna dan aktifitas bayi.
f.         Mencatat miksi dan mekonium bayi
g.        Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP),
lingkar lengan atas (LLA), menimbang berat badan (BB) dan mengukur
panjang badan (BB) dan mengukur panjang badan (PB) bayi.
h.        Mendiskusikan hasil  pemeriksaan kepada orang tua.
i.          Mendokumentasi hasil pemeriksaan
Tabel 3.1 nilai APGAR
TANDA 0 1 2
Appearance Blue Body pink, limbs All pink (seluru
(warna kulit) (seluruh tubuh blue(tubuh tubuh kemerahan)
biru atau pucat) kemerahan,ekstremita
s biru)
Pulse(denyut Absent (tidak <100 >100
jantung) ada)
Grimace (refleks) None (tidak Grimace (sedikit Cry (reaksi
bereaksi) gerakan) melawan,menangis)
Aktivity Limp (tidak Some fleksion of Active movement,
( tonus otot) bereaksi) limbs( ekstremitas limbs well flexed
sedikit fleksi) (gerakan aktif,
ekstremitas fleksi
dengan baik)
Respiratory None Slow, irregular Good, strong cry
(tonus otot) (tidak ada) (lambat,tidak teratur) (menangis kuat)

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara komplit,


tenaga kesehatan perlu melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:
a.              Pemeriksaan cairan amnion, untuk menilai kelainan cairan
amnio( volume) apakah selama kehamilan terjadi
hidramnion/oligohedramnion
b.              Pemeriksaan plasenta, untuk menentukan keadaan plasenta, dan jumlah
korion. Hal ini penting untuk menentukan adanya kembar identik/tidak.
c.              Pemeriksaan tali pusat, untuk menilai adanya kelainan pada
vena/arteri,ada tali simpul?
d.             Pengukuran antropometri, minimal meliputi BB (2500-3000 gram),PB
(45-50 cm), LK (33-35), LD (30-33 cm).

Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus juga di kaji,
antara lain:
a.      Factor genetic, meliputi kelainan/gangguan metabolic pada keluarga dan
sindroma genetik.
b.      Factor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes
mellitus,penyakit ginjal,penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin,
riwayat penganiayaan, riwayat abortus, RH/isoimunisasi
c.       Factor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, ada riwayat pendarahan,
preeklamsia, infeksi, perkembangan janin  terlalu besar
/terganggu,diabetes gestasional,poli/oligohidramnion
d.      Factor prenatal, meliputi premature/ postmatur, partus lama, penggunaan
obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat,posisi janin tidak
normal, air ketuban bercampur mekonium, amnionitis, ketuban peca dini
(KPD), pendarahan dalam persalinan, prolapsus tapi pusat, ibu hipotensi,
asidosis janin, jenis persalinan
Dalam waktu 24 jam, apabila bayi tidak mengalami masalah apapun,
segaralah melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat
melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat melakukan
pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemeriksa hendaknya memperhatikan
beberapa hal yang penting berikut ini:
a.     Periksa bayi dibawah pemancar panas dengan penerangan yang cukup,
kecuali ada tanda-tanda jelas bahwa bayi sudah kepanasan.
b.     Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta orang tua/keluarga bayi hadir
selama pemeriksaan dan sambil berbicara dengan keluarga bayi serta
sebelum melepaskan pakaian bayi, perhatikan warna kulit, frekuensi
nafas, postur tubuh, gerakan, reaksi terhadap rangsangan dan
abnormalitas yang nyata.
c.       Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
d.       Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan
e.       Bersikap lembut pada waktu memeriksa
f.         Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan head to toe secara
sistematis.
g.       Jika ditemukan factor resiko atau masalah, carilah bantuan lebioh lanjut
yang memang diperlukan.
h.      Catat setiap hasil pengamatan

2. Bayi Baru Lahir Bermasalah


Bayi yang bermasalah adalah apabila setelah dilahirkan bayi menjadi
sakit atau gawat dan membutuhkan fasilitas serta keahlian yang lebih
memadai. Jika masalah tidak terlalu berat, bias diatasi segera dan harus
dilakukan pengawasan. Akan tetapi, jika tidak bisa ditangani tentunya bayi
harus dirujuk kefasilitas yang lebih lengkap.
Masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir :
1. Asfiksia
Asfiksia adalah suatu keadaan bayi baru lahir tidak bisa bernapas secara
spontan dan teratur. Asfiksia juga dapat diartikan sebagai depresi yang
dialami bayi pada saat dilahirkan dengan menunjukan gejala tonus otot
yang menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernapasan
yang wajar, kondisi ini menyebabkan kurangnya pengambilan oksigen dan
pengeluaran CO². Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir
yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir.
Biasanya terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan kelahiran
kurang bulan, dan kelahiran lewat waktu. Secara umum banyak faktor
yang dapat menimbulkan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir, baik itu
faktor dari ibu seperti (primi tua, riwayat obstetrik jelek, grande multipara,
masa gestasi, anemia dan penyakit ibu, ketuban pecah dini, partus lama,
panggul sempit, infeksi intrauterine, faktor dari janin yaitu gawat janin,
kehamilan ganda, letak sungsang, letak lintang, berat lahir, dan faktor dari
plasenta.(
2. Gangguan pernapasan
Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh berbagai
sebab. Apabila gangguan pernapasan disertai dengan tanda-tanda hipoksia
(kekurangan O²) maka prognosisnya buruk dan merupakan penyebab
kematian BBL. Seandainya bayi selamat dan tetap hidup akan beresiko
terjadinya kelainan neurologis dikemudian hari.
Penyebab antara lain :
a. Obstruksi jalan napas
b. Penyakit parenkhim paru-paru
c. Kelainan perkembangan organ
d. Sebab selain paru (payah jantung, kelainan SSP, asidosis metabolic,
dan asfiksia)
3. Hipotermi / Hipertermi
Hipotermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi turun dibawah
36°C. Hal ini biasanya terjadi karena bayi yang baru lahir lambat
dikeringkan sehingga terjadi penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan
panas tubuh. Lingkungan yang terlalu panas juga berbahaya bagi bayi.
Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan didekat api atau dalam ruangan
yang terlalu panas.
4. Bayi Berat Lahir Rendah
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ini dibedakan dalam :
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dengan berat 1.500-2.500 gram
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), dengan berat ˂ 1.500
gram.
c. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), dengan berat ˂ 1.000
gram.
Berdasarkan masa gestasinya, BBLR dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
1. Prematuritas murni/Sesuai Masa Kehamilan (SMK) Bayi dengan masa
kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat
badan untuk usia kehamilan. Kepala relatif lebih besar dari badannya,
kulit tipis, transparan, lemak subkutan kurang, tangisnya lemah dan
jarang,.
2. Dismaturitas/Kecil Masa Kehamilan (KMK) Bayi dengan berat badan
kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilan, hal
tersebut menunjukkan bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterin (Surasmi et al., 2003; Syafrudin & Hamidah, 2009;
Rukmono, 2013).
5. Dehidrasi
Suatu keadaan dimana bayi kehilangan cairan tubuh 5% atau lebih,
sementara kadar air dalam tubuh bayi 82%
Gejala / tanda bayi dehidrasi:
a. Bayi mengantuk
b. Tampak kehausan
c. Kulit, bibir dan lidah kering
d. Saliva menjadi kental
e. Mata dan ubun-ubun cekung
f. Warna kulit pucat
g. Turgor kulit berkurang
h. Apatis
i. Gelisah kadang-kadang kejang
6. Ikterus
Ikterus pada bayi baru lahir lebih banyak terdapat pada neonatus kurang
bulan, ikterus ini bisa fisiologis dan bisa juga patologis.
Ikterus fisiologis timbul pada hari kedua atau ketiga. Tidak ada dasar
patologis dan tidak menyebabkan suatu morbiditas.
Ikterus patologis biasanya timbul pada hari pertama, ada dasar patologis,
kadar bilirubinnya mencapai hiperbilirubinemia.
7. Infeksi / Sepsis
Infeksi pada BBL lebih sering ditemukan pada BBLR dan lebih sering
pada bayi yang lahir di RS disbanding luar RS. Bayi beresiko terinfeksi
apabilka ditemukan :
a. Riwayat kehamilan
 Infeksi pada ibu selama kehamilan
 Ibu dengan preeklamsia
 Ibu dengan DM
 Ibu punya penyakit bawaan
b. Riwayat kelahiran
 Persalinan lama
 Persalinan dengan tindakan
 KPD
 Air ketuban hijau kental
c. Riwayat bayi baru lahir
 Trauma lahir
 Lahir kurang bulan
 Bayi kurang cairan dan kalori
 Hipotermi
8. Tetanus Neonatorum
Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
bayi berusia kurang 1 bulan yang disebabkan oleh klostridium tetani, yaitu
kuman yang mengeluarkan racun dan menyerang system saraf pusat.
9. Kejang
Kejang pada bayi sering tidak dikenali karena bentuknya berbeda dengan
kejang pada anak atau dewasa. Manifestasinya dapat berupa tremor,
hiperaktif, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking, tonus otot
hilang, gerakan tidak menentu. Oleh karena itu, kejang pada bayi sering
tidak dikenali oleh ibu yang belum berpengalaman.
10. Gangguan Saluran Cerna
Bayi yang baru lahir dengan perut buncit disertai atau tanpa gejala
tambahan, seperti muntah dan diare cukup sering ditemukan. Kondisi ini
menunjukan adanya gangguan pada saluran cerna, yang apabila tidak
segera ditangani dengan benar akan berakibat timbul komplikasi yang
lebih buruk, seperti syok, dehidrasi, bahkan kematian. Kasus yang sering
ditemukan, seperti obstruksi intestinal, peritonitis perdarahan dalam
abdomen, dan kelainan bawaan.

3. Kelainan – kelainan pada Bayi Baru Lahir


Kelainan bawaan (congenital) adalah kelainan yang dibawah sejak lahir, yang
merupakan penyimpangan dari bentuk umum karena gangguan perkembangan
dikemudian hari. Sebab langsung sukar diketahui. Beberapa factor yang
mempengaruhi adalah :
 Factor genitalia : adanya kelainan kromosom pada suami atau istri
 Factor lingkungan dari ibu : infeksi oleh virus (rubella, polio,
herpes)terutama bila menyerang pada trimester I kehamilan
 Umur ibu : down syndrome didapat pada ibu berumur diatas 35 tahun.
Makin tua umur ibu makin besar kemungkinan mendapat bayi cacat.
 Paritas : secara tidak langsung berhubungan dengan umur ibu.
 Radiasi
 Obat-obatan.

Beberapa cacat bawaan


1. Hidrocefalus
Rongga otak bayi mengandung terlalu banyak cairan. Dapat mengganggu
kelancaran persalinan.
2. Bibir sumbing ( Labio palato schizis)
Kelainan bawaan berupa bibir belah/palatum belah akibat dari kegagalan
proses penutupan maxilla selama masa embrio
3. Spina Bifida
Suatu keadaan tidak terbentuknya tulang belakang bayi secara lengkap
sehingga sum-sum tulang belakang dan pembungkusnya terpapar
4. Anensefalus
Tengkorak bagian atas bayi tidak ada sama sekali.
5. Atresia ani
Kelainan bawaan dimana tidak ada lubang tetap pada anus.
6. Hirschsprung
Kelainan bawaan berupa tidak terbentuknya sel ganglion parasimpatis dari
pleksus mesentrikus/aurbarch pada kolon bagian distal.
7. Hernia diafragmatika
Kelainan bawaan dimana tidak terbentuknya sebagian diafragma sehingga
sebagian isi perut masuk kedalam rongga thorax.
4. Trauma Pada Bayi Baru Lahir
Bayi mengalami trauma bila bayi mengalami salah satu keadaan sebagai
berikut ini :
1. Gerakan abnormal atau posisi asimetris dari lengan atau tungkai
2. Bengkak pada daerah tulang yang terkena
3. Menangis apabila lengan, kaki, atau bahu digerakkan.
4. Tidak dapat menutup mata atau mengerutkan dahi pada sisi yang terkena
trauma atau yang kesulitan menelan

Bentuk-bentuk trauma :
1. Caput succedaneum
Pembengkakan pada suatu tempat dikepala karena adanya timbunan getah
bening dibawah lapisan apinerose diluar periostium.
2. Chepal hematoma
Pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah pada
subperiostium dengan batas yang jelas dan darah tidak melewati garis
sutura tengkorak bayi baru lahir.
3. Brachial palsi
Kelumpuhan pada pleksus brachialis.
4. Fraktur clavicula
Keadaan patahnya tulang clavicula pada saat persalinan. Biasanya
kesulitan melahirkan bahu pada letak kepala dan melahirkan lengan pada
presentasi bokong.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr – 4.000
gr.

B. Saran

Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan


kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI,1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga

http://sis-doank27.blogspot.com/2010/06/askep-bayi-baru-lahir-normal.html

Lisa Rahmawati., Mahdalena Prihatin Ningsih (2016) Faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di ruang medical
record RSUD Pariaman. Padang

Anda mungkin juga menyukai