Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lalu Rifqi Hardinata

Kelas : XII MIPA-1

PERJALANAN HIDUP

Namaku Lalu Rifqi Hardinata,lahir di Praya, 02 Agustus 2000. Aku adalah anak
pertama dari empat bersaudara buah dari pasangan Lalu Hajar dan Ainun. Mamiqku adalah
asli Lombok Tengah sedangkan ibuku asli Lombok Timur. Kisah cinta mereka cukup menarik
karena dulu ibuku pernah diajak menikah oleh laki-laki lain dan ibuku dibawa kabur oleh
laki-laki itu atau istilah orang lombok mengatakan”tepaling”, namun ibuku tidak mau
menikah dengan lelaki itu sehingga ibuku kabur dan meninggakan lelaki itu.

Mungkin karena jodoh akhirnya ibuku bertemu mamiqku. Akhirnya mamiq dan ibuku
pacaran dan seiring berjalanya waktu akhirnya meraka memutuskan untuk menikah. Kurang
lebih satu tahun usia pernikahan mereka maka lahirlah aku. Aku terlahir dari keluarga yang
sederhana,mamiqku adalah seorang Guru di SMPN 3 Praya Tengah sedangkan ibuku ialah
seorang Guru honorer di sebuah madrasah tsanawiyah. Sejak kecil aku selalu dinasehati oleh
keduasgtuaku untuk selalu rajin beribadah,jujur dan baik terhadap sesama. Ketika aku
berumur 5 tahun, aku mulai pendidikan di TK PGRI Jurang Jaler.

Saat aku TK dulu aku sangat sering sekali meminta uang kepada kedua orangtuaku
namun apabila aku tidak diberikan uang aku langsung menanggis agar diberikan uang.
Setelah satu tahun lamanya di TK akhirnya aku lulus dan setelah lulus aku melanjutkan
pendidikan di SDN MEKE. Karena aku masih amat kecil,dan juga karena letak sekolah yang
jauh dari rumah, baik pergi sekolah ataupun pulang sekolah aku selalu di antar jemput oleh
orangtuaku. Tingkah aku waktu SD masih seperti anak-anak, dan mulai belajar naik sepeda.
Ketika itu mamiq yang mengajarkan aku naik sepeda namun ada hal lucu yang akuingat
sampai sekarang yaitu aku jatuh menabrak tong sampah lalu kecebur kegot dikarenakan
mamiq membiarkan aku belajar sendiri.

Seiring dengan berjalanya waktu setelah lulus dari SD aku melanjutkan pendidikan di
MTsN MODEL PRAYA, disini aku banyak mendapatkan teman baru yang asalanya dari
berbagai macam desa di Lombok Tengah. Pada saat pertama masuk di MTsN ini aku belum
terlalu kenal sama teman-teman dan masih malu-malu untuk berbicara satu sama lain, namun
waktu terus berputar akhirnya kami pun mulai saling kenal mengenal. Beda halnya pasa saat
aku masih SD selalu diantar jemput oleh orangtuaku, namun saat di MTs ini aku mengunakan
kendaraan umum sebagai kendaraanku pulang sekolah. Sama halnya seperti teman-teman lain
mereka mengunakan kendaraan umum sebagai kendaraan untuk pulang kerumahnya masing-
masing. Ternyata mengunakan kendaraan umum itu tidak jauh berbeda dengan kendaraan
pribadi bahkan mengunakan kendaraan umum itu sangat seru ditambah lagi dengan
ongkosnya yang relatif murah dan terjangkau.
Ada suatu peristiwa yang aku tidak akan pernah melupakanya yaitu aku terseret oleh
kendaraan umum dikarenakan pada saat itu aku sudah menyuruh berhenti pak sopir dengan
cara menyuruh temanku yang bernama Ahmad Turmudzi untuk berteriak seraya
berkata”kirii!” dan pada saat itu pak sopir pun berhenti dan temanku Turmudzi keluar dari
kendaraan umum. Pada saat aku mau turun dari kendaraan umum ternyata sepatuku terjepit
oleh besi bagian belakang kendaraan umum itu,belum sempat aku membebaskan kakiku dari
jepitan besi tiba-tiba pak sopir melanjutkan perjalanan sehingga aku terseret tetapi untungnya
aku terseret tidak terlalu jauh,namun celanaku bolong dan kakiku luka ringan.

Lika-liku hidup mulai terbangun sejak aku kelas VIII MTs dan aku mulai terbuka
dengan kondisi ekonomi dan kondisi keluarga. Disinilah aku belajar banyak untuk tidak
terlalu banyak menuntut apa-apa, dan disinilah aku belajar untuk menghargai apa yang telah
diberikan kedua orangtuaku.Pendidikan di MTS ditutup dengan UN yang dilaksanakan
serentak di indonesia. Dan akhirnya saat berpisah telah tiba aku dan teman-temanku
diselimuti suasana haru karena kita semua akan berpisah dan akan melanjutkan pendidikan
kesekolah yang berbeda. Namun perpisahan bukanlah suatu tangisan yang harus ditangisi,
tapi perpisahan adalah jati diri menjadi lebih berarti untuk masa yang akan datang.

Setelah tiga tahun lamanya bersekolah di MTsN MODEL PRAYA akhirnya aku lulus
dan aku melanjutkan pendidikan di MAN 1 PRAYA. Tes demi tes telah aku lewati baik itu tes
tulis,t es mengaji dan tes aiqiu.Pada saat pengumuman kelulusan menjadi siswa baru aku
brangkat dari rumah untuk mengambil hasil pengumuman, setiba disekolah aku langsung
dikagetkan oleh pak satpam yang bersuara keras seraya berkata “Kenapa kamu kesini
menggunakan sendal?”,tanyanya pendek. Jawabanku tidak menentu dikarenakan pada saat itu
aku gugup. Beberapa saat kemudian pak satpam menyuruhku pulang untuk menganti sendal
mengunakan sepatu. Setiba dirumah aku langsung menganti sendal mengunakan sepatu san
brangkat lagi kesekolah.Pada saat disekolah aku langsug mengambil surat pengumuman dan
membolak balik surat itu rupanya aku lulus dan aku langsung mengucapkan”Alhamdulillah”,
terlebih lagi aku diterima dijurusan MIPA yang dimana jurusan ini adalah jurusan yang aku
impi-impikan. Disini aku banyak mendapatkan teman-teman baru yang setia menemani
dikala suka maupun duka. Bersekolah disini, tidak terlalu banyak yang terjadi, cuman aku
berusaha untuk belajar dan belajar. Karena disekolah ini sebagian besar yang diperoleh
adalah hal yang baru. Belajar tentang pelajaran baru dan lain-lain. Mungkin karena hal-hal
baru inilah maka semangat belajarku makin tinggi.

Seiring berjalanya waktu, tak terasa aku sudah kelas XII yang dimana statusku
menjadi siswa sebentar lagi akan usai. Banyak kisah dan kasih aku jalani disekolah ini. Aku
pernah merasakan indahnya kebersamaan, risaunya kegelisahan, akupun tidak pernah
menyadari semua begitu cepat untuk berlalu. Inilah kisah yang panjang dalam cerita yang
pendek. Aku yakin, tangan para guruku lah yang akan menjadi anak tangga, hingga aku bisa
mencapai kesuksesan. Guru dan teman-temanku adalah seseorang yang tidak akan asing
dalam ingatanku, semoga semuanya selalu terlindungi.

Anda mungkin juga menyukai