M. Naufal 1907036010
Universitas Mulawarman
Kimia
2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak
menggunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata kata itu terangkai
mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehinga terbentuklah rangkaian
kata yang menggunakan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata
yang sapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan
kalimat.
2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
Jika tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu
bukanlah kalimat.
1. Subjek
2. Predikat
3. Objek
Objek adalah unsur kalimat yang dikenai perbuatan atau menderita akibat
perbuatan subjek. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis
kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus
transitif mempunyai objek. Biasanya predikat berupa kata kerja berkonfiks
me-kan, atau me-i, misalnya mengambilkan, mengumpulkan, mengambili,
melempari, mendekati.
Dalam kalimat, objek berfungsi (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat
berpredikat transitif, (2) memperjelas makna kalimat, dan (3) membentuk
kesatuan atau kelengkapan pikiran (Widjono, 2011:149).
4. Pelengkap
5. Keterangan
Bukan Unsur Utama (tidak bersifat wajib seperti subjek, predikat, objek
dan pelengkap ).
Kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula yang berupa kelompok kata.
Kelompok kata dapat berupa frase atau klausa
1. Kata
2. Frasa
Ciri-ciri frasa
Inti frase adalah unsur utama/pokok, yaitu unsur yang diterangkan (D),
sedangkan frase atributif adalah atribut/pewatas yang merupakan unsur
yang menerangkan (M).
Contoh: gedung laboratorium sedang dibangun
D M M D
Frase atributif adalah frase endosentris atributif (frase bertingkat)
yang unsure atributnya berupa kata berimbuhan.
Contoh: - anak tertua
inti atribut
- garis pembatas
inti atribut
kata tertua dan pembatas merupakan kata berimbuhan ter- dan peng-.
3. Klausa
Klausa dalam tata bahasa, adalah sekumpulan kata yang terdiri dari
subjek dan predikat walau dalam beberapa bahasa dan beberapa jenis
klausa, subjek dari klausanya mungkin tidak tampak secara eksplisit dan
hal ini khususnya umum dalam Bahasa bersubyek nol. Sebuah kalimat
paling sederhana terdiri dari satu klausa sedangkan kalimat yang lebih
rumit dapat terdiri dari beberapa klausa, sedangkan frase tidak.
a. Klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat
dan isinya sudah dapat kita pahami. Dalam kalimat majemuk
bertingkat, klausa utama berfungsi sebagai inti kalimat.
C. Kalimat dasar
Kalimat dasar merupakan cikal bakal kalimat turunan yang dapat
berbentuk kalimat tunggal atau bisa juga berupa kalimat majemuk
(Ekowardono, 2002: 84).
(3) bisa juga ditambah dengan unsur manasuka lainnya, yaitu objek,
pelengkap, atau keterangan;
Perbedaannya adalah:
(1) kalimat dasar memiliki urutan unsur yang runut yaitu S-P, sedangkan
kalimat tunggal tidak;
(3) kalimat dasar bersifat aktif sedangkan kalimat tunggal bisa bersifat aktif
maupun pasif.
dasar tulisan ini mengacu pada enam pola kalimat dasar yang
Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yangterdiri atas satu klausa atau satu
konstituen S-P (Purayasa, 2001).
Jadi, unsur inti kalimat tunggal ialah subjek dan predikat. Dalam kalimat
tunggal tentu saja terdapat semua unsur wajib yang diperlukan. Di
samping itu tidak mustahil unsur manasuka seperti keterangan
tempat,waktu, dan sebagainya. Dengan demikian, kalimat tunggal tidak
selalu dalam wujud pendek,
Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang
terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang
paling sederhana. Kalimat tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri
berdasarkan pola-pola pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. KB + KK (kata benda + kata kerja)
Contoh:
Ibu memasak
S P
b. KB + KS (kata benda + kata sifat)
Contoh:
Anak itu sangat rajin.
S P
c. KB + KBil (kata benda + kata bilangan)
Contoh:
Apel itu ada dua buah.
S P
Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya
menggunakan kata benda.
Contoh: Adik perempuan saya ada dua orang.
Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai
predikatnya.
Contoh: Saya sedang mandi.
S P
Pola kalimatnya:
S P O Ket
Pola kalimatnya:
Unsur inti terdiri atas S, P,O, dan Pel. Kalimat ini memiliki makna
benefaktif, bersangkutan dengan verba yang dilakukan untuk orang
lain.
S P
S P
S P
KESIMPULAN
c) Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang
terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang
paling sederhana. Kalimat tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri
berdasarkan pola-pola pembentukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Liusti, S. A. (2016). Analisis Kalimat Berdasarkan Pola Kalimat Dasar Dan
Kalkulus Predikat. Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, 15(2), 157-175.