Anda di halaman 1dari 15

SITOHISTOTEKNOLOGI

Nama : ANDI NATASYA SALZABILAH


NIM : PO.71.4.203.17.1.008
Kelas : D.IV (III)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JURUSAN ANALIS


KESEHATAN MAKASSAR PROGRAM STUDI D.IV
2020/2021
PENDAHULUAN

Histoteknik adalah metoda atau cara/proses untuk membuat sajian histologi dari spesimen
tertentu melalui suatu rangkaian proses hingga menjadi sajian yang siap untuk diamati atau
dianalisa. Sajian histologi yang baik dapat digunakan untuk

1. Bahan pengajaran dan praktikum mahasiswa, guna mempelajari bentuk dan struktur
jaringan tubuh tertentu yang normal.
2. Riset, guna mempelajari perubahan jaringan dan organ tubuh hewan percobaan yang
mendapat perlakuan tertentu atau mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jaringan
atau organ tubuh tertentu.
3. Membantu menegakkan diagnosa penyakit yang diderita oleh seorang pasien
Untuk mencapai ketiga tujuan tersebut sajian histologi yang dibuat harus dapat memberikan
gambaran tentang bentuk dan besar serta susunan sel; inti sel dan sitoplasma; badan inklusi
(glikogen, tetesan lemak, pigmen dsbnya); susunan serat jaringan ikat; otot dan lain sebagainya
sesuai dengan gambaran jaringan tubuh tersebut dalam kondisi hidup.

Sajian yang baik dapat membantu mahasiswa memahami struktur histologi jaringan tubuh
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada waktu hidup.

Sajian yang baik juga akan memberikan hasil yang benar-benar shahih (valid/akurat) yang
sangat dibutuhkan oleh para peneliti untuk menjawab permasalahan yang timbul. Di samping itu
sajian yang baik juga diperlukan oleh klinikus untuk menunjang diagnosa penyakit yang diderita
oleh pasien.

SUMBER JARINGAN ATAU ORGAN

1. Manusia
Jaringan yang berasal dari manusia tentulah yang paling ideal karena struktur histologi
yang harus dipelajari oleh mahasiswa adalah struktur histologi manusia. Jaringan tubuh
ini dapat di ambil dari cadaver (jenazah) dengan syarat jaringan atau organ tersebut di
ambil kurang dari 3 jam setelah kematian, sebab bila lebih lama sudah terjadi
pembusukan atau autolisis. Sayangnya syarat tersebut pada masa kini hampir mustahil
dapat dipenuhi. Cara lain adalah mengambil jaringan atau organ tersebut dari kamar
operasi.
2. Hewan
Jaringan atau organ yang diambil dari hewan merupakan alternatif. Beberapa hewan
yang sering dipakai adalah

a. Kera, paling menyerupai jaringan tubuh manusia karena sama-sama tergolong


mahluk primata
b. Kambing, terutama untuk melihat serat Purkinje di jantung
c. Babi untuk melihat lobulus klasik hepar dan arteri Hulsen pada limpa.
d. Kucing dan anjing
e. Tikus putih (mice) dan rat
f. Kelinci
Jaringan dapat diambil dari hewan yang difiksasi dalam keadaan hidup (fiksasi supra/
intravital) atau hewan yang telah mati (fiksasi emersi/rendam).

Histoteknik ini dapat dilakukan oleh staf pengajar, peneliti atau teknisi laboratorium.
Setiap staf pengajar bagian biomedik harus menguasai teknik pembuatan sajian histologi dengan
baik, karena setiap staf pengajar bagian biomedik dituntut untuk dapat melakukan riset yang
sering kali melibatkan teknik pembuatan sediaan histologi. Setiap peneliti sebaiknya membuat
sajian histologi sendiri, karena dengan melakukannya sendiri setiap peneliti dapat mengetahui
kesulitan-kesulitan yang terjadi sekaligus cara untuk mengatasinya. Disamping peneliti juga
dapat mengamati hal-hal yang terjadi pada jaringan selama proses pembuatan sajian.
MATERI I

(PENGAMBILAN ) JARINGAN TUBUH

A. Persiapan

Sebelum jaringan tubuh diambil beberapa pesiapan perlu dilakukan yang terdiri atas

1. Persiapan alat dan bahan/cairan


Perangkat peralatan yang harus dipersiapkan untuk melakukan isolasi atau pengambilan
jaringan tubuh terdiri atas peralatan bedah minor (gunting, pinset, scalpel, klem,
pemegang jaringan, kassa, dll), meja operasi, lampu, peralatan anestesi (disposible
syringe, sungkup/masker anestesi) dan obat anestesi (eter, ketalar, phenobarbital dll)
serta perangkat pengawetan jaringan (fiksasi jaringan) seperti wadah untuk fiksasi
emersi, cairan fiksasi (Formol salin, Muller, Bouin, Zenker dll), peristaltik
pump/syringe pump untuk fiksasi supravital dan lain-lain

2. Persiapan sampel
Untuk jaringan yang diambil dari kadaver atau manusia, jaringan segera diambil dan
dimasukkan kedalam caian fiksasi. Untuk sampel yang diambil dari hewan, maka hewan
perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Hewan yang dipilih haruslah sehat, galurnya harus
baik dan jelas, mempunyai status gizi yang baik dan dipelihara sesuai dengan syarat-
syarat pemeliharaan hewan coba. Hewan yang digunakan dipilih sesuai dengan tujuan
penelitian dan pengajaran. Kera merupakan hewan yang mempunyai struktur tubuh
yang mirip dengan manusia. Untuk mempelajari serat purkinje pada jantung dengan
lebih jelas dapat digunakan jantung kambing, untuk mempelajari lobulus hati klasik
degan lebih baik digunakan hati babi, untuk mempelajari arteri Hulsen pada limpa lebih
baik digunakan limpa yang berasal dari babi dan sebagainya.

B. Pelaksanaan

Untuk jaringan yang berasal dari kadaver dan dari jaringan operasi, jaringan yang telah
diambil langsung dimasukkan kedalam wadah yang berisi cairan fiksasi. Sedangkan untuk
jaringan yang berasal dari hewan tahapan pengambilan jaringan adalah sebagai berikut

1. Pembiusan
Untuk membius hewan yang akan diambil jaringan tubuhnya dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu

a. Pembiusan inhalasi dengan menggunakan eter dan sungkup muka


b. Pembiusan dengan menyuntikkan zat anestesi seperti chloralhydrate, ketalar,
phenobarbital, dan sebagainya.
c. Campuran yaitu pembiusan inhalasi yang diikuti dengan pembiusan lewat
suntikan
2. Pembedahan dan isolasi jaringan tubuh
Setelah hewan terbius sempurna, proses selanjutnya adalah melakukan operasi dan
pengambilan jaringan tubuh yang diinginkan. Jaringan tubuh lalu dipotong-potong
didalam cairan fisiologis (NaCl 0.9%) untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil. Hal
ini perlu dilakukan agar cairan fiksasi dapat masuk kedalam jaringan dengan mudah dan
baik. Potongan jaringan kemudian dimasukkan kedalam wadah-wadah kecil yang telah
diberikan label/keterangan. Wadah berisi cairan fiksasi dan jaringan kemudian disimpan
ditempat yang sesuai hingga saat pemerosesan jaringan selanjutnya.

3. Fiksasi supravital/intra vital


Khusus untuk jaringan tubuh yang difiksasi secara supravital atau intravital, segera
setelah hewan terbius sempurna, hewan dibaringkan di atas meja operasi dan diikat agar
posisinya stabil. Setelah itu dinding perut dibuka dengan sayatan pada garis tengah
dilanjutkan ke samping kiri dan kanan pada sisi atas dan bawah. Diafragma lalu dibuka.
Tulang iga dipotong pada costosterno junction. Tulang sternum lalu ditarik ke atas dan
difiksasi. Setelah tulang sternum diangkat ke atas akan terlihat jantung. Aurikula atrium
kanan dan ventrikel kiri lalu diidentifikasi. Perikardium lalu dibuka. Dinding aurikula
atrium kanan digunting dan darah dibiarkan mengalir. Setelah darah mengalir keluar,
jarum yang disambung ke slang infus ditusukkan kedalam ventrikel kiri. Peristaltik
pump lalu dinyalakan dan cairan infus akan mengalir masuk kedalam ventrikel kiri
menggantikan darah yang hilang lewat atrium kanan. Cairan infus yang pertama
mengalir adalah cairan NaCl 0.9% untuk membilas darah dari jaringan tubuh sehingga
jaringan tubuh yang akan diambil bebas dari kontaminasi darah. Selanjutnya akan
mengalir cairan fiksasi yang akan memfiksasi seluruh jaringan tubuh. Cairan fiksasi
dibiarkan mengalir hingga seluruh jaringan terfiksasi sempurna yang ditandai oleh
adanya leher dan ekor yang kaku. Selama cairan fiksasi mengalir akan terlihat kedutan
pada seluruh otot. Setelah seluruh jaringan terfiksasi sempurna, sisa bekuan darah
dibersihkan dari tubuh hewan dengan mencuci dengan air kran. Jaringan tubuh yang
diinginkan kemudian diisolasi, dipotong-potong dan dimasukkan kedalam wadah yang
berisi cairan fiksasi yang sama dengan cairan fiksasi yang diinfuskan. Wadah yang
berisi cairan fiksasi dan jaringan kemudian dilabel dan disimpan hingga saat proses
pengolahan jaringan selanjutnya.

Gambar . A. Joseph T Clover (1825-1822). B & C. Inhaler Clover.

Gambar 8. A. Ferdinand Edelberg Junker von Langegg (1828 – 1902) B. Inhaler


Junker.
MATERI II

PEMBUATAN PREPARAT OLES (HAPUSAN)

Sediaan hapus berarti meng”apus”kan (spread) suatu bahan diatas kaca objek.dalam
pemeriksaan hematologi bahan yang diapuskan adalah darah atau sum-sum tulang.

Pemeriksaan sediaan apus merupakan bagian yang penting dari rangkaian pemeriksaan
hematologi oleh karena sejumlah informasi dapat diperoleh dari pengamatan sediaan ini,antara
lain informasi mengenai morfologi dan distibusi eritrosit,leukosit dan trombosit.kadang-
kadang,tanpadi minta oleh dokter klinik,bisa ditemukan adanya parasit malaria.

Reagensia :

 Giemsa
 Bufer Fosfat
 Aquades
Alat :

 Obyek glass
 Mikroskopis
 Dekglas
 Pipet pasteur
 Jembatan pengecatan

Cara kerja :

a. Pembuatan Sediaan Apusan Darah Tepi


Sebelumnya dibutuhkan pengambilan spesiem yang benar, yaitu dengan tabung anti
koagulan :
 Sebelum pembuatan darah sudah dihomogenkan
Membolak balik darah dalam tabung dan memutar agar homogeny
 Malid dengan ujung rata, lebih sempit dari gelas obyek digunakan.
 Meneteskan darah pada obyek glas secukupnya

 Sudut pendorongan bisa dengan sudut 25-45 derajat sesuai kekentalan darah

 Dorong perlahan dengan konstan tidak terputus putus

 Tunggu sampai kering


Secara makroskopis sediaan apusan darah yang sempurna dapat dilihat dari kepala
(bagian awal) dan ekor (bagian akhir) sebagai berikut :
1. Panjang apusan 2/3 panjang gelas obyek.
2. Sebagai gambaran bendera dengan ujung tanpa robekan
3. Hasil pewarnaan bergradasi dengan bagian kepala tebal semakin ke ekor
menipis.

b. Pengecatan
 Sediaan apusan kering difiksasi dengan methanol selama 5 menit (sebaiknya
dalam staining jar) fiksasi lebih lama (10-15 menit) untuk jumlah lekosit
tinggi.
 Cat giemsa diencerkan dengan larutan buffer ph 6,8 dengan perbandingan 1:9

 Genangi preparat dengan cat diamkan selama 10 menit

 Bilas dibuang hati hati keringkan


 Pegamatan preparat preparat kemudian siap diamati dengan mikroskop
perbesaran 40X,100X.
Alat penghitung Sel

Perbesaran dengan lensa mikroskop


Lensa 10 X Lensa 40 X Lensa 100 X
MATERI III

PEMBUATAN PREPARAT METODE RENTANG

ALAT:

1. Bak Parafin 1 buah


2. Seperangkat alat bedah lengkap
3. Petridis 6 buah
4. Nampan 1 buah
5. Objeck glass 6 buah
6. Deck glass 6 buah
7. Jarum secukupnya
8. Pipet 6 buah
9. Mikroskop 1 buah
10. Alat tulis lengkap

BAHAN:

1. Subkutis(jaringan ikat atau jaringan lemak), mesenterium, pericardium dll dari


mencit (Mus musculus)
2. Methyl alkohol 3% secukupnya
3. Alkohol(Absolut, 96%, 90%, 80%, 70%) secukupnya
4. Eosin secukupnya
5. Toluol secukupnya

CARA KERJA
Adapun cara kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Mengambil jaringan segar yang digunakan dengan menggunakan benda tajam seperti
jarum preparat, pisau skalpel atau pisau runcing.
2. Merentangkan sayatan jaringan segar pada objek glass kering(tanpa diberi apapun, baik
garam fisiologik atau fiktatif).
3. Memfiksasi menggunakan methyl alkohol 3% selama 1-3menit.
4. Melanjutkan dengan langkah berikut:

Alkohol absolut........................…. 1-3menit


Alkohol 96%…...........................… 1-3menit
Alkohol 90%…...........................… 1-3menit
Alkohol 80%…............................… 1-3menit
Alkohol 70%…...........................… 1-3menit
Eosin….............................................. 1-3menit
Alkohol 70%…...........................… 1-3menit
Alkohol 80%…...........................… 1-3menit
Alkohol 90%…...........................… 1-3menit
Alkohol 96%…...........................… 1-3menit
Alkohol Absolut…...................…. 1-3 menit
Toluol............................................…. 1-3menit
Xylol................................................… 1-3menit

1. Menutup preparat menggunakan deck glass


2. Mengamati dibawah mikroskop dan memberi kesimpulan

HASIL dan PEMBAHASAN


HASIL:
Gambar 1.
Preparat rentang
Spesies: Mus musculus (mencit)

1. Bagian penggantung testis (mesenterium)


2. Berbentuk jaringan ikat padat tak beraturan

Gambar 2.
Preparat rentang
Spesies: Mus musculus (mencit)
Keterangan:

1. Bagian dibawah kulit (sub kutis)


2. Berbentuk jaringan ikat longgar

Anda mungkin juga menyukai