Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 149

PRINSIP-PRINSIP DAN MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM

Abd. Rahman Bahtiar1


Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam| Unismuh Makassar

ABSTRAK
Prinsip-prinsip belajar dapat digunakan untuk mengungkapkan batas-batas kemungkinan
dalam pembelajaran, sehingga guru dapat melakukan tindakan yang tepat. Selain itu
dengan teori dan prinsip-prinsip pembelajaran, guru juga dapat memiliki dan
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar peserta
didik. Berbagai bentuk model pembelajaran yang ada, memungkinkan guru PAI dapat
berinovasi menciptakan sendiri model pembelajaran yang akan digunakan. Pemanfaatan
model pembelajaran sebenarnya dimaksudkan untuk membantu agar kegiatan
pembelajaran lebih efektif mencapai tujuan dan efisien. Sayangnya, masih ada yang
beranggapan bahwa penggunaan berbagai model pembelajaran hanya menambah
pekerjaan guru yang waktunya telah habis untuk mengejar target kurikulum. Anggapan
demikian sebenarnya tak perlu terjadi.

Kata Kunci: Prinsip, Model Pembelajaran

ABSTRACT
Learning principles can be used to reveal the limits of possibility in learning, so teachers
can take appropriate action. In addition to the theory and principles of learning, teachers
can also have and develop the attitude necessary to support the promotion of learners.
Various forms of existing learning model allow teachers PAI can innovate to create its
own model of learning that will be used. Utilization learning model is meant to help make
learning activities more effectively and efficiently achieve the objectives. Unfortunately,
there are those who believe that the use of different learning models only add jobs
teachers that time is running out to meet the curriculum targets. The presumption thus did
not need to happen.

Keywords: Principles, Learning Model


Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 150

PENDAHULUAN Pendidikan Agama Islam kurang


diminati, salah satu penyebabnya ialah
Pendidikan Agama Islam (PAI) selama ini PAI diajarkan dengan
dalam konteks kebijakan pendidikan menggunakan strategi pembelajaran
nasional merupakan nama mata yang kurang sesuai dengan tujuan yang
pelajaran agama Islam yang hendak dicapai. Belum lagi materi
diselenggarakan pada pendidikan formal pembelajaran PAI yang lebih banyak
di semua jenjang pendidikan, mulai bersifat teori, terpisah-pisah, terisolasi
pendidikan anak usia dini, dasar, atau kurang terkait dengan mata
menengah, dan pendidikan tinggi. pelajaran lain. Oleh karena itu, makalah
Pembelajaran PAI bertujuan ini membahas prinsip-prinsip dan model
untuk meningkatkan pemahaman, pembelajaran PAI, dengan harapan
keimanan, penghayatan, dan pengamalan bahwa memahami prinsip dan model
peserta didik tentang agama Islam, pembelajaran yang tepat untuk PAI
sehingga menjadi manusia muslim yang memungkinkan di masa depan untuk
beriman dan bertakwa kepada Allah swt. dapat mereformulasi sistem
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pembelajaran PAI agar lebih fungsional.
pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan Masalah pokok yang dibahas
bernegara.Walaupun tujuannya begitu dalam makalah ini adalah bagaimana
ideal, namun selama ini pembelajaran prinsip dan model pembelajaran
PAI, sekaligus guru PAI, di sekolah Pendidikan Agama Islam? Adapun
sering dianggap kurang berhasil (untuk submasalahnya adalah: Bagaimana
tidak mengatakan gagal) dalam prinsip pembelajaran Pendidikan Agama
mengembangkan sikap dan perilaku Islam? dan Bagaimana model
keberagamaan peserta didik. Dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
kata lain PAI masih belum berhasil
dalam membangun karakter bangsa. HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa perilaku remaja dapat
dijadikan indikator bahwa PAI kurang Prinsip Pembelajaran Pendidikan
berhasil, yaitu: (1) lalai salat dan tidak Agama Islam
gemar membaca al-Qur’an; (2) Prinsip (dari kata principia)
membudaya ketidakjujuran dan rasa berarti permulaan, titik awal yang
tidak hormat anak kepada orang tua dan darinya lahir hal-hal tertentu. Prinsip
guru; (3) pacaran dan seks di luar nikah; dapat juga diartikan asas atau kebenaran
(4) tindakan kekerasan seperti tawuran yang menjadi pokok dasar berpikir dan
antarpelajar; (5) mengonsumsi narkoba, bertindak. Sedangkan pembelajaran pada
rokok, dan minuman alkohol; (6) hakikatnya merupakan proses
semangat belajar, etos kerja, rasa komunikasi transaksional yang bersifat
tanggung jawab, dan kedisiplinan pun timbal balik, baik antara guru dengan
menurun, berganti dengan peserta didik, peserta didik dengan
kecenderungan hidup hedonis tanpa peserta didik untuk mencapai tujuan
kerja keras. yang telah ditetapkan. Komunikasi
transaksional menunjukkan adanya
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 151

perolehan, penguasaan, hasil, proses atau dalam kehidupan sehari-hari. Thorndike


fungsi belajar bagi peserta didik. Jadi, sebagaimana dikutip Muhammad
berbicara tentang prinsip pembelajaran Thobrani dan Arif Mustofa menjelaskan
Pendidikan Agama Islam (PAI) berarti jika anak tertarik dan merasa senang
berbicara tentang asas yang mendasari pada suatu kegiatan, maka akan
pelaksanaan pembelajaran PAI. menghasilkan prestasi memuaskan.
Al-Nahlawi menyebutkan, ajaran Adapun motivasi dalam konteks
Islam mempunyai prinsip dasar yang pembelajaran adalah usaha sadar oleh
dapat dijadikan landasan dalam aktivitas guru untuk menimbulkan motif-motif
pembelajaran, yaitu bahwa manusia pada peserta didik yang menunjang
adalah makhluk Allah. Oleh karena itu, pencapaian tujuan pembelajaran.
seluruh aktivitas hidup manusia, Motivasi erat kaitannya dengan minat.
termasuk kegiatan pembelajaran, Peserta didik yang memiliki minat
diletakkan dalam konteks merealisasikan terhadap suatu bidang studi tertentu
fungsi hidup manusia sebagai makhluk cenderung tertarik perhatiannya dan
Allah tersebut, yaitu abdullah dan dengan demikian timbul motivasinya
khalifah Allah. Lebih lanjut al-Nahlawi untuk mempelajari bidang studi tersebut.
mengutip tiga ayat al-Qur’an (QS. al- Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-
Zariyat/51: 56, al-Hujurat/49: 13, dan al- nilai yang dianggap penting dalam
Nahl/16: 125) sebagai landasan prinsipil kehidupan. Nilai-nilai tersebut
yang harus menjiwai pendidikan Islam. mengubah tingkah laku dan motivasinya.
Beberapa ahli pendidikan Islam
(misalnya Ahmad Tafsir dan Abuddin 2. Keaktifan
Nata) ketika mengulas prinsip Menurut pandangan psikologi,
pembelajaran PAI, tampak bahwa ia anak adalah makhluk yang aktif. Anak
mengadopsi prinsip pembelajaran dari mempunyai dorongan untuk berbuat
teori pendidikan umum (Barat). Adapun sesuatu, mempunyai kemauan dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang relatif aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa
berlaku umum yaitu: prinsip perhatian dipaksakan oleh orang lain dan juga
dan motivasi, keaktifan, keterlibatan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain.
langsung/berpengalaman, pengulangan, Belajar hanya mungkin terjadi apabila
tantangan, balikan dan penguatan, serta anak aktif mengalaminya sendiri. John
perbedaan individual. Dewey sebagaimana dikutip Abuddin
Nata mengemukakan, belajar adalah
1. Perhatian dan motivasi menyangkut apa yang harus dikerjakan
Perhatian mempunyai peranan peserta didik untuk dirinya sendiri, maka
penting dalam kegiatan belajar. Tanpa inisiatif harus datang sendiri. Guru
adanya perhatian, proses belajar tidak sekadar pembimbing dan pengarah.
mungkin terjadi. Perhatian akan timbul Jean Piaget yang dikutip Ahmad
pada peserta didik apabila bahan Rohani mengemukakan, seorang anak
pembelajaran dirasakan sebagai: sesuatu akan berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa
yang dibutuhkan; diperlukan untuk berbuat anak tak berpikir. Agar ia
belajar lebih lanjut; atau diperlukan berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 152

kesempatan untuk berbuat sendiri. Lebih dan 90% dari apa yang dikatakan dan
lanjut Piaget menjelaskan, bahwa belajar dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa
menunjukkan adanya jiwa yang sangat jika guru mengajar dengan banyak
aktif, jiwa yang mengolah informasi, ceramah, maka peserta didik akan
jiwa yang tidak sekadar menyimpan mengingat hanya 20% karena mereka
informasi, tetapi mengadakan hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika
transformasi. guru meminta peserta didik untuk
Keaktivan dapat berupa kegiatan melakukan sesuatu dan melaporkannya,
fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik maka mereka akan mengingat sebanyak
bisa berupa membaca, mendengar, 90%.
menulis, berlatih keterampilan, dan Hal ini ada kaiatannya dengan
sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis, pendapat yang dikemukakan oleh
misalnya, menggunakan khasanah seorang filosof Cina yaitu Confocius,
pengetahuan yang dimiliki dalam bahwa: apa yang saya dengar, saya lupa;
memecahkan masalah yang dihadapi, apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa
membandingkan satu konsep dengan yang saya lakukan saya paham. Dari
yang lain, menyimpulkan hasil kata-kata bijak ini seseorang dapat
percobaan, dan sebagainya. mengetahui betapa pentingnya
keterlibatan langsung dalam
3. Keterlibatan langsung/pengalaman pembelajaran.
Pembelajaran akan lebih
bermakna jika peserta didik “mengalami 4. Pengulangan
sendiri apa yang dipelajarinya” bukan Prinsip belajar yang menekankan
“mengetahui” dari informasi yang perlunya pengulangan adalah teori
disampaikan guru, Pentingnya psikologi daya. Menurut teori ini belajar
keterlibatan langsung dalam belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
dikemukakan oleh John Dewey dengan manusia yang terdiri atas mengamat,
“learning by doing”-nya. Belajar menanggap, mengingat, mengkhayal,
sebaiknya dialami melalui perbutan merasakan, berpikir, dan sebagainya.
langsung dan harus dilakukan oleh Dengan mengadakan pengulangan, maka
peserta didik secara aktif. Prinsip ini daya-daya tersebut akan berkembang,
didasarkan pada asumsi bahwa para seperti pisau yang selalu diasah akan
peserta didik dapat memperoleh lebih menjadi tajam.
banyak pengalaman dengan cara Teori lain yang menekankan
keterlibatan secara aktif dan prinsip pengulangan adalah teori
proporsional, dibandingkan dengan bila koneksionisme Thorndike. Berangkat
mereka hanya melihat materi/konsep. dari salah satu hukum belajarnya “law of
Modus Pengalaman belajar exercise”, Thorndike mengemukakan
adalah sebagai berikut: seseorang belajar bahwa belajar ialah pembentukan
10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa hubungan antara stimulus dan respons,
yang didengar, 30% dari apa yang dan pengulangan terhadap pengamatan-
dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan pengamatan itu memperbesar peluang
didengar, 70% dari apa yang dikatakan, timbulnya respons benar.
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 153

Pada teori psikologi conditioning conditioning dari B.F. Skinner. Kalau


Pavlov, respons akan timbul bukan pada teori conditioning yang diberi
karena stimulus saja, tetapi oleh stimulus kondisi adalah stimulusnya, maka pada
yang dikondisikan, misalnya peserta operant conditioning yang diperkuat
didik berbaris masuk ke kelas, mobil adalah responnya. Kunci dari teori
berhenti pada saat lampu merah. Ketiga belajar ini adalah law of effect versi
teori tersebut menekankan pentingnya Thorndike.
prinsip pengulangan dalam belajar, Peserta didik belajar sungguh-
walaupun dengan tujuan yang berbeda. sungguh dan mendapatkan nilai yang
baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu
5. Tantangan mendorong anak untuk belajar lebih giat
Teori medan (field theory) dari lagi. Nilai yang baik dapat merupakan
Kurt Lewin mengemukakan bahwa operant conditioning atau penguatan
peserta didik dalam situasi belajar positif. Sebaliknya, anak yang mendapat
berada dalam suatu medan atau lapangan nilai yang jelek pada waktu ulangan
psikologis. Dalam belajar, peserta didik akan merasa takut tidak naik kelas. Hal
menghadapi suatu tujuan yang ingin ini juga bisa mendorong anak untuk
dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan belajar lebih giat. Inilah yang disebut
yaitu menguasai bahan belajar, maka penguatan negatif atau escape
timbullah motif untuk mengatasi conditioning.
hambatan itu, yaitu dengan mempelajari Format sajian berupa tanya
bahan belajar tersebut. jawab, diskusi, eksperimen, metode
Tantangan yang dihadapi dalam penemuan dan sebagainya merupakan
bahan belajar membuat peserta didik cara pembelajaran yang memungkinkan
bergairah untuk mengatasinya. Bahan terjadinya balikan dan penguatan.
belajar yang baru, yang banyak
mengandung masalah yang perlu 7. Perbedaan individu
dipecahkan, membuat peserta didik Setiap peserta didik merupakan
tertantang untuk mempelajarinya. individu yang unik, artinya tidak ada dua
Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, orang yang sama persis. Tiap peserta
discovery juga memberikan tantangan didik memiliki perbedaan satu dengan
bagi peserta didik untuk belajar secara yang lainnya. Perbedaan belajar ini
lebih giat dan sungguh-sungguh. berpengaruh pada cara dan hasil belajar
Penguatan positif maupun negatif juga peserta didik. Sistem pendidikan klasikal
akan menantang peserta didik dan yang dilakukan di sekolah tampak
menimbulkan motif untuk memperoleh kurang memperhatikan masalah
ganjaran atau terhindar dari hukum yang perbedaan individual, umumnya
tidak menyenangkan. pelaksanaan pembelajaran di kelas
dengan melihat peserta didik sebagai
6. Balikan dan penguatan individu dengan kemampuan rata-rata,
Prinsip belajar yang berkaitan kebiasaan yang kurang lebih sama,
dengan balikan dan penguatan terutama demikian pula dengan pengetahuannya.
ditekankan oleh teori belajar operant
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 154

Pembelajaran klasikal yang knowledge and skill (apa yang saya


mengabaikan perbedaan individual dapat dengar, lihat, diskusikan, dan saya
diperbaiki dengan beberapa cara, lakukan, saya mendapatkan pengetahuan
misalnya: penggunaan metode atau dan ketrampilan). What I teach to
strategi pembelajaran yang bervariasi, another, I master (apa yang saya ajarkan
penggunaan metode instruksional, kepada orang lain, saya menguasainya).
memberikan tambahan pelajaran atau Berkaitan dengan itu Bobbi
pengayaan pelajaran bagi peserta didik DePorter dan Mike Hernacki
yang pandai dan memberikan bimbingan menyebutkan tiga tipe orang dengan
belajar bagi yang kurang. Dalam gaya belajar yang berbeda yaitu: (1) tipe
memberikan tugas, hendaknya visual: orang tipe visual lebih mengingat
disesuaikan dengan minat dan apa yang dilihat dari pada apa yang
kemampuan peserta didik. didengar, pembaca cepat dan tekun,
tidak begitu terganggu oleh kebisingan,
akan tetapi dia mempunyai masalah
Model Pembelajaran Pendidikan
untuk mengingat instruksi verbal kecuali
Agama Islam
jika ditulis; (2) tipe auditorial: tipe ini
Model pembelajaran diartikan lebih mampu belajar dengan
sebagai prosedur sistematis dalam mendengarkan dan mengingat apa yang
mengorganisasikan pengalaman belajar didiskusikan dari pada yang dilihat atau
untuk mencapai tujuan belajar. dibaca, senang membaca dengan suara
Sebenarnya model pembelajaran keras dan mendengarkan, sulit untuk
berkaitan erat dengan pendekatan, menulis tetapi hebat dalam bercerita,
strategi, atau metode pembelajaran. suka berbicara, berdiskusi dan
Saat ini telah banyak dikembangkan menjelaskan sesuatu secara panjang
berbagai macam model pembelajaran, lebar, dan bermasalah dengan pekerjaan-
dari yang sederhana sampai model yang pekerjaan yang melibatkan visualisasi;
agak kompleks dan rumit karena (3) tipe kinestetik: orang-orang
memerlukan banyak alat bantu dalam kinestetik lebih mampu belajar dengan
penerapannya. praktik, banyak menggunakan isyarat
Melvin Silbermen melengkapi tubuh, berkeinginan untuk melakukan
pernyataan Confucius mengenai tiga segala sesuatu, menyukai permainan
macam cara belajar (belajar dengan yang menyibukkan, berorientasi pada
mendengar, belajar dengan melihat, dan fisik dan banyak bergerak, dan tidak
belajar dengan melakukan) yaitu dengan dapat duduk diam untuk waktu yang
menyatakan: What I hear, I forget (apa lama.
yang saya dengar, saya lupa). What I Tipologi di atas tidak berarti
hear, see, and ask questions about or setiap orang hanya memiliki satu gaya
discuss with someone else, I begin to belajar, akan tetapi dia memiliki
understand (apa yang saya dengar, lihat, kecenderungan untuk lebih mampu
pertanyakan atau diskusikan dengan belajar dan menguasai suatu
orang lain, saya mulai memahami). What pengetahuan atau keterampilan dengan
I hear, see, discuss and do, I ackquire metode belajar yang sesuai dengan tipe
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 155

dirinya. Karena itulah guru sedapat sesuai dengan kemampuan dasar


mungkin menerapkan metode-metode dan keunikan yang dimilikinya).
belajar yang dapat memfasilitasi Syaiful Sagala menawarkan
keberagaman tipe belajar dan membuat konsep tentang model pembelajaran
peserta didik menjadi aktif. yang efektif bagi terbentuknya
Beberapa model pembelajaran kompetensi peserta didik di antaranya:
yang dapat meningkatkan kualitas proses 1. Contectual Teaching and Learning
dan hasil pembelajaran Pendidikan yaitu model pembelajaran yang
Agama Islam, di antaranya adalah: menekankan pada keterkaitan materi
model classroom meeting, cooperative pembelajaran dengan dunia
learning, integrated learning, kehidupan peserta didik secara nyata
constructive learning, inquiry learning, 2. Role playing yaitu model
dan quantum learning. pembelajaran yang menekankan
Berkaitan dengan model pada problem solving (pemecahan
pembelajaran PAI, sebetulnya berbagai masalah)
model pembelajaran dapat saja 3. Modular Instruction yaitu
diterapkan, tetapi yang terpenting adala pembelajaran dengan menggunakan
guru dapat mengondisikan lingkungan system modul/paket belajar mandiri
agar menunjang terjadinya perubahan yang disusun secara sistematis,
perilaku bagi peserta didik. Untuk operasional dan terarah
keperluan ini, maka model pembelajaran 4. Pembelajaran partisipatif yaitu
yang monoton yang selama ini pembelajaran yang melibatkan
berlangsung di kelas sudah saatnya peserta didik dalam perencanaan,
diganti dengan model pembelajaran yang pelaksanaan dan evaluasi
memungkinkan peserta didik aktif, pembelajaran.
inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Dari sekian model di atas, masih
Model pembelajaran yang banyak model pembelajaran lainnya
ditawarkan para ahli untuk mewujudkan yang dapat dipilih dan digunakan oleh
kegiatan belajar aktif dimaksud di guru, guna mendesain pengalaman
antaranya: belajar yang bermanfaat bagi peserta
1. Inquiry-discovery approach (belajar didik, baik bagi perkembangan ranah
mencari dan menemukan sendiri) kognitif, afektif maupun
2. Expository teaching (menyajikan psikomotoriknya. Dengan satu catatan,
bahan dalam bentuk yang telah tidak ada satu model pembelajaran yang
dipersiapkan secara rapi, sistematik paling efektif untuk satu mata pelajaran,
dan lengkap sehingga siswa tinggal yang ada adalah satu atau beberapa
menyimak dan mencernanya secara model pembelajaran yang efektif untuk
teratur dan tertib) mata pelajaran tertentu, tetapi belum
3. Mastery learning (belajar tuntas) tentu untuk materi lainnya. Oleh karena
4. Humanistic education yaitu menitik itu, guru harus cerdas dalam menentukan
beratkan pada upaya membantu model pembelajaran yang sesuai untuk
siswa mencapai perwujudan dirinya suatu kegiatan pembelajaran guna
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 156

     


tercapainya indikator-indikator yang
sudah ditetapkan sebelumnya.
Setiap cara mengajar memiliki
kelebihan dan kelemahannya masing-         
masing. Hal yang kurang baik adalah
apabila guru sering menggunakan satu         
cara pembelajaran yang terus menerus
 
dengan slogan dikotomis, yakni bila
guru aktif maka siswa diam, bila siswa
aktif maka guru pasif.
Dengan menghindari penggunaan Terjemahnya:
metode monoton maka pencapaian Serulah (manusia) kepada jalan
tujuan PAI terjadi secara maksimal. Di Tuhanmu dengan hikmah dan
dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang pengajaran yang baik dan
berhubungan dengan pembelajaran. berdebatlah dengan mereka
Misalnya, QS al-Alaq/96: 1-5: dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, dialah
        yang lebih mengetahui tentang
siapa yang sesat dari jalan-Nya
        
dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk.
(Depertemen Agama)
       
Ayat diatas berbicara tentang
Terjemahnya: beberapa metode pembelajaran. Di sini
1. Bacalah dengan (menyebut) nama ada tiga contoh metode, yaitu hikmah
Tuhanmu yang menciptakan, (logis-rasional), mau‘izah al-hasanah
2. Dia telah menciptakan manusia (nasihat yang baik), dan mujadalah
dari segumpal darah. (dialog dan debat).
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Mahamulia. KESIMPULAN
5. Yang mengajar (manusia) dengan
pena. 1. Dari pembahasan prinsip-prinsip
6. Dia mengajar manusia apa yang belajar dapat ditemukan bahwa
tidak diketahuinya. (Depertemen terdapat banyak prinsip. Dalam
Agama) kegiatan pembelajaran PAI, seorang
guru harus menggunakan teori-teori
Lima ayat tersebut berbicara dan prinsip-prinsip belajar tertentu
tentang perintah kepada semua manusia agar dapat membimbing aktivitas
untuk membaca, belajar, dan observasi guru dalam merencanakan dan
ilmiah. Pada QS al-Nahl/16: 125 Allah melaksanakan kegiatan
berfirman: pembelajaran. Prinsip-prinsip
belajar dapat digunakan untuk
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 157

mengungkapkan batas-batas DAFTAR PUSTAKA


kemungkinan dalam pembelajaran,
sehingga guru dapat melakukan al-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip-
tindakan yang tepat. Selain itu Prinsip dan Metode Pendidikan
dengan teori dan prinsip-prinsip Islam dalam Keluarga, di
pembelajaran, guru juga dapat Sekolah, dan di Masyarakat.
memiliki dan mengembangkan Bandung: CV. Diponegoro, 1992.
sikap yang diperlukan untuk
menunjang peningkatan belajar Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
peserta didik. Terjemah. Bandung: PT. Sygma
2. Berbagai bentuk model Examedia Arkanleema, 2009.
pembelajaran yang ada, Departemen Pendidikan Nasional,
memungkinkan guru PAI dapat Kamus Besar Bahasa Indonesia,
berinovasi menciptakan sendiri edisi keempat. Cet. I; Jakarta:
model pembelajaran yang akan Gramedia, 2008.
digunakan. Sebab, guru adalah
orang yang paling memahami Dimyati dan Mujiono, Belajar dan
karakteristik dan kebutuhan peserta Pembelajaran. Cet. III; Jakarta:
didiknya. Melalui berbagai variasi Rineka Cipta, 2006.
metode dan model pembelajaran, Hamalik, Oemar. Perencanaan
peserta didik akan dapat banyak Pengajaran Berdasarkan
berinteraksi secara aktif dengan Pendekatan Sistem. Cet. VIII;
memanfaatkan segala potensi yang Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
mereka miliki. Untuk kontek ini
yang direnungkan kembali Majid, Abdul dan Dian Andayani.
ungkapan populer yang mengatakan: Pendidikan Agama Islam
“saya mendengar saya lupa, saya Berbasis Kompetensi. Cet. II;
melihat saya ingat, saya berbuat Bandung: Remaja Rosdakarya,
maka saya bisa”. Pemanfaatan 2005.
model pembelajaran sebenarnya Muhaimin. Pemikiran dan Aktualisasi
dimaksudkan untuk membantu agar Pengembangan Pendidikan Islam
kegiatan pembelajaran lebih efektif . Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers,
mencapai tujuan dan efisien. 2011.
Sayangnya, masih ada yang
Nata, Abuddin. Pemikiran Pendidikan
beranggapan bahwa penggunaan
Islam dan Barat. Cet. II; Jakarta:
berbagai model pembelajaran hanya
PT. RajaGrafindo Persada, 2013.
menambah pekerjaan guru yang
waktunya telah habis untuk Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Cet.
mengejar target kurikulum. III; (Jakarta: Kalam Mulia, 2002.
Anggapan demikian sebenarnya tak Rohani, Ahmad. Pengelolaan
perlu terjadi. Pengajaran. Cet. II; Jakarta:
Rineke Cipta, 2004.
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 158

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna


Pembelajaran. Cet. VIII;
Bandung: Alfabeta, 2010.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar.
Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2006.
Syahidin, Menelusuri Metode
Pendidikan dalam Al-Qur’an.
Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2009.
Tafsir, Ahmad. Metodologi Pengajaran
Agama Islam. Cet. V; Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2000.
Thobrani, Muhammad dan Arif Mustofa.
Belajar dan Pembelajaran. Cet.
I; Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2011.
Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran:
Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan
Efektif. Cet. III; Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.

Anda mungkin juga menyukai