Disusun Oleh:
1. Junita Silitonga
2. Kiki Deniati
3. Lilis Kamilah
4. Lydia Moji Lautan
5. Marwati
6. Mas Asep Sunandar
7. Millya Helen
8. Shifa Nur Azizah
9. Sofiyati
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelayanan keperawatan adalah salah satu bagian yang berperan penting dalam
peningkatan pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral
yang mempunyai kontribusi yang besar terhadap pelayanan kesehatan, selain itu
keperawatan merupakan armada terbesar dalam pelayanan kesehatan disuatu Rumah
Sakit sehingga pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang sangat penting dan
strategis dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit.
Pengembangan karir sebagai bagian dari manajemen sumber daya manusia perlu
diperhitungkan dalam proses perencanaan. Pengembangan karir merupakan rencana
dan implementasi dari rencana karir yang terlihat sebagai suatu proses kritis dalam
hidup individu dan karyawan (Marquis & Huston, 2006). Rencana karir berhubungan
2
dengan eksplorasi, kesempatan dan perubahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
McPeck (2001) dalam Marquis & Huston (2006) yang menyatakan bahwa “rencana
karir adalah tentang dimana anda hari ini, dan yang paling penting, akan kemana anda
besok”. Sedang menurut Menurut Gibson (1996) bahwa peningkatan jenjang
karir/posisi dan peningkatan penghasilan merupakan hasil kerja staf yang
produktif.Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama
perjalanan usianya (Robbins ,2001) Hal ini didukung oleh pendapat Saroso (2003),
bahwa karir adalah suatu jalur yang dipilih atau kontrak yang dibuat seseorang untuk
berkontribusi dalam suatu profesi dengan memuaskan. Pemilihan karir secara
bertahap akan menjamin individu untuk mempraktikkan bidang profesinya karena
karir merupakan investasi dan bukan hanya untuk mendapatkan penghargaan dan
imbalan jasa. Seorang manajer harus mampu menetapkan hal ini berdasarkan sumber
daya dan kesempatan yang tersedia.
3
Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana
karir dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan
keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan
kemampuan dan potensi perawat. Hal ini akan meningkatkan kualitas kerja perawat,
ia akan berusaha mengontrol karirnya dan memilih karir yang lebih baik sehingga ia
terus berprestasi dan memperoleh kepuasan kerja (Marquis &Huston, 2000).
Sehubungan dengan hal tersebut manajemen rumah sakit harus berusaha menciptakan
kepuasan kerja sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan dan disiplin
perawat meningkat serta mendukung terwujudnya rumah sakit (Hasibuan, 2003).
Rumah Sakit F adalah Rumah Sakit Badan Layanan Umum (BLU) Type B dengan
kapasitas tempat tidur 567 dengan rata-rata BOR 80% mempunyai jumlah tenaga
keperawatan 615 orang dengan kategori pendidikan hampir seluruhnya merupakan
tenaga vokasional lulusan DIII Keperawatan (85,6%), masih ada lulusan SPK 9,9%
hanya sedikit sekali lulusan Sarjana Keperawatan (4,5%). Dengan jumlah tenaga
SDM yang cukup banyak tentu saja membutuhkan perhatian dan penanganan yang
serius dalam manajemen SDM diantaranya adalah ’staffing’ SDM keperawatan
termasuk dalam hal pemberian imbalan dan penghargaan. Karena menurut Dessler
(1997) dalam manajemen SDM perlu melakukan ’staffing’ yaitu menetapkan tipe
orang yang akan dipekerjakan, merekrut calon karyawan, mengevaluasi kinerja,
menugaskan karyawan, melatih karyawan, mengembangkan karir karyawan
4
,menentukan sistem penghargaan dan hukuman. Untuk itu dalam kesempatan ini akan
dibahas mengenai analisis kebijakan pengembangan karir dan sistem pemberian
penghargaan di RS F.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Menganalisis ‘staffing’ SDM keperawatan mencakup pengelolaan penghargaan
dan pengembangan karir perawat di RS F tahun 2015.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi sistem pengembangan karir keperawatan, baik jabatan
fungsional maupun structural di RS F.
b. Mengidentifikasi sistem penghargaan keperawatan di RS F
c. Menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan sistem penghargaan
tenaga keperawatan di RS F.
d. Menganalisis permasalahan pengembangan karir keperawatan di RS F
e. Menyusun program penghargaan keperawatan di ruang RS F
f. Menyusun program pengembangan karir keperawatan di ruang RS F
Tq sblmnya y teman2...
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
proses motivasi dan pengarahan dari tenaga keperawatan. Evaluasi dan pengendalian
tenaga keperawatan perlu dilaksanakan dengan prinsip keadilan dan sesuai
performance indicators. Evaluasi tenaga keperawatan ini akan menjadi sumber data
yang dapat menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan, keterampilan, dan
jenjang karier keperawatan.
7
meliputi: keselamatan pasien (patient safety), perawatan diri (self care), kenyamanan,
kecemasan, pengetahuan dan kepuasan.
8
karir ke jenjang yang lebih tiinggi, serta berhak mendapat imbalan sesuai jalur yang
profesional.
Komponen kedua adalah perencanaan karir, yang merupakan tanggung jawab perawat
sendiri untuk melakukan evaluasi diri atau menseleksi jalur karir tentang pencapaian
pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan keterampilan yang berhubungan dengan
penyusunan tujuan karir, dan bagaimana cara untuk mencapai hal tersebut sehingga
dapat mengembangkan profesionalisme. Dalam perencanaan karir dibutuhkan seorang
perawat konselor karir/ supervisor/ staf pengembangan yang akan menolong perawat
pelaksana mengkaji dan menganalisa minat, keterampilan, dan pilihannya, sehingga
dapat membantu memudahkan perawat pelaksana mencapai karirnya.
Komponen ketiga adalah pola pengembangan karir, merupakan suatu metoda atau
sistem dimana manajer keperawatan membantu perawat profesional memilih tujuan
karir, mengarahkan dalam merencanakan karir untuk meraih kepuasan karir dan
mencapai tujuan karir yang telah ditetapkan sesuai dengan pengalaman dan
keahliannya.
Dasar Hukum
1. UU No. 8b Tahun 1974, tentang Pokok Pokok Kepegawaian, sebagaimana
dirubah dengan UU No. 49 tahun 1999
2. Kep. Men. Kes. No 1239 tahun 2001, tentang Registrasi dan Praktik Perawat
3. PP No. 32 tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan
4. Kep. Men. PAN No 94 tahun 2001, tentang Jabatan Fungsional Perawat Dan
Angka Kreditnya
9
2. Penjenjangan memiliki makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan
asuhan keperawatan yang akuntabel dan etis sesuai batas kewenangan praktik
dan kompleksitas masalah klien.
3. Penerapan asuhan keperawatan sebagai fungsi utama perawat yang
dilaksanakan secara langsung sesuai standar praktik dan kode etik
4. Kesempatan yang sama bagi setiap perawat meningkatkan karier sampai ke
jenjang paling tinggi seuai ketentuan yang berlaku.
5. Komitmen yang tinggi dari pimpinan untuk pengembangan karier perawat
sehingga menjamin kepuasan klien dan perawat dalam pelayanan keperawatan.
10
mengambil keputusan, mampu mengantisipasi situasi yang terjadi pada klien
dan mampu merencanakan kembali asuhan kepoerawatan yang disesuiakn
dengan kondisi klien.
5. Ahli (Expert), perawat memiliki pengalaman lebih dari lima tahun, memiliki
intuisi untuk membaca situasi dan ahli untuk menyelesaikan masalah, mampu
berperan sebagai mentor, memantau kejadian diruangan dan mampu
mengelola semua keadaan secara efektif serta mengantisipasi koplikasi yang
timbul. Pendidikan formal dan informal dibutuhkan untuk menjaga
kemampuan terkini.
11
Manajemen bertanggung jawab pada pengembangan karir perawat (Marquis, 2000
dan Robbins, 2001). Untuk itu perlu langkah-langkah :
1. Manajemen institusi harus menciptakan jalur karir dan kenaikan pangkat,
berupaya mencocokan lowongan kerja dengan orang yang tepat, meliputi:
mengkaji kinerja, dan potensi perawat yang baru dan lama, agar dapat
memberikan bimbingan karir, pendidikan dan pelatihan yang tepat.
2. Membentuk jenjang karir, dan hal ini harus dikombinikasikan pada seluruh
staf dan diterapkan secara konsisten.
3. Penyerahan informasi karir, direncanakan secara jelas tujuan dan strategi masa
depan rumah sakit sehingga karyawan akan mampu mengembangkan rencana
pribadi.
4. Penerapan posisi kerja. Manajer yang efektif harus mengetahui siapa yang
dibutuhkan dan siapa yang kompeten dalam menerima tugas, tanggung jawab
serta tantangan yang besar.
5. Penilaian kinerja karyawan. Salah satu keuntungan dari sistem penilaian yang
baik adalah adanya informasi penting tentang gambaran kinerja, kemampuan
perawat yang potensial dan memudahkan untuk mobilisasi karir.
6. Menciptakan peluang pertumbuhan dan perkembangan bagi perawat dengan
memberi pengalaman kerja yang telah direncanakan, pengalaman baru,
12
menarik dan secara profesional menantang dan memacu perawat
menggunakan keahliannya dengan maksimal.
7. Memberikan dukungan dan dorongan dengan menyediakan pelatihan dan
pendidikan agar perawat mendapatkan kesempatan pengembangan
keterampilan, kemampuan dan pengetahuan yang terbaru.
8. Mengembangkan kebijakan-kebijakan personel, dengan diterapkan program
pengembangan karir yang aktif yang menghasilkan beberapa kebijakan untuk
mendukung program tersebut
Manajemen yang mempromosikan sistem jenjang karir berpotensi untuk mampu
menjamin meningkatkan produktivitas dan harus dapat pula menjamin terpeliharanya
asuhan keperawatan yang berkualitas (Kron, 1987).
D. Sistem Penghargaan
Usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang professional sesuai dengan tuntutan
jabatan diperlukan suatu pembinaan yang berkesinambungan, yaitu suatu usaha
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan dan pemeliharaan tenaga kerja
dengan tujuan agar mampu melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien. Sebagai
langkah nyata dalam hasil pembinaan maka diadakan pemberian penghargaan
pegawai yang telah menunjukkan prestasi kerja yang baik. Adapun pengertian
penghargaan adalah pemberian berupa piagam dan sejumlah uang dari perusahaan
kepada pegawai yang mempunyai prestasi,masa kerja dan pengabdiannya dapat
dijadikan teladan bagi pegawai lainnya.Penghargaan dirasakan sangat penting untuk
memotivasi pegawai sehingga mendapatkan perhatian yang lebih baik dalam berbagai
hal. Misalnya dalam hal loyalitas terhadap perusahaan,dalam hal ketekunan kerja atau
dalam hal prestasi-prestasi baru.(Siswanto,2000;245).
13
Penghargaan pengabdian adalah penghargaan yang diberikan kepada pegawai
yang dihentikan dengan hak pension serta telah menunjukkan pengabdian kepada
perusahaan dengan masa kerja minimal 10 tahun.
3. Penghargaan atas prestasi perusahaan
Penghargaan atas prestasi perusahaan adalah pemberian penghargaan yang
diberikan kepada pegawai yang telah mengakhiri masa tugasnya di lingkungan
perusahaan.
Bentuk-bentuk penghargaan:
Penghargaan mempunyai berbagai bentuk, adapaun bentuk-bentuk penghargaan yang
diberikan kepada pegawai dapat berupa:
1. Bintang jasa
Adalah bentuk penghargaan yang pada umumnya berupa surat keterangan bahwa
pegawai yang bersangkutan telah memperoleh penghargaan atas prestasi kerjanya.
2. Kenaikan gaji istimewa
Adalah bentuk penghargaan yang diberikan perusahaan kepada pegawai yang
mempunyai nilai ‘amat baik” dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga ia patut
dijadikan teladan bagi pegawai lainnya.
3. Kenaikan pangkat istimewa
Adalah bentuk penghargaan yang diberukan perusahaan kepada pegawai yang
menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya atau menemukan penemuan
baru yang bermanfaat bagi perusahaan,dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali
setingkat lebih tinggi.
4. Uang
Adalah suatu bentuk penghargaan yang diberikan perusahaan kepada pegawai
sejumlah uang yang besarnya disesuakan dengan ketentuan yang berlaku di
perusahaan.
14
diperhatikan. Apabila jumlah dan jenis imbalan yang diberikan kepada pekerja terlalu
besar, beban finansial dapat menjadi sedemikian beratnya sehingga mungkun tidak
dapat dipikul oleh organisasi. Apabila jumlah dan jenis imbalan itu terlalu kecil,
banyak dampak negatif yang mungkin timbul sepeti ketidakpuasan pegawai, tuntutan
perbaikan nasib yang dapat mengganggu jalannya roda organisasi, tingkat
kemangkiran yang tinggi, keinginan pindah kerja dan berbagai masalah lainnya.
(Handoko,Hani,1993).
Imbalan atau lebih dikenal dengan sistem kompensasi berhubungan dengan sistem
balas jasa atau pemberian imbalan kepada individu atas pekerjaannya. Sistem
kompensasi dalam suatu organisasi harus dihubungkan dengan tujuan dan strategi
organisasi. Kompensasi menuntut keseimbangan antara keuntungan dan biaya
pengusaha dengan harapan karyawan. Pandia et.al.(2006) menyebutkan terdapat
empat tujuan yang harus tercapai dalam program kompensasi yaitu (1) terpenuhinya
sisi legal dengan segala peraturan dan hukum yang sesuai, (2) efektivitas biaya
organisasi, (3) keseimbangan individual, internal, eksternal seluruh karyawan, dan (4)
peningkatan keberhasilan kinerja organisasi. Penetapan kompensasi dapat dilakukan
berdasarkan beberapa hal tergantung keputusan organisasi antara lain berdasarkan
lamanya periode waktu, berdasarkan kompetensi (kinerja), berdasarkan senioritas,
dan berdasarkan berat ringannya pekerjaan.
15
Sistem kompensasi yang juga sering digunakan akhir-akhir ini adalah pembayaran
imbalan (balas jasa) yang dikaitkan dengan kinerja atau lebih dikenal dengan merit
pay. Semakin tinggi kinerja, semakin tinggi imbalan yang diberikan. Tujuan utama
setiap organisasi merancang sistem imbalan (rewards) adalah untuk memotivasi
karyawan untuk meningkatkan kinerja serta mempertahankan karyawan yang
berkompeten. Konsep merit pay merupakan sistem pembayaran yang mengkaitkan
imbalan (rewards) dengan prestasi kerja (performance) karyawan, dengan sistem
pembayaran regular, dimana karyawan harus dievaluasi kinerjanya secara regular
(Pandia et.al., 2006).
Pemberian imbalan dan gaji pokok menurut Depkes 2006 dapat dilihat dalam skema
dibawah ini:
16
BAB III
17
A. Analisis Pengembangan karier Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit F
18
Prinsip Pengembangan karir perawat di Rumah Sakit F menggunakan beberapa
komponen yaitu berdasarkan :
1. Pendidikan baik formal maupun informal
a) Pendidikan formal
Tingkatan Pendidikan tenaga keperawatan yang ada di Rumah Sakit F saat ini
terdiri dari SPK/DI kebidanan, D III Keperawatan dan Kebidanan, D IV
Kebidanan serta SI Keperawatan, S2 Keperawatan dan S2 Manajemen.
Dengan kondisi diatas, pengembangan untuk peningkatan pendidikan masih
terus dilakukan dengan sasaran utama tingkatan pendidikan minimal tingkatan
D III, namun sampai dengan tahun 2013 masih ada tenaga keperawatan
dengan pendidikan SPK/DI yang memang tidak dapat melanjutkan pendidikan
karena beberapa hal seperti karena usia sudah mendekati masa pensiun dan
faktor kesehatan. Meskipun demikian jenjang kariernya tetap harus
ditingkatkan standar minimal pendidikan formal setingkat SMA jenjang
kariernya adalah perawat klinik I/Level 1a dengan tetap memperhatikan
kinerjanya mulai dari aspek kompetensi dasar dan kompetensi tehnis. Proses
rekruitmen baru untuk pendidikan SI dapat diakui S1 apabila kompetensinya
sesuai tingkatan pendidikannya
b) Pendidikan informal
Pendidikan informal (diklat) dirumuskan sejak karyawan masuk dimulai dari
diklat dasar yaitu: (PD I, PD II) dan diklat pengembangan perawat sesuai
kualifikasi untuk Perawat Pelaksana 1, Perawat Pelaksana 2, Perawat
Pelaksana 3, Perawat Klinik level 1a, Perawat Klinik level 1b, Perawat Klinik
level 2a, Perawat Klinik level 2b, Perawat Klinik level 3a, Perawat Klinik
level 3b, Perawat Klinik level 4a dan Perawat Klinik level 4b. Setiap kenaikan
jenjang karir perawat harus didahului dengan diklat perkualifikasi maupun
diklat lanjutan serta rotasi sesuai kualifikasinya. Silabus dan materi diklat
sesuai dengan kualifikasi dan tingkatan karirnya dengan rincian sebagai
berikut:
(1) Diklat berdasarkan kualifikasi (kelompok pelayanan)
(a) Kualifikasi Umum diklat yang harus diberikan adalah: perawatan
umum I, poli umum, ICU dasar, ICU I, perawatan umum II, ICU II,
19
perawatan umum III, ICU III, ICU IV, Penelitain klinik kasus umum I,
Penelitain klinik kasus umum II.
(b) Kualifikasi Kebidanan diklat yang harus diberikan untuk bidan
adalah: perawatan ibu kebidanan, Poliklinik kebidanan, Kamar
bersalin, kebidanan I, II, III, IV, V,VI, Penelitian klinik kasus
kebidanan I dan Penelitian klinik kasus kebidanan II. Perawat yang
bertugas diperawatan ibu kebidanan diklat yang harus diikuti sesuai
dengan kualifikasi umum.
(c) Kualifikasi Anak diklat yang harus diberikan adalah: Perawatan anak
I, Poliklinik Anak, Perawatan Anak II, ICU Dasar, PICU I, Perawatan
Anak III, PICU II, PICU III, PICU IV, PICU V, Penilitian Kasus I,
Penelitian Kasus II.
(d) Kualifikasi Perina diklat yang harus diberikan adalah: Perina Level I,
Perina Level II, ICU Dasar, NICU I, NICU II, NICU III, NICU IV,
NICU V, NICU VI, Penelitian Klinik Kasus Perina I, Penelitian Klinik
Kasus Perina II.
(e) Kualifikasi Bedah diklat yang harus diberikan adalah: Bedah Dasar,
PISS, PARR, Bedah I, Bedah II, Bedah III, Bedah IV, Bedah V,
Penelitan Kasus Bedah I, Penelitian Kasus Bedah II.
(f) Kualifikasi Gawat Darurat diklat yang harus diberikan adalah:
Tehnik Infuse, Gadar I, BT, Gadar II, Gadar III, Gadar IV, Gadar V,
Gadar VI, Gadar VII, Penelitian Klinik Kasus Emergency I, Penelitian
Klinik Kasus Emergency II.
(2) Diklat sesuai dengan tingkatan kariernya:
(1) Perawat Pelaksana: PD 1, PD 2, Perawat Pelaksana 1, Perawat
Pelaksana 2, Perawat Pelaksana 3, Diklat PJ ( untuk yang
dipromosikan menjadi PJ ), Perawat Klinik Level 1a, semua perawat
untuk pengembangan karirnya baik perawat Klinik, Managerial,
Pendidik maupun Peneliti wajib melalui Diklat klinik dasar.
20
(3) Perawat Manajerial
Diklat PJ dilakukan pada saat Perawat Pelaksana 3, KJ dilakukan
pada saat Perawat Klinik Level 1 a dilanjutkan diklat Instruktur
untuk perawat Pendidik I, Diklat Kaper (Eselon II A), Diklat Komite
Keperawatan (Eselon II B), Diklat Manajer (Eselon III A), Diklat
Manajer Senior (Eselon III B), Diklat Wadirum (Eselon IV A),
Diklat Kadep (Eselon IV B)
21
dapat lebih dewasa dalam menghadapi berbagai hal yang berhubungan dengan
tugasnya. Hal ini menjadi perhatian Departemen Keperawatan untuk menjadikan
masa kerja masuk dalam salah satu komponen penilaian jenjang karir.
Adapun peningkatan jenjang karir berdasarkan masa kerja adalah sebagai berikut ;
FUNGSIONAL D3 S1 S1 S2
(S (Ners)
kep)
ESELON
Perawat Orientasi 0 0 0 0
JABATAN STRUKTURAL
Perawat Pelaksana 1 3 3 bln 3 bln 3
bln bln
Perawat Pelaksana 2 1 th 1 th 1 th 1 th
Perawat Pelaksana 3 2 th
Perawat pendidik
level 1b
IB Kepala Jaga
Perawat pendidik
level 2a
22
Perawat peneliti level
2a
II A Kepala Urusan
Keperawatan
IIA
Perawat pendidik
level 2b
Perawat pendidik
level 3a
-
Perawat peneliti level
3a
Perawat pendidik
level 3b
23
4a
Perawat pendidik
level 4a
IV A Wakil Direktur
Umum
Perawat pendidik
level 4b
IV B Kepala
Departemen
Pada tabel diatas menunjukan untuk menjadi perawat manajer, perawat pendidik
dan perawat peneliti harus melalui kualifikasi perawat klinikal (Perawat orientasi
PD1, PD 2, Perawat Pelaksana 1, Perawat Pelaksana 2, Perawat Pelaksana 3 ,
Perawar Klinik Level 1a)
c. Rotasi
Pengertian Rotasi adalah salah satu sarana untuk pengembangan karier karyawan,
baik pengembangan karier ataupun pengembangan kemampuan dan potensi
karyawan.
Manfaat rotasi mengetahui potensi setiap karyawan, sehingga perusahaan dapat
menempatkan karyawan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Selain itu karyawan
mendapatkan pengetahuan baru yang sesuai dengan potensinya, Perusahaan juga
mendapatkan karyawan yang kompeten untuk membantu pencapaian tujuan
perusahaan
24
Keuntungan rotasi memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi karyawan.
Membuat karyawan lebih nyaman dan menilai potensi yang dimiliki oleh karyawan
itu sendiri dan bagi perusahaan, mendapatkan karyawan yang lebih kompeten,
profesional, dan dapat menghadapi persaingan yang ada. Pelaksanaan rotasi
dilakukan berdasarkan kelompok pelayanan yang ditetapkan dalam jenjang karir
keperawatan :
a) Kualifikasi Umum : rawat inap umum, poliklinik umum dan ICU.
b) Kualifikasi Kebidanan : rawat inap kebidanan, poli kebidanan,
kamar bersalin.
c) Kualifikasi Anak : rawat inap anak, poliklinik anak dan PICU
d) Kualifikasi Perina : perina level I (KBBL), perina level II dan NICU
e) Kualifikasi Bedah : sebagai sirkulator, instrumentator, asisten
anastesi perawat RR dan asisten operator (tempat tugasnya tetap dalam
lingkungan kamar operasi)
f) Kelompok Gawat Darurat : Perawat Gawat Darurat, Perawat Tim
Infus dan perawat Blue Tim (tempat tugasnya tetap dalam lingkungan IGD).
25
oleh kepala ruang dengan masukan penilaian dari PP dan Ka Inst hasil nilai
disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan kemudian
memperbaiki.
2. Keterampilan
Penilaian keterampilan tenaga perawat dapat di nilai saat perawat melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan SPO. Penilaian tersebut dilakukan oleh
kepala perawat bersama perawat pendidik disetiap unit/ruangan dengan
menggunakan format penilaian.
3. Etika dan Disiplin keperawatan.
Etika perilaku perawat menjadi fokus pengawasan dari pimpinan hal ini sangat
besar peranannya terhadap mutu pelayanan keperawatan. Etika perilaku perawat
dapat terlihat saat menjalankan tugas keseharian diunit kerjanya dan
terdokumentasi dalam buku kinerja. Penilaian Etika dilakukan dengan
menggunakan tools penilaian kompetensi dasar.
26
Uji kompetensi perawat pendidik Level 1b, uji kompetensi perawat pendidik
Level 2a, uji kompetensi perawat pendidik Level 2b, uji kompetensi perawat
pendidik Level 3a, uji kompetensi perawat pendidik Level 3b, uji kompetensi
perawat pendidik Level 4a, uji kompetensi perawat pendidik Level 4b.
5. Uji Kompetensi Perawat Riset
Uji kompetensi perawat Riset Level 1b, uji kompetensi perawat Riset Level 2a, uji
kompetensi perawat Riset Level 2b, uji kompetensi perawat Riset Level 3a, uji
kompetensi perawat Riset Level 3b, uji kompetensi perawat Riset Level 4a, uji
kompetensi perawat Riset Level 4b.
6. Perawat Lain–lain
Uji kompetensi Perawat Lain–lain Level 1b, Uji kompetensi Perawat Lain–lain
Level 2a, Uji kompetensi Perawat Lain–lain Level 2b, Uji kompetensi Perawat
Lain–lain Level 3a, Uji kompetensi Perawat Lain – lain Level 3b, Uji kompetensi
Perawat Lain-lain Level 4a, Uji kompetensi perawat Lain–lain Level 4b.
27
Kebidanan, Poliklinik Anak, Perawatan Anak, Perawatan Ibu, Perina
Level I, II, III Bedah ) dan IGD masing-masing 1 hari
2) Saat perawatan dasar II ( bulan ke 2 ) ditempatkan di Poliklinik anak
( bulan ke 3 ) ditempatkan di rawat inap anak
f. Tempat Tugas
Pada bulan ke 3 masa orientasi akan ditempatkan di perawatan anak
g. Waktu
3 bulan
h. Kompetensi
Kompentensi Dasar
1) Jujur terbuka terhadap semua masalah
2) Disiplin terhadap peraturan yang berlaku
3) Peduli, care terhadap tugas
4) Tanggung jawab terhadap hasil tugas
5) Kerjasama tim, tidak bekerja terkotak-kotak
6) Bekerja dengan teliti, detail
7) Kemauan belajar dan menerima masukan
8) Loyal, tidak mementingkan diri sendiri
9) Komunikasi baik dan aseptable
10) Penampilan diri, seragam rapih, ramah
i. Diklat
Dilakukan sesuai kompetensi tekhnik yang diharapkan kompetensi teknis
terdiri dari:
1) Diklat ORKA (orientasi karyawan)
Diklat ORKA merupakan diklat orientasi secara umum yang
diselenggarakan oleh diklat RS F. Sasaran perawat mengenal RS F
terdiri dari: sejarah berdirinya RS F, Visi, Misi, Struktur Organisasi,
Produk Knowledge, Budaya Organisasi dan Budaya Kerja.
a) Perawatan Dasar I mengetahui:
(1) Mengetahui gambaran umum bidang keperawatan terdiri dari:
(a) Visi, misi, falsafah dan tujuan keperawatan
(b) Struktur organisasi bidang keperawatan
(c) Program Bidang Keperawatan
(d) Sistem penugasan PN
28
(e) Uraian tugas perawat klinik
(2) Mengetahui gambaran umum komite keperawatan yang terdiri
dari: Organisasi komite (pengertian, tujuan, struktur organisasi,
uraian tugas, wewenang dan program) dan jenjang karier
(3) Mengetahui etika profesi (perawat) yang meliputi:
(a) Etika keperawatan
(b) Etika penampilan (standar penampilan)
(c) Etika komunikasi (verbal dan non verbal)
(d) Hak dan kewajiban tenaga perawat
(e) Hak dan kewajiban pasien
(4) Mengetahui dasar-dasar rekam medis yang meliputi definisi,
tujuan dan aspek legal rekam medik serta pengenalan formulir
rekam medik
(5) Mengetahui alur pasien yang meliputi alur pasien RI dan RJ
(6) Mengetahui cara koordinasi antar bagian (koordinasi dengan
bagian pelayanan medik, penunjang medik, rumah tangga, dan
keuangan)
(7) Mengetahui produk pelayanan keperawatan (Rawat Inap dan
Rawat Jalan) yang terdiri dari: jenis instalasi pelayanan
keperawatan, fasilitas pelayanan keperawatan (fasilitas umum
seperti jumlah kamar/kelas setiap instalasi, peralatan umum
yang ada di setiap ruangan dan alat kesehatan di setiap instalasi
perawatan)
(8) Mengetahui prosedur pemberian therapy obat-obatan yang
terdiri dari: cara pemberian obat oral, sublingual, parenteral,
rectal, vagina, topikal, tetes dan menghitung dosis obat
(9) Mengetahui prosedur tindakan keperawatan dasar tentang
memandikan pasien diatas tempat tidur, menggosok gigi,
mencuci rambut, menyisir rambut, menolong BAB/BAK,
mengganti alat tenun, vulva dan penis hygiene, prosedur
perawatan luka dan prosedur memindahkan pasien dari tempat
tidur ke roolstoel/brankard atau sebaliknya
(10) Mengetahui prosedur pengukuran TTV dan mengetahui hasil
nilai normal
29
(11) Mengetahui pengelolaan cairan yang meliputi pengukuran intake
dan output dan balance cairan, pengenalan jenis-jenis cairan dan
kegunaannya serta menghitung kebutuhan cairan & diuresis
(12) Mengetahui konsep nutrisi dan jenis-jenis diet pasien
(13) Mengetahui konsep dan prosedur eliminisasi yang terdiri dari
prosedur pemasangan kateter sementara dan menetap,
pengambilan urine midstream, kultur dan esbach. Pemberian
huknah rendah dan huknah tinggi
(14) Mengetahui program pengendalian pencegahan infeksi
(15) Mengetahui konsep Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) yang
terdiri dari: pengertian, tujuh langkah menuju keselamatan
pasien, tujuh standar keselamatan pasien, tujuh manfaat
penerapan keselamatan pasien, istilah-istilah dalam patien safety
( KPC, KNC, KTC, KTD dan sentinel ), pencatatan dan
pelaporan keselamatan pasien
b) Perawatan Dasar II secara umum
Sasaran kompetensi yang diharapkan:
(1) Memahami dasar keperawatan yang terdiri dari:
(a) Teori keperawatan
(b) Konsep asuhan keperawatan
(c) Dokumentasi keperawatan
(2) Mengetahui konsep komunikasi therapeutik terdiri dari
komunikasi intrapersonal dan tahapan tehnik komunikasi
terapeutik
(3) Memahami bantuan hidup dasar terdiri dari definisi BHD dan
prosedur resusitasi A, B, C
(4) Memahami prosedur pemeriksaan fisik yang terdiri dari:
(a) Penilaian umum ( kesadaran, keadaan umum )
(b) Pemeriksaan fisik head to toe pada pasien anak dan dewasa
( inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi )
(c) Prosedur atropometri
(5) Mengetahui konsep manajemen laktasi yang terdiri dari
pengertian laktasi, faktor-faktor yang mempengaruhi laktasi,
persiapan menyusui dan prosedur breast care
30
(6) Mengetahui resusitasi neonatus yang terdiri dari definisi
resusitasi, persiapan alat dan tahap-tahapan resusitasi
(7) Mampu menggunakan dan memeliharaan alat kesehatan yang
terdiri dari infus pump dan syringe pump, nebulizer, couves,
infant warmer, inkubator, lampu sorot, oksigen, monitor, EKG
dan timbangan
c) Perawatan Dasar II khusus kualifikasi anak. Sasaran kompetensi
yang diharapkan:
(1) Mengetahui gambaran umum instalasi perawatan anak yang
terdiri dari: struktur organisasi, uraian tugas perawat klinik,
standar alkes dan standar alat umum di perawatan anak
(2) Mengetahui gambaran umum poliklinik anak yang terdiri dari:
struktur organisasi, uraian tugas perawat klinik, standar alkes
dan standar alat umum di poliklinik anak
(3) Mengetahui dan mampu melakukan administrasi di poliklinik
anak yang terdiri dari: berkas rekam medis, buku asisten dokter,
buku laporan harian dan prosedur pencocokan honor dokter
praktek rawat jalan
(4) Mengetahui dan mampu melakukan administrasi di perawatan
anak yang terdiri dari: pengisian berkas rekam medis, prosedur
pindah kelas/ruangan, prosedur merujuk, prosedur pindah
dokter, prosedur menerima pasien baru, memulangkan pasien,
prosedur lapor dokter, mendampingi dokter visit dan serah
terima antar shift
(5) Mampu melakukan prosedur tindakan khusus di perawatan
anak yang terdiri dari: persiapan dan asisten pemasangan infus,
prosedur penanganan tetesan infus tidak lancar, prosedur
melepas infus, surface cooling, pemasangan NGT, pemberian
nutrisi melalui NGT, schorsteen, dan prosedur tranfusi darah
(6) Mampu melakukan prosedur tindakan di poliklinik anak yang
terdiri dari: menyiapkan dan merapihkan ruang praktek dokter
anak, prosedur penerimaan pasien di nurse station rawat jalan,
prosedur pemanggilan pasien, asisten imunisasi dan test
31
mantouk, asisten dokter saat pemeriksaan, prosedur mengantar
pasien rawat inap dan antropometri
(7) Mengetahui konsep imunisasi yang terdiri dari: pengertian,
jenis–jenis vaksin, tujuan imunisasi, kegunaan, dosis, cara
pemberian, jadwal dan KIPI
(8) Mengetahui asuhan keperawatan pada apasien anak yang terdiri
dari: askep GE, BP, DHF, Kejang demam, thypoid dan morbili
(9) Mengetahui persiapan operasi yang terdiri dari: persiapan
administrasi, persiapan pasien dan persiapan status
(10) Mengetahui persiapan pemeriksaan penunjang medik pada
pasien anak yang terdiri dari: rontgen, EEG, USG,
appendicogram, CT Scan, MRI, barium enema
(11) Mengetahui penangangan kegawatdaruratan pediatrik yang
terdiri dari dari: penangan sesak, kejang, hiperpireksia, syok
j. Tanggung Jawab
Belajar teori maupun praktek dilingkup pelayanan perawatan anak
maupun poliklinik anak
k. Penilaian
Kompetensi dasar: etika perilaku nilai rata-rata 5, kecuali untuk
kompetensi dasar ada 3 aspek yang tidak boleh nilai di bawah 5 yaitu:
komunikasi, kejujuran dan ketelitian. Pengetahuan dan keterampilan
dilakukan dalam bentuk uji tulis, uji praktek dan presentasi asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh diklat RS F.
l. Pembimbing
Perawat Pendidik I, Kepala ruangan, PJ shift
m. Uji kompetensi
Belum dilakukan uji kompetensi
n. Tunjangan Kompetensi
Belum mendapatkan tunjangan kompetensi
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Untuk mencapai jenjang karier yang optimal perawat harus mengembangkan diri
dengan meningkat jenjang pendidikan dan mengikuti pendidikan berkelanjutan
2. Perawat harus selalu membuka diri terhadap kritik saran yang membangun.
33
34