Anda di halaman 1dari 7

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

RMK MATERI IV

NAMA : NI KADEK KARUNI PARAMITHA

NPM : 1833121302

KLS/SMT : D7 AKUNTANSI / IV

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS WARMADEWA

2019-2020
INTERNAL CONTROL

1.1. Perlunya Pengendalian


 Pengendalian dan Eksposur

Pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur terhadap resiko. Eksposur mencangkup


potensi dampak finansial akibat suatu kejadian dikalikan dengan probabilitas terjadinya kejadian
tersebut.

 Eksposur Umum
1. Biaya yang terlalu tinggi, Biaya yang terlalu tinggi mengurangi laba. Harga yang dibayarkan
untuk pembelian barang yang digunakan dalam organisasi bisa saja terlalu mahal. Cek bisa
saja dibayarkan kepada karyawan yang tidak bekerja dengan efektif dan efisien.
2. Pendapatan yang Cacat, Pendapatan terlalu rendah mengurangi laba. Biaya terutang tidak
tertagih dari penjualan kredit terlalu banyak. Barang dagangan telah dikirim ke pelanggan
tetapi tidak tercatat sehingga tidak ditagih.
3. Kerugian Akibat Kehilangan Aktiva, Aktiva dapat hilang sebagai akibat pencurian, tindakan
kekerasan, atau bencana alam. Kas, baha baku, atau peralatan dapat rusak atau salah
penempatan.
4. Akuntansi yang Tidak Akurat, Kebijakan dan prosedur akuntansi dapat salah, tidak tepat, atau
secara signifikan berbeda dari yang diterima umum. Kesalahan ini dapat mencakup kesalahan
penilaian transaksi, kesalahan waktu pencatatan, atau kesalahan klasifikasi transaksi.
5. Interupsi Bisnis, Interupsi bisnis mencakup penghentian sementara suatu operasi bisnis,
penghentian permanen atas operasi suatu bisnis, atau penutupan suatu usaha.
6. Sanksi Hukum, Penghentian kegiatan bisnis bisa saja terjadi sebagai hukuman dari lembaga
pemerintah jika perusahaan melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
7. Ketidakmampuan untuk bersaing, Ketidakmampuan ini dapat terjadi sebagai akibat
kombinasi berbagai eksposur yang telah dibahas sebelumnya dan bia juga sebagai akibat
ketidakefektifan keputusan manajemen.
8. Kecurangan dan Pencurian, Kecurangan dan pencurian dapat dilakukan oleh pihak eksternal
di luar perusahaan ataupun pihak internal di dalam perusahaan. Biaya yang terlalu tinggi,
pendapatan yang cacat, kehilangan aktiva, ketidakakuratan catatan akuntansi, interupsi
bisnis,sanksi hukum, dan ketidakmampuan untuk bersaing, semuanya bisa saja merupakan
dampak dari kecurangan dan pencurian.
 Kecurangan dan Kejahatan Kerah Putih

Kejahatan kerah putih menggambarkan serangkaian aktivitas illegal yang terjadi sebagai bagian
dari pekerjaan pelaku kejahatan. Kejahatan kerah putih terjadi pada saat kekayaan perusahaan
digunakan menyimpang dari manfaat aktiva yang sesungguhnya. Ada 3 bentuk kejahatan kerah putih :

1. Kecurangan manajemen, Meliputi penyalahgunaan atau kesalahan interpretasi terhadap aset


baik oleh karyawan atau pihak ketiga di luar perusahaan, atau keduanya.
2. Pelaporan keuangan yang menyesatkan, Tindakan sengaja atau tidak sengaja, sebagai
akibat niat hati atau kekhilafan, yang menyebabkan informasi dalam laporan keuangan secara
material mengganggu pengambil keputusan.
3. Kejahatan korporat, Merupakan kejahatan kerah putih yang menguntungkan suatu
perusahaan atau organisasi, dan bukan hanya menguntungkan individu tertentu yang
melakukan kecurangan.
4.
 Pemrosesan Komputer dan Eksposur

Banyak aspek dari pemrosesan komputer yang cenderung meningkatkan eksposur organisasi
terhadap peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Pemrosesan data secara mekanis, penyimpanan
data secara mekanis, dan kompleksitas pemrosesan merupakan aspek pemrosesan komputer yang
dapat meningkatkan risiko atau potensi kerugian akibat eksposur yang dihadapi organisasi, tidak
peduli apakah pemrosesan komputer digunakan di perusahaan ataupun tidak.

 Tujuan Pengendalian dan Siklus Transaksi

Pengendalian berguna untuk mengurangi eksposur. Analisis eksposur dalam suatu organisasi
sering berhubungan dengan konsep siklus transaksi. Sekalipun tidak ada dua organisasi yang benar-
benar sama, pada umumnya organisasi menghadapi kejadian ekonomi yang serupa. Kejadian tersebut
menghasilkan transaksi yang dapat dikelompokkan sesuai dengan empat siklus aktivitas bisnis, yaitu :

1. Siklus pendapatan : Kejadian yang terkait dengan distribusi barang dan jasa ke entitas lain
dan penagihan atas pembayaran yang terkait dengan distribusi barang dan jasa tersebut.
2. Siklus pengeluaran : Kejadian yang terkait dengan akuisisi barang dan jasa dari entitas lain
dan pelunasan kewajiban terkait dengan akuisisi tersebut.
3. Siklus produksi : Kejadian yang terkait dengan transformasi bahan baku menjadi barang dan
jasa.
4. Siklus keuangan : Kejadian yang terkait dengan akuisisi dan pengelolaan dana dan modal,
termasuk kas.
1.2. Komponen Proses Pengendalian Internal

Proses pengendalian internal suatu organisasi terdiri dari lima elemen : lingkungan pengendalian,
penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengawasan. Konsep
pengendalian internal didasarkan pada dua premis utama, yaitu tanggung jawab dan jaminan yang
masuk akal.

 Pengaruh Eksternal yang Terkait denga Entitas dan Pengendalian Internal

FCPA (federal Foreign Corrupt Practices Act) tahun 1977 merupakan satu persyaratan legal yang
menjadi pertimbangan banyak organisasi. Pelanggaran terhadap peraturan ini dapat mengakibatkan
hukuman denda dan kurungan. Bagian 102 dari FCPA mensyaratkan semua perusahaan yang menjadi
subjek dari Securities Exchange Act tahun 1934 untuk:

A. Membuat dan memelihara buku, catatan, dan rekening yang cukup detail dan merefleksikan
transaksi dan karakteristik aktiva secar akurat dan wajar.
B. Mengembangkan dan memelihara sistem pengendalian akuntansi internal yang dapat
memberikan jaminan yang masuk akal bahwa:
1. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi manajemen, khusus maupun umum;
2. Transaksi dicatat guna (i) memudahkan penyajian laporan keuangan agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yng diterima umum atau kriteria lain yang dapat diterapkan
dan (ii) memelihara akuntabilitas aktiva;
3. Akses terhadap aktiva hanya diizinkan sesuai dengan otorisasi manajemen, baik
otorisasi khusus maupun umum;
4. Akuntabilitas aktiva yang tercatat dibandingkan dengan aktiva yang saat ini ada pada
rentang yang cukup rasional, dan tindakan yang tepat perlu diambil terkait dengan
perbedaan nilai yang ditemukan.
 Dampak Lingkungan Bisnis Terhadap Pengendalian Internal

Pertimbangan penting yang lain adalah proses pengendalian internal suatu entitas bervariasi
tergantung pada konteks ukuran organisasi; struktur organisasi; karakteristik kepemilikan; metode
transmisi, pemrosesan, pemeliharaan dan pengevaluasian informasi; persyaratan legal dan regulator;
diversitas dan kompleksitas operasi organisasi.

 Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan dampak kumulatif atas faktor-faktor untuk membangun,


mendukung dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu. Dengan kata lain,
lingkungan pengendalian menentukan iklim organisasi dan memengaruhi kesadaran karyawan
terhadap pengendalian. Faktor yang tercakup dalam lingkungan pengendalian adalah :

1. Nilai-nilai integritas dan etika


2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Filosofi manajemen dan gaya operasi
4. Struktur organisasi
5. Perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh dewan direksi dan komitenya
6. Cara pembagian otoritas dan tanggungb jawab
7. Kebijakan sumber daya manusia dan prosedur
 Penaksiran Risiko

Penaksiran risiko, komponen kedua dari pengendalian internal, merupakan proses


mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang memengaruhi tujuan perusahaan.

 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik. Tujuan pengendalian :

a) Rencana organisasi mencakup pemisahan tugas untuk mengurangi peluang seseorang dalam
suatu posisi pekerjaan tertentu untuk melakukan kecurangan atau kesalahan menjalankan
tugas sehari-hari mereka.
b) Prosedur mencakup perancangan dan penggunaan dokumentasi dan catatan yang berguna
untuk memastikan pencatatan transaksi dan kejadian yang tepat.
c) Akses terhadap aktiva hanya diberikan sesuai dengan otorisasi manajemen.
d) Cek independen dan peninjauan dilakukan sebagai wujud akuntabilitas kekayaan perusahaan
dan kinerja.
e) Pengendalian proses informasi diterapkan untuk mengecek kelayakan otorisasi, keakuratan,
dan kelengkapan setiap transaksi.
 Informasi dan Komunikasi

Merupakan komponen pengendalian internal yang keempat. Informasi mengacu pada sistem
akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi,
merangkai, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk
memelihara akuntabilitas aktiva dan utang yang terkait.
 Pengawasan

Pengawasan dicapai melalui aktivitas yang terus-menerus, atau evaluasi terpisah, atau kombinasi
keduanya. Tujuan fungsi audit internal adalah untuk melayani manajemen dengan menyediakan bagi
manajemen hasil analisis dan hasil penilaian aktivitas dan sistem seperti :

1. Sistem informasi organisasi


2. Struktur pengendalian internal organisasi
3. Sejauh mana ketaatan terhadap kebijakan operasi, prosedur, dan rencana
4. Kualitas kinerja personel organisasi
1.3. Pengendalian Pemrosesan Transaksi

Merupakan satu prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa elemen proses pengendalian
internal diimplementasikan dalam suatu sistem aplikasi tertentu di setiap siklus transaksi organisasi.
Pengendalian pemrosesan transaksi mencakup pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum memengaruhi semua pemrosesan transaksi. Pengendalian aplikasi merupakan
pengendalian yang spesifik untuk setiap aplikasi tertentu.

 Pengendalian Umum

Pengendalian umum mencakup hal-hal berikut ini :

1. Perencanaan organisasi pemrosesan data


2. Prosedur operasi secara umum
3. Karakteristik pengendalian peralatan
4. Pengendalian akses data dan peralatan
 Pengendalian Aplikasi

Dikelompokkan menjadi pengendalian input, pengendalian proses, serta pengendalian output.


Pengelompokan ini terkait dengan langkah-langkah dalam siklus pemrosesan data.

1. Pengendalian input,dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan pada tahap


penginputan data.
2. Pengendalian proses, dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa pemrosesan telah
terjadi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan bahwa tidak ada transaksi yang terlewat
yang tidak diproses atau bahwa tidak ada transaksi tambahan yang mestinya tidak ikut
diproses.
3. Pengendalian output, dirancang untuk memastikan bahwa input dan proses yang telah
dijalankan menghasilkan output yang valid dan bahwa output telah didistribusikan secara
tepat.
 Pengendalian Preventif, Detektif, dan Korektif

Pengendalian dikelompokkan berdasarkan sifat :

1. Pengendalian preventif berperan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan kecurangan.


2. Pengendalian detektif berperan untuk mengungkapkan kesalahan dan kecurangan yang telah
terjadi.
3. Pengendalian korektif berperan untuk membetulkan kesalahan yang telah terjadi
 Mengomunikasikan Tujuan Pengendalian Internal
Pengendalian internal harus dilihat sebagai bagian dari suatu proses yang lebih besar dan
tidak boleh dilihat hanya semata-mata sebagai senuah proses. Pengendalian internal harus cocok
dengan proses yang lebih besar tersebut, juka tidak, pengendalian internal tidak akan efektif atau
justru akan merugikan.

 Tujuan dan Pola Perilaku

Sistem informasi memiliki beberapa tujuan salah satu tujuan utamanya adalah produktivitas.
Produktivitas dalam sistem informasi sering terhambat oleh pertimbangan liabilitas. Konflik antara
pengendalian internal dan produktivitas harus dipertimbangkan baik-baik oleh analis karena hal
tersebut memengaruhi perilaku orang-orang pada suatu sistem pengendalian.

1.4. Analisis Proses Pengendalian Internal

Proses pengendalian internal secara rutin mengumpulkan informasi mengenai pelaksanaan tugas-
tugas, transfer otoritas, persetujuan dan verifikasi. Ada beberapa alas an mengapapengendalian
internal tidak teradministrasi. Karyawan baru atau mungkun karyawan yang telah berpengalaman
tidak memahami tugas mereka. Yang lazim terjadi, tugas pengendalain internal tidak dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja.

 Teknik Analitik

Kuesioner pengendalian internal merupakan salah satu teknik analitik yang lazim digunakan
untuk menganalisis pengendalian internal. Kuesioner ini sering menjadi formulir standar di kantor
akuntan publik, departemen audit internal, dan organisasi lain yang secara rutin terlibat dengan
tinjauan pengendalian internal. Flowchart analitik juga bisa digunakan dalam analisis pengendalian
internal, khususnya jika analisis tersebut melibatkan aplikasi sistem komputer.Matriks pengendalian
aplikasi berguna sebagai formulir analisis yang relevan dengan tinjauan pengendalian internal internal
suatu sistem informasi.
REFERENSI

Bodnar, George H dan William S Hopwood (1997).Sistem Akuntansi dan Informasi


edisi9.Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai