Anda di halaman 1dari 8

NAMA:ALVIN ANDRIANTO WIJAYA

NIM:19.B1.0049

BAB X

PENGUJIAN BETON

A.Uraian Umum

Beton merupakan material yang banyak digunakan sebagai bahan utama rumah tinggal, gedung
bertingkat dan lain-lain. Untuk mengetahui kualitas beton yang direncanakan maka perlu dicari
berapa kuat tekan betonnya. Oleh sebab itu, kita perlu melakukan test kuat tekan beton. Menguji
tekanan beton adalah suatu tujuan memperoleh nilai kuat tekan dengan prosedur yang benar
dengan pengertian Kuat tekan beton merupakan besarnya beban per satuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan
oleh mesin tekan.

B.Pengambilan Contoh Material

Beton berbasis semen Portland adalah material komposit, yang terdiri dari material dasar :
semen Portland, pasir (agregat halus), kerikil (agregat kasar), air dan material tambahan lain. Oleh
karena itu, kualitas dan perfomansi material beton ditentukan oleh kualitas dan performansi
material dasar tersebut. Selain itu, kualitas dan performansi beton juga ditentukan oleh proses
pengadaan, proses pembuatan, proses perawatan dan bahkan pengujian kualitas itu sendiri. Beton
di lapangan (in-situ) dapat dibuat dengan 2 macam cara berdasarkan pembuatan campuran beton
yaitu:beton konvensional (non-ready mix) dan beton siap pakai (ready mix). Kompleksitas beton
tersebut tentunya sangat mempengaruhi penerimaan beton di lapangan.

C.Perencanaan Statistik

Seringkali orang tidak menemukan korelasi antara statistik dengan dunia teknik sipil..Orang
awam akan berkata keduanya tidak memiliki hubungan sama sekali. Namun sebenarnya,
argumentasi tersebut sangatlah salah. Antara statistik dan teknik sipil memiliki korelasi yang kuat.
Utamanya, perhitungan statistik pada teknik sipil digunakan untuk mengetahui korelasi antar
kejadian yang terjadi, perhitungan peluand, dsb. Beberapa hubungan antara statistik dengan teknik
sipilmelalui beberapa perhitungan, antara lain : regresi linier, koefisien korelasi dan koefisien
determinasi. Dalam ilmu statistika, standar deviasi sering disebut dengan simpangan baku yaitu
suatu ukuran yang menggambarkan tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata.

D.Pengujian Material

Tahap ini mendahului keseluruhan dari rangkaian penelitian, yaitu mencakup penyediaan
material dan observasi sifat-sifat fisik dan komposisi kimia material secara lebih detail. Adapun
material yang dimaksud adalah agregat kasar, agregat halus, semen dan air. Untuk agregat kasar dan
halus, observasi yang dilakukan adalah meliputi beberapa sifat fisik, yaitu Specific Gravity,
Absorbtion, Unit Weight, Soil Content, Fineness Modulus, Organic Impurity, Material Content &lt.
Untuk air, dilakukan pengujian kimia menyangkut komposisi kimia dan kelayakannya untuk
digunakan sebagai material beton (Pengujiannya dapat dirujuk ke Laboratorium KIMIA). Sedang
penelitian terhadap semen tidak dilakukan lagi, karena telah distandarisasi dari pabrik. Tetapi
pengamatan fisik tetap perlu dilakukan untuk melihat apakah semen masih layak dipakai atau tidak.

E.Pengujian Bahan Penyusun Beton


a.Semen Portland
Berat jenis semen Portland yang memenuhi syarat berdasarkan SII 0013 – 18 berkisar antara 3,1 –
3,2 sedangkan dipasaran berkisar 3,2 bila berat jenis semen yang diuji berada dalam standar ini
menunjukkan bahwa semen masih dalam keadaan baru, bila semen berada dibawah standar berarti
semen telah mengalami pelepasan panas,semen terlalu lama disimpan,bahwa ukuran semen telah
mengalami perubahan berat jenis semen diuji dengan cara yang sama. Pemeriksaan secara visual
menyimpulkan bahwa semen dalam keadaan baik yaitu berbutir halus, namun terdapat gumpalan-
gumpalan yang telah mengeras seperti batu yang tidak boleh dicampur dalam beton, sehingga
dalam pemeriksaan semen masih dilakukan pemisahan dan pemilihan sebagai campuran dalam
beton.Menentukan presentasi kadar lumpur dalam agregat halus.
b.Air
Menurut SNI 2847- 2013 air harus bersih, bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak yang
mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik sehingga air yang digunakan dianggap
memenuhi syarat.
c.Agregat Kasar
Dari hasil pengujian sampel, bahwa seharusnya berat jenis agregat kasar (batu pecah) memenuhi
syarat berat jenis agregat kasar pada standard SNI 1970:2008 yaitu berkisar antara 1,6 – 3,3,
Sehingga agregat kasar (batu pecah) dapat dipakai sebagai bahan campuran beton.
d.Agregat Halus
Dari hasil pengujian penyerapan telah memenuhi standard SNI yaitu 2%. Sedangkan nilai berat jenis
yang ideal berkisar diantara 1,6 – 3,3. Sehingga agregat halus yang digunakan harus memenuhi
standard SNI 1970:2008.

F.Pengujian Beton Segar


Dalam penelitian ini, pengujian sifat beton segar jenis self-compactingconcrete akan dilakukan
terhadap tiga karakteristiknya, yang meliputi: flow ability/filling ability, viscosity, dan passing ability
dengan menggunakan beberapa alat ukur standar seperti: Slump Flow, T500 Slump Flow, L-Shaped
Box, J-Ring,dan V-Funnel (EFNARC, 2002 dan 2005).
Pengujian ASTM Standar
Berat Isi Kandungan Udara C.138
Slump Test C.143
Pengambilan Beton Segar C.172
Kandungan Udara Dalam Beton Segar Dengan Metode Volumetric C.173
Kandungan Udara Dengan Metode Tekanan C.231
Bleeding C.232
Kadar Semen Dalam Beton Segar C.1078
G.Pengujian Beton Keras
a.Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat
tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur.Semakin tinggi kekuatan struktur
dikehendaki, semakin tinggi pula mutu betonyang dihasilkan)Nilai kuat tekan beton didapat dari
pengujian standar dengan benda uji yang lazim digunakan berbentuk silinder. Seperti pada
pelaksanaan kontruksi baru, dimana dilakukan kontrol kualitas pada mutu beton yang ada; maka
saat pelaksanaan dari perbaikan dan perkuatan, juga harus dilakukan hal yang sama, dengan
melakukan pengambilan sample sesuai standard yang ada. (ASTM C39 – beton, ASTM C109 – mortar
semen dan ASTM D495 – epoxy). Setelah pelaksanaan juga perlu dilakukan kontrol kualitas, untuk
melihat apakah pelaksanaan perbaikan dan perkuatan sudah sesuai dengan standard yang ada.
b.Kekuatan Tarik Belah
Nilai kuat tarik beton hanya berkisar 9% - 15% saja dari kuat tekannya. Pada penggunaan sebagai
komponen struktural bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai
bahan yang dapat bekerja sama dan mampu membantu kelemahannya terutama pada bagian yang
menahan gaya tarik. Kuat tarik belah benda uji silinder beton adalah nilai kuat tarik tidak langsung
dari benda uji beton berbentuk silinder yang diperoleh dari hasil pembebanan benda uji tersebut
yang diletakkan mendatar sejajar dengan permukaan meja penekan mesin uji tekan (Metode
Pengujian Kuat Tarik Belah Beton, SNI 03-2491-2002).
c.Kekuatan Lentur
Kuat lentur balok adalah nilai tegangan tarik yang dihasilkan dari momen lentur dibagi dengan
momen penahan penampang benda uji. Kuat lentur balok merupakan faktor penting dalam
menentukan sifat-sifat mekanis dan karakteristik beton itu sendiri. Komponen-komponen yang
mempengaruhi kekuatan beton adalah faktor air semen, derajat kepadatan, umur beton, jenis
semen, jumlah semen dan kualitas agregat. Jarak titik belah balok sampai ujung balok sangat penting
untuk menentukan rumus yang dipakai. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menguji
kuat lentur balok adalah pengujian lentur balok dengan dua titik pembebanan.

H.Banyak Contoh Uji


Banyak contoh uji menurut SNI,jumlah minimum benda uji per hari pelaksanaan pengecoran = 1
benda uji
Frekuensi pembuatan benda uji, diambil kondisi yang paling dulu dipenuhi :
1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 120 m3 beton
1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 500 m2 plat lantai beton
1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 500 m2 dinding beton
Jumlah total benda uji minimum = 5 buah per mutu beton
Jika dari frekuensi pembuatan benda uji yang diatur di atas menghasilkan jumlah benda uji kurang
dari 5 buah, maka harus dilakukan randomisasi dengan interval volume pengujian yang sama, supaya
diperoleh minimal sejumlah 5 buah benda uji.Toleransi untuk jumlah total pengecoran kurang dari
40 m3, diperbolehkan tidak dilakukan sampling dan pembuatan benda uji, jika dapat dijamin dan
bukti terpenuhinya kuat tekan diserahkan dan disetujui oleh Pengawas. Satu uji kuat tekan harus
merupakan nilai kuat tekan rata-rata dari 2 (dua) contoh uji silinder yang berasal dari adukan beton
yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau pada umur uji yang ditetapkan untuk penentuan
fc' (kuat tekan beton yang disyaratkan).

I.Spesimen Uji yang dirawat di Laboratorium dan Lapangan


Setelah pelaksanaan pengujian,juga perlu dilakukan kontrol kualitas.”Method of Sampling Freshly
Mixed Concrete” harus menjadi syarat pengambilan contoh uji kuat tekan beton karena digunakan
sebagai acuan SK-SNI.T-16-1991-03.Prosedur perawatan harus dikembangkan dengan bukti bahwa
kekuatan tekan beton 85% pada usia yang sudah ditentukan.

BAB XI
EVALUASI PENGERJAAN BETON
A.Uraian Umum
Evaluasi pengerjaan beton meliputi kualitas bahan penyusun,kualiatas beton segar dan kualitas
beton keras Kekuatan beton yang diproduksi di lapangan cenderung bervariasi dari adukan ke
adukan. Pengawasan terhadap mutu beton yang dibuat di lapangan dilakukan dengan cara membuat
diagram hasil uji kuat tekan beton dari benda – benda uji yang diambil selama pelaksanaan.

B.Statistik
Pengujian statistik umumnya memerlukan deskripsi numerik yang tepat.Melihat hasil uji data
melalui survei sampel dan atau melakukan pengujian langsung di laboratorium memlui kaidah
statistik menjadi tujuan evaluasi statistic pengerjaan beton.

C.Distribusi Data

1.Populsi dan Sampel

Dalam suatu kelompok data dengan karakteristik dan sifat yang sama persis biasanya disebut
pupulasi.Sedangkan data individu dalam suatu kelompok yang datanya dapat dijadikan peluang
disebut sampel.

2.Distribusi Frekuensi

Data yang diatur menggunakan cara tertentu untuk melihat distribusi yang menggambarkan suatu
pola merupakan data statistic yang diperoleh dari hasil percobaan dari kumpulan data numerik yang
tak teratur dan kasar.
D.Pengujian Persyaratan Analisis

Beberapa persyaratan data yang dianalisis untu pengujian hipotesis yang berbentuk korelasi yakni
kelinieran garis regresi,keberartian model regresi,keacakan sampel,dan kenormalan distribusi.

1.Uji Normalitas

Uji normalitasnya mengikuti pengujian non-parametrik.Dari data penyelidikan bahan,pengujian


normalitas diberlakukan untuk beton keras dan beton segar.Kekuatan hubungan yang dianalisis
dapat dibuat suatu hubungan sebab akibat yang berbentuk regresi linear.

2.Pengujujian Keberartian Model.

Hal mengenai pengujian keberartian model melalui pengujian hipotesisd dapat dilakukan dengan
menghitung korelasi sederhana terlebih dahulu.Persamaan regresi linier yang sederhana dihasilkan
linieritasnya dari uji keberartian dengan syarat produk momen tersebut dapat digunakan.

E.Penyelidikan Hasil Uji Kekuatan Rendah

Jika menunjukkan hasil yang membahayakan dari hasil uji nilai kekuatan yang rendah melalui
kapasitas daya dukung beton,maka dilakukan pengambilan contoh melalui bor inti sebanyak 3
bauah eksperimen pada yang dipertanyakan daerahnya.Kekuatan rata-rata tekan tidak boleh kurang
dari 75%, harus melebihi 85%.Pengawas dapat melakukan uji beban jika ada hasil yang tak
memenuhi syarat.

F.Evaluasi Kuat Tekan

Evaluasi kuat tekan meliputi pengaruh dari lokasi pekerjaan,suhu,lingkungan dan faktor lain
pengubah sifat beton segar.Evaluasi dilakukan untuk menjamin tingkat kemudahan
pengerjaan,kekuatan beton dan komposisi campuran.Hasil evaluasi yang didapat yaitu pengujian
kubus dan silinder di laboratorium,pengujian langung dengan mondesstructive atau core drill,dan
beban langsung.
BAB XII

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

STRUKTUR BETON

A.Uraian Umum

Tindakan perawatan dan perbaikan beton bertujuan untuk menjamin usia ekonomi
struktur.Beton yang sudah menjadi struktur haru dirawat sedemikian rupa hingga mencapaiusia
tertentu.

B.Kerusakan-kerusakan pada Beton

Dari sekian banyak jenis beton, beton bertulang menjadi salah satu jenis yang umum dipakai
dalam konstruksi. Nah, ada beberapa macam kerusakan yang bisa terjadi pada beton bertulang.
Simak ulasannya berikut ini ya..

1.Retak, ini merupakan kejadian pecah pada beton. Pecah yang terjadi biasanya berbentuk garis-
garis panjang yang sempit.

2.Beton Berlubang-lubang, lubang-lubang yang muncul ini biasanya berukuran relatif dalam dan
lebar.

3.Kelupasan Dangkal pada Permukaan merupakan masalah yang umum terjadi pada beton. Selain itu
kondisi melekatnya aterial di permukaan bekisting juga bisa membuat permukaan beton terkelupas.

4.Lekatan Baja Beton, kerusakan yang satu ini sering terjadi pada komponen struktur penunjang
bangunan sipil.

5.Adanya Serangan Kimia, bahan kimia menjadi salah satu material yang diperlukan dalam
konstruksi. Meski begitu, ini bisa menjadi salah pemicu kerusakan.

C.Pemeriksaan dan Perawatan Kemudian

Pada tahapan desain,kerusakan biasanya terjadi 50%.Perlu adanya pemeriksaan berkala 5 tahun
sekali untuk meneliti kerusakan pada tahap berikutnya.
D.Metode Pemeriksaan

1.Pemeriksaan Visual

Pemeriksaan ini dilakukan di tempat-tempat rawa seperti sambungan-sambungan,balkon,saluran


air,pemasangan pagar berkisi,dan elemen tipis.

No Kerusakan Penyebab
.
1 Retak halus keliatan(Retak Rambut) Dehidrasi,kering susut,kelebihan beban
struktur,dan deformasi tak sempurna

2 Rongga dalam beton Penguapan tak sempurna,regresi

3 Permukaan Berpasir Bleeding,kurang perawatan

4 Kerusakan Setempat Beban mekanis(gempa)

5 Karat kerusakan atau degradasi logam

6 Bintk-bintik cokelat diretakan Pengganti klorida

2.Pemeriksaan Detail

a.Penggunaan steel detector untuk mengukur selimut beton

b.Pengujian bor inti untuk pengukuran karbonat.

c.Pengambilan contoh uji bor inti dan mengukur kadar klorida.

Pemeriksaan permeabilitas dan kekerasan beton

E.Perawatan dan Tindakan Perbaikan

1.Perawatan

Perawatan pada beton dapat dilakukan dengan cara memberikan lapisan pelindung untuk
memeperkecil gangguan luar dengan pengecatan,pemlesteran,pemberian lapisan penutup karet dan
baja.

2.Perbaikan

Tindakan dapat berupa disfemisme,penggantian beton baru dengan penghancuran bagian yang
mengalami kerusakan,pemberian lapisan pada permukaan yang diperbaiki,maupun
pengamplasan.Yang jelas tindakan ini untuk meningkatkan kualitas beton yang diperbaiki dengan
mutu yang lebih tinggi dengan penginjeksian campuran semen dan air dengan tekanan ke dalam
rongga, pori, rekahan dan retakan batuan yang selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentu
akan menjadi padat secara fisika maupun kimiawi.

Anda mungkin juga menyukai