Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN MANAJEMEN

KONSEP KEPEMIMPINAN

OLEH:

GUSNA K PANGGABEAN
160204003

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2020
MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah Yang Maha Esa yang telah memberi
segala rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang
berjudul :” Konsep Kepemimpinan.” Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Keperawatan Gerontik. Dalam penulisan makalah ini,
penulis telah banyak mendapat bantuan, motivasi, dukungan dan bimbingan yang
berharga dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu :

1. Parlindungan Purba, SH, MM, sebagai Ketua Yayasan Sari Mutiara


Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes., sebagai Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, sebagai Dekan Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Masri Saragih S.kep, M.kep Selaku dosen pengajar Mata Kuliah
Keperawatan Manajemen
5. Dosen dan seleruh staff pegawai Pendidikan S1 Keperawatan Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
6. Teman-teman mahasiswa/i S1 Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang telah mendukung dan
berpartisipasi dalam penyusun makalah ini.
Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharapkan masukan, kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata
penyusun ucapkan terima kasih.

Senin, 16 Maret 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah Konsep Kepemimpinan salah satu hal penting untuk dipelajari
dalam materi kepemimpinan . Dimana kita akan mempelajari konsep dasar
dari kepemimpinan itu sendiri . Dalam mempelajari konsep kepemimpinan
kita akan mempelajari dan mengerti serta memahami sebuah arti atau
definisi kepemimpinan dalam konteks organisasi . Bukan dalam hal itu saja ,
di dalam konsep kepemimpinan kita dapat mempelajari juga perbedaan
leader dan manager . Selain itu kita juga akan mengetahui , memahami , dan
mengerti tentang fungsi pemimpin itu sendiri . Dimana dalam kehidupan
sehari haripun kita seharusnya mengetahui fungsi dari pemimpin itu sendiri .
Dan yang terakhir mempelajari dan mengetahui tentang bagaimana
membangun visi dan intuisi seorang pemimpin . Jadi kita mengetahui
bagaimana cara membangun itu semua . Jadi sangat penting dan berguna
kita mempelajari , mengerti dan memahami konsep kepemimpinan itu
sendiri yang meliputi membahas definisi kepemimpinan dan pemimpin
dalam konteks organisasi , perbedaan perbedaan leader dan manager, fungsi
dari pemimpin, dan bagaimana membangun visi dan intuisi pemimpin.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teori, konsep dan prinsip dasar kepemimpinan manajemen?
2. Bagaimana fungsi, peran, dan tanggung jawab manajer keperawatan?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan dan perbedaan penggunaannya
4. Bagaimana Penerapan teori, konsep, prinsip, kepemimpinan manajemen
di ruang rawat dan puskesmas.

C. Tujuan
Untuk Mengetahui Manajemen Kepemimpinan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu upaya mempengaruhi kegiatan pengikut


melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi ini
menunjukan bahwa kepemimpinan melibatkan penggunaan pengaruh dan
karena nya semua hubungan dapat merupakan upaya kepemimpinan. Unsur
kedua dari definisi itu menyangkut pentingnya proses komunikasi.
Kejelasan dan ketetapan komunikasi mempengaruhi perilaku dan prestasi
pengikut. Unsur lain dari definisi tersebut berfokus pada pencapaian tujuan.
Pemimpin yang efektif harus berurusan dengan tujuan individu, kelompok,
dan organisasi. Keefektifan pemimpin khususnya dipandang ukuran tingkat
pencapaian satu atau kombinasi tujuan tersebut. Individu mungkin
memandang seorang pemimpin sebagai efektif atau tidak efektif dari sudut
kepuasan yang mereka peroleh selama pengalaman kerja secara meyeluruh.
Sebenarnya, penerimaan perintah atau permintaan seorang pemimpin
sebagian besar terletak pada harapan para pengikut dimana tanggapan yang
menyenangkan akan menimbulkan hasil yang menarik. Kekuasaan
berdasarkan imbalan dan legitimasi terutama ditentukan oleh peranan
individu dalam suatu hirarki. Peranan ini tentunya boleh jadi terdapat dalam
kelompok formal atau informal. Tigkat dan cakupan kekuasaan keahlian dan
kekuasaan referen pemimpin terutama ditentukan oleh ciri-ciri pribadi.
Beberapa pemimpin, karena kesukaran kepribadian dan komunikasi, tidak
dapat mempengaruhi orang lain melalui kekuasaan keahlian atau referen.
Kesimpulannya, bahwa kepemimpinan tidak hanya banyak bergantung
kepada diri si pemimpin itu, tetapi dari pihak yang dipimpin itupun dibentuk
beberapa syarat tertentu agar hubungan antara pimpinan dan bawahan dalam
keadaan yang serasi. Dengan demikian fungsi-fungsi manajemen dapat
dilaksanakan denagn baik dan tujuan organisasi akan tercapai.
Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif,
karena manajemen adalah pengguna waktu yang efektif, keberhasilan
rencana perawat manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari
prinsip dan metode yang berkaitan pada instusi yang besar dan organisasi
keperawatan di dalamnya, termasuk setiap unit. Teori ini meliputi
pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi dapat memerlukan
pengembangan atau perbaikan termasuk misi atau tujuan devisi
keperawatan. Dari pernyataan pengertian yang jelas perawat manajer
mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis untuk pelayanan
keperawatan (Swanburg, 2000). Menurut Swanburg (2000), ketrampilan
manajemen dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan yaitu: 1)
Keterampilan intelektual, yang meliputi kemampuan atau penguasaan teori,
keterampilan berfikir. 2) Keterampilan teknikal meliputi: metode, prosedur
atau teknik. 3) Keterampilan interpersonal, meliputi kemampuan
kepemimpinan dalam berinteraksi dengan individu atau kelompok.

Pemimpin dalam organisasi berwenanga untuk mengatur tata kerja,


analisis dan deskripsi tugas, penempatan orang, kordinasi dan pengawasan,
membuat program pengembangan dan latihan para menejer disetiap
tingkatan dan segala aspek organisasi. Dengan kata lain ia melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen secara konsekuen. Pemimpin adalah kepala
kesatuan organisasi mempunyai wewenang dan tanggung jawab intern
maupun ekstren organisasi, mengawasi pelaksanaan kerja bawahan nya.
Agar efektifitas pengawasan berjalan lancar maka sebagaian wewenang nya
ia limpahkan (didelegasikan) kepada seorang atau beberapa orang asisten
nya. Asisten berfungsi sebagai supervisor terhadap bawahan, ia bertanggung
jawab atas pelaksanaan bidang wewenang nya terhadap atasan yang
memberikan otoritas. Tugas-tugas pokok pengawasan mencakup tiga bidang
yaitu:

1. Perencanaan Dengan perencanaan ini dimaksudkan menetapkan


tujuan, meramalkan kondisi masa yang akan datang dan menetapkan
kebijakan masa datang
2. Pengorganisasian Mengorganisasikan berarti menetapkan hubungan-
hubungan antara orang-orang, bantah dengan peralatan, dengan satu
cara untuk mencapai hasil yang maksiamal atau optimal dengan
pengorbanan biaya yang minimal.
3. Pelaksanaan atau operasional Pelaksanaan berarti menjalankan
rencana dalam rangka organisasi dan tujuan perusahaan.

Faktor-faktor yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain adalah
sebagai berikut:

1. Kepemimpinan yang melibatkan orang lain/bawahan Seorang pemimpin


harus dapat merangkul dan menghargai seluruh bawahannya
2. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan Pendelegasian
kekuasaan atau distribusi kekuasaan dari pimpinan kepada qanak buah
sesuai dengan tingkatannya sangat mutlak diperlukan jika seorang
pemimpin ingin menjalankan fungsinya dengan efektif dan efisien.
3. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka
mengarahkan bawahan. Penanaman pengaruh dari pimpinan kepada
anak buah akan tercapai apabila seorang pemimpin mampu memberikan
contoh-contoh tindakan yang terpuji. Misalnya memberikan contoh
disiplin, seorang pemimpin harus datang lebih awal dalam setiap
kesempatan, mulai dari lebih awal masuk kantor, lebih awal untuk
masuk dalam suatu rapat, atau acara-acara resmi maupun tidak resmi
(formal dan non formal). Dengan disiplin pada acara penting itu,
biasanya anak buah akan segan dan meneladaninya.
Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin menurut Andy Undap
(1983) adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan umum yang luas, dengan pendidikan umum yang luas,
maka akan mudah memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
2. Kematangan mental, dengan kematangan mental, seorang
pemimpin akan dapat mengendalikan emosinya dalam setiap
tindakannya.
3. Sifat ingin tahu, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan mudah
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjafi.
4. Kemampuan analistis, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan
cepat dan cermat dalam mengambil keputusan.
5. Daya ingat kuat, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan konsisten
dalam mengatasi segala macam permasalahan.
6. Integratif atau integritas (terpadu), dengan sifat ini, seorang
pemimpin akan mendekati suatu pemecahan masalah dengan
berbagai pendekatan secara terpadu.
7. Keterampilan komunikasi, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan
disukai oleh anak buah dan mudah membentuk jaringan dalam
bisnis.
8. Ketemrampilan mendidik, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan
meningkatkan kematangan anak buah atau akan mendewasakan
dan memberikan bekal pengetahuan kepada anak buahnya.
9. Rasional objektif, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan objektif
dalam mengatasi berbagai masalah dan objektif dalam menilai anak
buahnya.
10. Manajemen waktu, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan
mengatur jadwal atau waktunya secara efektif dan efisien.
11. Berani mengambil resiko, dengan sifat ini, seorang pemimpin tidak
akan ragu dalam mengambil keputusan yang strategis, tentunya
dengan penuh pertimbangan dan tetap menekankan pada resiko
keci dengan keuntungannya (benefit) besar.
12. Ada naluri prioritas, dengan sifat ini, seorang pemimpin dapat
melakukan pekerjaannya atau menjadwalkan pekerjaannya sesuai
prioritas, tidak sekedar memprioritaskan jadwal.
13. Efisisen dalam bertindak, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan
selalu penuh perhitungan dalam melakukan aktivitas yang
bertujuan agar efisien dalam segala aktivitasnya.
14. Haus informasi, dengan sifat ini, seorang pemimpin tidak akan
ketinggalan informasi atau selalu up-to-date dalam pengumpulan
informasi atau data untuk mendukung pengambilan keputusan.

B. Fungsi, Peran, Dan Tanggung jawab Manager Keperawatan


1. Fungsi
2. Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000)
sebagai berikut: 1) Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi,
tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat
perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi,
misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap
kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan. 2)
Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan
perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk
mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi dalam
organisasi dan menggunakan power serta wewengan dengan tepat. 3)
Ketenagaan: pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen,
interview, mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan,
pengembangan staf, dan sosialisasi staf. 4) Pengarahan : mencangkup
tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti
motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian,
komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi. 5) Pengawasan meliputi
penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek legal,
dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam mengerjakan
kelima fungsinya tersebut sehari – sehari akan bergerak dalam
berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, keuangan, personalia
dan lain – lain.
3. Peran Manajer
Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan.
Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas,
khususnya bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara
umum peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam
memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja staf
dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana
kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer
dalam memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada
manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan
kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik –
baiknya. Manajer mempunyai lima dampak terhadap faktor
lingkungan dalam tuga professional sebagaimana dibahas sebelumnya:
(1) Komunikasi, (2) Potensial perkembangan, (3) Kebijaksanaan, (4)
Gaji dan Upah, dan (5) Kondisi kerja (Nursalam, 2002). Menurut
Rewland & Rewland (1997), ada dua belas kunci utama dalam
kepuasan kerja yaitu: input, hubungan manajer dengan staf, disiplin
kerja, lingkungan tempat kerja, istirahat dan makanan yang cukup,
diskriminasi, kepuasan kerja, penghargaan penampilan, klarifikasi
kebijaksanaan, prosedur, dan keuntungan, mendapatkan kesempatan,
pengambilan keputusan, dan gaya manajer.
4. Tanggung Jawab
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994)
adalah peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran
rumah sakit dan kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung jawab
terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang berkwalitas, dan
menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari
kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan. Kepala ruangan
disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan koordinasi
kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan
kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf dalam upaya
mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan.
Berbagai metode pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih
disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien, dan kategori
pendidikan serta pengalaman staf di unit yang bersangkutan (Arwani,
2005).
5. Kepala Ruangan sebagai manager keperawatan
Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut
depkes (1994), adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi: 1) Merencanakan
jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai
kebutuhan. 2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan
yang diperlukan. 3) Merencanakan dan menentukan jenis
kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai
kebutuhan pasien.
b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi: 1)
Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di
ruang rawat. 2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga
perawatan dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan / peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan, harian).
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan
satu atau tenaga lain yamg bekerja di ruang rawat. 4) Memberi
pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan perawatan sesuai standart. 5)
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan ruang rawat. 6) Mengenal jenis dan kegunaan barang
peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan
pasien agar tercapainya pelayanan optimal. 7) Menyusun
permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain
yang diperlukan di ruang rawat. 8) Mengatur dan
mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam
keadaan siap pakai. 9) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan
inventaris peralatan. 10) Melaksanakan program orientasi
kepada pasien dan keluarganya meliputi tentang peraturan
rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya. 11) Mendampingi dokter selama kunjungan
keliling untuk memeriksa pasien dan mencatat program. 12)
Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang
rawat untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk
memudah pemberian asuhan keperawatan. 13) Mengadakan
pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui
keadaan dan menampung keluhan serta membantu memecahkan
masalah berlangsung. 14) Menjaga perasaan pasien agar merasa
aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan
berlangsung. 15) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap
pasien / keluarga dalam batas wewenangnya. 16) Menjaga
perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi serlama
pelaksanaan pelayanan berlangsung. 17) Memelihara dan
mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain yang dilakuakan secara tepat dan
benar. 18) Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala
ruang rawat inap lain, seluruh kepala seksi, kepala bidang,
kepala instansi, dan kepala UPF di Rumah Sakit. 19)
Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
20) Memberi motivasi tenaga nonkeperawatan dalam
memelihara kebersihan ruangan dan lingkungan. 21) Meneliti
pengisian formulir sensus harian pasien ruangan. 22) Memeriksa
dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan berdasarkan
macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa /
meneliti ulang saat pengkajiannya. 23) Memelihara buku
register dan bekas catatan medis. 24) Membuat laporan harian
mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta
kegiatan lain di ruangan rawat.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian,
meliputi: 1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan, melaksanakan penilaian
terhadap uapaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di
bidang perawatan. 2) Melaksanakan penilaian dan
mencantumkan kedalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Pegawai (D.P.3) bagi pelaksana keperawatan dan tenaga lain di
ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai
kepentingan (naik pangkat / golongan, melanjutkan sekolah)
mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat – obatan secara efektif dan efisien. 3)
Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di
ruang rawat.

C. Gaya Kepemimpinan
Gaya adalah sebagai cara penampilan karakteristik atau tersendiri /
khusus. Follet (1940) mendefinisikan gaya sebagai hak istimewa tersendiri
dari si ahli , dengan hasil akhirnya tanpa menimbulkan isu sampingan.
Gillies (1970) dalam Nursalam (2000) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan dapat diidentifikasikan berdasarkan perilaku pimpinan itu
sendiri. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun –
tahun dalam kehidupannya. Oleh karena itu, kepribadian seseorang akan
mempengaruhi gaya kepemimpinan yang digunakan. Gaya kepemimpinan
cenderung sangat bervariasi dan berbeda – beda. Gaya yang dikembangkan
oleh seorang pemimpin dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Ketiganya akan
menentukan sejauh mana ia akan melakukan pengawasan terhadap
kelompok yang dipimpin. Faktor kekuatan yang pertama bersumber pada
diri kelompok yang dipempin, dan faktor yang ketiga tergantung pada
situasi (Muninjaya, 1999). Secara mendasar gaya kepemimpinan dibedakan
atas empat macam berdasarkan kekuasaan dan wewenang, yaitu otokratik,
demokratik, participation, dan laisez – faire atau free rain. Keempat tipe atau
gaya kepemimpinan tersebut satu sama lain memiliki karakteristik yang
berbeda (Gillies, 1986).
1. Gaya kepemimpinan autokratis : merupakan kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas atau pekaryaan. Menggunakan kekuasaan
posisi dan kekuatan dalam memimpin dengan cara otoriter,
mempertanggung jawab untuk semua perencanaan tujuan dan
pembuatan keputusan serta memotivasi bawahannya dengan
menggunakan sanjungan, kesalahan, dan penghargaan. Pemimpin
menetukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan
keputusan (Gillies, 1986). Seorang pemimpin yang menggunakan
gaya ini biasanya akan menentukan semua keputusan yang berkaitan
dengan seluruh kegiatannya dan memerintah seluruh anggotanya
untuk mematuhi dan melaksanakannya (DepKes, 1990).
2. Gaya kepemimpinan demokratis : merupakan kepemimpinan yang
menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan
kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide–ide dari staf,
memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat
perencanaan, mengontrol dalam penerapannya, informasi diberikan
seluas – luasnya dan terbuka (Nursalam, 2002). Prinsipnya pemimpin
melibatkan kelompok nya sendiri sebagai pemimpin. faktor kedua
bersumber pada dalam pengambilan keputusan dan memberikan
tanggung jawab pada karyawannya (La Monica, 1986).
3. Gaya kepemimpinan Partisipatif : merupakan gabungan bersama
antara gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis. Dalam pemimpin
partisipatif manajer menyajikan analisa masalah dan mengusulkan
tindakan kepada para anggota kelompok, mengundang kritikan dan
komentar mereka. Dengan menimbang jawaban bawahan atas
usulannya, manajer selanjutnya membuat keputusan final bagi
tindakan oleh kelompok tersebut (Gillies, 1986).
4. Gaya kepemimpinan Laisserz Faire : disebut juga bebas tindak atau
membiarkan. Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan
sendiri kegiatan tanpa pangarah, supervisi, dan koordinasi. Staf /
bawahan mengevaluasi pekaryaan sesuai dengan cara sendiri.
Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendali secara
minimal atau sebagai fasilitator (Nursalam. 2002).

D. Penerapan Kepemimpinan dalam Kepeeawatan


Mengimplementasikan kepemimpinan dalam keperawatan merupakan
tanggung jawab perawat, melalui kepemimpinan yang efektif diharapkan
dapat meningkatkan mutu pelayanan. Untuk itu diperlukan suatu
keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif divisualisasikan
sebagai suatu rantai yang kokoh, dimana satu dengan lainnya saling
berhubungan.
Menurut Kron (1981), dalam bukunya "The Management of Patient Care "
memaparkan tentang kegiatan-kegiatan untuk mencapai kepemimpinan yang
efektif melalui :
1. Perencanaan dan pengorganisasian.
Adalah pekerjaan / kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat. Untuk
itu diperlukan koordinasi sehingga semua kegiatan dapat dikerjakan
dengan baik. Adalah menjadi suatu kewajiban perawat menciptakan
suasana yang memberikan kenyamanan dan keamanan pada pasien
melalui suatu pengorganisasian yang baik.
Membuat penegasan dan memberi pengarahan (making assigments
and giving directions) Dengan berbagai metode dalam memberi
penugasan di rumah sakit maka diperlukan memberi pengarahan
secara jelas dan singkat.
2. Memberi bimbingan (Providing guidence)
Bimbingan adalah suatu alat yang penting dalam keperawatan.
Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membantu stafnya dalam
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, sehingga pasien mendapat
kepuasan dalam asuhan keperawatan.
3. Mendorong kerja sama dan partisipasi (Encouraging cooperation and
participation)
Kerjasama merupakan hubungan yang erat untuk dapat berpartisipasi,
misalnya perawat melakukan kesalahan maka berikan informasi dan
jelaskan melalui suatu diskusi. Hargai upaya yang telah dilakukan
sehingga nanti dapat mengkoreksi kesalahannya. Oleh karena itu
proses kepemimpinan keperawatan dalam kerja sama tim (team work)
adalah sangat penting sehingga dapat meningkatkan kerja sama antara
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
4. Mengkoordinasikan kegiatan ( Coordinating Activities)
Mengkoordinasikan kegiatan dalam suatu unit/ruangan merupakan
kegiatan yang penting dalam kepemimpinan keperawatan.
diinformasikan kepada perawat tentang kegiatan yang ada diruangan,
dibutuhkan juga laporan tentang pencapaian pekerjaan oleh staf
perawat.
5. Observasi/supervisi (Observing or Supervising)
Mengawasi staf perawat dan pekerjaannya merupakan tanggung jawab
yang besar dari seorang pemimpin keperawatan. Dibutuhkan
kemampuan untuk meneliti asuhan keperawatan yang dibedakan pada
pasien dengan aspek individunya. Untuk dibutuhkan juga di dalam
pengawasan / observasi tidak hanya penampilan fisik tetapi
kemungkinan emosi dan pengertian dari staf dalam memberi asuhan
keperawatan.
6. Evaluasi Hasil penampilan kerja (evaluating performance results)
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekuatan
dan kelemahan staf dalam bekerja sehingga dapat mendorong mereka
bekerja dengan baik. Seorang pemimpin juga harus mengevaluasi
dirinya sendiri baik sebagai perawat ataupun sebagai peminpin secara
jujur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah suatu upaya mempengaruhi kegiatan pengikut
melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi ini
menunjukan bahwa kepemimpinan melibatkan penggunaan pengaruh dan
karena nya semua hubungan dapat merupakan upaya kepemimpinan. Unsur
kedua dari definisi itu menyangkut pentingnya proses komunikasi.
Kejelasan dan ketetapan komunikasi mempengaruhi perilaku dan prestasi
pengikut. Unsur lain dari definisi tersebut berfokus pada pencapaian tujuan.
Pemimpin yang efektif harus berurusan dengan tujuan individu, kelompok,
dan organisasi

B. Saran
Sebagai Manajer Secara umum peran manajer dapat dinilai dari
kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf.
Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis,
dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer
dalam memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer
agar diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada
staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya
DAFTAR PUSTAKA

Andrew Mc. Chile, MA, Phd., Penerapan Psikologi Dalam Perawatan, Yayasan


Esentia Medika, Yogyakarta, 1996.
Charles Abraham, Eaman Shanley, Editor Yasmin Asih, S.Kp., Psikologi
Sosial  Untuk Perawat, EGC, Jakarta, 1997.
Elaine  L. La Monica,  alih   bahasa   Dra. Elly  Nurachman, S.Kp., 
M.App.Sc., Kepemimpinan & manajemen Keperawatan, EGC, Jakarta,
1998.
Thara Kron, RN, BS, The Management of Patient Care , WB. Saunders
Company, Philadelphia, 1981

Anda mungkin juga menyukai