Anda di halaman 1dari 5

NAMA:ALVIN ANDRIANTO WIJAYA

NIM :19.B1.0049

JURUSAN:TEKNIK SIPIL

Ambalat Milik Indonesia

Ambalat adalah blok laut luas mencakup 15.235 kilometer persegi yang terletak
di Laut Sulawesi atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan
perbatasan darat antara Sabah, Malaysia, dan Kalimantan Timur, Indonesia.
Penamaan blok laut ini didasarkan atas kepentingan eksplorasi kekayaan laut dan
bawah laut, khususnya dalam bidang pertambangan minyak. Blok laut ini tidak
semuanya kaya akan minyak mentah.
kembali menjadi perbincangan. Semua level masyarakat berganti-ganti
membicarakannya. Mulai dari politisi, pengamat, editorial media, pimpinan TNI,
termasuk orang awam berbondong-bondong memperbincangankannya.
Pemicunya juga dari sumber yang sama, yaitu Malaysia. Sejengkal saja Malaysia
menggeliat di “wilayah” ini maka seluruh publik Indonesia bangkit
meributkannya. Hiruk pikuk yang bernada retorik akan bergema di nusantara
manakala Ambalat menjadi berita. Ambalat menjadi objek diskusi, debat, dialog
interaktif di media, yang ujung-ujungnya menghajar Malaysia. Reaksi retorik
publik Indonesia ini memang baik dan cinta NKRI.
Konflik Ambalat bermula sejak tahun 1969. Indonesia dan Malaysia
menandatangani Perjanjian Tapal Batas Landas Kontinen pada tanggal 27 Oktober
1969. Indonesia meratifikasi perjanjian tersebut pada tanggal 7 November 1969
(Bakhtiar, 2011). Malaysia memasukkan Ambalat ke dalam wilayahnya pada
tahun 1979 secara sepihak. Klaim Malaysia atas Ambalat waktu menuai protes
negara-negara tetangga seperti Singapura, Filipina, China, Thailand, Vietnam dan
Inggris.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ambalat.22 Juni 2019.Pukul 05.04.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150617140454-20-60584/sejarah-panjang-
kemelut-indonesia-malaysia-di-ambalat. Rabu, 17/06/2015.Pukul 14:05 WIB

1
NAMA:ALVIN ANDRIANTO WIJAYA

NIM :19.B1.0049

JURUSAN:TEKNIK SIPIL

Indonesia kemudian mengleuarkan protes pada tahun 1980 atas pelanggaran


tersebut. Klaim Malaysia atas blok Ambalat ini dinilai sebagai keputusan politis
yang tidak memiliki dasar hukum (Gambaran Historik Sengketa di Perairan
Ambalat, hal. 65). Menurut Indoensia, garis batas yang ditentukan Malaysia
melebihi ketentuan garis ZEE yang telah diatur sejauh 200 mil laut. Klaim
Malaysia atas Ambalat disebabkan kandungan minyak bumi yang ada di blok in
Keputusan nomor 102 tanggal 17 Desember 2002 memenangkan Malaysia dengan
bukti penguasaan dan pengendalian efektif (Gambaran Historik Sengketa di
Perairan Ambalat, hal. 62). Malaysia memang sudah mempunyai kontrol atas
kedua pulau tersebut. Ketika Malaysia dijajah Inggris, Inggris pernah melakukan
penarikan pajak ke peternak penyu di pulau itu pada tahun 1930-an. Di samping
itu, terdapat mercusuar yang bertuliskan “dibuat oleh Inggris.”
 
Blok Ambalat yang berada di sisi timur Provinsi Kalimantan Timur adalah
wilayah Indonesia. Hal ini harus tetap dipertahankan dari upaya kepemilikan yang
dilakukan Malaysia.
"Sampai kapanpun Blok Ambalat itu harus menjadi milik Indonesia dan tidak
boleh jatuh ke tangan Malaysia," ujar Dosen Hukum Internasional Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr Suhaidi SH, ketika dijumpai
wartawan, Rabu (24/6/2015).
Secara juridis, menurut Prof Suhaidi, Indonesia mempunyai bukti-bukti yang kuat
tentang kepemilikan wilayah tersebut. Ia menyebutkan, pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Kementerian Pertahanan
(Kemhan) harus bisa menyakinkan Malaysia bahwa Ambalat itu berada di
perairan nasional.
"Pemerintah Indonesia harus menunjukkan kepedulian yang cukup tinggi dan
tanggung jawab yang besar agar Blok Ambalat tidak sampai diambil dan dikuasai
Malaysia," tambahnya.
Prof Suhaidi menambahkan, pengawalan Blok Ambalat perlu dilakukan agar tidak
terulang kembali kasus Pulau Sipadan-Ligitan yang berhasil dikuasai Malaysia.
Secara politis, sistem pertahanan dan keamanan Indonesia harus bisa menguasai
wilayah tersebut. "Tempatkan personel TNI untuk menunjukkan pada Malaysia,
bahwa Indonesia bersungguh-sungguh mempertahankan kedaulatan di wilayah
tersebut," katanya.
Hingga Mei 2015, sudah sembilan kali pesawat perang milik militer Malaysia
diduga masuk tanpa izin ke wilayah Blok Ambalat. Keberadaan pesawat Malaysia
terdeteksi masuk ke wilayah Indonesia.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150618102958-20-60781/pemerintah-
diingatkan-jangan-terjebak-sengketa-ambalat. Kamis, 18/06/2015 11:10 WIB
Tentara Nasional Indonesia menyatakan sejak Januari 2015, sudah sembilan kali
pesawat tempur Malaysia melakukan pelanggaran dengan terbang melintas di

2
NAMA:ALVIN ANDRIANTO WIJAYA

NIM :19.B1.0049

JURUSAN:TEKNIK SIPIL

wilayah udara RI. Pada saat itu, pesawat tempur indonesia sedang tidak da di
daerah Pulau Kalimantan dan Sulawesi.
“Kami selalu evaluasi. Dari Januari hingga sekarang, ada sembilan pelanggaran
yang dilakukan Malaysia,” ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor
Jenderal Fuad Basya.
Sembilan pelanggaran yang dilakukan Malaysia itu dilakukan saat pesawat tempur
Indonesia sedang tidak ada di Kalimantan atau Makassar, Sulawesi Selatan.
Ketiadaan penjagaan membuat pesawat Malaysia dengan seenaknya masuk
wilayah udara RI.

“Sembilan itu tidak kami intercept (cegat) karena tak ada di lokasi. Malaysia


masuk saat tahu pesawat kita tak ada di Tarakan atau Pontianak," kata Fuad.

Namun, ujar Fuad, “Setiap pesawat kita ada di sana, mereka tidak mau masuk.
Saat pesawat kita dari jauh mau melakukan intercept, mereka (pesawat Malaysia)
sudah hilang duluan.”

Dari hasil evaluasi TNI, diduga terdapat unsur kesengajaan dari pesawat militer
Malaysia itu ketika memasuki zona udara nusantara, khususnya di wilayah
sengketa Ambalat, sisi timur pantai Kalimantan.

Meski demikian, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebelumnya meyakini


hubungan Indonesia dan Malaysia tak akan memanas akibat isu perselisihan di
sekitar Ambalat yang luasnya mencapai 15 ribu kilometer itu.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu menegaskan TNI tidak sedang
menggelar kekuatan di sekitar Blok Ambalat. "Tidak ada gelar kekuatan. Saya
barusan dari sana. Tidak ada masalah," ujar Ryamizard di Garut, Jawa Barat,
Jumat (12/6).

Pemerintah, menurut Ryamizard, mengedepankan dialog dalam menyelesaikan isu


pertahanan dan keamanan. Apalagi, menurutnya, hal itu merupakan amanat yang
tertuang dalam perjanjian di antara negara ASEAN.
Moeldoko menyatakan kejadian pesawat tempur negara sahabat masuk wilayah
udara RI sesungguhnya kerap terjadi, dan TNI yakin dapat menangani masalah
tersebut.
https://www.kompasiana.com/febiamsyahabiyoso/551fc4a5a33311aa33b66c37/bagaim
ana-indonesia-mengambil-sikap-tentang-ketahanan-nasional-negaranya.24 Juni
2015.Pukul 15.27.

Menurut Hukum Laut Internasional, Malaysia dan Indonesia telah meratifikasi


UNCLOS 1982 maka idealnya penyelesaian sengketa berdasarkan pada UNCLOS
1982 bukan pada ketentuan yang berlaku sepihak. Menurut UNCLOS, Pulau
Borneo (yang padanya terdapat Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam)

3
NAMA:ALVIN ANDRIANTO WIJAYA

NIM :19.B1.0049

JURUSAN:TEKNIK SIPIL

berhak atas laut teritorial, zona tambahan, ZEE dan landas kontinen. Di sebelah
timur Borneo, bisa ditentukan batas terluar laut teritorial yang berjarak 12 mil dari
garis pangkal, kemudian garis berjarak 200 mil yang merupakan batas ZEE
demikian seterusnya untuk landas kontinen. Zona-zona yang terbentuk ini adalah
hak dari daratan Borneo. Maka secara sederhana bisa dikatakan bahwa yang di
bagian selatan adalah hak Indonesia dan di utara adalah hak Malaysia. Tentu saja,
dalam hal ini, perlu ditetapkan garis batas yang membagi kawasan perairan
tersebut.
Sejak dekade 1960-an, Indonesia dan Malaysia kerap bersitegang terkait Blok
Ambalat. Puncak perseteruan terjadi pada 2002 ketika Mahkamah Internasional
memenangkan Malaysia pada sengketa kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan
yang berada di Blok Ambalat.

Blok Laut Ambalat memiliki luas wilayah sekitar 15 kilometer persegi dan
terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar, dekat perbatasan antara Sabah,
Malaysia, dengan Kalimantan Timur. Blok Ambalat menyimpan kekayaan
tambang bawah laut, utamanya minyak, meski tidak semua wilayah di blok ini
kaya akan minyak mentah.

Untuk mencegah jet tempur Malaysia 'gentayangan' di Ambalat, TNI Angkatan


Laut dan Angkatan Udara kini menggelar Operasi Sakti di sekitar Blok Ambalat.
Kedua matra TNI itu menurunkan alat utama sistem persenjataan  mereka seperti
tiga kapal perang (KRI), dua pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30, dan tiga F-16
Fighting Falcon.
Peningkatan status itu, ujar Moeldoko, belum akan dibarengi oleh dibangunnya
kekuatan tempur di sana. Namun nantinya Lanud Tarakan akan menjadi
pangkalan bagi pesawat-pesawat baru TNI Angkatan Udara."Sukhoi sudah ada di
Makassar, F-16 di Pekanbaru dan Madiun. Nanti kalau kami punya pesawat baru,
akan kami sesuaikan penempatannya (di Tarakan)," ucap Moeldoko.

Peristiwa mendaratnya helikopter berbendera Malaysia secara ilegal di Pos Aji


Kuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Juni
lalu, tercatat sebagai pelanggaran perbatasan udara oleh Malaysia yang kesekian
kalinya.
https://news.okezone.com/read/2015/06/23/.18/1170234/sekilas-tentang-blok-
ambalat.Rabu,24 Juni 2015.Pukul 06:27 WIB
https://www.kompasiana.com/damos.agusman/558fe069f39273d415e25ef3/ambalat-
itu-apa-sih-pulau-atau-dasar-laut?.28 Juni 2015.Pukul 19.03.
Indonesia negara kepulauan Perlu disadari bahwa melalui suatu perjuangan
panjang Indonesia telah resmi menjadi salah satu dari sedikit negara kepulauan
(archipelagic state) di dunia berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional atau
UNCLOS (The United Nations Convention on the Law of the Sea) tahun 1982.
Sebagai perwujudannya, maka dibuat UU No.6/1996 tentang Perairan Indonesia

4
NAMA:ALVIN ANDRIANTO WIJAYA

NIM :19.B1.0049

JURUSAN:TEKNIK SIPIL

untuk menggantikan UU Prp No.4/1960. Amanat dalam UNCLOS 1982 antara


lain adalah keharusan Indonesia membuat peta garis batas, yang memuat kordinat
garis dasar sebagai titik ditariknya garis pangkal kepulauan Indonesia.
Indonesia sebetulnya tidak harus bersusah payah menghadapi kasus Ambalat,
seandainya sejak awal secara konsisten tetap mengawasi dan mengikuti
perkembangan terhadap konsesi yang telah diberikan kepada beberapa perusahaan
minyak asing di Blok Ambalat dan Ambalat Timur. Di kawasan tersebut sejak
tahun 1967 Indonesia telah membuka peluang bisnis kepada perusahaan minyak
seperti Total Indonesie PSC, British Petroleum, Hadson Bunyu BV, ENI Bukat
Ltd. dan Unocal, yang selama ini tidak ada reaksi apapun dari Malaysia. Jelasnya
kegiatan Indonesia telah berlangsung jauh sebelum rekayasa Malaysia yang secara
unilateral membuat peta tahun 1979. Ada semacam kejanggalan bahwa pada tahun
1967 Pertamina memberikan konsesi minyak kepada Shell, namun oleh Shell
kemudian diberikan lagi kepada perusahaan minyak ENI (Italia).
Pada 16 Februari 2005 Pemerintah Indonesia telah memprotes pemberian konsesi
minyak di Ambalat, Laut Sulawesi (wilayah Indonesia) kepada Shell, perusahaan
minyak Belanda oleh Pemerintah Malaysia melalui perusahaan minyak
nasionalnya, Petronas. Berita tersebut diklarifikasi oleh Departemen Luar Negeri
RI (Deplu) melalui siaran pers tanggal 25 Februari 2005, yang kemudian
menimbulkan reaksi keras dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Suatu
kejutan spontanitas kemudian terjadi di mana-mana. Tanpa menunggu komando,
masyarakat di berbagai kota berdemonstrasi dan menghimpun sukarelawan untuk
menghadapi Malaysia.
Meskipun peristiwanya sudah berlangsung empat tahun yang lalu, namun kasus
Ambalat nampaknya belum terselesaikan hingga sekarang. Sudah empat tahun
dilakukan negosiasi, namun belum terdengar kabar berita tentang hasilnya. Belajar
dari kasus Sipadan – Ligitan yang juga dengan Malaysia, Indonesia tidak boleh
terlena dengan janji serta upaya hukum dari Malaysia. Indonesia telah kalah telak
pada persidangan Mahkamah Internasional di Den Haag serta kehilangan pulau
Sipadan dan Ligitan.
Oleh karena itu, seyogyanya Indonesia tidak menganggap enteng dalam kasus
Ambalat ini. Belajar dari pengalaman dan menyimak kejadian yang sebenarnya,
makna konflik blok Ambalat bukankah sekedar persoalan benar-salah atau kalah-
menang. Namun harus diselesaikan dengan jernih dan proporsional.
https://kumparan.com/fadil-alif/analisa-sengketa-wilayah-ambalat.17 April 2018.Pukul
2:48.

Anda mungkin juga menyukai