Oleh :
JURUSAN FARMASI
PADANG
2019
1
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................4
2.1 JENIS-JENIS IKATAN KIMIA.....................................................................................................4
2.2 PENULISAN STRUKTUR LEWIS.............................................................................................15
2.3 ATURAN DAN PENYIMPANGAN ATURAN OKTET............................................................18
BAB III.............................................................................................................................................23
PENUTUP........................................................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................23
3.2 SARAN.......................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.4 MANFAAT PENUIS
Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah.
Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.
Sebagai bahan bacaan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Ikatan ion yang terjadi pada pembentukan senyawa NaCl terbentuk dengan cara atom Na
menyerahkan 1 elektron terluar ke atom Cl sehingga membentuk ion Na+ dan Cl– dengan
konfigurasi stabil seperti halnya gas mulia:
11Na = 2 8 1, melepas 1 elektron pada kulit terluar sehingga menjadi Na + = 2 8 (mengikuti
konfigurasi 10Ne = 2 8)
17Cl = 2 8 7, menerima 1 elektron sehingga menjadi Cl– = 2 8 8 (mengikuti konfigurasi 18Ar = 2
8 8)
Muatan elektron yang saling berlawan menyebabkan daya tarik antar ion Na+ dan Cl– sehingga
membentuk suatu ikatan kimia menghasilkan senyawa NaCl
6
Sifat-Sifat Senyawa Ion
Ikatan ion hanya dapat terbentuk apabila unsur-unsur yang berikatan mempunyai perbedaan daya
tarik elektron (keeelektronegatifan) cukup besar. Perbedaan keelektronegatifan yang besar ini
memungkinkan terjadinya serahterima elektron. Sifat-Sifat senyawa ion adalah:
Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
Memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
Penghantar listrik yang baik dalam larutan, lelehan, dan leburannya
Umumnya mudah larut dalam air.
7
Contoh Senyawa Ion
Senyawa ion dapat terbentuk dari ikatan antara unsur-unsur logam dengan non logam. Beberapa
contoh senyawa hasil dari pembentukan ikatan ion adalah sebagai berikut:
NaCl : Natrium Klorida / garam dapur
Na2S : Natrium Sulfida
KCl : Kalium Klorida / silvit
CaBr2 : Kalsium Bromida
MgBr2 : Magnesium Bromida
AlCl3 : Aluminium Klorida
Al2O3 : Aluminium Oksida / Alumina / Korundum.
Ikatan Kovalen
Gas-gas yang kita temukan di alam, seperti hidrogen, nitrogen, oksigen, berada dalam bentuk
molekulnya: H2, N2, dan O2. Mengapa demikian? Sebagai atom tunggal, unsur-unsur ini sangat
reaktif, sehingga membentuk molekul untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil.
Contohnya adalah molekul hidrogen (H2):
Contoh pembentukan ikatan covalent:
8
Ikatan kovalen pada senyawa N2
9
ada ikatan H – H, kedudukan pasangan elektron ikatan tersebut sudah pasti simetris karena kedua
atom H mempunyai daya tarik elektron yang sama. Dalam molekul hidrogen tersebut, elektron
tersebar secara homogen, sehingga tidak terjadi polarisasi (pengkutuban). Dengan kata lain,
ikatan seperti itu disebut dengan ikatan kovalen nonpolar .
Pada ikatan H – Cl, elektron terdistribusi lebih banyak di sekitar atom unsur yang memiliki
elektronegatif lebih besar yaitu atom Cl, karena Cl mempunyai daya tarik elektron lebih besar
dari pada H, sehingga terjadi perbedaan muatan di antara kedua atom dalam ikatan tersebut. Jadi
pada HCl mengalami polarisai, di mana atom Cl lebih negatif daripada atom H. Ikatan seperti itu
disebut dengan ikatan kovalen polar.
Molekul Polar dan Nonpolar
Molekul dengan ikatan kovalen nonpolar seperti H2, Cl2, dan N2 sudah tentu bersifat nonpolar.
Tetapi, molekul lain dengan ikatan polar bisa bersifat polar dan nonpolar, tergantung pada
geometri atau bentuk molekulnya. Suatu molekul akan bersifat nonpolar jika molekul tersebut
berbentuk simetris, walaupun ikatannya bersifat polar, seperti gambar berikut.
Sifat-Sifat Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen mempunyai struktur molekul yang beragam mulai dari molekul sederhana
seperti metana CH4, air H2O, maupun struktur molekul raksasa seperti karbon dalam intan.
Struktur molekul yang beragam membuat senyawa kovalen mempunyai titik didih yang
bervariasi tergantung struktur molekul senyawa tersebut. Misalnya molekul kovalen sederhana
seperti metana CH4 yang memiliki titik didih pada suhu -161oC, gas klor Cl2 pada suhu -35oC, air
H2O pada suhu 100oC. Titik didih molekul kovalen raksasa seperti karbon pada intan 4830 oC,
silika SiO2 2230oC. Senyawa dengan struktur molekul raksasa tidak larut dalam air dan tidak
menghantarkan listrik kecuali grafit, yaitu karbon pada batu baterai dan isi pensil.
10
Contoh senyawa kovalen
Senyawa kovalen dapat terbentuk dari ikatan antara non logam dan non logam, seperti contoh
berikut ini:
CH4 : Metana
CO2 : Karbon Dioksida
CO : Karbon Monoksida
HCl : Asam Klorida
H2O : Air
Senyawa asam dan basa
Senyawa karbon
Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen
Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen:
Senyawa ion
Titik didih tinggi
Dapat menghantarkan daya listrik pada lelehan
Umumnya larut dalam pelarut polar misalnya air
Umumnya tidak larut dalam pelarut nonpolar
Senyawa kovalen
Titik didih rendah
Tidak dapat menghantarkan daya listrik pada lelehan
Umumnya tidak larut dalam pelarut polar misalnya air
Umumnya larut dalam pelarut nonpolar
katan Logam
Ikatan logam adalah salah satu ikatan kimia yang terjadi akibat gaya tarik elektrostatik antara
elektron (awan elektron) dan ion logam bermuatan positif (kation) pada masing-masing atom.
Logam membentuk struktur raksasa di mana elektron di kulit terluar atom bebas bergerak. Ikatan
logam sangat kuat, sehingga logam dapat mempertahankan struktur yang teratur dan biasanya
memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
11
Penghantar listrik (konduktor); dengan adanya elektron-elektron valensi yang dapat bergerak
secara bebas menyebabkan elektron-elektron tersebut dapat bebas bergerak dalam medan listrik
jika logam dihubungkan dengan sumber arus. Hal ini yang menyebabkan arus listrik dapat
mengalir melalui logam.
Mengilap; cahanya yang mengenai permukaan logam dapat menyebabkan sebagian elektron
valensi yang mudah bergerak tereksitasi atau berpindah ke kulit yang memiliki energi lebih
tinggi. Kemudian, ketika elektron tersebut kembali ke keadaan dasarnya (ground state), elektron
akan memencarkan sejumlah energi cahaya yang sesuai dengan panjang gelombang warna
tertentu. Hal ini yang menyebabkan logam tampak mengilap.
Penghantar panas; panas akan menambah energi kinetik elektron yang mudah bergerak pada
logam. Akibatnya, elektron bergerak semakin cepat dan menyebabkan peningkatan suhu.
Gerakan satu elektron mengakibatkan seluruh elektron lain ikut bergerak sehingga menyebabkan
peningkatan suhu.
Dapat ditempa dan ditarik; saat elektron dikenai energi yang sangat besar misalnya dipukul
atau dipanaskan, susunan atom-atom logam tidak berubah. Walaupun posisi atom-atomnya
berubah, namun ion positifnya tetap berikatan dengan elektron-elektron valensinya sehingga
menyebabkan logam dapat ditempa. Jika suatu ikatan logam putus, ikatan logam baru akan
terbentuk. Hal ini menyebabkan logam dapat dengan mudah ditarik atau dibengkokkan.
12
IKATAN HIDROGEN
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antar-molekul yang terjadi antara atom hidrogen yang terikat
dengan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F) dan pasangan elektron bebas dari atom sangat
elektronegatif lainnya. Ikatan ini muncul sebagaimana ikatan N—H, O—H, dan F—H bersifat
sangat polar, di mana muatan parsial positif pada H dan muatan parsial negatif pada atom
elektronegatif (N, O, atau F).
Ikatan Hidrogen dan Sifat Fisis
Sifat fisis seperti titik lebur dan titik didih sangat dipengaruhi oleh gaya interaksi antar-molekul.
Adanya ikatan hidrogen sebagai gaya interaksi antar-molekul yang paling kuat memberikan
pengaruh yang signifikan pada titik didih beberapa senyawa hidrida biner dari unsur-unsur
golongan IVA hingga VIIA. Berikut grafik yang menunjukkan titik didih dari senyawa-senyawa
biner hidrogen dan unsur golongan IVA hingga VIIA.
Titik didih dari senyawa hidrida unsur golongan IVA (CH 4, SiH4, GeH4, dan SnH4, seluruhnya
nonpolar) meningkat dari atas ke bawah golongan (dari C ke Sn). Hal ini dapat dimengerti.
sebagai akibat dari adanya polarisabilitas dan gaya dispersi London secara umum meningkat
seiring dengan bertambahnya massa molekul. Senyawa-senyawa hidrida dari golongan VA, VIA,
dan VIIA secara umum juga mengikuti pola kenaikan titik didih yang sama, namun khusus untuk
senyawa NH3, H2O, dan HF titik didihnya jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Faktanya, ketiga senyawa ini juga memiliki sifat-sifat yang membedakannya dari senyawa-
senyawa lain dengan massa molekul dan polaritas yang bermiripan. Sebagai contoh, air (H 2O)
memiliki titik leleh yang tinggi, kalor jenis yang tinggi, dan kalor penguapan yang tinggi. Sifat-
sifat ini menunjukkan bahwa adanya gaya antar-molekul tak lazim yang kuat pada molekul-
molekul ketiga senyawa tersebut, yakni ikatan hidrogen.
13
Ikatan Hidrogen pada Air
Pada air, satu molekul air dapat berikatan hidrogen dengan empat molekul air lain di sekitarnya
dalam susunan tetrahedral seperti terlihat dalam gambar (a) di bawah. Pada es, molekul-molekul
air berikatan hidrogen dalam struktur susunan yang kaku namun lebih terbuka. Struktur yang
lebih terbuka (berongga) pada es seperti terlihat pada gambar (b) mengakibatkan es memiliki
densitas (massa jenis) yang lebih kecil. Ketika es melebur, sebagian ikatan hidrogen putus. Hal
ini menyebabkan molekul-molekul air dapat tersusun lebih rapat sehingga densitasnya meningkat
seperti terlihat pada gambar (c). Dengan kata lain, jumlah molekul H 2O per satuan volum dalam
wujud cair lebih banyak dibanding dalam wujud padat.
Seiring air es dipanaskan di atas titik lebur, pemutusan ikatan hidrogen terus berlanjut sehingga
molekul-molekul air menjadi semakin tersusun rapat dan densitas air semakin meningkat. Air
dalam wujud cair akan mencapai densitas maksimum pada suhu 3,98°C. Di atas suhu tersebut,
air berperilaku “normal” seperti zat-zat lain pada umumnya sebagaimana densitas menurun
seiring dengan kenaikan suhu.
Sifat anomali air ini berperan dalam beberapa fenomena-fenomena yang terjadi di bumi, seperti
misalnya gunung es yang mengapung di atas perairan dan meledaknya pipa air pada musim salju.
Ledakan pipa air dapat terjadi jika pendinginan terjadi secara mendadak sebagaimana air yang
membeku menjadi es mengalami pemuaian. Dalam peristiwa es yang mengapung pada perairan
yang membeku di musim salju, mengapungnya bongkahan es akan menghambat terjadinya
pembekuan air lebih lanjut sehingga makhluk hidup yang berada di dalam perairan dapat
bertahan hidup. Tanpa adanya sifat anomali air oleh karena keberadaan ikatan hidrogen ini,
14
perairan akan membeku dari dasar hingga ke permukaan. Hal ini tentunya akan mengakibatkan
makhluk hidup di perairan tersebut terancam tidak dapat bertahan hidup selama musim salju.
15
CH3F tidak dapat, karena hanya terdapat atom F yang berikatan langsung dengan atom C (ikatan
C—F), bukan ikatan F—H.
CH3NH2 dapat, sebagaimana terdapat atom N dan atom H yang saling berikatan (ikatan N—H).
CH3OCH3 tidak dapat, karena hanya terdapat atom O yang berikatan langsung dengan atom C
(ikatan C—O), bukan ikatan O—H.
16
Pada setiap atom H yang dilingkari, terdapat dua elektron (duplet) dan pada atom C yang
dilingkari terdapat delapan elektron (oktet). Tanda titik (.) dan tanda silang (x) hanya notasi yang
digunakan untuk membedakan elektron yang berasal dari atom C dengan elektron yang berasal
dari atom H. Perhatikan pula bahwa pasangan elektron yang digunakan bersama dapat ditandai
dengan garis.
Struktur lewis N
Atom 7N memiliki tiga elektron valensi tidak berpasangan sehingga untuk memenuhi kaidah
oktet diperlukan tiga elektron dari atom H.
17
Struktur lewis NH3
Dalam molekul NH3 terdapat sepasang elektron yang tidak digunakan (elektron bebas) sehingga
disebut Pasangan Elektron Bebas (PEB). Tiga pasang elektron yang digunakan bersama oleh
atom N dan atom H disebut Pasangan Elektron Ikatan (PEI).
Struktur lewis O
Pada atom O terdapat dua elektron tidak berpasangan sehingga diperlukan dua elektron lain
untuk memenuhi kaidah oktet.
18
c. Struktur Lewis Molekul Cl2
Atom Cl memiliki satu elektron yang tidak berpasangan sehingga pada pembentukan molekul
Cl2, elektron-elektron ini akan saling melengkapi untuk memenuhi kaidah oktet.
Ikatan kovalen terbentuk antara atom nonlogam dan atom nonlogam lainnya dengan cara
pemakaian elektron bersama sehingga setiap atom yang terlibat memenuhi kaidah oktet/duplet.
Menurut Anda, apakah semua senyawa yang tersusun atas atom-atom nonlogam memenuhi
kaidah oktet dalam pembentukannya? Perhatikanlah reaksi antara atom P dan Cl. Reaksi antara
fosfor dan klorin akan menghasilkan PCl3 dan PCl5. Jumlah PCl3 dan PCl5 yang terbentuk
bergantung pada banyaknya klorin yang direaksikan. Pada senyawa PCl3, 1 atom P mengikat 3
atom Cl. Adapun pada PCl5, 1 atom P mengikat 5 atom Cl.
19
Gambar 1. Struktur Lewis PCl3 dan PCl5.
Struktur Lewis PCl3 menunjukkan bahwa setiap atom yang terlibat (1 atom P dan 3 atom Cl)
telah memenuhi kaidah oktet. Lain halnya dengan PCl5, struktur Lewisnya menunjukkan hanya
atom Cl yang memenuhi kaidah oktet, sedangkan atom P tidak memenuhi kaidah oktet. Atom P
memiliki 10 elektron pada kulit terluarnya.
Atom B hanya memiliki 3 elektron valensi sehingga memerlukan 5 elektron untuk memenuhi
kaidah oktet. Adapun atom F memiliki 1 elektron valensi sehingga hanya membutuhkan 1
elektron. Setiap atom F menerima 1 elektron yang disumbangkan atom B. Namun, atom B hanya
menerima 1 elektron dari setiap atom F. Berarti, atom B kekurangan 2 elektron untuk memenuhi
kaidah oktet.
20
Contoh Soal :
A. NH3
B. CCl4
C. SO2
D. PBr3
E. PCl5
Kunci Jawaban :
Suatu senyawa mengikuti aturan oktet (kaidah oktet) jika atom pusatnya dikelilingi 8 elektron (4
pasangan elektron).
21
Atom Jumlah Elektron yang
Senyawa
Pusat Mengelilingi
NH3 N 8
CCl4 C 8
SO2 S 8
PBr3 P 8
PCl5 P 10
22
Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17. Kemungkinan rumus
Lewis untuk NO2 sebagai berikut.
,
3. Senyawa yang melampaui aturan oktet.
Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron
pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh
adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7dan SbCl5.
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun postransisi.
Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn
mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2.
Begitu juga Bi yang mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan
tingkat oksidasi +1 dan +3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak
memenuhi aturan oktet.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
pada pembahasan mengenai Ikatan Kimia Dan Senyawa Organik dalam kehidupan sehari–hari
telah ditunjukkan tentang berbagai kimia organik yang berasal dari senyawa–senyawa yang
terdapat di dalam dan juga sintesi.
Berasal dari sekian banyak senyawa dan gugus–gugus karbon yang ada memiliki peranan
penting dalam kehidupan sehari–hari terutama dalam bidang trasportasi, kesehatan juga dalam
bidang–bidang lain yang bersangkutan dengan kebutuhan hidup manusia.
3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini masih sangat membutuhkan banyak penyempurnaan namun juga
sangat bermanfaat dalam mendalami pengetahuan tentang Ikatan Kimia Dan Senyawa Organik.
Bagi pembaca yang menemukan kekurangan – kekurangn dalam tulisan ini, perlu pembenahan
denagn mengoleksi banyak sumber demi penyempurnaan.
Tidak hanya sekedar pembaca tulisan terapai bila perlu sangat diharapkan untuk bisa
mempelajari dan mendalaminya sebagai pengetahuan yang penting.
DAFTAR PUSTAKA
24
Purba, M, Saidah, A. 2013. Jenis – Jenis Ikatan Kimia (Ikatan Ion, Ikatan Kovalen, Ikatan
Logam). https://rinosafrizal.com/jenis-jenis-ikatan-kimia/ (diakses tanggal 18 oktober 2019).
Nirwan Susianto, S.Si. 2010.ikatan hydrogen. https://www.studiobelajar.com/ikatan-hidrogen/
(diakses tanggal 18 oktober 2019).
Rahayu, I. 2009. Aturan / Kaidah Oktet dan Duplet, Ikatan Kovalen, Contoh, Pengertian, Soal,
Kunci Jawaban, Unsur Kimia. http://www.nafiun.com/2013/03/aturan-kaidah-oktet-dan-duplet-
ikatan-kovalen-contoh-pengertian-soal-kunci-jawaban-unsur-kimia.html (diakses tanggal 18
oktober 2019).
25
26