Anda di halaman 1dari 6

FOTOSINTESIS

Regita Putri Meliyanti, 230110190023


Program Studi Perikanan Fakultas Perianan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran
Jl. Raya Sumedang KM 21 Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat
www.fpik.ac.id
Email : regitaputrimeliyanti@gmail.com

ABSTRAK
Fotosintesis adalah proses pemanfaatan energi cahaya untuk menghasilkan gula. Organisme
yang dapat melakukan fotosintesis memiliki organel fotosintesis. Secara ringkas reaksi
fotosintesis adalah sebagai berikut: 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2. Reaksi fotosintesis
terjadi melalui dua tahap. Yaitu reaksi terang dimana pada reaksi ini diperlukan cahaya, dan
juga reaksi gelap yakni reaksi yang tidak memerlukan cahaya tapi memerlukan
karbondioksia.Pada tahapan reaksi terang terjadi di membrane fotosintesis,energi cahaya
dikonversi menjadi energi kimia yang terdiri dari NADPH 2, dan ATP. Sedangkan pada reaksi
gelap terjadi di stroma, NADPH2 dan ATP dimanfaatkan sebagai reduktor biokimia untuk
mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat. Praktikum ini menggunakan sampel
kontrol,camboba,dan amazon. Diperoleh hasil bahwa camboba adalah sampel yang paling
banyak mensuplai oksigen. Perbedaan sampel berpengaruh terhadap produksi oksigen. Selain
itu banyaknya produksi oksigen juga dipengaruhi waktu pengamatan.
Kata kunci : fotosintesis, Tumbuhan air,reaksi terang,reaksi gelap

ABSTRACT

Photosynthesis is the process of utilizing light energy to produce sugar. Organisms that can
carry out photosynthesis have photosynthetic organelles. In summary, the photosynthetic
reaction is as follows: 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2. Photosynthesis reactions occur in
two stages. That is a light reaction wherein this reaction requires light, and also a dark reaction
that is a reaction that does not require light but requires carbon dioxide. At the stage of the light
reaction occurs in photosynthetic membranes, light energy is converted into chemical energy
consisting of NADPH2, and ATP. While in the dark reaction occurs in the stroma, NADPH2 and
ATP are used as biochemical reductors to convert carbon dioxide into carbohydrates. This
practicum uses control samples, camboba, and amazon. The results obtained that camboba is
the sample that supplies the most oxygen. Sample differences affect oxygen production. In
addition, the amount of oxygen production is also influenced by observation time.
Keywords: photosynthesis, aquatic plants, light reactions, dark reactions
PENDAHULUAN
Fotosintesis adalah proses pemanfaatan energi cahaya untuk menghasilkan gula.
Organisme yang dapat melakukan fotosintesis memiliki organel fotosintesis. Secara
ringkas reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut: 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2
Energi Cahaya dan Klorofil Tanaman air dan mikroalga baik yang hidup di perairan
tawar ataupun asin, merupakan produsen di daerah perairan yang mampu melakukan
proses fotosintesis. Tumbuhan air melepaskan oksigen ke dalam air. Oksigen yang
dilepaskan tersebut akan larut dalam air dan membentuk oksigen terlarut (Dissolved
Oxygen). Ketika oksigen terlarut sudah mencapai batas maksimum maka oksigen
terlarut akan berdifusi dengan udara.
Proses respirasi tumbuhan air dan hewan serta proses dekomposisi bahan organik
dapat menyebabkan hilangnya oksigen dalam suatu perairan. Selain itu, peningkatan
suhu akibat semakin meningkatnya intensitas cahaya juga mengakibatkan
berkurangnya oksigen. Meningkatnya suhu air akan menurunkan kemampuan air untuk
mengikat oksigen sehingga tingkat kejenuhan oksigen di dalam air juga akan menurun.
Peningkatan suhu juga akan mempercepat laju respirasi dan dengan demikian laju
penggunaan oksigen juga meningkat (Afrianto dan Liviawati 1992).
Reaksi fotosintesis terjadi melalui dua tahap. Yaitu reaksi terang dimana pada reaksi
ini diperlukan cahaya, dan juga reaksi gelap yakni reaksi yang tidak memerlukan
cahaya tapi memerlukan karbondioksia) (Salisbury,1995). Pada tahapan reaksi terang
terjadi di membrane fotosintesis,energi cahaya dikonversi menjadi energi kimia yang
terdiri dari NADPH2, dan ATP. Sedangkan pada reaksi gelap terjadi di stroma, NADPH2
dan ATP dimanfaatkan sebagai reduktor biokimia untuk mengubah karbondioksida
menjadi karbohidrat
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kecepatan fotosintesis. Salah satu cara yang digunakan untuk mengamati proses
fotosintesis adalah mengamati jumlah oksigen yang diproduksi selama proses
fotosintesis.

METODOLOGI
Praktikum fotosintesis dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Maret 2020, pukul
13.00 – 15.00 WIB di Laboratorium TPHP, Gedung 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran.
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum fotosintesis meliputi botol gelap digunakan
sebagai wadah untuk mengamati sampel, botol terang atau botol bening digunakan
sebagai wadah untuk mengamati sampel, kantong plastik berwarna untuk
membungkus botol dan DO meter digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam
botol.
Bahan yang digunakan adalah 3 jenis tanaman air untuk dijadikan sampel (Amazon,
Kontrol, Cabomba), air bersih.
Prosedur
Penentuan kadar oksigen awal : Setiap kelompok menyiapkan 3 botol yang akan
digunakan yang terdiri dari botol gelap, botol bening, botol bening yang dibungkus
kantong plastik. Isi botol dengan air yang telah disaring. 15 l 3. Potong tanaman air
sepanjang 10 cm. Lalu masukan tanaman air kedalam botol sesuai perlakuan. Untuk
kelompok kontrol tidak perlu memasukan apapun ke dalam botol. Setelah itu tutup
botol dan bolak-balikan botol untuk menghomogenkan air. Segera ukur kadar oksigen
awal (KOawal) dengan menggunakan DO meter dan catat waktu peletakan botol.
Kencangkan tutup botol dan letakan dibawah sinar matahari selama 20, 30, 40 menit.
Catat waktu peletakan botol.
Prosedur Penentuan Kadar Oksigen Akhir : Setelah satu jam (catat waktu akhir
pengamatan), ukur kembali kadar oksigen akhir (KOakhir) dengan menggunakan DO
meter dan catat dalam tabel pengamatan. Hitung perubahan nilai kadar oksigen (Delta
KO) dengan cara mengurangi KOakhir-KOawal. Untuk control juga dilakukan hal yang
sama, nilainya adalah Delta KOkontrol. Untuk nilai yang didapat dikoreksi dengan
menggunakan nilai Delta KOkontrol (Delta KO – Deltakontrol).

HASIL DAN PEMBAHASAN

DATA PENGAMATAN HASIL FOTOSINTESIS KELAS A


Lama Waktu Pengukuran DO
Kelompok Sampel Perlakuan
Penyinaran Awal Akhir DOawal DOakhir ∆DO
B.T 5,8 7,0 1,2
1 KONTROL B.G 13.59 14.09 11,4 5,6
B.T.P 6,9 1,1
B.T 10,5 4,7
2 CABOMBA B.G 14.25 14.35 8,4 2,6
B.T.P 7,7 1,9
10 menit
B.T 8,3 2,5
3 AMAZON B.G 14.20 14.30 9,1 3,3
B.T.P 8,0 2,2
     
             
     
B.T 20 menit 7,4 1,6
1 KONTROL B.G 13.56 14.16 10,1 4,3
B.T.P 8,4 2,6
B.T 14,7 8,5
2 CABOMBA B.G 14.00 14.20 13,4 7,6
B.T.P 6,7 0,9
B.T 12,8 7
3 AMAZON B.G 14.11 14.31 11,3 5,5
B.T.P 10,7 4,9
             
     
  7,4 1,6
B.T 10,1 4,3
4 KONTROL B.G 13.53 14.23 8,2 2,4
B.T.P 7,2 1,4
B.T 15,8 10
5 CABOMBA B.G 13.50 14.20 14,1 8,3
B.T.P 6,6 0,8
30 menit
B.T 8,5 2,7
6 AMAZON B.G 13.55 14.25 8,4 2,6
B.T.P 7,7 1,9
     
             
     
B.T 9,5 3,7
4 KONTROL B.G 13.40 14.20 8,4 2,6
B.T.P 8.1 2,3
B.T 10,6 4,8
5 CABOMBA B.G 13.31 14.11 10,1 4,3
B.T.P 7,6 1,8
40 menit
B.T 7,3 1,5
6 AMAZON B.G 13.40 14.20 6,7 0,9
B.T.P 6,6 0,8
     
             
     

B.G Botol Gelap


Botol
B.T
Terang
BotolTerang
B.T.P
Plastik

Pada praktikum kali ini kelompok yang mengamati reaksi yang terjadi pada sampel
control di dalam botol terang, botol gelap dan botol yang telah dilapisi oleh plastik
berwarna hitam adalah Kelompok 1 dan 4. Lama penyinaran objek kelompok 1
dilakukan 10 menit dan 20 menit dengan DO awal 5,8. Pada lama penyinaran 10 menit
diperoleh Do akhir pada botol terang sebesar 7,0 dengan kadar oksigen 1,2. Botol
gelap 11,4 dengan kadar oksigen 5,6 dan botol terang plastic 6,9 dengan kadar
oksigen 1,1. Sedangkan lama penyinaran 20 menit diperoleh hasil diperoleh Do akhir
pada botol terang sebesar 7,4 dengan kadar oksigen 1,6. Botol gelap 10,1 dengan
kadar oksigen 4,3 dan botol terang plastic 8,4 dengan kadar oksigen 2,6. Sementara
kelompok 4 lama penyinaranya selama 30 menit dan 40 menit. Pada lama penyinaran
30 menit diperoleh Do akhir pada botol terang sebesar 10,1 dengan kadar oksigen 4,3.
Botol gelap 8,2 dengan kadar oksigen 2,4 dan botol terang plastic 7,2 dengan kadar
oksigen 1,4. Sedangkan lama penyinaran 40 menit diperoleh hasil diperoleh Do akhir
pada botol terang sebesar 9,5 dengan kadar oksigen 3,7 . Botol gelap 8,4 dengan
kadar oksigen 2,6 dan botol terang plastic 8,1 dengan kadar oksigen 2,3.
Kelompok yang mengamati sampel Cabomba adalah kelompok 2 dan 5. Lama
penyinaran objek kelompok 2 dilakukan 10 menit dan 20 menit dengan do awal 5,8.
Pada lama penyinaran 10 menit diperoleh Do akhir pada botol terang sebesar 10,5
dengan kadar oksigen 4,7. Botol gelap 8,4 dengan kadar oksigen 2,6 dan botol terang
plastic 7,7 dengan kadar oksigen 1,9. Sedangkan lama penyinaran 20 menit diperoleh
hasil diperoleh Do akhir pada botol terang sebesar 14,7 dengan kadar oksigen 8,5.
Botol gelap 13,4 dengan kadar oksigen 7,6 dan botol terang plastic 6,7 dengan kadar
oksigen 0,9 Sementara kelompok 5 lama penyinaranya selama 30 menit dan 40 menit.
Pada lama penyinaran 30 menit diperoleh Do akhir pada botol terang sebesar 15,8
dengan kadar oksigen 10. Botol gelap 14,1 dengan kadar oksigen 8,3 dan botol terang
plastic 6,6 dengan kadar oksigen 0,8. Sedangkan lama penyinaran 40 menit diperoleh
hasil diperoleh Do akhir pada botol terang sebesar 10,6 dengan kadar oksigen 34,8 .
Botol gelap 10,1 dengan kadar oksigen 4,3 dan botol terang plastic 7,6 dengan kadar
oksigen 1,8.
Sedangkan kelompok yang mengamati sampel amazon adalah kelompok 3 dan 6.
Lama penyinaran objek kelompok 3 dilakukan 10 menit dan 20 menit dengan do awal
5,8. Pada lama penyinaran 10 menit diperoleh Do akhir pada botol terang sebesar 8,3
dengan kadar oksigen 2,5. Botol gelap 9,1 dengan kadar oksigen 3,3 dan botol terang
plastic 8,0 dengan kadar oksigen 2,2. Sedangkan lama penyinaran 20 menit diperoleh
hasil diperoleh Do akhir pada botol terang sebesar 12,8 dengan kadar oksigen 7. Botol
gelap 11,3 dengan kadar oksigen 5,5 dan botol terang plastic 10,7 dengan kadar
oksigen 4,9. Sementara kelompok 6 lama penyinaranya selama 30 menit dan 40
menit. Pada lama penyinaran 30 menit diperoleh Do akhir pada botol terang sebesar
8,5 dengan kadar oksigen 2,7. Botol gelap 8,4 dengan kadar oksigen 2,6 dan botol
terang plastic 7,7 dengan kadar oksigen 1,9. Sedangkan lama penyinaran 40 menit
diperoleh hasil diperoleh Do akhir pada botol terang sebesar 7,3 dengan kadar
oksigen 1,5. Botol gelap 6,7 dengan kadar oksigen 0,9 dan botol terang plastic 6,6
dengan kadar oksigen 0,8.
Hasil pengamatan menunjukan bahwa tumbuhan air yang paling banyak mensuplai
oksigen berturut-turut adalah cabomba,amazon dan control. Semakin lebar permukaan
daun maka penyerapan cahaya matahari semakin banyak dan laju fotosintesis akan
berjalan dengan cepat juga. Morfologi yang kecil mempunyai luas permukaan kontak
yang lebih luas sehingga mengandung klorofil lebih banyak. Hal ini mengakibatkan
fotosintesis berjalan secara efisien. Daun sampel yang lebih tebal dibandingkan
banyak sel-sel yang melakukan konsumsi daripada produksi. Morfologi daun yang
lebar dan tebal mengakibatkan penggunaan oksigen semakin besar (Soegiarto 1978).

KESIMPULAN
Dari praktikum tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan sampel (spesies
tumbuhan air) berpengaruh terhadap produksi oksigen, selain itu waktu pengamatan
mempengaruhi fotosintesis sehingga berdampak pada produksi oksigen. Produksi
oksigen merupakan konsentrasi oksigen terlarut pada saat pengukuran. Nilai produksi
oksigen diperoleh dari pengurangan kadar oksigen akhir dengan kadar oksigen awal.
Laju fotosintesis ditentukan oleh intensitas cahaya, botol yang terkena cahaya
matahari akan menghasilkan gelembung yang banyak,sedangkan botol yang kurang
cahaya gelembungnya sedikit. Hal ini membuktikan bahwa kadar oksigen lebih banyak
dihasilkan pada botol yang terkena cahaya matahari.

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, F dan Liviawati, F. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Salisbury, F. B., C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Soegiarto et. al. 1978. Pertumbuhan Alga Laut Euchema spinosum pada Berbagai
Kedalaman di Goba Pulau Pari. Oseanoligi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai