Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penentuan komoditi unggulan nasional dan daerah merupakan langkah awal
menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih
keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan.
Pengembangan komoditi yang memiliki keunggulan komparatif dari sisi penawaran
dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi,
dan kondisi sosial ekonomipetani di suatu wilayah. Sedangkan dari sisi permintaan,
komoditi unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan pasar domestik maupun
internasional. Salah satu maksud penentuan komoditi unggulan ini adalahagar
pengembangan komoditi tersebut yang secara intrinsik memiliki kekhasan kekuatan
berdasarkan keunggulan komperatif yang dimilikinya di dalam lingkup suatu wilayah
atau kawasan bisa lebih tajam dan terarah. (Syafaat dan Supena, 2000).
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dan disertai dengan
kesadaran penduduk yang semakin tinggi tentang pentingnya protein hewani, maka
perlu diimbangi dengan penyediaan sumber protein yang memadai. Salah satu bahan
pangan asal ternak yang merupakan sumber protein bagi masyarakat adalah daging.
Salah satu tantangan dalam mengembangkan produk dan jasa yang unggul
adalah menetapkan salah satu dari sedemikian banyak produk yang dapat
dikembangkan. Oleh karena itu penetapan produk dan jasa ini harus dilakukan untuk
memulai usaha dan juga memenangkan persaingan. Tentunya tidak mudah dalam
bagi wirausaha untuk menghasilkan produk dan jasa yang unggul. Dari berbagai
alternatif, banyak hal yang dipertaruhkan terkait resiko dan investasi ketika
mengembangkan produk baru atau jasa.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana menetapkn produk unggul pada sapi Wagyu?

2. Bagaimna cara mementukan produk unggulan?

3. Bagaimana manajemen inovasi nya?


1.3. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menetapkan produk unggul pada


sapi Wagyu

2. Mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan produk unggulan

3. Mahasiswa dapat memanajemen inovasi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Asal Mula Wagyu


Selain terkenal dengan bunga sakuranya, Jepang juga sangat terkenal dengan
kualitas daging sapi yang begitu mendunia, yaitu daging sapi wagyu. Daging sapi
wagyu yang begitu lezat dan berharga tinggi tercipta dari suatu proses yang
begitu rumit namun menarik. Sapi Wagyu adalah sapi asli Jepang. Di Jepang, ada
empat jenis sapi Wagyu yaitu Japanese Black, Japanese Brown,
Japanese Shorthorn, dan Japanese Polled. Wagyu tercipta dari perkawinan silang
antara sapi asli Jepang dengan sapi luar negeri yang didatangkan oleh pemerintah
Jepang pada awal abad ke-19 untuk meningkatkan ukuruan badan dan untuk
memperpendek masa kedewasaan.
2.2. Memilih Bakalan Sapi
Kunci sukses penggemukan sapi wagyu di Jepang antara lain pemelihan
genetik sapi-sapi terbaik, manajemen pakan, meminimalisir stres pada sapi, dan
kontrol vitamin A. Seluruh sapi yang digemukkan di peternakan Uda berkelamin
betina karena menghasilkan rasa yang lebih enak dibandingakan sapi jantan.
Sapi-sapi bakalan berusia rata-rata 10 bulan dengan bobot antara 250-300 kg.
Sapi-sapi bakalan ini dibeli dari pasar lelang di seluruh Jepang. Harga sapi
bakalan ini tergantung kualitas, kualitas baik berharga tinggi, sedangkan kualitas
buluruk berharga murah. Kualitas sapi bisa dilihat sertifikat dan juga di buku
daftar sapi yang diperdagangkan di pasar lelang.
Setelah datang di kandang, langsung dilakukan beberapa perlakukan khusus
yang sudah menjadi standar prosedur operasional (SOP) di peternakan ini yaitu
disuntik antibiotik, diberi antiparasit pada tubuhnya, dipotong
tanduknya kemudian dibakar untuk menghentikan darah yang keluar dari tanduk,
hidung sapi dipasang kaling agar mudah pengendaliannya, dan terakhir diberi
minuman vitamin A. Setelah itu sapi-sapi dikelompokkan sebanyak 4 ekor dalam
setiap kelompok.
Untuk menghasilkan daging berkualitas tinggi, lama penggemukan sapi
wagyu di Jepang adalah selama 20 bulan, sehingga umur sapi siap potong rata-
rata 30 bulan. Selain itu proses pemeliharaan sapi wagyu ini wajib
untuk meminimalisir stres sehingga pada kandang dipasang banyak kipas angin
dan pada alas kandang/tilam setiap hari diberi serbuk gergaji agar selalu dalam
keadaan kering dan membuat sapi nyaman. Sebab ketika sapi sapi mengalami
stres maka nafsu makan sapi akan menurun dan ini bisa menyebabkan sapi jatuh
sakit.
2.3. Penetapan Produk Unggul Sapi Wagyu
Pemilihan produk wagyu merupakan salah satu strategi perusahaan untuk
melakukan diferensiasi produk. Daging sapi wagyu memiliki pangsa pasar yang
memperhatikan kualitas daging (niche market). Perkembangan wagyu terjadi di
beberapa negara tidak hanya di Indonesia, namun juga Australia. Saat ini
Australia merupakan salah satu eksportir sapi wagyu dan olahannya yang
terbesar di dunia. Pertumbuhan permintaan sapi wagyu di Australia yakni pada
tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 13% dan diperkirakan pada tahun
2013 mengalami pertumbuhan sebesar 24% (The Australian Wagyu Association
2011).
Istilah wagyu merujuk pada jenis daging sapi khas Jepang yang terkenal
dengan karakter persebaran lemak yang merata, rasa lezat alami serta
keempukannya. Wagyu berasal dari bahasa Jepang, wa yang berarti Jepang dan
gyu yang berarti daging sapi. Daging sapi wagyu memiliki keistimewaan, yaitu
pada kualitas marbling yang sangat tinggi. Marbling adalah pola urat menyerupai
marmer yang terbentuk dari lemak tak jenuh yang terbentuk dalam sel-sel daging
(intramusculer). Lemak tak jenuh tersebut terdiri dari Omega-3 dan Omega-6
yang tidak berbahaya bagi manusia karena tidak mengandung kolesterol. Proses
pembentukan marbling pada sapi wagyu membutuhkan waktu minimal selama
600 hari (Peng dan Oliveira 2001).
McCluskey (2000), diacu dalam Parcell et al. (2007), menyatakan bahwa
pemilihan konsumen produk daging sapi dipengaruhi oleh atribut intrinsik dan
ekstrinsik yang dimiliki oleh produk tersebut. Atribut intrinsik yang dimiliki
produk olahan daging sapi antara lain ukuran porsi produk, warna, aroma rasa
dan komposisi. Komposisi daging wagyu yang memiliki kandungan lebih lemak
tak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan jenis daging sapi lainnya,
mempengaruhi tingkat preferensi produk steak wagyu. Menurut Moon dan Ward
(1999), saat ini konsumen memiliki perhatian terhadap isu kesehatan terutama
jumlah lemak dan kolesterol dalam produk makanan. Atribut ekstrinsik yang
dimiliki oleh produk daging sapi antara lain suasana toko atau restoran, merek
dan periklanan.
Proses pemilihannya keunggulan produk sapi wagyu ini tidak sembarangan.
Perlu adanya pengetahuan yang luas, ketelitian dan kesabaran, dan kecanggihan
teknologi saat ini. Sebelum penyembelihan, sapi yang telah berusia 26-32 bulan
akan digemukkan dahulu selama 20 bulan untuk bisa menghasilkan daging
berkualitas tinggi.
Banyak hal yang menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan kualitas
daging wagyu ini, diantaranya adalah kebersihan kandang, lokasi peternakan,
kebisingan lingkungan sekitar, suhu kandang, dan tanah kandang yang harus
diganti dua bulan sekali. Selanjutnya, manajemen pakan yang harus diperhatikan
adalah penyesuaian waku pergantian jenis pakan dengan umur sapi. Manajemen
kandang perlu diperbaiki untuk menghindari sapi stres. Sapi yang stres dapat
menyebabkan produksi daging ataupun susu menurun. Selain itu, untuk
menghasilkan kualitas daging yang baik sapi jantan sebaiknya dikastrasi karena
hormon steroid jantan akan membuat kualitas daging menjadi kurang baik.
Kastrasi adalah pengebirian adalah cara mematikan sel kelamin sapi jantan dan
betina yang prosesnya dilakukan dengan cara mengikat, mengoperasi atau
memasukan bahan kimia ke dalam organ kelamin .
Kunci sukses penggemukan sapi wagyu di Jepang antara lain pemelihan
genetik sapi-sapi terbaik, manajemen pakan, meminimalisir stres pada sapi, dan
kontrol vitamin A. Seluruh sapi yang digemukkan di peternakan Uda berkelamin
betina. Sapi betina dipilih karena menghasilkan rasa yang lebih enak
dibandingakan sapi jantan.

2.4. Manajemen Inovasi


Nasution (1992) mendefinisikan inovasi produk sebagai produk atau jasa baru
yang diperkenalkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar. Inovasi produk
merupakan sesuatu yang dapat dilihat sebagai kemajuan fungsional produk yang
dapat membawa produk selangkah lebih maju dibandingkan dengan produk
pesaing. Inovasi produk terkait dengan pengembangan desain produk, tambahan
fitur, segala atribut produk sehingga menghasilkan produk yang unik dan berbeda
dengan produk pesaing lain yang telah ada.
Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam
menambahkan nilai guna atau nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga
mutu produk dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang
laku di pasaran. Pada dasarnya kesempatan atau peluang suatu usaha
memutuskan untuk menciptakan produk baru didasarkan pada adanya
kesenjangan antara kepuasan pelanggan dengan harapan pelanggan terhadap
suatu produk. Keberhasilan pengembangan produk ditentukan oleh enam faktor,
yaitu strategi produk baru, menghasilkan gagasan atau ide, penyaringan gagasan,
analisis bisnis, pengembangan, dan uji coba pemasaran. Keberhasilan
pengembangan produk baru akan berdampak pada dihasilkannya produk yang
lebih unggul.
Salah satu cara utama untuk menyeleksi produk dan jasa yang akan di
hasilkan adalah dengan memperhatikan kualitas yang dihasilkan oleh produk.
Pendekatan kepuasan konsumen akan kualitas produk dan jasa adalah salah satu
kunci sukses menetapkan pasar dan menguasai pasar. Oleh karena itu, dalam
mengelola inovasi salah satu dasar utama yang dilakukan adalah menilai
keberhasilan penerapan kualitas pada produk atau jasa yang diunggulkan.
Menurut Prof. Tatsuyuki Suzuki, seorang konsultan agrikultur Jepang, Moosa
Farm mengembangkan pembibitan sapi Wagyu dengan Pro-gram Bayi Tabung.
Peternakan ini mengombinasikan teknologi termutakhir dalam industri
perkembangbiakan, MOET (Multiple Ovulation Embryo Transfer) dan Genetic
Screen-ing. Teknologi tersebut memberikan tingkat kehamilan yang lebih tinggi
dari donor pilihan (sperma dan telur) yang mem-berikan keturunan dengan
kualitas tertinggi. MOET program merupakan teknologi yang paling canggih
dalam program perkembang biakan.
Metode ini terbukti berhasil dalam di berbagai negara terutama untuk
mengembang-kan ternak premium. “Genetic Screening merupakan pemili-han
induk untuk menghasilkan sapi keturunan terbaik. Kami memilih dengan
pengalaman kami menangani dan mengamat karakter fisik sapi dibantu dengan
teknologi ultrasound dan genetic marker.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, A. 1992. Panduan Berfikir dan Meneliti Secara Ilmiah Bagi Remaja.
Gramedia. Jakarta, hal:111.

Suryana. 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba
Empat

Syafaat N dan F Supena. 2000. Analis Dampak Krisis Ekonomi, terhadap


kesempatan kerja dan Identifikasi Komoditas Andalan Sektor Pertanian di
wilayah Sulawesi: Pendekatan Input Output Ekonomi dan Keuangan
Indonesia Vol. XLVIII No 4

Anda mungkin juga menyukai