Penentuan komoditi unggulan nasional dan daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Pengembangan komoditi yang memiliki keunggulan komparatif dari sisi penawaran dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi, dan kondisi sosial ekonomipetani di suatu wilayah. Sedangkan dari sisi permintaan, komoditi unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan pasar domestik maupun internasional. Salah satu maksud penentuan komoditi unggulan ini adalahagar pengembangan komoditi tersebut yang secara intrinsik memiliki kekhasan kekuatan berdasarkan keunggulan komperatif yang dimilikinya di dalam lingkup suatu wilayah atau kawasan bisa lebih tajam dan terarah. (Syafaat dan Supena, 2000). Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dan disertai dengan kesadaran penduduk yang semakin tinggi tentang pentingnya protein hewani, maka perlu diimbangi dengan penyediaan sumber protein yang memadai. Salah satu bahan pangan asal ternak yang merupakan sumber protein bagi masyarakat adalah daging. Salah satu tantangan dalam mengembangkan produk dan jasa yang unggul adalah menetapkan salah satu dari sedemikian banyak produk yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu penetapan produk dan jasa ini harus dilakukan untuk memulai usaha dan juga memenangkan persaingan. Tentunya tidak mudah dalam bagi wirausaha untuk menghasilkan produk dan jasa yang unggul. Dari berbagai alternatif, banyak hal yang dipertaruhkan terkait resiko dan investasi ketika mengembangkan produk baru atau jasa.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menetapkn produk unggul pada sapi Wagyu?
2. Bagaimna cara mementukan produk unggulan?
3. Bagaimana manajemen inovasi nya?
1.3. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menetapkan produk unggul pada
sapi Wagyu
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan produk unggulan
3. Mahasiswa dapat memanajemen inovasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Asal Mula Wagyu
Selain terkenal dengan bunga sakuranya, Jepang juga sangat terkenal dengan kualitas daging sapi yang begitu mendunia, yaitu daging sapi wagyu. Daging sapi wagyu yang begitu lezat dan berharga tinggi tercipta dari suatu proses yang begitu rumit namun menarik. Sapi Wagyu adalah sapi asli Jepang. Di Jepang, ada empat jenis sapi Wagyu yaitu Japanese Black, Japanese Brown, Japanese Shorthorn, dan Japanese Polled. Wagyu tercipta dari perkawinan silang antara sapi asli Jepang dengan sapi luar negeri yang didatangkan oleh pemerintah Jepang pada awal abad ke-19 untuk meningkatkan ukuruan badan dan untuk memperpendek masa kedewasaan. 2.2. Memilih Bakalan Sapi Kunci sukses penggemukan sapi wagyu di Jepang antara lain pemelihan genetik sapi-sapi terbaik, manajemen pakan, meminimalisir stres pada sapi, dan kontrol vitamin A. Seluruh sapi yang digemukkan di peternakan Uda berkelamin betina karena menghasilkan rasa yang lebih enak dibandingakan sapi jantan. Sapi-sapi bakalan berusia rata-rata 10 bulan dengan bobot antara 250-300 kg. Sapi-sapi bakalan ini dibeli dari pasar lelang di seluruh Jepang. Harga sapi bakalan ini tergantung kualitas, kualitas baik berharga tinggi, sedangkan kualitas buluruk berharga murah. Kualitas sapi bisa dilihat sertifikat dan juga di buku daftar sapi yang diperdagangkan di pasar lelang. Setelah datang di kandang, langsung dilakukan beberapa perlakukan khusus yang sudah menjadi standar prosedur operasional (SOP) di peternakan ini yaitu disuntik antibiotik, diberi antiparasit pada tubuhnya, dipotong tanduknya kemudian dibakar untuk menghentikan darah yang keluar dari tanduk, hidung sapi dipasang kaling agar mudah pengendaliannya, dan terakhir diberi minuman vitamin A. Setelah itu sapi-sapi dikelompokkan sebanyak 4 ekor dalam setiap kelompok. Untuk menghasilkan daging berkualitas tinggi, lama penggemukan sapi wagyu di Jepang adalah selama 20 bulan, sehingga umur sapi siap potong rata- rata 30 bulan. Selain itu proses pemeliharaan sapi wagyu ini wajib untuk meminimalisir stres sehingga pada kandang dipasang banyak kipas angin dan pada alas kandang/tilam setiap hari diberi serbuk gergaji agar selalu dalam keadaan kering dan membuat sapi nyaman. Sebab ketika sapi sapi mengalami stres maka nafsu makan sapi akan menurun dan ini bisa menyebabkan sapi jatuh sakit. 2.3. Penetapan Produk Unggul Sapi Wagyu Pemilihan produk wagyu merupakan salah satu strategi perusahaan untuk melakukan diferensiasi produk. Daging sapi wagyu memiliki pangsa pasar yang memperhatikan kualitas daging (niche market). Perkembangan wagyu terjadi di beberapa negara tidak hanya di Indonesia, namun juga Australia. Saat ini Australia merupakan salah satu eksportir sapi wagyu dan olahannya yang terbesar di dunia. Pertumbuhan permintaan sapi wagyu di Australia yakni pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 13% dan diperkirakan pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 24% (The Australian Wagyu Association 2011). Istilah wagyu merujuk pada jenis daging sapi khas Jepang yang terkenal dengan karakter persebaran lemak yang merata, rasa lezat alami serta keempukannya. Wagyu berasal dari bahasa Jepang, wa yang berarti Jepang dan gyu yang berarti daging sapi. Daging sapi wagyu memiliki keistimewaan, yaitu pada kualitas marbling yang sangat tinggi. Marbling adalah pola urat menyerupai marmer yang terbentuk dari lemak tak jenuh yang terbentuk dalam sel-sel daging (intramusculer). Lemak tak jenuh tersebut terdiri dari Omega-3 dan Omega-6 yang tidak berbahaya bagi manusia karena tidak mengandung kolesterol. Proses pembentukan marbling pada sapi wagyu membutuhkan waktu minimal selama 600 hari (Peng dan Oliveira 2001). McCluskey (2000), diacu dalam Parcell et al. (2007), menyatakan bahwa pemilihan konsumen produk daging sapi dipengaruhi oleh atribut intrinsik dan ekstrinsik yang dimiliki oleh produk tersebut. Atribut intrinsik yang dimiliki produk olahan daging sapi antara lain ukuran porsi produk, warna, aroma rasa dan komposisi. Komposisi daging wagyu yang memiliki kandungan lebih lemak tak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan jenis daging sapi lainnya, mempengaruhi tingkat preferensi produk steak wagyu. Menurut Moon dan Ward (1999), saat ini konsumen memiliki perhatian terhadap isu kesehatan terutama jumlah lemak dan kolesterol dalam produk makanan. Atribut ekstrinsik yang dimiliki oleh produk daging sapi antara lain suasana toko atau restoran, merek dan periklanan. Proses pemilihannya keunggulan produk sapi wagyu ini tidak sembarangan. Perlu adanya pengetahuan yang luas, ketelitian dan kesabaran, dan kecanggihan teknologi saat ini. Sebelum penyembelihan, sapi yang telah berusia 26-32 bulan akan digemukkan dahulu selama 20 bulan untuk bisa menghasilkan daging berkualitas tinggi. Banyak hal yang menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan kualitas daging wagyu ini, diantaranya adalah kebersihan kandang, lokasi peternakan, kebisingan lingkungan sekitar, suhu kandang, dan tanah kandang yang harus diganti dua bulan sekali. Selanjutnya, manajemen pakan yang harus diperhatikan adalah penyesuaian waku pergantian jenis pakan dengan umur sapi. Manajemen kandang perlu diperbaiki untuk menghindari sapi stres. Sapi yang stres dapat menyebabkan produksi daging ataupun susu menurun. Selain itu, untuk menghasilkan kualitas daging yang baik sapi jantan sebaiknya dikastrasi karena hormon steroid jantan akan membuat kualitas daging menjadi kurang baik. Kastrasi adalah pengebirian adalah cara mematikan sel kelamin sapi jantan dan betina yang prosesnya dilakukan dengan cara mengikat, mengoperasi atau memasukan bahan kimia ke dalam organ kelamin . Kunci sukses penggemukan sapi wagyu di Jepang antara lain pemelihan genetik sapi-sapi terbaik, manajemen pakan, meminimalisir stres pada sapi, dan kontrol vitamin A. Seluruh sapi yang digemukkan di peternakan Uda berkelamin betina. Sapi betina dipilih karena menghasilkan rasa yang lebih enak dibandingakan sapi jantan.
2.4. Manajemen Inovasi
Nasution (1992) mendefinisikan inovasi produk sebagai produk atau jasa baru yang diperkenalkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar. Inovasi produk merupakan sesuatu yang dapat dilihat sebagai kemajuan fungsional produk yang dapat membawa produk selangkah lebih maju dibandingkan dengan produk pesaing. Inovasi produk terkait dengan pengembangan desain produk, tambahan fitur, segala atribut produk sehingga menghasilkan produk yang unik dan berbeda dengan produk pesaing lain yang telah ada. Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai guna atau nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku di pasaran. Pada dasarnya kesempatan atau peluang suatu usaha memutuskan untuk menciptakan produk baru didasarkan pada adanya kesenjangan antara kepuasan pelanggan dengan harapan pelanggan terhadap suatu produk. Keberhasilan pengembangan produk ditentukan oleh enam faktor, yaitu strategi produk baru, menghasilkan gagasan atau ide, penyaringan gagasan, analisis bisnis, pengembangan, dan uji coba pemasaran. Keberhasilan pengembangan produk baru akan berdampak pada dihasilkannya produk yang lebih unggul. Salah satu cara utama untuk menyeleksi produk dan jasa yang akan di hasilkan adalah dengan memperhatikan kualitas yang dihasilkan oleh produk. Pendekatan kepuasan konsumen akan kualitas produk dan jasa adalah salah satu kunci sukses menetapkan pasar dan menguasai pasar. Oleh karena itu, dalam mengelola inovasi salah satu dasar utama yang dilakukan adalah menilai keberhasilan penerapan kualitas pada produk atau jasa yang diunggulkan. Menurut Prof. Tatsuyuki Suzuki, seorang konsultan agrikultur Jepang, Moosa Farm mengembangkan pembibitan sapi Wagyu dengan Pro-gram Bayi Tabung. Peternakan ini mengombinasikan teknologi termutakhir dalam industri perkembangbiakan, MOET (Multiple Ovulation Embryo Transfer) dan Genetic Screen-ing. Teknologi tersebut memberikan tingkat kehamilan yang lebih tinggi dari donor pilihan (sperma dan telur) yang mem-berikan keturunan dengan kualitas tertinggi. MOET program merupakan teknologi yang paling canggih dalam program perkembang biakan. Metode ini terbukti berhasil dalam di berbagai negara terutama untuk mengembang-kan ternak premium. “Genetic Screening merupakan pemili-han induk untuk menghasilkan sapi keturunan terbaik. Kami memilih dengan pengalaman kami menangani dan mengamat karakter fisik sapi dibantu dengan teknologi ultrasound dan genetic marker. DAFTAR PUSTAKA
Nasution, A. 1992. Panduan Berfikir dan Meneliti Secara Ilmiah Bagi Remaja. Gramedia. Jakarta, hal:111.
Suryana. 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat
Syafaat N dan F Supena. 2000. Analis Dampak Krisis Ekonomi, terhadap
kesempatan kerja dan Identifikasi Komoditas Andalan Sektor Pertanian di wilayah Sulawesi: Pendekatan Input Output Ekonomi dan Keuangan Indonesia Vol. XLVIII No 4