Yuli Wahyu Novitasari D3 1C Managemen Pemasaran
Yuli Wahyu Novitasari D3 1C Managemen Pemasaran
III. ANALISIS
Sekilas tentang Apple Inc.
Apple, Inc.(sebelumnya bernamaApple Computer, Inc.) adalah sebuah perusahaan yang terletak di
daerah Silicon Valley, Cupertino, California, yang bergerak dalam bidang teknologi komputer. Apple
membantu bermulanya revolusi komputer pribadi pada tahun 1970-an dengan produknya Apple II
dan memajukannya sejak tahun 1980-an hingga sekarang dengan Macintosh. Apple terkenal akan
perangkat keras ciptaannya, seperti iMac, Macbook, perangkat pemutar lagu iPod, dan telepon
genggam iPhone. Beberapa perangkat lunak ciptaanya pun mampu bersaing di bidang kreatif seperti
penyunting video Final Cut Pro, penyunting suara Logic Pro dan pemutar lagu iTunes yang sekaligus
berfungsi sebagai toko lagu online.
Visi
An Apple at every desk.
Misi
Apple ignited the personal computer revolution in the 1970s with the Apple II and reinvented the
personal computer in the 1980s with the Macintosh. Apple is committed to bringing the best
personal computing experience to students, educators, creative professionals and consumers
around the world through its innovative hardware, software and Internet offerings.
Prinsip Kenyamanan Pengguna Sejak komputer Macintosh diluncurkan pertama kali pada akhir
dekade 1970an, Apple dikenal sebagai perusahaan yang mementingkan aspek user friendly. Setelah
Steve Jobs meninggal dan iPad Mini meluncur, prinsip ini terus ditanamkan manajemen Apple.
Perusahaan berlogo buah apel yang koyak ini memang mementingkan riset perilaku pengguna
komputer dan perkembangan pasar, sama pentingnya dengan pengembangan teknologi komputasi
terbaru. "Apple bukan penemu layar sentuh, tapi mereka mengembangkannya sebagai mesin
pencetak uang lebih banyak dari perusahaan lain," kata Barry Jaruzelski.
Deretan produk yang barangkali ingin menggapai dengan sepenuh hati apa itu makna keindahan
yang sempurna. Dan melalui deretan produk inilah, Apple kemudian menyeruak menjadi pendekar
paling tangguh dalam era konvergensi digital masa depan. Dalam lima tahun terakhir, Apple
memang terus bergerak menggapai langit prestasi. Setelah produk iPod-nya melambung dan
membuat para petinggi Sony kelabakan, kini Apple hendak menggoyang kedigdayaan Nokia dengan
produknya yang memukau, iPhone. Sementara jutaan orang setiap hari mengunjungi kios musiknya
via iTunes. Pada 2007 versi majalah Fortune, Apple Computer, Inc. menempati peringkat kelima
perusahaan yang dikagumi dunia, bahkan peringkat nomer satu perusahaan paling inovatif di dunia
berdasarkan survei ekstensif kepada ribuan eksekutif di seluruh dunia yang dilakukan oleh majalah
Business Week adalah Apple. Terdapat dua-belas pelajaran manajemen yang dikategorikan dalam
empat hal: membuat produk sebagai raja, membuat pelanggan sebagai raja, menerjang pola yang
ada dalam pemasaran, dan memperbaiki pimpinan dan rencana kerja. Salah satu contoh adalah
tentang bagaimana Steve Jobs (salah satu pendiri Apple) memvisualisasikan visi nya ke dalam bentuk
yang nyata dan bisa dimengerti semua karyawan dengan mudah. Apple selalu menekankan pada
bagaimana menciptakan kebutuhan bagi pelanggan melalui inovasi. Hal ini diawali dengan visualisasi
dari visi secara gamblang. Ambil contoh misalnya saat Steve Jobs memimpin rapat. Ia membuka tas
plastik yang dibawanya, menuangkannya ke atas meja dan ternyata merupakan tiruan (mock-up)
yang berbentuk seperti buku agenda yang terbelah dua. Belahan pertama adalah keyboard
sedangkan belahan kedua adalah layar LCD. Dengan jelas Steve mengatakan bahwa Apple harus bisa
membuat komputer dengan bentuk seperti buku agenda. Maka lahirlah PowerBook yaitu sebuah
notebook dengan trackball di keyboard nya. Kepiawaian Steve Jobs dalam membumikan visi ini perlu
mendapatkan acungan jempol. Strategi pemasaran yang dilakukan Apple juga sangat praktis. Belajar
dari Harley Davidson, Apple memasarkan produknya melalui komunitas. Dengan adanya komunitas
seperti MUG (Macintosh Users Group) maka masalah teknis bisa diselesaikan oleh komunitas
pengguna dan sekaligus bertindak sebagai corong Apple dalam menyebarkan hal-hal positif
mengenai Apple. Strategi ini jitu dan efektif bila disertai dengan produk yang handal. Dalam hal
kepemimpinan., Apple telah berkali-kali mengalami perubahan CEO. Bahkan Steve Jobs, meskipun
pada awalnya adalah pendiri, pernah juga dikeluarkan dari Apple. Setiap CEO memiliki visi dan gaya
yang berbeda. Cara melihat gaya masing-masing adalah, salah satunya, dalam pengalokasian
anggaran untuk penelitian dan pengembangan (litbang). Karena ini adalah bisnis berbasis teknologi,
peran litbang sangat vital dalam mendukung pelaksanaan inovasi yang dikembangkan. Dua belas
pelajaran manajemen yang ada pada perusahaan Apple Computer Inc. adalah sebagai berikut:
1. Toko Khusus Apple
Keberadaan Apple Store sangat diperlukan untuk mengatasi masalah yang terjadi terhadap
perangkat-perangkat Apple. Dan konsumen bisa dengan mudah mendapatkan perangkat Apple.
Apple Store telah menjadi sebuah pusat pelayanan Apple yang sangat ramah dan menyenangkan, di
mana konsumen bisa mendalami teknologi-teknologi yang ditawarkan oleh Apple dan bertemu
dengan sesama penggemar Apple lainnya.
2. Solusi Penuh
Produk dan aksesoris Apple saling melengkapi satu sama lain. Pengguna iPod bisa mendownload dan
memasukkan musik melalui program iTunes. Selain itu, Apple juga melengkapi Mac dengan
hardware dan software buatan sendiri yang lengkap, sehingga para pengguna tidak perlu pusing
mencari program yang cocok.
3. Sasaran Apple
Akui saja kalau merek “Apple” adalah sebuah merek yang “hip”, artinya bisa memberikan para
penggunanya sebuah citra “muda, modern, dan cerdas”. Dan menjadi sasaran Apple itu rata-rata
anak muda dan menengah keatas.
4. Produk yang Variatif
Apple selalu mengeluarkan produk-produk yang bervariasi seperti IPHONE, Ipod, Mac,Apple Watch,
Mac Book, Ipad dan lain-lain. Apple berusaha mengenalkan dan mengakrabkan kecanggihan produk-
produknya kepada para konsumen. Dengan demikian, Apple berusaha menciptakan keinginan dari
para konsumen untuk kemudian menggunakan produk-produk apple.
5. Produk yang Menjawab
Apple sangat memperhatikan keinginan konsumen, jadi produk-produknya merupakan hasil dari
penelitian yang matang dan desain yang kuat. Hal inilah yang menjadi kunci kepuasan pelanggan.
6. Konsisten
Semua produk Apple memiliki rancangan dasar yang sama. Jadi, semua pengguna produk Apple akan
memiliki bayangan awal terhadap produk baru Apple yang akan luncur, sehingga memudahkan
mereka untuk beradaptasi dan melakukan pembelian ulang.
7. Harga
Dari segi harga Apple memang mematok harga yang tinggi untuk setiap produk yang dikeluarkannya.
Walaupun begitu itu sangat sesuai dengan kualitas yang diberikan oleh Apple karna mereka
menggunkan software sendiri yang dikembangkan mereka tidak seperti produk umum lainnyas
seperti Android.
8. Inovasi Baru
Walaupun rancangan dasarnya sama, tetapi tidak dengan portfolionya. Apple selalu menghadirkan
inovasi baru bagi para konsumennya. Untuk menunjang kepuasan konsumen dengan selalu
membuat inovasi bagi setiap produk yang dikeluarkannya dengan berinovasi di hardware maupun
softwarenya.
9. Daya Tarik
Dari segi kemasan sampai kepada fitur produk, semuanya menimbulkan rasa kagum bagi para
pemakainya. Karena Apple selalu membuat desaign produknya menarik bagi para konsumennya
atau dengan ciri khas dari apple itu sendiri.
Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strengths)
· Apple adalah perusahaan yang sangat sukses. Penjualan dari pemutar musik iPod telah
meningkatkan laba kuartal kedua hingga $ 320 (Juni 2005). Persepsi merek yang menguntungkan
juga meningkat penjualan komputer Macintosh. Jadi iPod perusahaan memberikan akses ke seluruh
seri baru segmen yang membeli ke bagian lain dari merek Apple. Penjualan dari produk-produk
notebook juga sangat kuat. Produk Iphone sangat di gemari diseluruh dunia dan merupakan
kontribusi besar untuk pendapatan untuk Apple.
· Merek adalah yang paling penting. Apple adalah salah satu yang paling mapan dan sehat merek
IT di Dunia, dan memiliki seperangkat sangat setia antusias pelanggan yang mendukung merek.
Kesetiaan yang begitu kuat berarti bahwa tidak cukup hanya merekrut pelanggan baru, hal itu tetap
mereka yaitu mereka datang kembali untuk lebih banyak produk dan jasa dari Apple, dan
perusahaan ini juga memiliki kesempatan untuk memperluas produk-produk baru kepada mereka,
misalnya iPod, Iphone, dan Mac Book yang sangat digemari jaman sekarang.
2. Kelemahan (Weaknesses)
· Hal ini melaporkan bahwa iPod Nano Apple mungkin memiliki layar rusak. Perusahaan telah
berkomentar bahwa batch dari produk layar yang patah di bawah pengaruh, dan perusahaan
menggantikan semua item rusak. Hal ini merupakan tambahan masalah dengan iPod awal baterai
yang rusak, di mana perusahaan menawarkan pelanggan bebas kasus baterai.
· Dan dilihat dari pengalaman IOS yang terdapat pada perangkat handphone apple yang pernah
mengalami kegagalan dalam pembaruan yang membuat para pengguna harus membawa handphone
ke ibox untuk di perbaiki.
· Konsumen dari kelas bawah memenuhi pasar global kurang memungkinkan untuk membeli
produk Apple. Hal ini dikarenakan karena produk Apple memiliki harga yang relatif tinggi.
3. Kesempatan (Oportunities)
· Apple memiliki kesempatan untuk mengembangkan pemutar musik iTunes dan teknologi ke
dalam ponsel format. Download yang tersedia melalui kabel USB, dan perangkat lunak musik
otomatis jeda jika telepon panggilan masuk.
· Peluang Dalam Consumer Electronik: Setelah sukses dalam iPod, dan iPhone, Apple
meluncurkan Apple TV sebuah media centre untuk ruangan keluarga, dan akan disusul
padapeluncuran Apple Tablet (bukan nama resmi) yang akan digunakan untuk menyaingi Microsoft
Surface, Amazon Nook, Barneys and Noobles Nook, Netbook dari berbagai vendor seperti Dell, MSI,
ASUS, ACER dan berbagai produk lainnya yang bersifat electronics organizer pada Febuari 2010.
· Apple dapat dengan mudahnya memperkenalkan produk barunya seperti produk barunya yaitu
Apple Watch. Mengembangkan lini produk baru dapat mendukung pertumbuhan perusahaan dan
kesempatan ini pula mendukung Apple dalam kompetisi yang agresif.
4. Ancaman (Threats)
· Salah satu saingan bisnis Apple yang besar adalah Samsung juga menggunakan inovasi yang
terus menerus berkembang. Perilaku yang agresif dari perusahaan yang berkompetisi membutuhkan
dasar yang kuat untuk me-maintain keuntungan kompetitif.
· Apple juga menghadapi barang tiruan, ancaman yang signifikan ini terjadi karena perusahaan
dalam jumlah besar dapat dengna mudahnya meniru produk-produk Apple. Beberapa perusahaan
lokal dan regional dapat meniru sebagian dari desain produk Apple.
· Apple rentan terhadap kebocoran informasi yang dapat merugikan keuntungan mereka.
ANALYSIS KASUS SAMSUNG
A. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN
Sebelum tahun 1997, Samsung lebih dikenal dengan reputasinya sebagai perusahan pembuat
peralatan elektronik dengan produk-produk low-end. Perusahaan tersebut hanya dikenal sebagai
imitator, bukan innovator karena memang tidak melakukan inosai-inovasi produk pada saat itu.
Produk-produk kompetitif berdasar pada low cost yang direfleksikan dengan tenaga kerja yang
murah. Samsung belum mempunyai brand value dan belum memiliki pasar internasional. Strategi
yang dilakukannya pada saat itu adalah cost/ price leadership.
Ketika terjadi krisis ekonomi di Asia, Samsung mengalami kerugian yang besar, namun dia dapat
merespon dengan sangat baik. Ia mengembangkan turnaround strategy, meskipun masih membawa
kebudayaan tua Korea Inc yang tidak fleksibel. Samsung memperbaiki kualitas dan melakukan
inovasi-inovasi produk.
Samsung berfokus pada pasar-pasar tertentu, ia memilih fokus pada pasar dengan permintaan
terbesar, pasar Amerika yang perkembangannya tinggi, juga pada pasar yang pertumbuhannya
cepat, yaitu China.
Yun Jong Yong, CEO Samsung, menggunakan cara tradisional untuk memperbaiki keadaan ekonomi
Samsung pada saat itu. Ia memotong 30% biaya dalam 5 bulan. Untuk itu ia memberhentikan 30.000
dari 70.000 karyawan. Dan Juga membuang unit-unit yang tidak bermanfaat. Prestasi terbesar Yun
adalah perubahan ke arah corporate culture.
Samsung kemudian berkembang menjadi perusahaan berskala internasional. Dimulai dari menyewa
staf yang berpendidikan Amerika atau berpengalaman secara signifikan di USA. Tiga warga yang
bukan berasal dari Korea Selatan menjadi anggota komisi direktur. Warga asing memiliki 60% saham
dari grup. Perusahaan sekarang menghasilkan 70% dari pendapatannya di luar Korea Selatan,
manufaktur di 14 negara, termasuk China dan Meksiko.
Samsung juga mengadakan partnership dengan American. Pada awal tahun 1997, Samsung hampir
tidak berbisnis mobile phones di luar Korea Selatan, tapi kemudian setelah mengadakan partnership,
Samsung memperoleh pesanan 1.8 juta handsets senilai $600 juta dari Sprint PCS Group. Reputasi
Samsung sekarang adalah high-end mobile handsets dan berkembang sebagai supplier pada industri
ini.
Setelah mengadakan partnership dengan beberapa perusahaan ternama seperti Best Buy, Radio
Shack, dan Circuit City, Samsunglebih sukses dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2001
Samsung menjual produk-produk senilai $500, dan menargetkan penjualan $1 miliyar di tahun 2002.
penjualan terbaiknya adalah DVD/VCR player dan mobile phone dan juga PDA.
Salah satu kunci sukses Samsung terletak pada desain. Teknologi dan desain pada Samsung sangat
baik. Samsung memiliki 300 desainer bertalenta di Seoul dan empat kamtor desain di USA, Eropa,
dan Jepang. Penekanan produknya adalah pada gaya, best practice, simple, dan respon yang cepat
pada perubahan-perubahan pasar.
Sebelum tahun 1997, Samsung lebih dikenal dengan reputasinya sebagai perusahan pembuat
peralatan elektronik dengan produk-produk low-end. Perusahaan tersebut hanya dikenal sebagai
imitator, bukan innovator karena memang tidak melakukan inosai-inovasi produk pada saat itu.
Produk-produk kompetitif berdasar pada low cost yang direfleksikan dengan tenaga kerja yang
murah. Samsung belum mempunyai brand value dan belum memiliki pasar internasional. Strategi
yang dilakukannya pada saat itu adalah cost/ price leadership.
Ketika terjadi krisis ekonomi di Asia, Samsung mengalami kerugian yang besar, namun dia dapat
merespon dengan sangat baik. Ia mengembangkan turnaround strategy, meskipun masih membawa
kebudayaan tua Korea Inc yang tidak fleksibel. Samsung memperbaiki kualitas dan melakukan
inovasi-inovasi produk.
Samsung berfokus pada pasar-pasar tertentu, ia memilih fokus pada pasar dengan permintaan
terbesar, pasar Amerika yang perkembangannya tinggi, juga pada pasar yang pertumbuhannya
cepat, yaitu China.
Yun Jong Yong, CEO Samsung, menggunakan cara tradisional untuk memperbaiki keadaan ekonomi
Samsung pada saat itu. Ia memotong 30% biaya dalam 5 bulan. Untuk itu ia memberhentikan 30.000
dari 70.000 karyawan. Dan Juga membuang unit-unit yang tidak bermanfaat. Prestasi terbesar Yun
adalah perubahan ke arah corporate culture.
Samsung kemudian berkembang menjadi perusahaan berskala internasional. Dimulai dari menyewa
staf yang berpendidikan Amerika atau berpengalaman secara signifikan di USA. Tiga warga yang
bukan berasal dari Korea Selatan menjadi anggota komisi direktur. Warga asing memiliki 60% saham
dari grup. Perusahaan sekarang menghasilkan 70% dari pendapatannya di luar Korea Selatan,
manufaktur di 14 negara, termasuk China dan Meksiko.
Samsung juga mengadakan partnership dengan American. Pada awal tahun 1997, Samsung hampir
tidak berbisnis mobile phones di luar Korea Selatan, tapi kemudian setelah mengadakan partnership,
Samsung memperoleh pesanan 1.8 juta handsets senilai $600 juta dari Sprint PCS Group. Reputasi
Samsung sekarang adalah high-end mobile handsets dan berkembang sebagai supplier pada industri
ini.
Setelah mengadakan partnership dengan beberapa perusahaan ternama seperti Best Buy, Radio
Shack, dan Circuit City, Samsunglebih sukses dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2001
Samsung menjual produk-produk senilai $500, dan menargetkan penjualan $1 miliyar di tahun 2002.
penjualan terbaiknya adalah DVD/VCR player dan mobile phone dan juga PDA.
Salah satu kunci sukses Samsung terletak pada desain. Teknologi dan desain pada Samsung sangat
baik. Samsung memiliki 300 desainer bertalenta di Seoul dan empat kamtor desain di USA, Eropa,
dan Jepang. Penekanan produknya adalah pada gaya, best practice, simple, dan respon yang cepat
pada perubahan-perubahan pasar.
1. Visi
Visi dari Samsung Electronics adalah menjadi pemimpin pergerakan konvergensi digital.
Samsung meyakini bahwa melalui inovasi teknologi saat ini, mereka akan menemukan solusi yang
diperlukan untuk menghadapi tantangan hari esok. Teknologi membuka kesempatan bagi bisnis
untuk tumbuh, bagi warga negara di pasar yang sedang berkembang untuk hidup sejahtera dengan
memasuki tahap ekonomi digital, dan agar masyarakat dapat menemukan peluang baru.
2. Misi
Tujuan dari Samsung Electronics adalah mengembangkan teknologi yang inovatif dan proses efisien
yang menciptakan pasar baru, memperkaya hidup semua orang, dan terus menjadikan Samsung
sebagai pemimpin digital yang terpercaya.
1. Produk
Samsung lebih memilih untuk memciptakan produk-produk high-end yang tentu saja menawarkan
stylish best-practice products. Produk-produk tersebut antara lain :
DRAM, SRAM, Flash memory, CDMA mobile phones, TFT-LCDs, Computer monitors, Big-screen TVs,
VCRs, DVD players, MP3 players, Microwave ovens, dan lain-lain
2. Price
Samsung lebih menekankan pada kualitas produk, sehingga penentuan harga ditetapkan
berdasarkan pada tingkat kualitas masing-masing produk tersebut.
3. Place
Berhubungan dengan pendistribusian produk kepada konsumen, Samsung tidak lagi menggunakan
outlet-outlet distribusi yang murah seperti Wal-Mart dan Target, melainkan mempercayakannya
pada level yang lebih tinggi Samsung upmarket seperti Best Buy dan Circuit City.
4. Promotion
Dalam rangka rebranding, Samsung telah mengurangi 55 agency periklanan dan hanya
memusatkannya pada satu perusahaan. Samsung menandatangani kontrak $ 400 juta dengan
Madison Avenue firm, Foote, Cone & Belding Worldwide. Perusahaan tersebut bertugas untuk
menciptakan sebuah global brand image untuk Samsung yaitu sebagai pembuat stylish best-practice
products.
Hardware
Samsung lebih menekankan untuk memproduksi Hardware dan memilih untuk tidak
mengembangkan kepemilikan software dan
konten seperti musik, film dan video games. Meskipun software dinilai mempunyai profit margin
yang lebih besar dan siklus hidup yang lebih lama. Namun, strategi Samsung adalah focus pada
hardware dan perangkatnya dan berkolaborasi dengan [rovider konten ketika sudah tepat.
Integrasi vertical
Samsung melakukan outsource ke external supplier dan lebih serius pada kegiatan manufaktur yang
mandiri. Samsung berpikir bahwa dengan menguasai manufaktur yang mandiri, maka akan dapat
menghasilkan advanced products. Oleh karena itu Samsung pun berani menginvestasikan dananya
untuk pabrik chip.
Samsung juga sangat perhatian untuk menekan biaya serendah mungkin. Salah satunya terwujud
dalam pemilihan lokasi, Samsung mengoperasikan 12 pabrik/manufakturdi China pada tahun 2003
dan juga India dengan tujuan mengambil keuntungan yang berlimpah dengan tarif upah kerja SDM
yang murah terutama pada sektor teknologi.
Samsung sangat cerdik mencegah komoditas supaya tidak terjebak, yaitu dengan
mengkostumisasi/mengkombinasikan produksi sebanyak mungkin. Sebagai contoh sebagian dari
memori chip yang diproduksi adalah special order untuk Dell, Microsoft bahkan Nokia. Sebagai
hasilnya, harga rata-rata Samsung adalah 17% diatas level industri. Begitu pula pada pasar telepon
seluler. Sementara rata-rata bisnis elektronik lainnya melakukan outsource pada manufaktur dan
focus pada core competencies nya, Samsung lebih fokus pada manufaktur sebagai kompeten
utamanya.
Diversifikasi produk,
Samsung bertujuan untuk menaikkan harga dan profit margin dengan menjual produk-produk yang
berkualitas tinggi, tidak hanya ditekankan pada teknologi baru, tapi juga desain. Ini membutuhkan
strategi inovasi yang dapat menghasilkan produk-produk yang baru dan menarik. CEO Yun
memutuskan bahwa Samsung hanya akan menjual produk-produk high-end, sehingga membutuhkan
investasi dengan jumlah besar untuk penelitian. Penerapan inovasi desain tersebut tidak hanya
untuk produk-produk final consumer, tapi pada input-input yang penting.
Oleh karena itu, diversifikasi produk membuat Samsung menjadi berbeda dari kompetitornya
sehingga Samsung dapat masuk dalam setiap kategori elektronik. Diversivikasi memungkinkan
Samsung ikut bermain di siklus chip yang juga dipakai oleh beberapa produsen elektronik
lainnya. Dengan strategi memposisikan produk yang terperinci, maka Samsung akan semakin
mudah untuk memasarkan kepada segmen yang tepat.
Digital-Convergence Strategy
Samsung memusatkan perusahaannya untuk bermain di produk teknologi digital. Ia pun berhasil
berdiri sebagai leader dalam era digital.
Samsung’s Digital Convergence mengacu pada dua trend, yaitu menggabungkan beberapa
teknologi ke dalam satu produk utama (major product) dan beberapa teknologi yang terhubung
dalam satu jaringan. Sebagai contoh Palm OS yang digabungkan dengan Cell phone dan Cell
phone yang digabungkan dengan kamera menjadi tipe SPH-i700. Dengan pemusatan pada teknologi
digital, maka akan membawa kepada jaringan dimana-mana.
Samsung vs Sony
Sejak 2003 penjualan Sony cukup stagnan atau cenderung turun. Selain itu profitabilitas merosot
sejak tahun 1997. Penyebabnya adalah Sony tidak pernah lagi meluncurkan produk-produk inovasi
baru. Perusahaan tersebut gagal berinvestasi secara dini dan agresif dalam mengembangkan produk-
produknya yang menyebabkan kalahnya persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain.
Lain halnya dengan Samsung, Samsung merupakan sebuah perusahaan yang tidak sebesar Sony
namun menawarkan produk-produk unggulan dan berkinerja hebat. TV dan produk electronics
Samsung juga dikenal karena kualitasnya yang bagus. Samsung menduduki peringkat pertama untuk
semikonduktor dan cukup tinggi peringkatnya untuk monitor LCD dan TV LCD. Samsung berhasil
menemukan tren utama dalam industri elektronik dan berinvestasi secara agresif. Oleh karena itu
kondisi keuangan Samsung dapat dikatakan lebih baik daripada Samsung
Sony memiliki sejarah meluas ke luar negeri yang lebih banyak daripada Samsung. Sony memiliki
banyak pabrik produksi di luar negeri di seluruh dunia, Samsung memang kalah dari Sony dalam
segala aspek globalisasi. Namun Samsung lebih sigap memanfaatkan peluang-peluang dan
merancang strateginya, sebagai contoh strategi dalam menciptakan brand-marketing, dalam bidang
sponsorship, R n D, dan desain produknya.
Strength (kekuatan)
Produk-produk yang ditawarkan Samsung merupakan produk keperluan rumah tangga yang selalu
dicari.
Adanya peningkatan permintaan masyarakat akan barang-barang elektronik yang sudah merupakan
suatu kebutuhan.
Tingkat gengsi pada masyarakat yang selalu ingin memiliki produk elektronik terbaru dan tercanggih.
Pengaruh globalisasi yang mendorong pemasaran barang elektronik yang tiada batas.
Permintaan masyarakat pada produk-produk yang gaya, best practice, simple, dan respon yang
cepat pada perubahan-perubahan pasar.
Threat (Ancaman)
Adanya ketergantungan produk-produk lokal pada negara tertentu sehingga pasar sulit ditembus
Kekuatan merek lain yang lebih dahulu mengusai pasar
Munculnya produk-produk baru yang lebih inovatif dari perusahaan lain
Adanya produk-produk dari perusahaan lain yang menawarkan harga yang lebih murah dengan
kualias yang tidak kalah bagus
Ketidakstabilan perekonomian tiap-tiap negara
Terjadinya krisis financial menyebabkan turunnya daya beli masyarakat
Era globalisasi yang dapat mendorong perusahaan Eropa masuk dan melakukan penetrasi pasar Asia.
G. Analisis SWOT
Stategi SO
Samsung perlu membuang bias Korea mereka dan merekrut lebih banyak bakat kreatif dari negara
lain, karena sistem pendidikan di Korea tidak mendukung lahirnya insinyur dan manajer yang kreatif.
Mengubah gaya kepemimpinan Samsung yang kaku, sehingga menjadi lebih fleksibel dalam
berinovasi.
Membeli/bekerja sama dengan perusahaan lain untuk memperoleh teknologi lanjut untuk lebih
mempercepat kemajuan teknologi, namun sebelumnya harus mempelajari teknik-teknik merger dan
akuisisi di luar negeri
Menjaga kesetiaan dan disiplin organisasi yang kuat.
Strategi ST
Menciptakan brand-image yang lebih kuat untuk menarik lebih banyak konsumen.
Selalu berinovasi dan tetap mengupayakan desain-desain yang menarik
Melakukan hubungan kerjasama yang lebih intensif untuk merambah pangsa pasar yang lebih luas.
Mengubah gaya manajemen menjadi lebih bersifat fleksibel sehingga dapat meningkatkan
kreativitasnya.
H. Kesimpulan
Samsung merupakan perusahaan yang berfokus pada teknologi. Perusahaan tersebut melakukan
banyak pengembangan sehingga menjadi perusahaan yang produknya kini banyak dikenal oleh
masyarakat. Strategi-strategi yang dilakukannya berdampak pada prestasi yang luar biasa.
Penekanannya pada brand-image, inovasi produk, sponshorship, R n D, dan desain sangat membawa
hasil. Meskipun begitu kebudayaan tua Korea masih begitu melekat memberi dampak pada gaya
manajemennya yang tidak fleksibel.
I. Saran
Terus-menerus melakukan inovasi produk karena teknologi selalu berkembang dan tuntutan
konsumen yang semakin tinggi.
Mengembangkan atau berinvestasi yang besar pada R n D dalam rangka pengembangan produk baru
dan efisiensi produk.
Menciptakan produk-produk baru dengan harga yang kompetitif.
Tidak terlalu memberi tekanan kepada karyawannya agar mereka dapat lebih berfikir kreatif dan
juga dapat meningkatkan kesetiaan pada perusahaan.
Merekrut orang-orang yang berkompeten dari negara lain dengan opini beragam dan ide-ide kreatif.