Anda di halaman 1dari 4

3/12/2020 Akad Jual Beli Dalam Islam - Syarat dan Rukunnya - DalamIslam.

com

Manusia sebagai makhluk yang hidup di dunia tentunya memiliki berbagai macam
kebutuhan hidup, dan seiring berkembangnya waktu maka manusia kebanyakan memenuhi
kebutuhannya dari membeli barang yang ada disekitarnya atau dengan melakukan transaksi
jual beli (baca jual beli emas dalam islamdan ciri-ciri ekonomi islam diMalaysia).
Aktifitas jual beli sendiri adalah aktifitas ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia.

Baik penjual maupun pembeli sama-sama mendapatkan keuntungan dari aktifitas tersebut.
Meskipun demikian, dalam melakukan aktifitas jual beli, islam mengatur segala yang
berkaitan dengannya termasuk tatacara dan akad jual beli, tanpa melalui proses akad jual
beli maka aktifitas jual beli tersebut tidaklah sah dalam islam. Lalu bagaimanakah
sebenarnya akad jual beli dalam islam? Untuk mengetahuinya dengan lebih jelas, simak
uraiannya berikut ini. (baca juga hukum pinjam uang dibankdan bunga bank menurut
islam)

Definisi Akad Jual Beli


Jual beli dapat diartikan sebagai proses tukar menukar atau menukar barang yang satu
dengan barang yang lain. Sedangkan saat ini jual beli lebih dimaknai sebagai proses jual beli
untuk menukar barang dengan uang. Dalam islam jual beli sering disebut sebagai al bai atau
proses tukar menukar.

Pada dasarnya hukum jual beli adalah halal dan riba adalah haram namun hukum jual beli
sendiri adalah sesuai dengan kondisi, bisa haram, halal, mubah atau makruh tergantung
pada pemenuhan rukun, syarat maupun hal-hal lainnya.  Perihal mengenai jual beli sendiri
disebutkan dalam Alqur’an ayat berikut (baca khiyar dalam jual beli islamdan bahaya
riba dunia akhirat)

ّ ِ ‫ﺲ ۚ ٰذَﻟِﻚَ ِﺑﺄَﻧﱠ ُﮭ ْﻢ ﻗَﺎﻟُﻮا ِإﻧﱠ َﻤﺎ ْاﻟﺒَ ْﯿ ُﻊ ِﻣﺜْ ُﻞ‬


ۗ ‫اﻟﺮﺑَﺎ‬ ّ ِ ‫ﺎن ِﻣﻦَ ْاﻟ َﻤ‬
ُ ‫ﻄ‬ َ ‫ﺸ ْﯿ‬‫ﻄﮫُ اﻟ ﱠ‬ ُ ‫اﻟﺮﺑَﺎ َﻻ ﯾَﻘُﻮ ُﻣﻮنَ ِإ ﱠﻻ َﻛ َﻤﺎ ﯾَﻘُﻮ ُم اﻟﱠﺬِي ﯾَﺘ َ َﺨﺒﱠ‬ ّ ِ َ‫اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾَﺄ ْ ُﻛﻠُﻮن‬
‫ﺎب‬
ُ ‫ﺻ َﺤ‬ ْ َ ‫ﻋﺎدَ ﻓَﺄُو ٰﻟَﺌِﻚَ أ‬
َ ‫ﻒ َوأ َ ْﻣ ُﺮهُ ِإﻟَﻰ ﱠ ِ ۖ َو َﻣ ْﻦ‬ َ َ‫ﺳﻠ‬ َ ‫ﻈﺔٌ ِﻣ ْﻦ َر ِﺑّ ِﮫ ﻓَﺎ ْﻧﺘ َ َﮭ ٰﻰ ﻓَﻠَﮫُ َﻣﺎ‬ ّ ِ ‫َوأ َ َﺣ ﱠﻞ ﱠ ُ ْاﻟﺒَ ْﯿ َﻊ َو َﺣ ﱠﺮ َم‬
َ ‫اﻟﺮﺑَﺎ ۚ ﻓَ َﻤ ْﻦ َﺟﺎ َءهُ َﻣ ْﻮ ِﻋ‬
َ‫ﺎر ۖ ُھ ْﻢ ﻓِﯿ َﮭﺎ ﺧَﺎ ِﻟﺪُون‬ ِ ‫اﻟﻨﱠ‬

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang

https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/akad-jual-beli-dalam-islam 1/4
3/12/2020 Akad Jual Beli Dalam Islam - Syarat dan Rukunnya - DalamIslam.com

kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.  (QS Al Baqarah : 275)

Akad jual beli dalam islam sendiri diartikan sebagai kemauan seseorang untuk melakukan
jual beli yang dari dalam hatinya sendiri dan juga diartikan sebagai ikatan ijab Kabul antara
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli yang sesuai dengan syariat dalam
agama islam. (baca pinjaman dalam islamdan pinjaman tanpa riba menurut islam)

Syarat Akad Jual Beli


Akad jual beli yang merupakan ijab Kabul dalam jual beli memiliki tiga syarat utama untuk
dipenuhi. Diantara syarat tersebut antara lain (baca juga syarat pernikahan dalam
islam dan rukun nikah dalam islam)

Ridha penjual dan pembeli

Dalam melakukan akad jual beli kedua belah pihak yang melakukan proses jual beli
haruslah ridho atau suka sama suka dalam melakukan proses transaksi dan tidak ada
paksaan diantara keduanya sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT Quran surat
An Nisa ayat 29 berikut ini

َ ُ‫اض ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ ۚ َو َﻻ ﺗ َ ْﻘﺘُﻠُﻮا أ َ ْﻧﻔ‬


َ‫ﺴ ُﻜ ْﻢ ۚ ِإ ﱠن ﱠ َ َﻛﺎن‬ ٍ ‫ﻋ ْﻦ ﺗ ََﺮ‬
َ ً ‫ﺎرة‬ ِ َ‫ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﮭﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا َﻻ ﺗ َﺄ ْ ُﻛﻠُﻮا أ َ ْﻣ َﻮاﻟَ ُﻜ ْﻢ ﺑَ ْﯿﻨَ ُﻜ ْﻢ ﺑِ ْﺎﻟﺒ‬
َ ‫ﺎط ِﻞ إِ ﱠﻻ أ َ ْن ﺗ َ ُﻜﻮنَ ﺗِ َﺠ‬
‫ِﺑ ُﻜ ْﻢ َر ِﺣﯿ ًﻤﺎ‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (QS An
Nisa : 29)

Memenuhi syarat jual beli

Akad jual beli hanya bisa berlaku pada mereka yang sudah memenuhi syarat dalam
membelanjakan harta dan melakukan jual beli. Syarat tersebut antara lain merdeka, mukallaf
atau sudah terbebani syariat dan juga harus sudah bisa membelanjakan harta dengan
menggunakan akal. Dalam hal ini anak kecil yang belum mengerti harta atau pembelanjaan
tidaklah sah jika melakukan jual beli. (baca harta dalam islamdan pembagian harta
warisan menurut islam)

Barang yang dijual milik pembeli atau yang mewakili

https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/akad-jual-beli-dalam-islam 2/4
3/12/2020 Akad Jual Beli Dalam Islam - Syarat dan Rukunnya - DalamIslam.com

Dalam akad jual beli barang yang diperjualbelikan haruslah merupakan milik dari si penjual
atau orang yang mewakilinya. Apabila barang yang dijual bukan milik penjual maka akad
jual beli tidaklah sah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut. diriwayatkan Hakim
bin Hizam bertanya pada Rasulullah SAW,

َ ‫ق ﻗَﺎ َل َﻻ ﺗ َ ِﺒ ْﻊ َﻣﺎ ﻟَﯿ‬


َ‫ْﺲ ِﻋ ْﻨﺪَك‬ ُ ‫ْﺲ ِﻋ ْﻨﺪِي أ َ ِﺑﯿﻌُﮫُ ِﻣ ْﻨﮫُ ﺛ ُ ﱠﻢ أ َ ْﺑﺘ َﺎ‬
‫ﻋﮫُ ﻟَﮫُ ِﻣ ْﻦ اﻟ ﱡ‬
ِ ‫ﺴﻮ‬ ‫ﺳﻮ َل ﱠ ِ ﯾَﺄْﺗِﯿﻨِﻲ ﱠ‬
َ ‫اﻟﺮ ُﺟ ُﻞ ﻓَﯿَﺴْﺄَﻟُﻨِﻲ ْاﻟﺒَ ْﯿ َﻊ ﻟَﯿ‬ ُ ‫ﯾَﺎ َر‬

“Wahai Rasulullah, ada seseorang yang mendatangiku lalu ia meminta agar aku menjual kepadanya
barang yang belum aku miliki, dengan terlebih dahulu aku membelinya dari pasar?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu.”
(HR. Abu Daud no. 3503, An Nasai no. 4613, Tirmidzi no. 1232 dan Ibnu Majah no. 2187).

Rukun Akad Jual Beli


Sebagaimana perkara muamalah lainnya, dalam akad jual beli ada rukun yang harus
dipenuhi. Rukun tersebut diantaranya adalah

Dua pihak yang melakukan akad

Dalam hal ini dua pihak tersebut adalah pihak penjual dan pembeli yang memenuhi syarat
akad jual beli yang telah disebutkan sebelumnya. Tanpa adanya kedua belah pihak maka
transaksi tidak bisa dianggap sah.

Objek dalam akad jual beli

Selain ada penjual dan pembeli, dalam akad jual beli harus ada objek yang diperjual belikan.
Objek tersebut bisa berupa harta benda maupun manfaat atau jasa yang dapat diambil dan
diberikan nilainya. Objek dalam akad jual beli juga harus memenuhi syarat diantaranya
objek tidak merupakan barang, harta yang haram untuk diperjualbelikan misalnya manusia
atau barang najis seperti khamr, bangkai, daging babi, anjing, narkoba dan sebagainya.
Objek dalam akad jual beli haruslah halal dan tidak memberikan mudharat bagi pembelinya.
(baca makanan haram menurut islamdan akibat makan makanan haram)

Kalimat Ijab Kabul atau Shighat al akad

Kalimat ijab Kabul atau sighat al akad adalah kalimat dimana pembeli menyatakan membeli
barang dari penjual dan penjual tersebut mengucapkan bahwa ia menyerahkan barang atau
objek jual beli tersebut kepada pembeli.

https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/akad-jual-beli-dalam-islam 3/4
3/12/2020 Akad Jual Beli Dalam Islam - Syarat dan Rukunnya - DalamIslam.com

Dengan demikian setiap syarat dan rukun akad jual beli dalam islam haruslah dilaksanakan
agar jual beli sah secara islam dan tidak mendapatkan mudharat atau masalah dikemudian
harinya.

https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/akad-jual-beli-dalam-islam 4/4

Anda mungkin juga menyukai