Anda di halaman 1dari 8

Tugas artikel perkembangan bahasa dan keterampilan anak SD

Nama : Romansyah Pradina Ahmad

Kelas : B5 PGSD

NIM : 19060366
Perkembangan bahasa pada anak SD

Salah satu tugas besar yang dihadapi anak adalah menguasai bahasa. Bagi anak usia
SD , penguasaan bahasa bukan hanya ucapan yang tepat , juga penguasaan cara
menggabungkan kata menjadi satu kalimat terstuktur dan efektif. Bagi mereka , bahasa
berfungsi sebagai alat komunikasi , mengungkapakan perasaan . Dengan bahasa, anak dapat
bersosialisasi , bergaul, saling berukar pikiran , dan bahkan saling menyayangi serta
menghormati.
Sama halnya dengan perkmbangan asek psiko fisik lainya , perkembangan bahasa
mengikuti tahapan tertentu .

A.Konsep bahasa pada anak usia SD


1.Konsep Bahasa
            Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia berupa lambang bunyi suara yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia atau yang terwujud dalam sistem yang dipahami orang
untuk melahirkan pikiran dan perasaan sehingga orang lain yang menerima akan
mengerti,baik penyampaiannya lewat tulisan,bicara,isyarat,mimik muka,pantomim,serta
menggunakan gerakan-gerakan yang berarti(Gorys Gerav,1980).
            Jika ditelusuri dari cirinya bahasa dapat didefinisikan dengan 2 cara yang pertama
bahasa bercirikan sebagai serangkaian guna.dalam hal ini bunyi dipergunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi,meskipun sebenarnya juga dapat mempergunakan alat lain akan tetapi
pada umumnya manusia menggunakan bunyi sebagai alat komunikasi yang paling
utama.Komunikasi dengan mempergunakan bunyi ini dikatakan juga sebagai komunikasi
verbal,dan manusia yang bermasyarakat dengan alat komunikasi bunyi,disebut juga sebagai
masyarakat verbal.
            Yang kedua,bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi membentuk suatu
arti,yang dikenal sebagai kata yang melambangkan suatu objek tertentu.Dengan bahasa
manusia dapat berfikir secara teratur dan dapat mengkomunikasikan apa yang sedang  di
pikirkannya kepada orang lain.

2. Klasifikasi dan Fungsi Basaha pada Anak Usia SD


 
   a. klasifikasi Bahasa Anak Usia SD
          Bahasa memiliki cangkupan yang luas , karena itu sebagaimana di kemukakan lerner
(1998) bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi,mencangkup bahasa
ujaran,membaca,dan menulis.ketika pertama kali anak mengenal keadaan sekitarnya tentang
kejadian kehidupannya maupun tentang tanda-tanda,benda-benda yang dapat mendukung
terjadinya peristiwa,maka saat itu pemahaman akan kesadaran anak tentang apa yang di
kenalnya belum tumbuh.secara umum klasifikasi bahasa pada anak usia SD dapat di bedakan
menjadi bahsa lisan,bahasa tulis dan bahasa isyarat.

1.      Bahasa Lisan
Bahasa lisan menunjukkan hubungan rohani langsung,karena setiap orang yang bicara
langsung langsung berhadapan satu sama lain.misalnya: jika bayi merasa
lapar,kedinginan,sakit dan lain-lain.sebelum anak mengucapkan kata-kata,tangisan adalah
alat untuk mengkomuniksikan keinginannya pada orang-orang yang ada di sekitarnya.
2.      Bahasa Tulis
Bahasa tulis menunjukkan hubungan rohani yang tidak langsung,karena mempergunakan
sarana yaitu huruf-huruf.proses terjadinya hubungan dalam bahasa tulisan adalah sebagai
berikut:pikiran penulis kalimat dan kata.
            Media yang dapat membuat manusia mengungkapkan rahasia kondisi masa lalu
adalah tulisan.
3.      Bahasa Isyarat
Komunikasi melalui isyarat sering digunakan individu dalm kehidupan sehari-hari.Dalam
bentuk umum isyarat di gunakan jika hal tersebut dapat di terima dan di pahami oleh siapa
saja.Misalnya : lampu trafik yang di pasang pada persimpangan jalan dengan maksud untuk
melancarkan arus lalu lintas dan mencegah terjadinya kecelakaan.
            Pada anak yang yang menyandang ketunarunguan yaitu anak yang di dalam
perkembangannya mempunyai gangguan dalam aspek pendengaran dan bicaranya,isyarat
merupakan sebuah alternative yang baik untuk mengatasi kesulitannya dalam berkomunikasi.

   b.  Fungsi bahasa anak usia SD


            untuk menunjukkan hakikatnya purposif dari komunikasi,halliday mempergunakan
istilah fungsi bahasa
a.       Fungsi instrumental :
bertindak untuk menggerakkan serta memanifulasi lingkungan
b.      Fungsi representasional
Adalah penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan ,menyampaikan fakta-
fakta dan pengetahuan.
c.       Fungsi regulasi
Mengatur dari bahasa merupakan pengawasan terhadap peristiwa peristiwa.
d.      Fungsi interaksional
Bahasa bertindak untuk menjamin phatic communicatin yang mengacu pada kontak
komunikatif antara sesame manusia.
e.       Fungsi personal
Membolehkan seorang pembicara menyatakan perasaan, emosi, kepribadiaan, reaksi-reaksi
yang terkandung dalam hati nuraninya.
f.       Fungsi heuristik
Melibatkan bahasa yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan, dan mempelajari
lingkungan.
g.      Fungsi imajinatif
Bertindak untuk menciptakan system-sistem atau gagasan-gagasan imajiner. Mengisahkan
cerita-cerita dongeng, membuat lelucon-lelucon, atau menulis novel.

3.Prinsip-prinsip Perkembangan Bahasa pada Anak Usia SD


          Perkembangan bahasa di pengaruhi oleh lingkungan,karena bahasa pada dasarnya
merupakan hasil belajar dari lingkungan .Meniru dan mengulang hasil yang telah di dapatkan
merupakan cara belajar bahasa awal.
            Anak  usia SD memiliki bahasa yang telah berkembang .ia telah banyak belajar dari
orang dan terkondisikan oleh lingkungan.
            Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik,cenderung
menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan lebih baik,ini terjadi karena pada prinsipnya
bahasa di peroleh dari perkembangan pada lingkungan tempat anak tinggal.
4.Bahasa dan perkembangan kognitif
          Semua kejadian yang di alami manusia serlalu terkait dengan bahasa. Bahasa di
gunakan sebagai media komunikasi
            Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif.Artinya semakin tinggi
kemampuan kognitif anak,perolehan bahasa pada anak cenderung semakin mudah dan
banyak.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa Anak usia SD


1.      Umur Anak
Dengan bertambahnya umur anak akan semakin matang,bertambah pengalaman,dan
meningkatkan kebutuhan.
2.      Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberikan andil yang cukup besar dalam
bahasanya. Perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah terpencil
menunjukkan perbedaan.
3.      Kecerdasan Anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenai tanda-tanda,
memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi
positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.
4.      Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang berstatus sosial, ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik
bagi perkembangan bahasa anak-anak. Pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap
perkembangan bahasa.
5.      Kondisi Fisik
Kondisi fisik yang di maksud adalah kondisi kesehatan anak, orang yang cacat akan
terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi.

6.      Perbedaan individual perkembangan  bahasa pada anak usia SD


Ketika dilahirkan ke dunia anak telah memiliki kapasitas berbahasa, akan tetapi seperti dalam
bidang yang lain,faktor-faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol.
            Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar ,lihat
dan mereka hayati dalam hidupnya sehari hari.anak dengan IQ tinggi akan berkemampuan
bahasa yang tinggi

C. Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia SD


Perkembangan bahasa adalah untuk memahami karakteristik pemkembangan bahasa pada
anak, bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia.
1.      Perkembangan fonologi
Pada umur 3-4 bulan anak mulai memproduksi bunyi mula-mula ia memproduksi tangisan.
Pada usia 5-6 bulan ia mulai mengoceh,ocehannya itu kadang-kadang mirip bunyi ujaran.
Anak masuk pada periode mengoceh ia membuat bunyi-bunyi yang makin bertambah
variasinya dan makin komsplek kombinasinya
            Pada tahap-tahap permulaan dalam perolehan bahasa,biasanya anak-anak
memproduksi perkataan orang dewasa yang di sederhanakan dengan cara sebagai berikut:
a.       Menghilangkan konsonan akhir (nyamuk-mu)
b.      Mengurangi kelompok konsonan menjadi segmen tunggal (kunci-ci)
c.       Menghilangkan silabe yang tidak diberi tekanan (semut-mut)
d.      Duplikasi silabe yang sederhana (nakal-kakal)
2.      Perkembangan semantik
Dalam proses perolehan bahasa, anak-anak harus belajar mengerti arti dari kata-kata yang
baru, dengan kata lain mengembangkan suatu kamus arti kata. Dalam usahanya ini, mereka
mulai dengan dua asumsi mengenai fungsi dan isi dari suatu bahasa , yaitu sebagai berikut:
a.       Bahasa dipergunakan untuk komunikasi.
b.      Bahasa mempunyai arti dalam suatu konteks tertentu.

3.      Kemampuan komunikasi anak usia SD


Hasil penelitian owens (1984:47) menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi anak usia SD
adalah sebagai berikut.
N USIA ANAK
O
1 6 tahun a.       memiliki kosa kata yang dapat di komunikasikan
b.      Mampu menyerap20000-24000 kata
c.       Mampu membuat kalimat meskipun masih dalam
bentuk    kalimat pendek
d.       Pada tarap tertentu sudah mampu mengucapkan kalimat
lengkap
2 8 tahun a.       Mampu bercakap-cakap dengan menggunakan kosa kata
yang di milikinya
b.      Mampu mengemukakan ide dan pikirannya meskipun
masih sering verbalisme.
3 10 tahun a.       Mampu berbicara dalam waktu yang relative lama
b.      Mampu memahami pembicaraan
4 12 tahun a.       Mampu menyerap 50.000 kata.
b.      Mampu berbahasa seperti oaring dewasa.

D. Model stimulasi perkembangan Bahasa Peserta didik SD

1. Teori-teori yang dapat di jadikan dasar pengembangan model stimulasi bahasa


a.       Model behaviorist
Inti pandangan model ini adalah orang tua mengajar anaknya berbicara dengan memberikan
respon atau penguatan terhadap tingkah lakunya.
b.      Model linguistik
Model linguistik memandang bahwa ketika dilahirkan, anak sudah dilengkapi dengan
kemampuan untuk berbahasa, anak mempunyai berbagai macam bahasa maka semua anak di
dunia ini akan mengembangkan tipe-tipe bahasa yang sama yang berarti ada suatu cirri
universal dalam segala macam bahasa.
c.       Model kognitif
Model ini adalah pandangan terbaru mengenai perolehan bahasa pada anak-anak yakni
pandangan yang disebut model proses atau analisis strategi. Hubungan antara bahasa dan
perkembangan kognitif ditinjau dari perspektif psikolinguistik dewasa ini terjadi karena anak-
anak dapat belajar memang berkat adanya hal-hal yang innate.

2. model stimulasi pengembangan bahasa anak usia sd


a.       Stimulasi informal
Stimulasi model merupakan pembelajaran bahasa dalam situasi nyaman kadang-kadang
sambil bermain. Misalnya ketika masih usia balita orang tua mengajak anak berbicara pada
waktu anak di mandikan.

b.      Memfokuskan diri pada maksud pembicara


Dalam menanggapi ucapan-ucapan atau bahasa anak orang tua lebih memfokuskan
perhatiannya pada apa yang diinginkan anak daripada memperhatikan benar tidaknya
ucapannya. Bila orang tua membetulkan ucapan anak mereka lebih banyak membetulkan isi
pembicaraan daripada bentuk ucapan si anak.
c.       Berbicara kreativitas
Seorang anakbelajar bahasa selalu menggunakan kemampuannya, mereka menciptakan kata-
kata yang baru akan tetapi pada saat yang sama mereka akan kembali ke aturan-aturan social
yang sudah baku.
d.      Menghargai keberhasilan
Kemajuan anak dalam belajar bahasa sangat cepat,biasanya mereka telah menguasai bahsa
pertamanya sebelum mereka masuk taman kanak-kanak.orang tua berhasil mengajarkan
bahasa pada anak apabila mereka menggunakan bahasa itu dalam situasi kehidupan ya ng
ideal tanpa suatu kiat khusus untuk mengajar bahasa dan menerima ketidak sempurnaan dan
menghargai keberhasilan anak serta member kesempatan pada anak untuk berkreasi dengan
kata-kata.

Perkembangan emosional pada anak SD

 Perkembangan emosi anak usia Sekolah Dasar


Istilah “Kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter
Salovery dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk
menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan, dalam
Lawrence e. Shapiro (1998:5)
Gardner (1999) menyebutkan bahwa anak didik yang dikatakan memiliki pemahaman yang
mendalam (Deep Understanding) adalah anak yang mampu mengaplikasikan pengetahuannya
dalam kehidupan nyata, belajar tidak berhenti sampai anak memeperoleh nilai dalam raport,
tetapi dituntut bagaimana anak berperilaku dalam hidup sehari-hari di setting apa saja.
Korteks adalah bagian berpikir otak, dan berfungsi mengendalikan emosi melalui pemecahan
masalah, bahasa, daya cipta, dan proses kognitif lainnya. Sistem Limbik merupkaan bagian
emosional otak. Sistem ini meliputi talamus yang mengirimkan  pesan-pesan ke korteks;
Hippocampus, yang berperan dalam ingatan dan penafsiran persepsi; dan amigdala, pusat
pengendali emosi dalam Lawrence E. Shapiro (1998:17).
Intelegensi emosional sering dipandang sebagai istilah yang sangat luas namun pada intinya
ia adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan melabeli perasaan. Secara lebih jelas,
Solomey mendefinisikan intelegensi emosional sebagai a set of competencies that have to do
with understading emotions in one self and in others; regulating emotions in oneself and in
others. Most importantly being able to use your emotions as a source of informations with
problem solving, being creative and dealing with social situations.  Kemampuan ini dapat
dirinci sebagai  kemampuan untuk (1)memahami diri sendiri, (2) mengekspresikan suatu
emosi secara tepat, (3) memotivasi diri sendiri, (4) mengatur emosi sendiri, (5) memecahkan
masalah dan mengevaluasi resikonya, (6) menyelesaikan konflik, dan (7) empati.
Menurut Goleman, 1995 (dalam Desmita: 170) kecerdasan emosional merujuk kepada
kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Daniel
goleman mengklasifikasikan kecerdasan emosional atas lima komponen penting, yaitu: 1)
mengenali emosi, 2) mengelola emosi, 3) motivasi diri sendiri, 4) mengenali emosi orang
lain, dan 5) membina hubungan.
Pada usia sekolah (khususnya di kelas-kelas tinggi, kelas 4, 5, 6), anak mulai menyadari
bahwa pengungkapan emosi secarra kasar tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh orang
lain. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi
emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya melalui peniruan dan latihan
(pembiasaan).
Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam mengendalikan emosinya
sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan di lingkungan keluarga yang suasana
emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat. Akan
tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil atau
kurang control (seperti: marah-marah, mudah mengeluh, kecewa dan pesimis dalam
menghadapi masalah), maka perkembangan emosi anak,  cenderung kurang stabil atau tidak
sehat.
Syamsu Yusuf dan Nani S. menggambarkan karakteristik emosi anak menjadi dua
karakteristik, yaitu: Karakteristik Emosi yang Stabil (sehat) dan Tidak Stabil (Tidak Sehat).
 

Karakteristik Emosi Stabil Karakteristik tidak sehat

1.        Menunjukkan wajah yang murung


1.        Menunjukkan wajah ceria
2.        Mudah tersinggung
2.        Mau bergaul dengan teman secara
3.        Tidak mau bergaul dengan orang lain
baik
4.        Suka marah-marah
3.        Bergairah dalam belajar
5.        Suka mengganggu teman
4.        Dapat berkonsentrasi dalam belajar
6.        Tidak percaya diri.
5.        Bersikap respek (menghargai)
terhadap diri sendiri dan orang lain.  

 
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini
termasuk pula perilaku belajar (learning).
Perubahan perkembangan emosi menurut Denham, Basset, dan Wyatt, 2007; Kuebli, 1994;
Thompson dan Goodvin, 2005) Perubahan perkembangan yang penting dalam emosi semasa
kanak-kanak menengah dan akhir mencakup hal-hal berikut:
1. Meningkatkan pemahaman emosi
Contoh: rasa bangga dan malu
1. Meningkatkan pemahaman bahwa dalam sebuah situasi kita dapat mengalami lebih
dari satu emosi.
Contoh: seorang siswa kelas 3 mungkin menyadari bahwa memperoleh sesuatu dapat
melibatkan kecemasan dan kesenangan.
1. Meningkatkan kecenderungan untuk lebih menyadari kejadian-kejadian yang
menyebabkan reaksi emosi.
2. Meningkatkan kemampuan untuk menekan atau mengungkapkan reaksi-reaksi emosi
yang negatip.
3. Menggunakan strategi inisiatif diri untuk mengarahkan kembali perasaan-perasaan.
 

Daftar Pustaka
Budiman Nandang, 2006. Memahami perkembangan anak usia Sekolah Dasar : jakarta
.Erlangga
https://fasilitasi.bpmtv.kemdikbud.go.id/karakteristik-perkembangan-sosio-emosional-anak-
usia-sd/

Anda mungkin juga menyukai