Jenis elektroda pembumian berkaitan dengan tahanan jenis elektroda tersebut. Misalkan
elektroda berbahan dasar aluminium dibandingkan dengan elektroda berbahan dasar
tembaga yang memiliki luas penampang dan panjang yang sama. Nilai tahanan elektroda
aluminium akan lebih besar dibandingkan dengan elektroda berbahan dasar tembaga. Karena
tahanan jenis aluminium lebih besar dibanding tahanan jenis tembaga. Dimana aluminium
memiliki tahanan jenis 0.0283 x 10 - 6 Ωm dan tembaga 0.0177 x x 10-6 Ωm. Tetapi karena
nilainya yang sangat kecil maka pengaruh dari tahanan jenis diabaikan.
a) Kedalaman
Semakin dalam elektroda tertanam dan semakin besar luas penampang elektroda
yang bersentuhan dengan tanah sehingga nilai tahanan pembumian akan semakin kecil
karena semakin besar permukaan yang bersentuhan dengan tanah.
b) Bentuk elektroda
Beberapa bentuk elektoda pembumian adalah sebagai berikut
1. Elektroda Pita
Elektroda pita dibuat dari penghantar berbentuk pita atau penampang bulat, atau
penghantar pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal. Tahanan pentanahan yang
dihasilkan sangat dipengaruhi oleh bentuk konfigurasi elektrodanya, seperti dalam
bentuk melingkar, radial atau kombinasi antar keduanya.
Ukuran minimum elektroda pita adalah 2mm2 dan tebalnya 2 mm atau penghantar pilin
35 mm2. Berbagai bentuk elektroda pita dapat dilihat pada Gambar 2.5
Keterangan:
2. Elektroda Pelat
Elektroda pelat ialah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau dari
kawat kasa. Elektroda ini ditanam di tanah yang lebih dalam dibandingkan dengan
elektroda pita. Digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit
diperoleh dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain.
Elektroda pelat Elektroda pelat terbuat dari besi dengan ukuran minimum tebal 3 mm,
luas 0.5 m2-1 m2 atau pelat tembaga dengan tebal 2 mm, luas 0.5 m2-1 m2 yang
ditanam secara vertical dengan sisi atas ± 1 m di bawah permukaan tanah seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.6
Rumus perhitungan tahanan pentanahan elektroda pelat tunggal :
Dimana :
Rp = Tahanan pentanahan pelat (ohm)
ρ = Tahanan jenis tanah (Ohm-meter)
Lp = Panjang pelat (m)
Wp = Lebar pelat (m)
Tp = Tebal pelat
3. Elektroda Batang
Elektroda batang ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan ke
dalam tanah. Elektroda ini banyak digunakan di gardu induk-gardu induk. Cara
Pemasangannya dengan memancangkannya ke dalam tanah.Tidak memerlukan lahan
yang luas.Elektroda ini dapat dibuat dari pipa besi, baja profil,batang tembaga, atau
batang logam lainnya. Elektroda dipancangkan ke tanah sedalam ℓ meter seperti
Gambar 2.7.
Rumus:
Dimana :
Jika kita mengalami kesulitan saat penancapan grounding road, kita bisa menggunakan
alat bantu berupa palu untuk memukul ujung atas grounding road hingga tertancap
semuanya, atau bisa juga dengan menggunakan alat bantu stang pipa, lakukan
penjepitan stang pipa ke grounding road kemudian anda berdiri di stang pipa sambil
menekan grounding road kebawah.
Untuk hal tertentu kita kemungkinan membutuhkan penanaman grounding road yang
lebih dalam dari ukuran panjang grounding road misalnya sampai kedalamna 20 m,
sehingga penancapan tidak bisa dilakukan lagi. Kita dapat menggunakan cara dengan
mengebor tanahnya lebih dahulu. Kita bisa meminta tuakng bor untuk melakukan
pengeboran lobang dengan diameter +/- 10 cm . Setelah kedalaman yang dibutuhkan
tercapai , anda kemudian menanamkan stick road ke dalamnya. Sebelumnya lakukan
pengikatan (soldering) antara grounding rod dengan kabel road. Dengan menggunakan
pipa besi (yang bisa disambung), lakukan pendorongan grounding road ke dalam lubang.
Anda bisa menandai jarak dari ujung grounding road dan kabel grounding untuk
memastikan penanaman kabel sudah sesuai dengan kedalaman yang diinginkan.
d. Cara Penyambungan Grounding Road dengan Kabel Grounding
Cara menghubungkan yang paling bagus antara grounding rod dengan kabel grounding
adalah dengan sistim pengelasan dengan menggunakan alat Cadweld. Setipa
penyambungan harus menggunakan bubuk mesiu standar , karena pemakaian bubuk
mesiu akan memepengaruhi kekuatan sambungannya. Hal ini juga dilakuan untuk
penyambungan antara kabel grounding dengan kabel grounding dan juga untuk
penyambungan antara kabel grounding ke plate terminal grounding.
Sebelum welding dilakukan, seluruh permukaan yang akan diwelding harus dibersihkan
dari kotoran. Dicuci dengan bersih, kemudian digosok dengan sikat besi. Permukaan tidak
boleh dalam keadaan basah. Proses welding harus dilakukan dengan benar, alat harus
ditutup dengan rapat baru dilakukan pemantikan. Ketika proses cadweld sudah selesai
dilaksanakan, hasil welding harus diperiksa apakah sambungan sudah kuat atau belum.
Harus dipastikan hasil penyambungan tidak ada yang terlepas. Bila ada ditemukan
sambungan yang lepas harus dilakukan welding kembali.
Cara lain yang bisa digunakan untuk penyambungan grounding rod dan kabel grounding
dengan cara sederhana adalah menggunakan clamp. Dan ada juga yang menggunakan
solder listrrik tapi , cara ini tidak terlalu menjamin pengikatan yang sempurna.
1. Lakukan penggalian tanah dari titik dimana grounding menuju masing masing titik
grounding yang saling terhubung. Dan juga lakukan penggalian kea rah terminal
grounding
2. Buat galian disepanjang jalur lintasan dengan kedalaman antara 50 -60 cm
3. Tarik kabel grounding melalui jalur kabel tersebut, kemudian tempatkan di bawah
galian. Pastikan panjang kabel sudah cukup hingga proses pengikatan dengan
grounding road tidak akan susah. Jangan biarkan kabel grounding berlebih.
4. Setelah semua sambungan telah di koneksi dengan sistim cadwell, berikan pipa
marking di tempat grounding rod tersebut. Gunakan pipa PVC 4 ‘’ dan ditutup dop
pipa.
5. Kemudian lakukan penimbunan tanah didaerah galian sampai ketinggian 20 cm. Lalu
padatkan. Kemudian beri tanda misalanya batu bata supaya dikemudian hari jika ada
penggalian di sepanjang areal penanaman kabel, maka kabel akan aman.
6. Setelah bata terpasang semua, kemudain timbun kembali hingga penuh. Lakukan
penimbunan hingga betul betul padat.
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistans atau tahanan grounding
system pada sebuah instalasi penangkal petir yang telah terpasang. Alat ukur ini digital,
sehingga hasil yang ditunjukan memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi. Diketahui
bahwa pihak Dinas Tenaga Kerja (disnaker) juga menggunakan alat ini untuk mengukur
resistansi, sehingga pengukuran oleh pihak kontraktor sama dengan hasil pengukuran
pihak disnaker.
Earth tester yang cukup banyak digunakan adalah merek KYORITSU. Harganya sekitar 2,5 juta.
Anda bisa membelinya di https://www.tokopedia.com/sanstechtools/earth-tester-grounding-
tester-kyoritsu-4105a
Jadi dengan menggunakan Bus Bar atau Copper Bar, Anda bisa membuat COMMON
GROUNDING SYSTEM. Maksudnya adalah Anda tidak perlu membuat grounding untuk
masing-masing peralatan, tapi Anda bisa menggunakan 1 grounding untuk semua
peralatan. Misal kabel down penangkal petir, kabel BC dari grounding, kabel ground dari
listrik PLN, kabel ground dari pemancar, kabel ground dari arrester LAN, kabel ground
dari kabel kabel antena dll. Istilah lainnya untuk hal ini disebut dengan BONDING
(ikatan/mempersatukan). Bonding ke grounding system yang sama telah digunakan
secara luas untuk memastikan bahwa semua konduktor (orang, permukaan dan
peralatan) berada pada potensial listrik yang sama. Ketika semua konduktor berada
pada potensial yang sama, maka tidak akan terjadi loncatan arus listrik.
Air, deposit kalsium dan korosi adalah masalah yang sering terjadi pada bus bar
grounding full tembaga. Hal ini harus mendapat perhatian agar sistem penangkal petir
tetap berfungsi maksimal (Sumber gambar : https://washington-dc-
metro.com/2010/12/09/corroded-ground-bus-bar/)
7. Bentonit
https://purbakuncara.com/cara-pemasangan-instalasi-grounding-system-
penangkal-petir/
https://maryonoam.files.wordpress.com/2009/07/2-jenis-elektrodas-
pentanahan.pdf
https://www.scribd.com/doc/229203467/Elektroda-Pembumian-Pada-Sistem-
Tenaga-Listrik