Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 1 Nomor 2, Agustus 2018 E-ISSN 2615-5176

Geofisika FMIPA UNMUL

IDENTIFIKASI KEBERADAAN BUNKER DENGAN METODE


GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER ALPHA
DAN DIPOLE-DIPOLE

Robiatul Adawiyah2,*, Supriyanto1,2, Adrianus Inu Natalisanto1,2 ,Fajar Alam3


1Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman
2Laboratorium Geofisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman
3PT. Koetai Makmur, Kaltim

*Corresponding Author: robiatuladawiyah145@gmail.com

ABSTRACT
Bunker existence in Jembayan Village of Loa Kulu subdistrict, Kutai Kartanegara regency,
was identified by using geoelectric method with configurations of Wenner Alpha and Dipole-
Dipole. The bunker area was located at the zone of 50 UTM with UTM’s coordinate position,
namely: UTM X 0502449 and UTM Y 9939205, consisting of 7 measurement points using 2
configuration, i.e.: Wenner Alpha configuration and Dipole-dipole configuration. The length
of each measuring point is 72 m, using spaces between 1.5 m electrodes and the distance
from each measuring point is 5 and 10 m. From the research results it was obtained the cross-
section of inversion from Res2DINV which describes the existence of bunker. The cross-
section of the inversion related to the resistivity ranging from 2.888 Ωm to 9.103 Ωm
indicated the resistivity values of the underground bunker area. On the path of all
measurement points (path A, B, C, D, E, F, G) there was an indication of bunker with
different resistivity values.

Keywords: Bunker, Geolistrik, Resistivity, Wenner Alpha, Dipole-Dipole

1. PENDAHULUAN dengan dioperasikannya perusahaan


Bunker adalah sejenis bangunan tambang batubara bernama Oost Borneo
pertahanan militer. Bunker biasanya Maatschapij (OBM) pada akhir abad ke-
dibangun di bawah tanah. Banyak bunker 19.
dibangun pada Perang Dunia I dan II. Pada Metode geolistrik merupakan salah
masa Perang Dingin, bunker-bunker besar satu metode geofisika yang mempelajari
dibangun untuk mengantisipasi sifat aliran listrik di dalam bumi dan
kemungkinan perang nuklir. Didalam bagaimana cara mendeteksinya di
ruangan bunker bawah tanah terdapat permukaan bumi. Sebenarnya ide dasar
ruang yang terisi oleh udara atau genangan dari metode ini sangatlah sederhana, yaitu
air bercampur tanah yang berasal dari dengan menganggap bumi sebagai suatu
resapan sumber-sumber air bawah tanah resistor. Dalam hal ini meliputi
disekitarnya (Darwito, 2012). pengukuran potensial, arus dan medan
Jembayan, Loa Kulu merupakan elektromagnetik yang terjadi baik alamiah
sebuah kecamatan yang terletak diwilayah maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi
tengah Kabupaten Kutai Metode geolistrik resistivitas dibagi
Kartanegara, Kalimantan Timur. menjadi dua kelompok, yaitu metode
Kecamatan Loa Kulu memiliki luas resistivity mapping dan metode resistivity
wilayah mencapai 1.405,7 km2 yang dibagi sounding. Ada beberapa macam metode
dalam 15 desa dengan jumlah penduduk geolistrik, antara lain: metode potensial
mencapai 31.654 jiwa (2006). Pada masa diri, arus telluric, magnetotelluric, IP
pemerintahan kolonial Hindia Belanda, (Induced Polarization), resistivitas
Loa Kulu merupakan daerah (Reynolds, J. M., 1997).
penghasil batubara yang cukup penting

1
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 1 Nomor 2, Agustus 2018 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Konfigurasi yang digunakan dalam Pada metode geolistrik resistivitas,


penelitian ini adalah konfigurasi Wenner arus listrik dialirkan ke dalam bumi
Alpha dan Dipole-Dipole, dimana melalui dua elektroda arus, kemudian
konfigurasi Wenner Alpha memiliki besarnya potensial yang disebabkannya
kelebihan antara lain ketelitian dalam diukur di permukaan bumi melalui dua
pembacaan, memiliki sinyal yang bagus, buah elektroda potensial. Besarnya beda
sedangkan kelebihan dari konfigurasi potensial diantara kedua elektroda
Dipole-Dipole antara lain biaya yang potensial tersebut selain tergantung pada
dikeluarkan tidaklah mahal, bisa besarnya arus yang dialirkan ke dalam
digunakan untuk pengukuran yang bumi, juga tergantung pada letak kedua
memfokuskan hasil secara lateral. elektroda potensial tersebut terhadap letak
kedua elektroda arus yang dipakai (Janah,
2. TEORI Siti Roikatul. 2014).
Bunker adalah sejenis bangunan Resistivitas memiliki pengertian yang
pertahanan militer. Bunker biasanya berbeda dengan resistansi (hambatan),
dibangun di bawah tanah. Banyak bunker dimana resistansi tidak hanya bergantung
dibangun pada Perang Dunia I dan II. Pada pada bahan tetapi juga bergantung pada
masa Perang Dingin, bunker-bunker besar faktor geometri atau bentuk bahan
dibangun untukmengantisipasi tersebut, sedangkan resistivitas tidak
kemungkinan perang nuklir. Didalam bergantung pada faktor geometri. Jika
ruangan bunker bawah tanah terdapat ditinjau silinder konduktor dengan panjang
ruang yang terisi oleh udara atau genangan L, luas penampang A dan resistansi R,
air bercampur tanah yang berasal dari maka dapat dirumuskan:
resapan sumber-sumber air bawah tanah (2.1)
disekitarnya (Darwito., 2012).
Dimana  adalah resistivitas (tahanan
Metode geolistrik merupakan salah
jenis) sedangkan menurut hukum Ohm,
satu metode eksplorasi geofisika yang
resistansi R dirumuskan :
dapat diterapkan untuk mempeajari
karakteristik suatu sistem geothermal, (2.2)
penentuan lithologi lapisan batuan, posisi dengan V adalah beda potensial dan I
reservoir, pola aliran serta sebaran fluida adalah kuat arus listrik. Dari kedua rumus
geothermal dibawah permukaan batuan. tersebut didapatkan nilai resistivitas ():
Penggunaan geolistrik pertama kali (2.3)
dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada
tahun 1912. Kebalikan resistivitas disebut
Prinsip dasar metode ini adalah konduktivitas ( ) dengan satuan mhos/m,
menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi oleh karena itu
menggunakan dua buah elektroda arus,
kemudian mengukur beda potensial (2.4)
melalui dua buah elektroda lainnya
dipermukaan bumi. Arus listrik yang dengan J adalah rapat arus (ampere/m2)
diinjeksikan akan mengalir melalui lapisan dan E adalah medan listrik (volt/m).
batuan dibawah permukaan, dan
menghasilkan data beda potensial yang Metode wenner biasanya digunakan
harganya bergantung pada tahanan jenis dalam horizontal profiling (mapping)
(resistivity) dari batuan yang dilaluinya. dengan hasil akhir hanya diperoleh profil
Fenomena inilah yang dimanfaatkan untuk secara horizontal (mendatar). Metode
mengetahui dan menentukan jenis batuan resistivas konfigurasi Wenner ini dibagi
temasuk fluida apa saja yang ada dibawah menjadi beberapa konfigurasi yaitu
permukaan. Wenner Alpha, Wenner beta dan Wenner

2
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 1 Nomor 2, Agustus 2018 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Gamma. Masing-masing konfigurasi


memiliki susuan elektroda yang berbeda,
dan juga masing-masing konfigurasi
memiliki ciri khusus dalam memetakan
kondisi bawah permukaan berdasarkan
nilai resistivitas (Maulana, Try Fanny
Poerna. 2015).
Wenner alpha memiliki konfigurasi
elektroda potensial berada diantar
Gambar 2: Dipole-Dipole
elektroda arus yang tersusun dari
Jarak elektrodaa yang satu K  1  n 2  n na
dengan lainnya sama dengan a. Faktor
geometri konfigurasi ini adalah
Tabel 1. Nilai resistivitas sebagian
material-material bumi (Telford, W. M.
r1 r4 1990).
r3 Material Resistivity (Ohm-
r2 meter)
c1 p1 p2 c2 Air (Udara) 0
Pyrite (Pirit) 0,01 – 100
Quartz (Kwarsa) 500 - 800.000
Calcite (Kalsit) 1 x 1012 - 1 x 1013
Rock Salt (Garam 30 - 1 x 1013
Batu)
Gambar 1: Wenner Alpha Granite (Granit) 200 - 100.000
Metode geolistrik tahanan jenis Andesite (Andesit) 1,7 x 102 - 45 x 104
konfigurasi dipole-dipole dapat diterapkan Basalt (Basal) 200 - 100.000
untuk tujuan mendapatkan gambaran Sandstones (Batu 200 - 8.000
bawah permukaan pada objek yang Pasir)
penetrasinya relatif lebih dalam Shales (Batu Tulis) 20 - 2.000
disbandingkan dengan metode sounding Sand (Pasir) 1 – 1.000
lainnya seperti konfigurasi wenner dan Clay (Lempung) 1 – 100
schlumberger. Metode ini sering Ground Water (Air 0.5 – 300
digunakan dalam survei-survei resistivitas Tanah)
karena rendahnya efek elektromagnetik Sea Water (Air 0.2
yang ditimbulkan antara sirkuit arus dan Asin)
potensial (Loke, M.H. 1999). Magnetite 0.01 – 1.000
Konfigurasi dipole-dipole pada metode (Magnetit)
geolistrik tahanan jenis (resistivitas), arus Dry Gravel 600 – 10.000
listrik dialirkan ke dalam bumi melalui dua (Kerikil Kering)
elektroda arus dan besarnya potensial yang Alluvium 10 – 800
disebabkanya diukur dipermukaan bumi (Alluvium)
melalui dua elektroda potensial. Terdapat
Gravel (Kerikil) 100 – 600
berbagai macam aturan yang dipakai untuk
menempatkan elektroda tersebut. Aturan-
aturan penempatan keempat elektroda
tersebut dalam istilah geofisika sering
dinamai sebagai konfigurasi elektroda
(Effendy, Vicky Nur Amry., 2012).

3
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 1 Nomor 2, Agustus 2018 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

3. METODE sangat curam sehingga tidak


Penelitian ini dilaksanakan pada memungkinkan untuk memotong
tanggal 05-06 Maret 2018 dengan lokasi keberadaan bunker dan menara.
penelitian terletak di desa Jembayan,
Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur,
secara UTM terletak pada X=0502449 dan
Y=9939205.

3.1 Analisa dan Indikasi Keberadaan


Bunker
Dalam interpretasi ini, model
pendekatan yang digunakan mengacu pada
hasil penelitian geologi yang telah Gambar 4: Indikasi keberadaan banker
dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian pada lintasan A
geologi menunjukan bahwa daerah Pada titik pengukuran lintasan A
penelitian berada pada formasi dengan menggunakan metode tahanan
Pulaubalang (Tmpb). Lapisan-lapisan jenis konfigurasi dipole-dipole dan wenner
batuan yang teridentifikasi adalah lapisan alpha, indikasi keberadaan bunker hampir
tanah penutup yang terdiri dari lapisan terdapat pada sepanjang lintasan (72m),
yang dominan batupasir, kemudian pada jarak antara 7.5 m s.d 18 m kemudian
dilanjutkan dengan perselingan lapisan pada jarak 22.5 s.d 25.5 m, pada jarak 31.5
pasir dan lempung, dan perselingan antara s.d 36 m dan pada jarak 39 s.d 66 dengan
lapisan pasir dan lanau. Selanjutnya nilai resistivitas pada konfigurasi dipole-
mengacu pada tabel pendekatan geolistrik dipole 890 - 2105 Ωm. sedangkan pada
sebagai parameter yang digunakan penulis, konfigurasi wenner Alpha indikasi
maka dapat diketahui lapisan batuan keberadaan bunker terdapat pada jarak
bawah permukaan yang ada di daerah antara 1.5 m s.d 19.5 m kemudian pada
penelitian. jarak 28.5 s.d 46.5 m dan pada jarak 55.5
s.d 57 m dengan nilai resistivitas pada
4. HASIL DAN PEMBAHASAN konfigurasi wenner alpha 177- 292 Ωm.
Adanya perbedaan nilai resistivitas dari
konfigurasi wenner alpha dan dipole-
dipole ini disebabkan karena perbedaan
arah penjalaran listrik dari elektroda arus
dan elektroda potensial seperti pada
gambar 2.7 dan gambar 2.8. Di indikasikan
sebagai bunker karena struktur bunker
yang terlihat dipermukaan terbuat dari
padatan semen dengan pasir dan batu, ada
juga struktur kasar yang terbuat dari
campuran semen, kerikil kerakal untuk
atap dan batas ruang antar bunker yang
masih terlihat, serta plat logam yang
terlihat pada bagian sekat atap dan ruang
Gambar 3: Peta lintasan bunker dimana nilai tabel resistivitas
Berdasarkan informasi peta lintasan kerikil sebesar 600 – 10.000 Ωm sehingga
diatas, lokasi bunker terletak di pinggir bisa diidentifikasikan sebagai bunker. Di
lereng sebelah ujung tenggara lokasi lokasi penelitian juga terdapat alur paritan
penelitian dan memiliki kontur yang yang tampak dengan ukuran-ukuran

4
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 1 Nomor 2, Agustus 2018 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

tertentu dan tiba-tiba buntu seakan alur bisa saja alur dihasilkan oleh proses
paritan itu dibuat, dimana menurut penulis amblesan karena didalamnya terdapat
bisa saja alur dihasilkan oleh proses struktur terowongan (rongga) yang ada
amblesan karena didalamnya terdapat dibawahnya.
struktur terowongan (rongga) yang ada
dibawahnya. 5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa
data maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil pemodelan resistivitas dengan
menggunakan konfigurasi dipole-
dipole dan Wenner Alpha menunjukan
adanya indikasi keberadaan Bunker
dari lintasan A sampai lintasan G
Gambar 5: Indikasi keberadaan banker dengan rentang nilai resistivitas
pada lintasan E konfigurasi Dipole-dipole sekitar 2105
Pada titik pengukuran lintasan E dengan Ω.m sampai 9103 Ω.m dan rentang
menggunakan metode tahanan jenis nilai resistivitas konfigurasi Wenner
konfigurasi dipole-dipole dan wenner Alpha sekitar 275 Ω.m sampai 800
alpha, indikasi keberadaan bunker terdapat Ω.m. Data pendukung dengan adanya
pada jarak antara 7.5 m s.d 13.5 m bunker yang masih terlihat, seperti
kemudian pada jarak 40.5 s.d 58.5 m pada lintasan E dan G yang jelas saat
dengan nilai resistivitas pada konfigurasi pengukuran berada di atas Bunker
dipole-dipole 1591 - 4869 Ωm. sedangkan (menara dan kubah).
pada konfigurasi wenner Alpha indikasi 2. Hasil pemodelan geolistrik dan hasil
keberadaan bunker terdapat pada jarak analisa data diperoleh gambaran
antara 1.5 m s.d 49.5 m dan pada jarak 63 formasi batuan bawah permukaan,
– 67.5 m dengan nilai resistivitas pada dengan formasi batuan terdiri dari
konfigurasi wenner alpha 252 - 563 Ωm. lapisan yang pertama merupakan
Adanya perbedaan nilai resistivitas dari lapisan penutup dengan nilai
konfigurasi wenner alpha dan dipole- resistivitas konfigurasi Dipole-dipole
dipole ini disebabkan karena perbedaan yaitu 5.10 – 2105 Ωm dan elevasi
arah penjalaran listrik dari elektroda arus maksimum yang terpetakan 30 meter.
dan elektroda potensial seperti pada Berdasarkan nilai resistivitas ini, maka
gambar 2.7 dan gambar 2.8. Di indikasikan batuan pada lintasan A terdiri dari
sebagai bunker karena struktur bunker lapisan lempung dengan nilai
yang terlihat dipermukaan terbuat dari resistivitas 5.10 – 12.1 Ωm, lapisan
padatan semen dengan pasir dan batu, ada pasir dengan nilai resistivitas 28.5 –
juga struktur kasar yang terbuat dari 159 Ωm lapisan batupasir dengan nilai
campuran semen, kerikil kerakal untuk resistivitas 377 – 890 Ωm, dan lapisan
atap dan batas ruang antar bunker yang kerikil kering dengan nilai resistivitas
masih terlihat, serta plat logam yang 2105 Ωm. Sedangkan nilai resistivitas
terlihat pada bagian sekat atap dan ruang hasil pemodelan inversi Res2dinv pada
bunker dimana nilai tabel resistivitas konfigurasi Wenner Alpha yaitu 8.74 –
kerikil sebesar 600 – 10.000 Ωm sehingga 292 Ωm dan elevasi maksimum yang
bisa diidentifikasikan sebagai bunker. Di terpetakan 25 meter. Berdasarkan nilai
lokasi penelitian juga terdapat alur paritan resistivitas ini, maka batuan pada
yang tampak dengan ukuran-ukuran lintasan A terdiri dari lapisan lempung
tertentu dan tiba-tiba buntu seakan alur dengan nilai resistivitas 8.74 – 14.4
paritan itu dibuat, dimana menurut penulis Ωm lapisan pasir dengan nilai

5
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 1 Nomor 2, Agustus 2018 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

resistivitas 23.8 – 177 Ωm dan lapisan


kerikil dengan nilai resistivitas 292
Ωm.

6. DAFTAR PUSTAKA
Darwito (2012), Sebuah bunker goa buatan
di RSUP Dr. Kariadi
ditemukan.SEMARANG
METRO.www.suaramerdeka.com, 28
Juni 2012. 17 Juni 2017.
Reynolds, J. M. (1997), an Introduction to
Applied and Environmental
Geophysics. John Wiley and Sons Inc:
England.
Janah, Siti Roikatul (2014), Analisis
Perbandingan Konfigurasi Elektroda
Untuk Identifikasi Keberadaan air pada
Skala Laboratorium dengan Metode
Geolistrik Resistivitas. Yogyakarta:
Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga.
Maulana, Try Fanny Poerna (2015),
Pengolahan Data Manual Metode
Geolistrik dengan Menggunakan
Konfigurasi Wenner Alpha.
Yogyakarta: Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran”.
Loke, M.H. (1999), Electrical Imaging
Surveys for Environmental and
Engineering Studies: A practical quide
to 2-D and 3-D surveys. Malaysia:
Penang.
Effendy, Vicky Nur Amry (2012),
Aplikasi Metode Geolistrik
Konfigurasi Dipole-Dipole untuk
Mendeteksi Mineral Mangan (Physical
Modeling). Jember: Universits Jember.
Telford, W. M. (1990), Applied
Geophysics Second Edition.
Melbourne: Cambridge University
Press.

Anda mungkin juga menyukai