Anda di halaman 1dari 37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survey. Survey merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan

angket sebagai alat penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar

variabel, sosiologis maupun psikologis. Tujuan penelitian survey adalah untuk

memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta

karakter-karakter yang khas dari kasus atau kejadian suatu hal yang bersifat

umum.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2017:2). Data

yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan

dan mengantisipasi suatu masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif dan metode verifikatif dengan pendekatatan penelitian

kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

34
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data

35
36

bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan, Sugiyono (2017:7).

Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2017:59) yaitu penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui keberadaan nilai variabel mandiri, baik satu variabel

atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan

dengan variabel lain. Metode penelitian deskriptif yang digunakan pada penelitian

ini untuk menjawab rumusan masalah nomor satu, dua dan tiga.

Penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2017:60) adalah suatu penelitian

yang digunakan untuk menguji teori dan penelitian akan mencoba menghasilkan

informasi ilmiah baru yaitu status hipotesis yang berupa kesimpulan apakah suatu

hipotesis diterima atau ditolak. Metode penelitian verifikatif yang digunakan pada

penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah nomor 4.

3.2. Definisi dan operasionalisasi variabel penelitian

Secara umum variabel merupakan suatu atribut, nilai atau sifat dari objek,

individu atau kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu

dengan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti. Operasionalisasi variabel

digunakan agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan

variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukan

proses atau operasional alat ukur yang akan digunakan untuk variabel yang

diteliti.
37

3.2.1 Definisi variabel penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono

(2017:63). Variabel penelitian dapat disesuaikan dengan masalah penelitian.

Variabel yang diteliti wajib relevan dengan masalah penelitian, selain relevan

variabel penelitian juga harus memenuhi unsur keterhubungan antara variabel

yang mempengaruhi dan dipengaruhi. Variabel-variabel yang ada di dalam

penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Kemitraan

Kemitraan adalah membantu perusahaan untuk menetrasi pasar atau

sebagai upaya ekspansi atau perluasan pemasaran produk sehingga dapat

meningkatkan kinerja perusahaan (Bruhn, 2003). Menurut Leon dan Uncles

(2010) pelaku usaha telah menghadapi tantangan yang sulit untuk mencapai

kinerja bisnis yang baik serta memimpin dalam persaingan, berdasarkan hal

tersebut banyak peneliti dan perusahaan yang menyatakan bahwa kinerja

pemasaran akan meningkat melalui adanya kemitraan. Namun harus di

pahami bahwa tidak hanya kemitraan yang dapat meningkatkan suatu kinerja

pemasaran namun suatu pelaku usaha harus menguasai seluruh bidang

marketing.

b. Entrepreneur Marketing

Entrepreneurial Marketing memiliki cakupan yang sangat luas dan sampai

saat ini belum ada definisi yang baku untuk pengertian Entrepreneurial
38

Marketing. Bjerke dan Hutltman (2006), menyatakan entrepreneurial

marketing dalam usaha kecil mentargetkan organisasi atau individu yang

memiliki efek positif atau negatif terhadap produk, harga, promosi dan

saluran distribusi versus marketing interaktif dan berita dari mulut ke mulut.

c. Kinerja Pemasaran

Beberapa indikator yang digunakan dalam menilai kinerja pemasaran

adalah volume penjualan, pertumbuhan pelanggan, dan kemampulabaan.

Volume penjualan adalah volume penjualan dari produk perusahaan.

Pertumbuhan pelanggan adalah tingkat pertumbuhan pelanggan perusahaan.

d. Keunggulan Bersaing

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2003:311) “Mendefinisikan

keunggulan bersaing adalah keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh

dengan menawarkan nilai lebih rendah maupun dengan memberikan

manfaat lebih besar karena harganya lebih tinggi”.

3.2.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel merupakan indikator-indikator yang digunakan

dalam penyusunan penelitian. Operasionalisasi variabel dibuat agar

variabelvariabel penelitian bisa di ukur, opersionalisasi variabel menjadi dasar

bagi peneliti dalam menyusun instrumen penelitian (kuesioner) terutama pada

penelitian yang jenis data utamanya adalah data primer, operasionalisasi variabel

meliputi penjelasan mengenai nama variabel, definisi variabel, indikator, ukuran


39

dana skala 58 pengukuran. Berikut penulis sajikan operasional variabel yang

digunakan dalam penelitian pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala


Kemitraan Pengaruh Pengaruh yang mampu Likert
melakukan pelayanan yang
suatu kerjasama dijanjikan secara tepat
(asosiasi) dua
orang atau lebih
Pengaruh yang mampu
yang secara
melakukan
bersama-sama pelayanan yang dijanjikan
menjalankan secara akurat
usaha bersama
Fasilitas Kecepatan respon dari Mitra
interpersonal

Kesediaan mitra dalam


membantu pelanggan

Kreativitas Suatu aktivitas dalam


hubungan menciptakan hubungan yang
kreatif

Kepemimpinan Suatu gaya kepemimpinan tim


tim dalam menjalankan suatu tugas

Entrepreneur Proactiveness Perasaan atau afektif/emosi Likert


Marketing positif yang ditimbulkan dari
mengonsumsi produk
menyatakan Innovativeness Kemampuan produk untuk
entrepreneurial meningkatkan konsep diri-
marketing dalam sosial konsumen
usaha kecil Calculated Risk- Kalkulasi risk management
mentargetkan
40

organisasi atau Taking atas produk


individu yang
memiliki efek Opportunity Peluang yang menjadikan titik
positif atau negatif Focus fokus sasaran
terhadap produk,
harga, promosi dan
saluran distribusi
versus marketing
interaktif dan
berita dari mulut ke
mulut.
Keunggulan Low Cost Memiliki keunggulan dalam Likert
Bersaing menciptakan biaya rendah
Keunggulan Different Perbedaan yang mencolok dari
bersaing suatu produk
merupakan
keunggulan yang
dimiliki oleh
perusahaan
Kinerja Sales volume kenaikan jumlah penjualan dari Likert
Pemasaran Growth dari waktu ke waktu.
Kinerja pemasaran
merupakan ukuran Profit margin Pertumbuhan perusahaan untuk
prestasi yang growth menghasilkan keuntungan
dibandingkan dengan penjualan
diperoleh dari
yang dicapai.
aktifitas proses
pemasaran secara
menyeluruh dari Market share bagian dari seluruh permintaan
growth atas suatu barang yang
sebuah perusahaan
mencerminkan golongan
atau organisasi konsumen berdasarkan ciri
khasnya (market segment).

Overall Posisi kompetitif adalah nilai


competitive yang ditawarkan oleh suatu
position merek, produk atau layanan
relatif terhadap penawaran lain di
pasar.
41

3.3 Populasi dan Sampel

Pada sub bab ini Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian

populasi dan populasi yang ada pada penelitian ini serta akan dijelaskan mengenai

ukuran sampel yang akan digunakan di dalam penelitian ini. Dimana sampel

tersebut akan menjadi responden atau sumber data yang akan digunakan di dalam

penelitian ini dan berguna untuk penyelesaian penelitian ini.

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2017:80). Fokus

penelitian ini berlokasi di kampus II Universitas Pasundan dimana populasi pada

penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan 2015 dan 2016 Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Universitas Pasundan, dapat dilihat pada tabel 3.2:

Tabel 3.2
Jumlah Mahasiswa Aktif Angkatan 2016-2018
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan Bandung

Jurusan Angkatan Jumlah Mahasiswa


2016 277
Manajemen 2017 370
2018 430
2016 204
Akuntansi 2017 237
2018 260
2016 60
Ekonomi Pembangunan 2017 53
2018 65
Total 1956
42

Sumber: SBAP Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pasundan Bandung

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Sampel

merupakan salah satu unsur dari populasi yang hendak dijadikan suatu objek

penelitian. Apabila penelitian menggunakan sampel, maka yang bisa didapat yaitu

ciri-ciri sampel yang diharapkan bisa menaksir ciri-ciri populasi. Menurut

Sugiyono (2017:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini tidak seluruh anggota

populasi diambil menjadi sampel, melainkan terbatas hanya sebagian dari

populasi saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam

melakukan penelitian baik dari segi waktu, tenaga dan jumlah populasi yang

terlalu banyak. Oleh karena itu sampel yang diambil harus betul-betul sangat

representatif (benar-benar mewakili). Khususnya dalam penelitian ini, sampel

tersebut diambil dari populasi dengan persentase tingkat kesalahan yang dapat

ditolerir sebesar 10% (0,10) dan penentuan ukuran sampel tersebut menggunakan

rumus Slovin, yang dapat ditunjukan sebagai berikut :

Rumus:

𝑛= 𝑁
1 + 𝑁(𝑒)2

Dimana:

n = Ukuran
43

Sampel

N = Ukuran

Populasi

e = Tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang di

tolerir (Tingkat kesalahan dalam sampling adalah 10 %)

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan 2016

sampai 2018 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pasundan dengan jumlah

populasi yaitu sebanyak 1956 orang. Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir

sebesar 10% (0,10) atau dapat disebutkan tingkat ke akuratannya yaitu 90%, maka

sampel yang dapat diambil untuk mewakili populasi tersebut yaitu:

1956
𝑛 = 1+(1956)(0,10)2

= 95,13

= 96 (dibulatkan)

Maka dengan melihat hasil di atas, banyak nya sampel yang diperlukan

dalam penelitian ini yaitu sebanyak 96 orang responden mahasiswa aktif angkatan

2016 sampai 2018 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pasundan dengan

tingkat kesalahan 10%. Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan Teknik

sampling non probability sampling. Teknik non probability yang dipilih yaitu

Insidential Sampling. Secara spesifik teknik ini menentukan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara keseluruhan bertemu dengan peneliti dapat

dijadikan sampel, apabila di pandang orang yang kebetulan ini cocok menjadi

sumber data (Sugiyono, 2017:218).


44

3.3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk

memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian.

Menurut Sugiyono (2017:137) jika dilihat dari sumbernya maka data terbagi

menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Merupakan data yang diperoleh secara langsung pada objek penelitian

untuk memperoleh data primer melalui beberapa cara, yaitu:

a. Wawancara

Teknik wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin mengetahui secara lebih detail mengenai data dan informasi

untuk kepentingan penelitian dengan melakukan sesi tanya jawab yang

dilakukan secara langsung dengan para responden atau pihak perusahaan.

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan alat ukur yang dilakukan dengan cara membuat

daftar pertanyaan yang kemudian akan dijawab langsung oleh responden.

Kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk mengetahui

karakteristik responden dan pendapat mengenai masalah penelitian yaitu

pengaruh Kemitraan terhadap online Kinerja Pemasaran melalui

Keunggulan Bersaing sebagai variabel intervening pada JD.ID.com.

c. Obeservasi
45

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sutrisno dalam

Sugiyono, 2017:145). Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan. Proses observasi yang dilakukan dalam

penelitian ini dengan cara mengamati secara langsung bagaimana kondisi

dari objek penelitian dan juga melihat bagaimana kaitannya dengan

masalah penelitian yang sedang dilakukan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

memperoleh data sekunder dengan mengumpulkan data file laporan

perusahaan dan data-data lain yang berhubungan dengan penelitian yang dapat

membantu proses penyelesaian penelitian, seperti:

a. Buku

Buku yang digunakan adalah yang sesuai dengan penelitian ini dan dapat

membantu memperlengkap informasi yang dibutuhkan untuk menjawab

masalah penelitian.

b. Jurnal

Jurnal yaitu data pendukung yang berasal dari jurnal penelitian terdahulu

yang telah dilakukan oleh peneliti lainnya dan yang berhubungan dengan

penelitian yang dianggap relevan dengan topik penelitian yang peneliti

lakukan.

c. Internet
46

Yaitu dengan cara mencari data-data yang berhubungan dengan topik

penelitian, yang dipublikasikan di internet baik yang berbentuk jurnal

ataupun karya tulis.

3.4.1 Uji validitas

Uji validitas menurut Sugiyono (2017:121) merupakan derajat ketepatan

antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang

dapat dilaporkan oleh peneliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk

menguji validitas pada tiap-tiap item, yaitu dengan mengkorelasi skor tiap butir

dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Koefisien korelasi yang

dihasilkan kemudian dibandingkan dengan standar validasi yang berlaku. Rumus

korelasi yang dapat digunakan adalah Product Moment sebagai berikut:

n ( ΣXY )−( ΣX . ΣY )
rxy =
√√ [n( ΣX 2)−( ΣX )2][n( ΣY 2)−(ΣY )2]
Keterangan :

rxy = Koefisien validitas item yang dicari

x = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

y = Skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item

n = Jumlah responden dalam uji instrumen

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y


47

∑XY = Jumlah dari hasil pengamatan variabel X dan variabel Y

∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

Dalam kajian ini, uji validitas kuesioner dilakukan secara satu arah karena

hipotesis yang dirumuskan menunjukan arah positif.

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan berkolerasi

signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid)

2. Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan berkolerasi

signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)

Sugiyono (2013:179) dalam bukunya menyatakan syarat minimum untuk

dianggap suatu butir instrumen valid adalah indeks validitasnya positif dan

besarnya 0,3 keatas. Oleh karena itu, semua pertanyaan atau pernyataan yang

memiliki tingkat kolerasi dibawah 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak

valid. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Statiscal

Product and Service Solution). Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada

hasil output SPSS pada tabel dengan judul item-Total Statistic. Menilai kevalidan

masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected item-Total

Correlation.

3.4.2 Uji reliabilitas

Uji reliabilitas untuk memastikan apakah kuesioner penelitian yang akan

dipergunakan untuk mengumpulkan data variabel penelitian reliabel atau tidak.

Menurut Sugiyono (2017:168) instrumen yang reliable adalah instrumen yang


48

bila digunakan beberapa kali mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama.

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

teknik alpha cronbach. Menurut V Wiratna Sujarweni (2014:193) menjelaskan

satu instrumen dapat dikatakan handal (Realibel) apabila nilai cronbach’s alpha

(ɑ) lebih dari 0,6 yang dirumuskan sebagai berikut:

2
n ∑σ
rii=
n−1(1− 2
σ )
Keterangan:

rii = Reliabilitas yang dicari

n = Jumlah item pertanyaan

σ 2= Variansi total

∑ σ2 = Jumlah variansi setiap soal atau pertanyaan

Untuk menentukan reliabilitas dari alat ukur dapat dilihat dari alfa, jika

nilai alfa lebih besar dari nilai r kritis maka dapat dikatakan reliabel. Jika nilai alfa

lebih kecil dari nilai r kritis maka dapat diartikan tidak reliabel dan alat ukur

tersebut tidak dapat digunakan dan alat ukur tersebut dapat dibuang.

3.4. Metode analisis dan uji hipotesis

Analisis data pada penelitian kuantitatif merupakan hasil pengolahan data

atas jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan dari setiap item

kuesioner. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan melakukan penyebaran

kuesioner menggunakan skala likert. Skala likert menurut Sugiyono (2017:93)

adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
49

seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari setiap item

instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai dengan sangat negatif yaitu dengan memberikan skor pada masing-masing

jawaban pertanyaan alternatif sebagai berikut:

Tabel 3.3
Alternatif Jawaban Skala Likert
Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Kurang Setuju 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Sumber: Sugiyono (2013:133)

Berdasarkan Tabel 3.3 dapat dilihat alternatif jawaban dan bobot nilai

untuk item-item instrumen pada kuesioner. Jawaban dari setiap responden dapat

dihitung, skor tersebut kemudian ditabulasikan untuk menghitung validitas dan

reliabilitasnya. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif dan verifikatif yang dapat membantu dalam mengolah, menganalisis

dan menginterpretasikan data yang diteliti.

3.5.1 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif adalah metode penelitian yang memberikan gambaran

mengenai situasi dan kejadian sehingga metode ini berkehendak mengadakan

akumulasi data dasar berlaku. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan

tentang ciri-ciri dari variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2016:147) analisis


50

deskriptif adalah mengalisis data dengan cara mendeskripsikan/menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis mengenai

karakteristik dari responden yang terdiri dari usia, pendidikan, dan penghasilan.

Analisis ini juga menggambarkan jawaban responden dari kuesioner yang

diajukan. Pada bagian ini peneliti akan menganalisa data tersebut satu persatu

yang didasarkan pada jawaban responden yang dihimpun berdasarkan kuesioner

yang telah diisi oleh responden selama penelitian berlangsung. Peneliti

menggunakan analisis deskriptif atas variabel independen dan dependennya yang

selanjutnya dilakukan pengklasifikasian terhadap jumlah total skor responden.

Jumlah skor jawaban responden yang diperoleh kemudian disusun kriteria

penilaian untuk setiap item pernyataan. Mendeskripsikan data dari setiap variabel

penelitian dilakukan dengan menyusun tabel distribusi frekuensi untuk

mengetahui apakah tingkat perolehan skor variabel penelitian. Menetapkan skor

rata-rata maka jumlah kuesioner dibagi jumlah pertanyaan dikalikan jumlah

responden. Untuk lebih jelas berikut cara perhitungannya:

∑ jawaban kuesioner =skor rata−rata


∑ p=
∑ pertanyaan × ∑ responden
Setelah diketahui skor rata-rata, maka hasil tersebut dimasukan ke dalam

garis kontinum dengan kecenderungan jawaban responden yang akan didasarkan

pada nilai rata-rata skor yang selanjutnya akan dikatergorikan pada rentang skor:

nilai tertinggi−nilai terendah


NJI ( Nilai Jenjang Interval )=
jumlah kriteria jawaban

Dimana:
51

Nilai tertinggi =5

Nilai terendah =1

5−1
NJI (Nilai Jenjang Interval) = =0,8
5

Maka dapat ditentukan kategori skala sebagai berikut:

1. Jika memiliki kesesuaian 1,00 - 1,80 : Sangat tidak setuju

2. Jika memiliki kesesuaian 1,81 - 2,60 : Tidak setuju

3. Jika memiliki kesesuaian 2,61 - 3,40 : Kurang setuju

4. Jika memiliki kesesuaian 3,41 – 4,20 : Setuju

5. Jika memiliki kesesuaian 4,21 – 5,00 : Sangat setuju

Sangat
Tidak Kurang Sangat
Tidak Setuju
Setuju Setuju Setuju
Setuju

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00

Gambar 3.1
Garis Kontinum

3.5.2 Analisis verifikatif

Analisis verifikatif menurut Sugiyono (2017:60) adalah suatu penelitian

yang ditunjukkan untuk menguji teori dan penlitian akan menghasilkan informasi

ilmiah baru yakni status hipotesis yang berupa kesimpulan apakah suatu hipotesis

diterima atau ditolak. Analisis verifikatif merupakan analisis untuk membuktikan


52

dan mencari kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Metode verifikatif digunakan

untuk mengetahui dan menguji kebeneran hipotesis yang telah ditentukan dengan

menggunakan perhitungan statistik. Dalam menggunakan analisis verifikatif

terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Selanjutnya akan dijelaskan

metode-metode yang dapat digunakan untuk analisis verifikatif.

3.5.2.1. Method of Succeshive Interval (MSI)

Method of Succeshive Interval (MSI) merupakan proses mengubah data

ordinal menjadi data interval. Setelah diperoleh data dari hasil penyebaran

kuesioner, dimana data masih dalam bentuk skala ordinal maka perlu diubah

menjadi skala interval dengan teknik Method of Succeshive Interval.

Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi Pearson, uji t dan

lainnya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu, jika kita hanya

mempunyai data berskala ordinal maka data tersebut harus diubah ke dalam

bentuk interval untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Kecuali

jika kita menggunakan prosedur seperti korelasi Spearman yang mengijinkan data

berskala ordinal maka kita tidak perlu mengubah data yang sudah ada tersebut.

Langkah-langkah menganalisis data dengan manggunakan MSI yaitu:

1. Menentukan frekuensi setiap responden (berdasarkan hasil kuesioner yang

dibagikan, hitung berapa banyak responden yang menjawab 1-5 untuk setiap

pertanyaan).

2. Menentukan berapa responden yang akan memperoleh skor-skor yang telah

ditentukan dan dinyatakan sebagai frekuensi.


53

3. Setiap frekuensi pada responden dibagi dengan keseluruhan responden disebut

dengan proposi.

4. Menentukan proposi kumulatif yang selanjutnya mendekati atribur normal.

5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal standar tentukan nilai Z.

6. Menghitung Scale Value untuk masing-masing reponden dengan rumusan:

( density at lower limit ) −(density at upper limit )


SV =
( areaunder upper limit )−(area under lower limit )

Keterangan :

SV (Scala Value) = Rata-rata interval

Density at lower limit = Kepaduan batas bawah

Density at upper limit = Kepaduan batas atas

Area under upper limit = Daerah dibawah batas atas

Area under lower limit = Daerah dibawah batas bawah

7. Menghitung skor hasil transformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan

rumus sebagai berikut:

y=sv + [ k ]

k =1 [ SVmin ]

3.5.2.2 Analisis regresi linear berganda

Menurut Sugiyono (2013: 210) analisis regresi berganda merupakan suatu

alat analisis yang digunakan untuk memprediksikan berubahnya nilai variabel

tertentu bila variabel lain berubah. Jumlah variabel independen yang diteliti lebih

dari satu, sehingga dikatakan regresi berganda. Analisis ini dilakukan adalah

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel yang
54

diteliti. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui adanya hubungan antara variabel X1 (Kemitraan), X2 (Entrepreneur

Marketing) dan Y (Keunggulan Bersaing). Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana:

Y = Keunggulan Bersaing

a = Konstanta

X1 = Kemitraan

X2 = Entrepreneur Marketing

b1 dan b2 = Besaran koefisien regresi dari masing-masing variabel

e = error untuk mendapatkan nilai a, b1 dan b2, dapat menggunakan

rumus sebagai berikut:

∑Y = an + b1∑X1 + b2∑X2

∑X1Y = a∑X1 + b1∑X1 + b2X1X2

∑X2Y = a∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X22

Setelah mendapatkan nilai a, b1 dan b2, maka akan diperoleh persamaan Y.

3.5.2.2. Analisis korelasi berganda

Analisis kolerasi berganda merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui derajat atau kekuatan hubungan antara variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y). Korelasi merupakan suatu teknik analisis yang termasuk

dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi atau hubungan antara satu variabel
55

dengan variabel lainnya . Keeratan hubungan dapat dinyatakan dengan istilah

koefisien korelasi. Koefisien korelasi merupakan besar kecilnya hubungan antara

dua variabel yang dinyatakan dalam bilangan yang disebut dengan koefisien

korelasi. Berikut adalah rumus kolerasi berganda:

JKregresi
R 2=
∑Y2
Dimana:

R2 = Koefisien kolerasi berganda

JKregresi = Jumlah Kuadrat regresi

∑Y2 = Jumlah kuadrat total kolerasi

Berdasarkan nilai r yang diperoleh maka dapat dihubungkan -1 < r < 1

sebagai berikut:

Apabila r = 1, artinya terdapat hubungan antara variabel X1, X2 dan variabel Y.

Apabila r = -1, artinya terdapat hubungan antara variabel negatif.

Apabila r = 0, artinya tidak terdapat hubungan kolerasi.

Tabel 3.4
Taksiran Besarnya Koefisien Kolerasi
Interval Koefesien Tingkatan Hubungan
0,000-0,199 Sangat Rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Cukup
0,600-0,799 Kuat
0,800-0,999 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2017:278)

3.5.2.3 Metode Analisis jalur

Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis jalur (path analysis).


56

Analisis Jalur adalah bagian dari model Regresi yang dapat digunakan untuk

menganalisis hubungan sebab akibat antar satu variabel dengan variabel lainya.

Sistem hubungan sebab akibat tersebut menyangkut dua jenis variabel yaitu

variabel bebas atau yang lebih dikenal dengan independen, variabel yang biasa

di simbolkan dengan huruf X1, X2, X3,…. Xn dan variabel terikat atau variabel

yang dipengaruhi, yang dikenal dengan variabel dependen yang biasa

disimbolkan dengan huruf Y1, Y2,…. Yn (Juanim, 2004:18).

Dalam analisis jalur in, pengaruh indeppenden variabel terhadap

dependen variabel dapat berupa pengaruh langsung dan tidak langsung (direct &

indirect effect) atau dengan kata lain analisis jalur memperhitungkan adanya

pengaruh langsung dan tidak langsung. Berbeda dengan nilai regresi biasa

dimana pengaruh independen variabel terhadap dependen variabel hanya

berbentuk pengaruh langsung. Pengaruh tidak langsung suatu independen

variabel terhadap dependen variabel adalah melalui variabel lain yang disebut

variabel antara (intervening variable) (Juanim, 2004:18-19). Adapun syarat atau

asumsi-sumsi yang diperlukan dalam penggunaan alnalisis jalur antara lain:

1. Hubungan antara variabel dalam model adalah linier dan adaptif

2. Seluruh error (residual) diasumsikan tidak berkorelasi dengan yang lainnya

3. Variabel diasumsikan dapat diukur secara langsung

4. Model hanya berbentuk rekrusive atau searah

5. Variabel-variabel diukur oleh skala interval

Pengaruh langsung yang ada di dalam penelitian ini adalah pengaruh

variabel Kemitraan dan Entrepreneur Marketing terhadap variabel Kinerja


57

Pemasaran. Sedangkan untuk pengaruh tidak langsung yang ada di dalam

penelitian ini adalah pengaruh Kemitraan dan Entrepreneur Marketing terhadap

variabel Kinerja Pemasaran melalui variabel antara yaitu Keunggulan Bersaing.

Kualitas variabel dalam analisis jalur dibedakan menjadi dua golongan

yaitu variabel eksogen dan endogen. Variabel eksogen adalah variabel yang

variabelitasnya di asumsikan terjadi oleh bukan karena penyebab-penyebab di

dalam model, atau dengan kata lain variabel ini tidak ada yang mempengaruhi.

Sedangkan variabel endogen adalah variabel yang variasinya ter jelaskan oleh

variabel eksogen atau pun variabel endogen dalam sistem (Juanim, 2004:20).
58

Variabel eksogen pada penelitian ini adalah Kemitraan dan Entrepreneur

Marketing. Selanjutnya, variabel endogen pada penelitian ini adalah Keunggulan

Bersaing dan Kinerja Pemasaran.

ε1 ε2
Kemitraan
(X1)
Pyx Pzy Kinerja
Entrepreneur Keunggulan Pemasaran
Marketing Bersaing (Y)
(X2)
Pzx

Gambar 3.3
Model Analisis Jalur

Besarnya pengaruh variabel eksogen dan variabel endogen dapat dilihat

melalui koefisien jalur. Koefisien jalur mengidikasikan besarnya pengaruh

langsung dari suatu variabel yang mempengaruhi terhadap variabel yang

dipengaruhi atau dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen.

Koefisien-koefisien jalur biasanya dicantumkan pada diagram jalur tepat pada

setiap garis jalurnya yang dinyatakan dengan nilai numerik. Di dalam

mengestimasikan koefisien jalur, jika hanya satu variabel eksogen X

mempengaruhi secara langsung terhadap variabel endogen (Y dan Z) maka

diestimasi dengan korelasi sederhana (simple correlation) antara X dan Y;

jadi Pyx = rxy (Juanim, 2004:23).

Selain penggunaan analisis jalur untuk menyatakan model yang dianalisis,

analisis jalur juga dapat ditampilkan dalam bentuk persamaan yang biasa disebut

persamaan struktural. Persamaan sktruktural menggambarkan hubungan sebab

akibat antar variabel yang diteliti yang dinyatakan dalam bentuk persamaan
59

matematis (Juanim, 2004:23).

Analisis jalur dapat memperhitungkan langsung pengaruh langsung dan

tidak langsung. Pengaruh langsung adalah pengaruh dari satu variabel independen

ke variabel dependen, tanpa melalui variabel dependen lainnya. Sedangkan untuk

pengaruh tidak langsung adalah situasi dimana variabel independen

mempengaruhi variabel dependen melalui variabel lain yang disebut dengan 109

109 variabel intervening. Adapun yang disebut dengan pengaruh total adalah

penjumlahan pengaruh langsung dan tidak langsung (Juanim, 2004:25).

3.5.1.1.Persamaan Struktural

Selain penggunaan analisis jalur untuk menyatakan model yang dianalisis,

analisis jalur juga dapat ditampilkan dalam bentuk persamaan yang biasa disebut

persamaan struktural. Persamaan sktruktural menggambarkan hubungan sebab

akibat antar variabel yang diteliti yang dinyatakan dalam bentuk persamaan

matematis (Juanim, 2018:46). Adapun persamaan struktural dari diagram jalur

adalah sebagai berikut:

Y = PyxX + ε1

Z = PzyY + PzxX + ε2

Struktur I

Analisis pertama dengan meliputi persamaan regresi dengan model sebagai

berikut

Y = PyxX + ε1
60

ε1

Kemitraan Pyx Keunggula


n Bersaing
(X)
(Y)

Gambar 3.4
Model Hubungan Struktur I
Dimana :

Dependen : Y = Keunggulan Bersaing

Independen : X = Kemitraan

Strukrur II

Analisis kedua dengan meliputi persamaan regresi dengan model sebagai

berikut:

Z = PzyY + PzxX + ε2

ε2

Keunggulan Kinerja
Bersaing (Y)
Pzy Pemasaran
(Z)

Gambar 3.5
Model Hubungan Struktural II

Dimana :

Dependen : Z = Kinerja Pemasaran

Independen : Y = Keunggulan Bersaing

Perhitungan teknik analisis jalur menggunakan program SPSS. Teknik

analisis yang digunakan adalah dengan analisis jalur melalui mediasi yaitu melihat
61

besarnya pengaruh dari variabel Kemitraan dan Keunggulan Bersaing terhadap

Kinerja Pemasaran JD.ID dengan menggunakan model dua persamaan struktural

yaitu, dimana:

1. Terdapat hubungan korelasi antara Kemitraan (variabel

X) dengan Keunggulan Bersaing (variabel Y).

2. Kemitraan (variabel X) dan Keunggulan Bersaing (variabel Y)

berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran (variabel Z).

3.5.1.2. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa analisis jalur

memperhitungkan pengaruh lansung dan tidak langsung. Berdasarkan diagram

jalur kita dapat melihat bagaimana pengaruh langsung dan tidak langsung

tersebut. Pengaruh langsung adalah pengaruh dari suatu variabel independen ke

variabel dependen, tanpa melalui variabel dependen lainnya. Sedangkan pengaruh

tidak langsung adalah situasi dimana variabel independen mempengaruhi variabel

dependen melalui variabel lain yang disebut intervening (intermediary) (Juanim,

2018:47). Adapun yang dimaksud pengaruh total adalah penjumlahan pengaruh

langsung dan pengaruh tidak langsung.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung

dan pengaruh total antara variabel Kemitraan, Keunggulan Bersaing dan Kinerja

Pemasaran akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Langsung (Direct Effect)

Pengaruh langsung yaitu pengaruh dari X terhadap Y dan Y terhadap

Z. DE yx : X → Y

DE zy : Y → Z
62

2. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect)

Pengaruh tidak langsung yaitu pengaruh dari X terhadap Z melalui Y

IE zyx : X → Y → Z

3. Pengaruh Total (Total Effect)

Pengaruh total adalah hasil penjumlahan X terhadap Y baik secara

langsung maupun tidak langsung.

TE yx + DE yx + IE zyx

3.5.2. Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui derajat hubungan

atau kekuatan antara variabel penelitian Kemitraan (X) terhadap Keunggulan

Bersaing (Y), serta Kemitraan (X) dan Keunggulan Bersaing (Y) terhadap

repurchase intentio (Z), korelasi yang digunakan adalah korelasi berganda dengan

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

𝑟2 =

𝐽𝐾(𝑟𝑒𝑔)
𝑌2

Dimana :

r2 = Koefesien korelasi berganda

JK(reg) = Jumlah kuadrat regresi dalam bentuk

deviasi

ΣY2 = Jumlah kuadrat total korelasi

Untuk memperoleh nilai JK(reg), maka perhitungan menggunakan rumus:

JK(reg) = b1Σ XY

Dimana:
63

Σ XY = JK XY = Σ XY − (Σx)(Σy)
𝑛

Untuk memperoleh nilai Σ Y2, maka digunakan rumus:

Σ Y2 = JK Y2 = Σ Y2− (Σ Y)2
𝑛

Berdasarkan nilai r yang diperoleh, maka dapat dihubungkan -1< r <1,

yaitu:

a. Apabila r = 1, artinya terdapat hubungan antara variabel X, Y dan Z

b. Apabila r = -1, artinya terdapat hubungan antar variabel negative

c. Apabila r = 0, artinya tidak terdapat korelasi

d. Apabila nilai R berbeda diantara -1 dan 1, maka tanda (-) menyatakan

adanya korelasi tidak langsung antara korelasi negative dan tanda positf

(+) menyatakan adanya korelasi langsung atau korelasi positif.

Interpretasi terhadap hubungan korelasi atau seberapa besarnya pengaruh

variabel-variabel tidak bebas agar dapat diketahui dengan jelas, peneliti

menggunakan pedoman yang dikemukakan Sugiono (2017:148). Berikut adalah

tabel interpretasi mengenai hubungan korelasi antar variable:

Tabel 3.4
Taksiran Besarnya Koefesien Korelasi
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 0,999 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2017:148)
64

3.5.3. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan variabel Kemitraan (X1) terhadap

Keunggulan Bersaing (Y) dan dampaknya pada Kinerja Pemasaran (Z) yang

dinyatakan dalam bentuk persentase. Rumus perhitungan pada analisis koefisien

determinasi adalah sebagai berikut :

Kd = r2 x 100%

Sumber: www.spssstatistik.com,2018

Dimana :

Kd = Koefesien Determinasi

r2 = Besarnya Koefisien Korelasi

Berganda Struktur I

Kd = Seberapa besar perubahan variabel terikat (Keunggulan

Bersaing)

r2 = Besarnya koefisien korelasi berganda

Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah :

a. Jika Kd mendekati nol (0), berarti pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen lemah.

b. Jika Kd mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen kuat.

Struktur II

Kd = Seberapa besar perubahan variabel terikat (Kinerja Pemasaran) r2

= Besarnya koefisien korelasi berganda

Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah :


65

c. Jika Kd mendekati nol (0), berarti pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen lemah.

d. Jika Kd mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen kuat.

3.5.4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah

ada atau tidak pengaruh dari variabel independen yaitu variabel Kemitraan (X)

terhadap Keunggulan Bersaing (Y) dan dampaknya pada Kinerja Pemasaran (Z),

baik dilakukan secara simultan maupun parsial. Uji hipotesis pada penelitian ini

melalui 2 struktural, yaitu struktural I mengenai pengaruh Kemitraan terhadap

Keunggulan Bersaing dan struktural II mengenai pengaruh Kemitraan dan

Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Pemasaran. Uji hipotesis untuk korelasi

ini dirumuskan dengan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).

3.5.4.1. Struktural I

Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode analisis jalur untuk

structural I digunakan untuk menyatakan hubungan kausal dari X dan error

terhadap Y atau hubungan Kemitraan terhadap Keunggulan Bersaing sebagai

berikut :

Y = Px + ε

Pada struktural I ini dilakukan uji hipotesis secara simultan (Uji F) dan uji

hipotesis secara parsial (Uji T), sebbagai berikut :

1. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)


66

Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan untuk mengetahui tingkat

signifikan secara simultan atau keseluruhan dari variabel independen terhadap

variabel dependen melalui variabel intervening yaitu Kemitraan terhadap Kinerja

Pemasaran melalui Keunggulan Bersaing. Pengujian ini dilakukan dengan uji F

untuk mengetahui tingkat signifikannya dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

r2/
F = (1 −Kr2)/(n
− K − 1)

Sumber: Sugiyono (2017:192)

Dimana :

r2 = koefisien korelasi ganda yang telah banyak ditentukan

k = Banyaknya variabel bebas

n = Jumlah anggota sampel

Rancangan hipotesis untuk uji F pada Struktur I adalah sebagai berikut:

a H0 : Pyx = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan Kemitraan terhadap

Keunggulan Bersaing).

b Ha : Pyx ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara Kemitraan terhadap

Keunggulan Bersaing).

Keterangan: Pyx = nilai korelasi Kemitraan

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel Ha diterima untuk nilai positif.


67

b. Terima H0 jika Fhitung < Ftabel Ha diterima untuk nilai negatif.

2. Uji Hipotesis Parsial (Uji T)

Hipotesis parsial diperlukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan

antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, apakah hubungan tersebut

saling mempengaruhi atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan uji t, untuk

mengetahui tingkat signifikannya menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑟√𝑛 − 3
t=
√1 − 𝑟 2
Sumber : Sugiono (2017:184)

Dimana :

r = korelasi parsial yang ditemukan

n = jumlah sampel

t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel

Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir atau tingkat signifikannya dalam

penelitian ini ditetapkan sebesar 10%. Rancangan hipotesis untuk uji t adalah

sebagai berikut :

e. H0 : Pyx = 0 (tidak terdapat pengaruh Kemitraan terhadap

Keunggulan Bersaing secara parsial).

f. Ha : Pyx ≠ 0 (terdapat pengaruh Kemitraan terhadap Keunggulan

Bersaing secara parsial).

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Tolak H0 jika thitung > ttabel Ha diterima untuk nilai positif.

b. Terima H0 jika thitung > ttabel Ha diterima untuk nilai negatif.

3.5.4.2.Struktur II
68

Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis jalur untuk struktural II

dapat digunakan untuk menyatakan hubungan kausal dari X, Y dan error terhadap

Z atau hubungan kausal dari Kemitraan dan Keunggulan Bersaing terhadap

Kinerja Pemasaran dengan persamaan sebagai berikut:

Z = Px + Py + ε

Pada struktural II ini di lakukan uji hipotesis secara simultan (Uji F) dan uji

hipotesis secara parsial (Uji T), sebagai berikut :

1. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan untuk mengetahui tingkat

signifikan secara simultan atau keseluruhan dari variabel independen terhadap

variabel dependen melalui variabel intervening yaitu Kemitraan terhadap

Kinerja Pemasaran melalui Keunggulan Bersaing. Pengujian ini dilakukan

dengan uji F untuk mengetahui tingkat signifikannya dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

r2/
F = (1 −Kr2)/(n
− K − 1)

Sumber: Sugiono (2017:192)


Dimana :

r2 = koefisien korelasi ganda yang telah banyak ditentukan

k = banyaknya variabel bebas

n = ukuran sampel

Rancangan hipotesis untuk uji F pada Struktur II adalah sebagai berikut :

a. H0 : Pzx, Pzy = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Kemitraan dan Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Pemasaran secara

bersama-sama).
69

b. Ha : Pzyx ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara Kemitraan dan

Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Pemasaran)

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel Ha diterima untuk nilai positif.

b. Terima H0 jika Fhitung < Ftabel Ha diterima untuk nilai negatif.

2. Uji Hipotesis Parsial (Uji T)

Hipotesis parsial diperlukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan

antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, apakah hubungan tersebut

saling mempengaruhi atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan uji t, untuk

mengetahui tingkat signifikannya menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑟√𝑛 − 3
t=
√1 − 𝑟𝑝2

Sumber : Sugiono (2017:184)

Dimana :

rp = korelasi parsial yang

ditemukan n = jumlah sampel

t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel

Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir atau tingkat signifikannya dalam

penelitian ini ditetapkan sebesar 10%. Rancangan hipotesis untuk uji t adalah

sebagai berikut :

a. H0 : Pzx, Pzy = 0 (tidak terdapat pengaruh Kemitraan terhadap Keunggulan

Bersaing secara parsial).

b. Ha : Pxy, Pzy ≠ 0 (terdapat pengaruh Kemitraan terhadap Keunggulan


70

Bersaing secara parsial).

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Tolak H0 jika thitung > ttabel Ha diterima untuk nilai positif.

b. Terima H0 jika thitung > ttabel Ha diterima untuk nilai negatif.

3.6. Rancangan kuesioner

Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang

dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pernyataan. Penyusunan

kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variabel-variabel apa saja

yang menurut responden merupakan hal yang penting.

Penelitian ini penulis menggunakan skala likert. Skala likert variabel

yang diukur dijabarkan menjadi sub variable, kemudian sub variabel dijabarkan

menjadi indikator, indikator-indikator ini yang kemudian menjadi titik tolak ukur

bagi penyusunan item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Dengan menggunakan skala likert setiap jawaban akan diberikan skor dengan

kriteria : a = 5, b = 4, c = 3, d= 2, dan e = 1 untuk pertanyaan positif. Sedangkan

untuk skor dengan kriteria jawaban a =1, b = 2, c = 3, d = 4 dan e = 5 untuk

pertanyaan negatif.

3.7. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian untuk penulisan skripsi ini dilakukan penulis di lingkungan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan Bandung berlangsung pada

bulan Februari – Mei 2020.

Anda mungkin juga menyukai