Semburan liar (blow out) adalah pristiwa mengalirnya cairan formasi dari dalam sumur secara
tidak terkendali. Kejadian ini diawali dengan masuknya fluida formasi kedalam lubang bor, yang
biasanya disebut Well Kick. Bila Well Kick tidak dapat diatasi secara baik , maka dapat terjadi
semburan liar. Dalam keadaan normal lubang bor akan selalu penuh dengan lumpur yang
memberikan tekanan hidrostatis kepada formasi. Tekanan hidrostatis berfungsi untuk menahan
tekanan formasi, agar fluida formasi (influx) tidak masuk kedalam lubang bor. Setelah diketahui
bahwa terjadi well kick, maka sumur segera ditutp, dimana setelah persiapan cukup, tahap
selanjutnya adalah mematikan sumur.
Pada proses mematikan sumur dipakai prinsip bahwa tekanan pada dasar lubang bor harus
konstan (Constant Bottom Hole Pressure Method). Dalam hal ini tekanan pada dasar lubang bor
sama dengan tekanan formasi. Selanjutnya ada 3 cara utama mematikan sumur, ialah:
Sirkulasi –1 : Sirkulasi dan keluarkan cairan formasi dengan Lumpur lama (original mud)
Sirkulasi –2 : Pompakan Lumpur baru (Lumpur berat atau kill mud) untuk mengganti umpur
lama
• Wait & Weight Method, sering juga disebut “One Circulation Method” atau “Engineer
Method”
Intinya ialah:
– Sirkulasikan fluida (influx) kick keluar dari lubang bor dengan Lumpur berat. Concurrent
Method
Pompakan Lumpur lama untuk mengeluarkan cairan formasi sambil memperberat Lumpur.
– Jalankan pompa, dan naikkan kecepatan pompa sampai mencapai kecepatan yang disepakati
(kill rate speed), dan selama langkah ini jaga agar tekanan casing (CP) konstan.
– Setelah kecepatan pompa mencapai kill rate speed, catat dan beri tanda tekanan pada drill pipe.
Pemompaan berjalan terus dan jaga agar tekanan pada drillpipe (DPP) konstan sampai semua
fluida kick keluar dari dalam lubang bor.
– Kurangi kecepatan pompa. Jaga agar tekanan casing konstan selama mengurangi kecepatan
pompa dan kemudian tutup choke penuh.
– Baca tekanan. Bila fluida kick telah keluar, seharusnya DPP = CP = SIDP
– Hitung berat Lumpur yang diperlukan (Kill Weight Fluid atau Kill Mud Weight), dan siapkan
Lumpur berat.
KMW =
– Hitung jumlah stroke pompa atau waktu untuk mengisi drill string
– Pompakan Lumpur berat. Jaga CP konstan sampai kecepatan pompa mencapai kill rate speed
yang disepakati.
– Kemudian tandai dan jaga agar DPP konstan, sampai Lumpur berat keluar dari lubang bor.
– Baca tekanan pada drill pipe (DPP) dan pada casing (CP).
– Profil Tekanan
Driller’s Method – 2
Pekerjaan
STB Strokes = Drill string volume (bbl) : Pump Output (bbl/str), dan/atau Surface To Bit Time =
STB Strokes / SPM
5. Buat Kill Sheet atau Pressure Reduction Schedule Plot ICP dan FCP terhadap stroke atau
waktu pada grafik Profil Tekanan
Contoh soal
Data sumur :
Perhitungan :
KILL SHEET
Kondisi :
SIDP = SICP
– BHP dikendalikan dengan cara membiarkan gas migrasi dan biarkan tekanan permukaan naik
sampai nilai tertentu.
Kemudian – Tahan tekanan casing konstan sambil mengeluarkan Lumpur dari annulus dengan
volume sebesar yang diperlukan untuk mengimbangi kehilangan tekanan hidrostatis akibat dari
langkah pertama.
Tetapi – Volume Lumpur yang dikeluarkan berbeda untuk lokasi gas yang berbeda (di open hole,
casing, annulus DP) dan kita tidak tahu dimana keberadaan gas.
Dan juga
– Saat gas bergerak keatas, panjang kolom gas juga berubah, dan BHP juga terpengaruh. Perlu
diingat
Volumetric Method
Dipakai hanya bila tidak bisa sirkulasi dan gas sudah migrasi
Langkah –1
Saat gas migrasi tutup sumur dan biarkan tekanan casing (CP) naik sebesar nilai tertentu.
Catatan –1
Disarankan kenaikan sebesar 100 psi, namun sebenarnya tergantung dari panjang lubang terbuka,
bisa lebih atau kurang dari 100 psi.
Langkah –2
Gunakan choke untuk menjaga agar tekanan casing yang baru konstan, sampai sejumlah Lumpur
dikeluarkan sebesar yang diperlukan untuk mengimbangi kenaikan tekanan pada casing.
Catatan –2
Keluarkan Lumpur atau gas lewat degasser, kumpulkan cairan kedalam trip tank agar dapat
diukur volumenya. Gunakan manual choke agar lebih teliti.
Catatan –3
Jumlah Lumpur yang dikeluarkan untuk mengimbangi kenaikan tekanan dapat dihitung sebagai
berikut :
Volume (bbl) = Pressure Increase (psi) / Mud Gradient (psi/ft) x Annulus Capacity (bbl/ft)
Langkah –3
Tutup choke, kemudian langkah 1 dan 2 diulang-ulang lagi sampai gas berada diatas pahat dan
biar dikeluarkan dengan jalan sirkulasi atau gas mencapai permukaan.
. Bila kuat, lebih baik pakai safety margin, direkomendasikan 100 psi.
Kenaikan 100 psi ini equivalent dengan 192 ft kolom Lumpur 10 ppg
Tutup choke
2. Dilakukan Top Kill ialah mengganti Lumpur ringan dengan KMW secara bertahap
Volumetric Method
Recommended Procedure
Migration
2. Ganti Lumpur ringan dengan Lumpur berat, dengan cara Top Kill.
Top Kill Kondisi : Kick – dengan Bit Off Bottom Gas dibiarkan migrasi sampai permukaan Gas
sudah dikeluarkan dengan cara Driller’s Method Tugas sekarang : Mengganti Lumpur semula
dengan Lumpur berat Cara : Metode Top Kill – Pompakan Lumpur berat untuk mengganti
Lumpur lama sedalam posisi pahat. – Turunkan pahat sampai kedalaman tertentu. – Pompakan
Lumpur berat mengganti Lumpur lama. – Turunkan pahat lagi. – Demikian diulang-ulang sampai
pahat mencapai dasar lubang Menurunkan pahat kembali kedasar lubang 1. Bila pahat
diturunkan kembali kedasar lubang, akan mendorong Lumpur berat naik. 2. Hitung berapa tinggi
kolom Lumpur berat yang boleh dikeluarkan tanpa membuat underbalance : H = 100 psi / selisih
gradient Lumpur H = 100 psi / (0.62 – 0.50) psi/ft = 833 ft 3. Volume Lumpur berat yang
didorong keluar : V = 833 ft x 0.1254 bbl/ft = 104.5 bbl 4. Panjang pipa yang diturunkan : L =
104.5 bbl / 0.0243 bbl/ft = 4300 ft 5. Langkah diatas bisa diulang sampai pahat mencapai dasar
lubang Contoh Top Kill Perhitungan berat Lumpur Kondisi : Perhitungan : Gas sudah
dikeluarkan BHP = 0.052 x 9.6 x 10000 x 260 = 5260 psi Casing 13 3/8” x 5000 ft G (Kill
Weight) = 5260 / 10000 = 0.526 psi/ft DP – 5” – 19.5 ppf pada 3000 ft KW dengan pahat didasar
= 10.11 ppg SICP = 260 psi Buat overbalance 100 psi BHP = 5360 psi MW = 9.6 ppg 7000 ft @
9.6 ppg, maka HP = 3500 psi 13 5/8” x 5 capacity = 0.1254 bpf 3000 ft @ x ppg memberikan
5360 – 3500 psi 5” plugged displacement = 0.243 bpf = 1860 psi Fracture Press. pada sepatu
EMW 14 ppg Jadi perlu Lumpur 1860 / 3000 psi/ft atau 1860 / (0.052 x 3000) = 11.9 ppg Jadi
setelah gas keluar dan lubang bor masih berisi Lumpur 9.6 ppg. Pompakan Lumpur berat 11.9
ppg untuk mengganti Lumpur lama sedalam 3000 ft. Dengan cara Driller’s Method sirkulasi - 2.
Sumur sudah mati, periksa aliran dan buka BOP.
Lubricate & Bleed Catatan : 1. Tidak untuk dipakai bila open hole panjang, tanpa ijin Drilling
Superintendent. 2. Bisa dilakukan bila gas sudah berada dipermukaan dan tidak ada pipa. Bila
ada pipa lebih baik disirkulasikan, bila mungkin. Prosedur : 1. Baca dan catat tekanan casing
(CP) 2. Pompakan x bbl Lumpur kedalam lubang. Amati tekanan casing. Stop pemompaan saat
tekanan casing naik 100 psi, meskipun belum semua x bbl Lumpur telah masuk. 3. Stop pompa.
Baca tekanan casing. 4. Buka choke hingga tekanan berkurang 100 psi dari langkah (1) bila x bbl
Lumpur bisa masuk. Bila belum semua masuk, kurangi 100 psi dari langkah (3) ditambah dengan
tekanan hidrostatis sebesar volume Lumpur yang masuk. 5. Ulangi langkah (1) sampai (4)
sampai semua gas keluar dari sumur. Contoh Soal Lubricate & Bleed MW = 10 ppg. Casing : 9
5/8” – 47 ppf. Tekanan casing CP = 500 psi Lumpur yang keluar = 100 psi / 0.052 psi/ft = 192 ftt
atau = 192 ft x 0.0732 bbl/ft = 14 bbl Pompakan 14 bbl Lumpur, stop pompa. Tekanan casing CP
= 590 psi Bleed tekanan sampai 400 psi. pompakan lagi 14 bbl Lumpur. Ternyata tekanan naik
menjadi 500 psi saat baru 8 bbl Lumpur yang masuk. Bleed CP sampai (400 tekanan hidrostatis
equivalent 8 bbl). 8 bbl adalah 8 bbl / 0.0732 bbl/ft = 109 atau 109 ft x 0.52 psi/ft = 57 psi Jadi
bleed tekanan casing sampai (400 psi – 57 psi) = 343 psi Ulangi langkah diatas sampai semua
gas keluar.
BULLHEADING / DEADHEADING Teknik ini dipakai untuk untuk mematikan sumur pada
pekerjaan kerja ulang (workover) pada suatu daerah. Teknik ini sangat bermanfaat untuk
menanggulangi well kick H2S. Pada operasi tindakan perbaikan (remedial operation),
bullheading mempunyai limitasi dalam aplikasinya, karena beberapa problem diantaranya: –
Fluida formasi yang mempunyai viskositas tinggi (high viscosity). – Tekanan bursting pada
casing dan tubing harus diketahui dan tidak melebihi limitasinya. – Problem migrasi gas yang
serius. – Permeabilitas reservoir rendah. Prosedur Bullheading: 1. Dengan menutup sumur,
tentukan tekanan tubing. 2. Persiapkan grafik kasar menggunakan stroke versus tekanan pompa.
Dimulai dengan o stroke dan SITP pada ujung dari grafik. Rencanakan rate pompa dan hati-hati
tidak boleh melebihi tekanan maksimum.Jika fluida diinjeksikan ke formasi, tambahkan tekanan
hidrostatis yang dipompakan dengan fluida killing lebih rendah dari tekanan tubing. Catat
tekanan actual atau interval stroke sampai tubing terakhir/pahat. 3. Ketika fluida killing mulai
memasuki formasi, tekanan akan meningkat terlihat pada pompa. Stop pompa, Sedikit melebihi
displacement yang telah direncanakan. Tutup sumur dan monitor. Jika tekanan masih terlihat dan
migrasi gas sangat cepat dari pemompaan atau densitas fluida killing tidak cukup, maka metoda
lubricate & bleed atau metoda sirkulasi balik dapat digunakan. Stripping & Snubbing Kegiatan :
Menurunkan pipa kembali kedasar lubang sumur BOP tertutup dan sumur bertekanan Kapan ?
Sering dilakukan saat drilling, completion workover Pengertian : Stripping : Berat pipa melebihi
gaya dorong keatas yang ditimbulkan oleh tekanan sumur Snubbing : Berat pipa lebih rendah
dari gaya keatas dari tekanan sumur Prinsip Well Control : Maintain Constant Bottom Hole
Pressure. Stripping Guidelines : – Hitung displacement closed end – Volume balance : volume
pipa masuk = volume fluida keluar – Volume fluida harus diukur teliti – Buka choke pakai
manual, bukan hydraulic choke – Casing Pressure akan berubah, naik bila pipa masuk kedalam
cairan yang ringan di annulus karena kehilangan tekanan hidrostatis – Bila stripping dengan
annular preventer atur tekanan agar bocor sedikit untuk pelumasan. Fluida yang keluar juga
harus dihitung – Drillpipe dengan rubbes tidak boleh stripping lewat annular preventer – Bila
stripping dengan dua set pipe ram ada side outlet diantara dua ram untuk menyamakan tekanan
Prosedur Stripping Prosedur tergantung situasi dan peralatan yang ada. Guideline sebagai berikut
: – Pasang FOSV pada drillpipe, kemudian tutup FOSV – Pasang Back Pressure valve diatas
safety valve, lalu buka safety valve – Buka HCR valve kemudian buka choke – Tutup annular
preventer (atur posisi TJ agar pipe ram bias ditutup) – Tutup choke – Catat dan monitor drillpipe
dan casing pressure Untuk mencatat DPP, pasang Kelly dan pompakan sedikit Lumpur – Catatan
: Atur regulator agar annular preventer bocor sedikit, dan bocoran Lumpur juga dapat dihitung
Bila CP mencapai 1500 psi. pakai pipe ram untuk stripping Bila berat pipa tidak cukup, terpaksa
snubbing – Start turunkan pipa sambil bleeding Lumpur lewat manual choke – Casing pressure
tidak harus konstan – CP akan naik bila pipa masuk kolom gas – Bila pipa sudah didasar,
keluarkan gas dengan Constant Bottom Pressure Rekomendasi : Surface Pressure Panjang pipa
Metoda 100 psi atau kurang ----- Annular Preventer 1000 – 1500 psi 1000 ft Annular Preventer
lebih 1000 ft Preventer combination 1500 psi atau lebih ----- Preventer combination (A – R atau r
– R) Lain-lain : – Accumulator bank harus selalu terisi penuh, pisah dari pompa – Pakai pompa
khusus untuk operasi buka dan tutup preventer – Closing manifold harus bebas dari check valve
– Bottom ram hanya sebagai master valve dan untuk emergency – Tidak boleh menggunakan
tekanan sumur untuk menyamakan tekanan
Well Kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi ke dalam lubang sumur selama kegiatan
Drilling yang disebabkan karena tekanan formasi lebih tinggi dari pada tekanan hidrostatik Mud.
Apabila Well Kick tidak terkendali maka akan menyebabkan Blow Out. Adapun tanda-tanda
terjadinya Well Kick adalah :
ROP tiba-tiba naik.
Trend background gas berubah naik.
Volume di tangki Drilling Mud naik.
Di flow line, temperatur naik dan berat jenis Drilling Mud turun.
Tekanan pompa untuk sirkulasi turun dengan kecepatan pompa naik.
Beban pada Drill Bit turun dan putaran naik
Adanya gelembung-gelembung gas pada Drilling Mud
Shale density relatif turun.
Gas Cut Mud dan Connection Gas meningkat.
Untuk penanggulangan Well Kick harus segera dilakukan Well Control. Ada beberapa metode
well control yang dikenal antara lain :
Driller’s Method
Wait & Weight (Engineer) Method
Concurrent Method
Volumetric Method, dilakukan bila Drill String tidak di dasar lubang dan tidak mungkin dilakukan
Stripping.
3. Masukkan ke dalam Kill Sheet dan lakukan perhitungan untuk killing well sesuai metode yang
dipilih.
4. Kondisi ideal penanggulangan Well Kick adalah posisi Drill Bit sedekat mungkin dengan dasar
lubang.
INSIDE BOP
FULL OPENING SAFETY VALVE
1. Sirkulasi keluarkan Drilling Mud yang terkontaminasi oleh fluida dari formasi dengan
menggunakan lumpur lama dan cara berikut :
Tentukan Slow Pump Rate pompa (biasanya : ± 1/3 – ½ dari kecepatan pompa pada waktu
membor atau 30 SPM). Jalankan pompa, dan pada saat itu pula mulai atur “Adjustable Choke”.
Atur Choke (jepitan) sehingga diperoleh SICP konstan, hingga Drilling Mud yang dipompa
sampai di Drill Bit. Pada saat itu catat tekanan pada stand pipe (psi) dan manometer pompa.
Atur Adjustable Choke, usahakan SPP tetap, sampai cairan/ Drilling Mud yang keluar bebas
dari cairan formasi. Perhatikan dengan teliti, kecepatan pompa tetap.
Jika seluruh fluida dan gas dari formasi sudah disirkulasi keluar (sudah tidak ada dalam
Drilling Mud), hentikan pompa dan tutup Choke. Catat SIDPP & SICP.
SIDPP harus sama dengan SICP. Jika belum sama, ulangi sirkulasi dan langkah-langkah seperti
diatas sampai SIDPP = SICP = 0.
Perhatikan grafik SIDPP, masukkan ICP pada garis vertikal kiri dan FCP di garis vertikal
kanan.Tarik garis lurus dari titik ICP ke titik FCP. Tentukan tekanan antara ICP dan FCP, yaitu
dengan membagi selisih ICP dan FCP menjadi beberapa bagian seperti tersedia dalam grafik.
Hitung SBS (Surface to Bit Stroke), masukkan hasilnya dalam tempat yang disediakan.
Masukkan angka nol di garis vertikal kiri dan angka SBS di garis vertikal kanan. Hitung waktu
yang digunakan untuk memompakan dari Surface to Bit (SBS) dan letakkan di garis vertikal
sebelah kanan. Masukkan hasil dalam tempat yang telah disediakan ke angka nol di garis vertikal
sebelah kiri. Dengan berpedoman pada tekanan, jumlah stroke dan waktu yang tercantum dalam
grafik, Choke diatur sesuai harga tersebut selama pemompaan KMW dalam drill sting.
Prinsip dasar dari metoda ini adalah memompakan Drilling Mud dengan menaikkan berat jenis Drilling
Mud secara bertahap sambil menjaga tekanan dasar sumur konstan.
A. Panduan Umum
1. Metode ini dilakukan ketika tidak ada rangkaian di dalam sumur atau rangkaian pahat jauh
dari dasar sumur.
2. Metode ini dapat dilakukan ketika influx kick sudah sampai di permukaan.
3. Metode ini tidak membutuhkan rangkaian turun kebawah (stripping in).
A. Panduan Umum
B. Prosedur Pelaksanaan
WELL CONTROL
A. WELL KICK
Well kick adalah suatu kejadian dimana cairan formasi masuk ke lobang bor. Jika well kick tidak segera
ditangani secara benar akan mengakibatkan semburan liar ( blow out ).
SEBAB-SEBAB TERJADINYA WELL KICK
1. Lumpur pemboran terlalu ringan
Dalam hal ini tekanan hidrostatis lumpur lebih kecil dengan dari tekanan formasi.
2. Swabing effect
Terjadi efek penyedotan ( piston effect ) pada waktu cabut pipa/pahat. Hal tersebut dikarenakan lumpur
terlalu kental, gel streng terlalu tinggi atau pencabutan terlalu cepat.
3. Hilang Lumpur
Hilang lumpur adakalanya terlalu besar ( bahkan loss total / tak ada aliran balik ). Sehingga
permukaan lumpur dalam lobang bor turun yang selanjutnya mengakibatkan tekanan hidrostatis lumpur
turun menjadi lebih kecil dari tekanan formasi. Hilang lumpur yang besar kemugkinan diakibatkan oleh
porositas formasi yang besar, formasi bergua (cavernous) atau retakan retakan yang lebar pada formasi.
4. Abnormal Pressure
Formasi bertekanan tinggi sehingga tekanan formasi melebihi tekanan hidrostatis lumpur.
B. KILLING WELL
Jika terjadi kick, maka akan segera tutup sumur ( shut In Well ) pengamatan SIDP dan SICP
serta menyiapkan kill sheet untuk pencatatan data-data killing well .Pembacaan SIDP tidak dapat
dilakukan bila pada pipa bor ada katup balik atau float sub. Maka pembacaan dapat dilakukan
dengan cara :
1. Pompakan sedikit lumpur dalam pipa bor, dengan harapan tekanan lumpur dapat membuka float
valve,Choke dibuka sedikit. Pada saaat float valve terbuka akan ada lonjakan tekanan pada standpipe
manifold ( stand pipe press ) yang sama dengan SIDP.
2. Pemompaan singkat dengan kondisi tekanan pada casing constan ( SICP), dan kecepatan pompa sama
pada saat dilakukan SPR ( Slow Pump Rate ), Maka SPP = Press SPR + SIDP
SIDP = SPP + Press SPR
KILL SHEET
WELL : TGL :
LOC :
Kick Data
SIDPP -------------------- psi Pit Gain ------------------ bbls
SICP ---------------------- psi
Annulus Volume
DC -- OH capacity ---------------------- bbls/ft x Length = --------------------------Bbls
HHWDP -- OH capacity ------------------bbls/ft x Length = -------------------------- Bbls
DP -- OH capacity ------------------------bbls/ft x Length = ---------------------------Bbls
DP -- CSG capacity -----------------------bbls/ft x Length = ---------------------------Bbls
Pump Data
Pump out put #1 ---------------------bbls/stroke @ ------------------% efficiency
Pump out put #2 ---------------------bbls/stroke @ ------------------% efficiency
Pump out put #3 ---------------------bbls/stroke @ ------------------% efficiency
Used to Calculate Press drop versus Stroke as KILL MUD is pumped to the BIT. There is 2 ways
this can be done :
FIXED STROKE INTERVAL OR FIXED PRESSURE INTERVAL
Trip Margin
Approximate Mug weight value to be added after Killing a Kick.
Trip Margin : Yp x 0.085 / ( Dh - Dp )
Yp : Yeld Point
Dh : Dia Hole ( inch)
Dp : Dia Pipe ( inch)
C. KICK ANALYSIS
Contoh : Shut In Drill Pipe = 500 psi MW in drill pipe = 9.6 ppg
Hole Depth = 10000 ft TVD
FP = 500 psi + ( 9.6 x 0.052 x 10000 ft )
= 500 + 4992 psi = 5492 psi
- Bottom Hole Pressure (BHP) pada kondisi Shut In Well dan Kick
FP psi = SIDP ----- psi + ( MW --- ppg x 0.052 x Depth --- ft TVD)
( sama dengan Formation pressure )
Metode #2 :
HP decrease = ( Mud press grad psi/ft -:- Ann vol cap bbls/ft ) x pit gain bbls