PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang menyatakan sebanyak 9,9 juta anak Indonesia adalah anak berkebutuhan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), data dari SUSENAS BPS tahun 2012
Indonesia sebesar 532.130 jiwa, atau sekitar 14,56% dari total penduduk
1
2
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2017, jumlah ABK
di Indonesia mencapai 1,6 juta anak. Salah satu upaya yang dilakukan
akses pendidikan dengan membangun unit sekolah baru yakni Sekolah Luar
Biasa (SLB). Sementara diprovinsi Jawa Timur, data terakhir Dinas Sosial
tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah ABK di Jawa Timur sebesar 47.286
jiwa yang tersebar di 38 Kabupaten dan Kota, atau sekitar 49% dari total anak
berkebutuhan khusus di Jawa Timur pada tahun yang sama sebesar 95.560
jiwa.
fisik dan/atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan
penyandang cacat fisik, penyandang cacat mental, penyandang cacat fisik dan
menjalin hubungan dengan baik, dengan menunjukkan suatu perilaku atau ciri
khusus, seperti kontak mata sangat kurang, ekspresi wajah kurang hidup,
gerak gerik yang tertuju, menangisatau tertawa tanpa sebab, tidak bisa
bermain dengan teman sebaya, tidak dapat merasakan apa yang dirasakan
orang lain kurangnya hubungan sosial dan beradaptasi dengan lingkungan,
2010).
dan komunikasi dengan orang lain, berinteraksi merupakan hal yang tidak
bisa terlepas dari kehidupan manusia, adanya rasa memerlukan bantuan dari
orang lain maka manusia akan melakukan kontak ataupun komunikasi satu
dengan manusia lainnya. Apabila dua orang bertemu maka interaksi sosial
dimulai pada saat itu, mereka saling menegur, berjabat tangan, saling bicara,
gangguan dalam komunikasi juga interkasi sosial, dan pola perilaku, minat,
juga kegiatan yang terbatas dan berulang. Berkaitan dengan hal tersebut dapat
area utama dalam kehidupannya, yaitu dalam area komunikasi, area interaksi
dan merupakan relasi yang paling bertahan lama dalam kehidupan manusia
(Cicirelli, 1994, dalam Kuo, Orsmond, Seltzer, 2009). Relasi ini sifatnya lebih
egaliter dibandingkan dengan relasi anak dan orang tua (Fuhrman &
memberikan pengaruh sosial yang lebih besar dari orang tua karena dengan
jarak usia yang dekat dibanding orang tua, dapat lebih memahami
interaksi sosial ketika mengetahui bahwa ada seorang anak yang mengalami
saudara yang berkebutuhan khusus. Hal ini juga dapat menimbulkan rasa
dalam diri mereka sendiri (Wong, 2008). Saudara kandung yang lebih tua
secara khusus dapat marah karena mereka menjadi orang tua pengganti untuk
(Nurmaningtyas, 2013).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan data
tunarungu yang terdiri dari siswa tunarungu 35 dan 43 siswa autis, dengan
pembagian 41 siswa SD, 21 siswa SMP, 5 siswa SMA. Di dapatkan data dua
Kabupaten Jember”.
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
sosial.
2. Petanyaan Masalah
Jember?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Keluarga
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang
khusus.
2. Masyarakat
3. Pelayanan Keperawatan
4. Peneliti
5. Institusi pendidikan