Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH INDIVIDU

KESEHATAN DALAM KELUARGA

Di susun oleh :
NAMA : EGA NOVIANA
NIM : P07124018011
KELAS :A
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI DIII KEBIDANAN
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta
atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “KESEHATAN DALAM KELUARGA”.
Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati
yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
semoga Tuhan senantiasa membalas dengan yang belipat ganda.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak guna perbaikan dan kelengkapan makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 25 Maret 2020

Ega Noviana
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR........................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.................................................................. 1

C. Tujuan...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Keluarga............................................ 2

B. Faktor yang Memengaruhi Keshatan Keluarga.................. 2

C. Interaksi Keluarga dalam Rentang Sehat Sakit.................. 3

D. Keluarga sebagai Unit yang Dirawat.................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 10

B. Saran........................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini perkembangan di bidang kesehatan sudah begitu pesat, serta sudah
menjadi sebuah hal yang sangat di utamakan di bandingkan dengan kebutuhan lainnya.
Melihat kondisi yang demikian sudah seharusnya bukan hanya tenaga kesehatan saja
yang menjadi penanggung jawab kesehatan, tetapi kesehatan merupakan tanggung jawab
semua masyarakat. Ini berarti keluarga merupakan kelompok yang secara langsung
berhadapan dengan anggota keluarga selama 24 jam penuh. ( Mubarak, Wahid Iqbal, dkk
2007)
Peran keluarga adalah mampu mengenal masalah kesehatan mampu membuat
keputusan, mampu membuat tindakan, mampu melakukan perawatan pada anggota
keluaga yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan rumah, dan mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada. ( Mubarak, Wahid Iqbal, dkk 2007)
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang
tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan World Health Organization (WHO, 2015.
Menurut undang-undang No. 18 tahun 2014 pengertian kesehatan jiwa adalah kondisi
dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan
sosialsehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,
dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontibusi untuk komunitasnya
(Kemenkumham, 2014).
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak tidak boleh, di abaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat
dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang
tua atu pengambil keputusan dalam kelurga. (Suprajitno, 2004)

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud kesehatan dalam keluarga ?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kesehatan keluarga
3. Bagaimana interaksi keluarga dalam rentang sehat sakit ?
4. keluarga sebagai unit pelayanan yang dirawat ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kesehatan keluarga.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga.
3. Memahami interaksi keluarga dalam rentang sehat sakit.
4. Memahami keluarga sebagai unit pelayanan yang dirawat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan dalam Kesehatan


Kesehatan dalam keluarga adalah pengetahuan tentang keadaan sehat fisik,
jasmani dan sosial dari individu-individu yang terdapat dalam satu keluarga. Antara
individu yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam lingkaran siklus keluarga
untuk mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal.
Keluarga yang sehat adalah salah satu kekayaan yang tak terhingga. Tapi tak
sedikit dari kita yang masih mencari formulasi yang tepat untuk mengajak seluruh
anggota keluarga memiliki kebiasaan hidup sehat.

B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga


1. Faktor Fisik
Ross, Mirowsaky, dan Goldstein tahun 1990 memberikan gambaran bahwa ada
hubungan positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik. Contoh dari hubungan
tersebut antara lain : seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa
bulan kemudian setelah menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa alasan
dikemukakan bahwa dengan menikah suami ada yang memperhatikan dan pola
makan lebih teratur begitu sebaliknya dengan istri (Setiawati, 2013).
2. Faktor Psikis
Terbentuknya keluarga bakal menimbulkan akibat psikologis yang besar,
perasaan nyaman sebab saling memperhatikan, saling menyerahkan penguatan atau
dukungan. Suami bakal merasa tentram dan terarah sesudah beristri, begitupun
kebalikannya (Setiawati, 2008).
Berdasarkan penelitian ternyata tingkat kecemaasan istri lebih tinggi dibanding
dengan suami, urusan ini dimungkinkan sebab bertambahnya beban yang dirasakan
istri sesudah bersuami.
3. Faktor Sosial
Status sosial memiliki akibat yang signifikan terhadap faedah kesehatan suatu
keluarga.  Dalam suatu keluarga terdapat kecenderungan semakin tinggi tingkat
penghasilan yang diterima semakin baik taraf kehidupannya.  Tingginya penghasilan
yang diterima akan dominan  pada pemahaman mengenai pentingnya kesehatan,

2
jenis pelayanan kesehatan yang dipilih, dan bagaimana berespon terhadap masalah
kesehatan yang ditemukan dalam family.
Status sosial ekonomi yang rendah memaksa keluarga guna memarginalkan
faedah kesehatan keluarganya, dengan dalil keluarganya bakal mendahulukan
keperluan dasarnya. (Setiawati, 2008).
4. Faktor budaya
Faktor budaya terdiri dari :

a. Keyakinan dan praktek kesehatan


b. Nilai-nilai keluarga
c. Peran dan pola komunikasi keluarga
d. Koping keluarga
(Setiawati, 2008 )

C. Interaksi Keluarga dalam Rentang Sehat Sakit


Status sehat/sakit pada anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Keluarga cenderung menjadi reaktor terhadap masalah kesehatan
dan menjadi faktor dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarga.
Menurut Suchulan tahun 1965 dan Doberty & Canphell tahun 1988 yang
disederhanakan oleh Marilyn M. Friedman, (Ali, Z. 2010)
Ada 6 tahap interaksi antara sehat/sakit dan keluarga :

1. Tahap pencegahan sakit dan penurunan resiko


Keluarga dapat memainkan peran vital dalam upaya peningkatan kesehatan dan
penurunan resiko, misalnya mengubah gaya hidup dari kurang sehat ke arah lebih
sehat (berhenti merokok, latihan yang teratur, mengatur pola makan yang sehat),
perawatan pra dan pasca-partum, iunisasi, dan lain-lain.
2. Tahap gejala penyakit yang dialami oleh keluarga
Setelah gejala diketahui, diinterpretasikan keparahannya, penyebabnya, dan
urgensinya, beberapa masalah dapat ditentukan. Dalam berbagai studi Litman tahun
1974 menyimpulkan bahwa keputusan tentang kesehatan keluarga dan tindakan
penanggulanangannya banyak ditentukan oleh ibu, yaitu 67%, sedangkan ayah hanya
15,7%. Tidak sedikit masalah kesehatan yang ditemukan pada keluarga yang
kacau/tertekan. (Ali, Z. 2010)
3. Tahap mencari perawatan
Apabila keluarga telah menyatakan anggota keluarganya sakit dan membutuhkan
pertolongan, setiap orang mulai mencari informasi tentang penyembuhan, kesehatan,
dan validasi profesional lainnya. Setelah informasi terkumpul keluarga melakukan
perundingan untuk mencari penyembuhan/perawatan di klinik, rumah sakit, di rumah,
dan lain-lain. (Ali, Z. 2010)
4. Tahap kontak keluarga dengan institusi kesehatan
Setelah ada keputusan untuk mencari perawatan, dilakukan kontak dengan
institusi kesehatan baik profesional atau nonprofesional sesuai dengan tingkat
kemampuan, misalnya kontak langsung dengan peskesmas, rumah sakit, praktik
dokter swasta, paranormal/dukun, dan lain-lain. (Ali, Zaidin. 2010)
5. Tahap respons sakit terhadap keluarga dan pasien
Setelah pasien menerima perawatan kesehatan dari praktisi, sudah tentu ia
menyerahkan beberapa hak istimewanya dan keputusannya kepada orang lain dan
menerima peran baru sebagai pasien ia harus mengikuti aturan atau nasehat dari
tenaga profesional yang merawatnya dengan harapan agar cepat sembuh. Oleh karena
itu terjadi respons dari pihak keluarga dan pasien terhadap perubahan tersebut. (Ali,
Zaidin. 2010)
6. Tahap adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan
Adanya suatu penyakit yang serius dan kronis pada diri seorang anggota keluarga
biasanya memiliki pengaruh yang mendalam pada sistem keluarga, khususnya pada
sektor perannya dan pelaksana fungsi keluarga. Untuk mengatsi hal tersebut, pasien/
keluarga harus mengadakan penyesuaian atau adaptasi. Besarnya daya adaptasi yang
diperlukan dipengaruhi oleh keseriusan penyakitnya dan sentralitas pasien dalam unit
keluarga. Apabila keadaan serius (sangat tidak mampu/semakin buruk) atau pasien
tersebut orang penting dalam keluarga, pengaruh kondisinya pada keluarga semakin
besar. (Ali Zaidin, 2010)

4
D. Keluarga Sebagai Unit Pelayanan yang Dirawat
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan :

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lambaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, mengambil
atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya.
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga memang saling berkaitan, apabila salah
satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan  berpengaruh
terhadap anggota keluarga lainnya.
4. Dalam memelihara kesehatan setiap anggota keluarga sebagai individu (pasien),
keluarga tetap berperan sebagai pengambilan keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagi upaya
kesehatan masyarakat.
Dalam melihat keluarga sebagai pasien ada beberapa karakteristik yang perlu
diperhatikan oleh bidan, diantara, diantaranya adalah :

1. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan
para anggotanya.
2. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagai segi :
a. Pola komunikasi.
b. Pengambilan keputusan.
c. Sikap dan nalai-nilai dalam keluarga.
d. Kebudayaan.
e. Gaya hidup.
3. Keluarga daerah perkotaan akan sangat berbeda dengan keluarga daerah pedesaan.
4. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga. (Rust B Freeman, 1981)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan dalam keluarga itu adalah pengetahuan tentang keadaan sehat fisik,
jasmani dan sosial dari individu-individu yang terdapat dalam satu keluarga. Adapun
faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan keluarga, yaitu fakor fisik, psikis, sosial, dan
budaya.
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan, yaitu keluarga merupakan lembaga
masyarakat, keluarga dapat menimbulkan dan mencegah masalah kesehatan dalam
kelompoknya, masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, keluarga berperan
sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggotanya, keluarga
merupakan peantara untuk berbagi upaya kesehatan masyarakat.

B. Saran
Semoga makalah ini memberikan informasi terkait kesehatan dalam keluarga.
Dan diharapkan kepada pembaca agar mengambil referensi lain sebagai bahan
perbandingan. Saran dan kritikannya sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta.

Freeman, R. B. 1981. Community Health Nursing Practice. Philadelphia: W.B.Saunders

Friedman, M.M. 1998. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek. EGC: Jakarta.

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mangajar dalam Pendidikan. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:


Jakarta

Setiawati, S. 2008. Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. TransInfo


Media: Jakarta

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai