Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok selama
melaksanakan praktik kebidanan komunitas di Desa Rejeni Kecamatan Krembung
kabupaten Sidoarjo tanggal 24 Februari 2020.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Tridiana Libriawaty, selaku Kepala Puskesmas Krembung yang telah
memberikan kesempatan menyusun laporan kelompok ini.
2. Astuti Setiyani, SST., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan yang telah
memberikan kesempatan menyusun laporan kelompok ini.
3. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes, selaku Ketua Prodi D4 Kebidanan
Sutomo yang telah memberikan kesempatan menyusun laporan kelompok
ini.
4. Tatarini Ika Pipitcahyani, SST., M.Kes, selaku Pembimbing Kebidanan
Komunitas yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan
kelompok ini.
5. Yuni Ginarsih, SST., M.Kes, selaku Pembimbing Kebidanan Komunitas
yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan kelompok
ini.
6. Kasiani, Amd.Keb, selaku Pembimbing Puskesmas yang telah memberikan
bimbingan dalam menyelesaikan laporan kelompok ini.
7. Afandi Ahmad, selaku Kepala Desa Rejeni Kecamatan Krembung yang telah
mengizinkan untuk melaksanakan Praktik Kebidanan Komunitas di wilayah
Desa Rejeni Kecamatan Krembung Sidoarjo.
8. Bapak dan Ibu Ketua RT 1-20 RW 1-10 Desa Rejeni yang telah mengizinkan
untuk melaksanakan Praktik Kebidanan Komunitas di wilayah Desa Rejeni
Kecamatan Krembung Sidoarjo.
9. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan laporan
ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala hal
baik yang telah diberikan dan harapan penulis laporan kelompok ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Halaman :
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah3
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 4
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan 36
4.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
54%
53%
52%
51%
50%
49%
53%
48%
47%
46%
47%
45%
44%
Laki-Laki Perempuan
37 %.
Tanggal :
Oleh :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
PembimbingPendidikan, PembimbingKlinik,
Mengetahui,
III.MATERI
1. Pengertian Teknik Menyusui
2. Manfaat Teknik Menyusui Yang Benar
3. Cara menyusui yang benar
4. Cara Pengamatan Teknik Menyusui Yang Benar
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. KEGIATAN
Kegiatan Waktu
No Tahapan
Penyuluh Peserta/Sasaran (mnt)
1. Memberikan Salam - Menjawab Salam 5menit
2. Perkenalan - Menyimak
1. Pembukaan
3. MenyampaikanTujuan
VI. MEDIA
1. Lembar balik
2. Leaflet
VII. SUMBER/PUSTAKA
Elisabeth, WalyaniSiwi, et
al.2017.AsuhanKebidananMasaNifasdanMenyusui.
Yogyakarta:PustakaBaru Press.h. 29-30.
VIII. EVALUASI
Bentuk Test : Subyektif
Jenis : Lisan
Item Soal :
1. Bagaimana cara menyusui yang benar ?
2. Bagaimana cara memasukan puting susu ibu ke mulut bayi ?
3. Bagaimana Teknik melepaskan hisapan bayi ?
4. Bagaimana Cara menyendawahkan bayi setelah minum
ASI ?
IX. PengorganisasianKegiatan
Pembimbing Pendidikan :1.
2.
PembimbingKlinik :
Moderator, Fasilitator, Observer :
Pemateri :
Disusun Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Tempat Praktik : Bd. Kasiani (Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo)
Tanggal Praktik : 24 Februari 2020 - 20 Maret 2020
Tatarini Ika Pipitcahyani, SST, M.Kes.Yuni Ginarsih, SST., M.Kes. Kasiani, Amd.
Keb.
NIP. 1980012052006042002 NIP.
Mengetahui,
Ketua Prodi DIV Kebidanan Sutomo Surabaya
Dosen Tabulasi,
___________________________
___________________________
NIP. NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mendapatkan
pengetahuan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA Test.
III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah Ibu PKK di RT 12 RW 05 Desa
Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo
IV. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari beberapa
sub pokok, diantaranya:
1. Pengertian IVA Test
2. Tujuan IVA Test
3. Keuntungan IVA Test
1) Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah. Pertama acara
dibuka oleh moderator dari perwakilan kelompok mahasiswa Kebidanan Sutomo.
Setelah dilakukan pembukaan penyuluhan,pemateri memberi penjelasan tentang
Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA Test sedangkan anggota yang lain
bertugas sebagaifasilitator,dan observer. Setelah materi selesai disampaikan,
diadakan forum diskusi atau tanya jawab.
2) Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
1. Leaflet
3) Pengorganisasian Kegiatan
Pembimbing Pendidikan :1. Yuni Ginarsih, M.Keb.
2. Tatarini Ika Pipit
Pembimbing Klinik :Kasiani
Moderator : Anin Pratiwi
Pemateri : Alvita Faiza Ursula
Fasilitator : Khusnul Maghfiroh, Faridah Maghfiroh,
Musrifatin Hasanah
Observer : Dita Yeni R., Wulan Apriliya
Notulen : Jamila Alfiyah
4) Job Description
No Pengorganisasian Uraian
1. Moderator a) Membuka acara penyuluhan,
memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
b) Menyebutkan kontrak waktu penyuluhan.
c) Memotivasi peserta untuk bertanya
d) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi
e) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh a) Menjelaskan materi penyuluhan dengan
jelas dan bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta
b) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan
memperhatikan proses penyuluhan
c) Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator a) Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang
bertanya kepadanya.
b) Memotivasi peserta untuk bertanya materi
yang belum jelas
c) Membagikan leaflet kepada peserta.
4. Observer a) Mencatat nama dan jumlah peserta, serta
menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan
jalannya proses penyuluhan. Mencatat
pertanyaan yang diajukan peserta
b) Mengamati perilaku verbal dan non verbal
peserta selama proses penyuluhan.
c) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan
rencana penyuluhan
5) Pelaksanaan
Respon Peserta
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Pelaksana
Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam Moderator
1. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
5. Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan.
6. Menggali pengetahuan
peserta
2. 15 Menit Pelaksanaanpenyampaian 1. Mendengarkan Penyuluh
materi tentang: 2. Memperhatikan
1) Pengertian IVA Test penjelasan
2) Tujuan IVA Test pemateri
3) Keuntungan IVA Test 3. Mencermati materi
Syarat IVA Test
4) Klasifikasi IVA Test
6) Evaluasi
1. Struktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
c) Kesiapan media: Leaflet
d) Peserta hadir di tempat penyuluhan minimal 10 orang
e) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
f) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhandilakukan pada hari
sebelumnya
2. Proses
a) Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan
d) Peserta mampu mereview materi yang telah diberikan
e) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
f) Suasana penyuluhan tertib dan tenang
g) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Hasil
a) Peserta yang datang 10 orang atau lebih
b) Acara dimulai tepat waktu
c) Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang disepakati
d) Peserta memahami materi yang disampaikan oleh penyaji
e) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
dengan benar yang diajukan penyaji.
f) Peserta mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan.
Materi Penyuluhan
KEHAMILAN RISIKO TINGGI
A. DEFINISI
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor risiko
yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa
ibu dan janin. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap
ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan
nifas normal.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang.Sementara kecacatan kelahiran
bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan
secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
B. FAKTOR RISIKO
Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian
terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-
ciri yang menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau
kematian (keadaan atau ciri tersebut disebut faktor risiko).Faktor risiko bisa
memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya risiko.
Secara umum, kelompok ibu hamil yang tergolong resiko tinggi antara
lain:
1. Umur di bawah 20 tahun, karena rahim dan panggul ibu belum berkembang.
2. Umur diatas 35 tahun, karena kesehatan dan keadaan rahim sudah tidak sebaik
umur sebelumnya
3. Pernah mengalami kesulitan dan kehamilan dalam persalinan sebelumnya
4. Jumlah anak lebih dari 4 orang, karena makin banyak anak, rahim ibu makin
lemah
5. Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun,
karena pada keadaan tersebut rahim dan kesehatan ibu belum pulih kembali
dengan baik
6. Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang lebih dari 10 tahun
(terlalu lama)
7. Tinggi badan kurang dari 145 cm, karena ibu mungkin mempunyai panggul
sempit, sehingga sulit melahirkan
8. Kebiasaan ibu (merokok,alkohol, dan obat-obatan)
Merokok berbahaya bagi ibu dan janin yang dikandungnya, tetapi hanya
sekitar 20% wanita yang berhenti merokok selama hamil.Efek yang paling sering
terjadi akibat merokok selama hamil adalah berat badan bayi yang rendah. Selain
itu, wanita hamil yang merokok juga lebih rentan mengalami:
1) komplikasi plasenta
2) ketubah pecah sebelum waktunya
3) persalinan premature
4) infeksi rahim.
Seorang wanita hamil yang tidak merokok sebaiknya menghindari asap
rokok dari orang lain karena bisa memberikan efek yang sama terhadap janinnya.
Cacat bawaan pada jantung, otak dan wajah lebih sering ditemukan pada bayi
yang ibunya merokok.
Merokok selama hamil juga bisa menyebabkan meningkatnya resiko
terjadinya sindroma kematian bayi mendadak. Selain itu, anak-anak yang
dilahirkan oleh ibu perokok bisa mengalami kekurangan yang sifatnya ringan
dalam hal pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual dan perilaku.Efek ini
diduga disebabkan oleh karbon monoksida (yang menyebabkan berkurangnya
pasokan oksigen ke jaringan tubuh) dan nikotin (yang merangsang pelepasan
hormon yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah yang menuju ke
plasenta dan rahim).
Mengkonsumsi alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.
Sindroma alkohol pada janin merupakan salah satu akibat utama dari pemakaian
alkohol selama hamil. Sindroma ini ditandai dengan:
1) keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir
2) kelainan wajah
3) mikrosefalus (ukuran kepala lebih kecil), yang kemungkinan disebabkan
oleh pertumbuhan otak yang dibawah normal
4) kelainan perkembangan perilaku.
Sindroma alkohol pada janin seringkali menyebabkan keterbelakangan
mental.Selain itu, alkohol juga bisa menyebabkan keguguran dan gangguan
perilaku yang berat pada bayi maupun anak yang sedang tumbuh (misalnya
perilaku antisosial dan kurang memperhatikan).
Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi
alkohol adalah 2 kali lipat, terutama jika wanita tersebut adalah peminum
berat.Berat badan bayi yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2
kg.Suatu pemeriksaan laboratorium yang sensitif dan tidak memerlukan biaya
besar, yaitu kromatografi, bisa digunakan untuk mengetahui pemakaian heroin,
morfin, amfetamin, barbiturat, kodein, kokain, marijuana, metadon atau fenotiazin
pada wanita hamil.
Wanita yang menggunakan obat suntik memiliki resiko tinggi terhadap:
1) Anemia
2) Bakteremia
3) Endokarditis
4) Abses kulit
5) Hepatitis
6) Flebitis
7) Pneumonia
8) Tetanus
9) Penyakit menular seksual (termasuk AIDS).
Sekitar 75% bayi yang menderita AIDS, ibunya adalah pemakai obat
suntik atau pramuria.Bayi-bayi tersebut juga memiliki resiko menderita penyakit
menular seksual lainnya, hepatitis dan infeksi.Pertumbuhan mereka di dalam
rahim kemungkinan mengalami kemunduran dan mereka bisa lahir
prematur.Kokain merangsang sistem saraf pusat, bertindak sebagai obat bius lokal
dan menyebabkan pengkerutan pembuluh darah.Pembuluh darah yang mengkerut
bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah sehingga kadang janin tidak
mendapatkan oksigen yang cukup.Berkurangnya aliran darah dan oksigen bisa
menyebabkan gangguan pertumbuhan berbagai organ dan biasanya menyebabkan
cacat kerangka serta penyempitan sebagian usus.
Pemeriksaan air kemih untuk mengatahui adanya kokain biasanya dilakukan jika:
1) seorang wanita hamil tiba-tiba menderita tekanan darah tinggi yang berat
2) terjadi perdarahan akibat pelepasan plasenta sebelum waktunya
3) terjadi kematian dalam kandungan yang sebabnya tidak diketahui.
31% dari wanita pemakai kokain mengalami persalinan prematur, 19%
melahirkan bayi yang pertumbuhannya terhambat dan 15% mengalami
pelepasan plasenta sebelum waktunya.
Jika pemakaian kokain dihentikan setelah trimester pertama, maka resiko
persalinan prematur dan pelepasan plasenta sebelum waktunya tetap meningkat,
tetapi pertumbuhan janinnya normal.
b. Keadaan kesehatan
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan
atau keadaan lain. Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan
ancaman serius terhadap ibu dan bayinya dan harus segera diobati.Jika seorang
wanita hamil pernah menderita infeksi kandung kemih, maka dilakukan
pemeriksaan air kemih pada awal kehamilan.Jika ditemukan bakteri, segera
diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi ginjal yang bisa menyebabkan
persalinan prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya.Infeksi vagina oleh
bakteri selama hamil juga bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban
pecah sebelum waktunya.Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, diberikan
antibiotik.
Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4° Celsius)
pada trimester pertama menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya
keguguran dan kelainan sistem saraf pada bayi. Demam pada trimester terakhir
menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya persalinan prematur.
1). Inkompatibilitas Rh
Ibu dan janin yang dikandungnya bisa memiliki jenis darah yang tidak
sesuai.Yang paling sering terjadi adalah inkompatibilitas Rh, yang bisa
menyebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir.Penyakit hemolitik bisa
terjadi jika ibu memiliki Rh-negatif, ayah memiliki Rh-positif, janin memiliki Rh-
positif dan tubuh ibu membuat antibodi untuk melawan darah janin.Jika seorang
ibu hamil memiliki Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap
janin setiap 2 bulan.
Resiko pembentukan antibodi ini meningkat pada keadaan berikut:
a. Setelah terjadinya perdarahan dimana darah ibu dan darah janin bercampur
b. Setelah pemeriksaan amniosentesis
c. Dalam waktu 72 jam setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif.
Pada saat ini dan pada kehamilan 28 minggu, diberikan imunoglobulin Rh-
nol-D kepada ibu, yang akan menghancurkan antibodi Rh.
2) Perdarahan
Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah:
a) Kelainan letak plasenta
b) Pelepasan plasenta sebelum waktunya
c) Penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya infeksi).
Perdarahan pada trimester ketiga memiliki resiko terjadinya kematian bayi,
perdarahan hebat dan kematianibu pada saat persalinan.Untuk menentukan
penyebab terjadinya perdarahan bisa dilakukan pemeriksaan USG, pengamatan
leher rahim dan Pap smear.
3) Kelainan pada cairan ketuban
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan
menekan diafragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang
berat pada ibu atau terjadinya persalinan prematur. Air ketuban yang terlalu
banyak cenderung terjadi pada:
a) ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol
b) kehamilan ganda
c) inkompatibilitas Rh
d) bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau
kelainan sistem saraf).
5) Kehamilan ganda
Kehamilan lebih dari 1 janin juga bisa menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya cacat bawaan dan kelainan pada saat persalinan.
6) Kehamilan lewat waktu
Pada kehamilan yang terus berlanjut sampai lebih dari 42 minggu,
kemungkinan terjadinya kematian bayi adalah 3 kali lebih besar.
PENCEGAHAN
1. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya
ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, dan
kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum
konsepsi terjadi.
2. Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan
penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan
bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan
masalah kemudian.
3. Sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC (Antenatal
Care) atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk
memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya. Dengan memeriksakan kehamilan
sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit
4 kali selama masa kehamilan.
4. Mendapatkan imunisasi TT 2X.
5. Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif.
6. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
7. Hindari rokok, alkohol, dll
1. Usia hamil tidak kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Rencanakan jumlah anak 2 orang saja.
3. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu jauh.
4. Memeriksa kehamilan secara teratur kepada tenaga kesehatan.
5. Menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
6. Melahirkan denan pertolongan tenaga kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Resiko
Tinggi. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan
Dasar Indonesia (Riskesdas).
http://digilib.unimus.ac.id/ babii.pdf (Diakses pada tanggal 22 Oktober 2017; 20.51
WIB).
Pertanyaan Audience
N PERTANYAAN JAWABAN
O
1. Ny. S Kanker serviks itu sendiri tidak
Apakah kanker serviks dapat menular = tidak bisa disebarkan dari
menular ? pasien ke orang lain.
Namun, HPV (Human Papiloma Virus)
penyebab kanker serviks, menular dan
bisa menyebar melalui hubungan
seksual.
2. Ny. K Cara mencegahnya bisa dengan
Bagaimana cara melakukan menghindari faktor resiko seperti
pencegahan kanker serviks ? dengan tidak merokok, melakukan seks
aman (menggunakan kondom, tidak
berganti-ganti pasangan), melakukan
hubungan seksual terlalu muda
(<16tahun). Selain itu bisa dengan
melakukan vaksin HPV untuk
mencegah terinfeksi virus penyebab
kanker serviks. Dan melakukan
pemeriksaan IVA Test ataupun Pap
Smear secara rutin.
3. Apa bedanya IVA Test dengan IVA Test adalah pemeriksaan dengan
Pap Smear? Apakah rasanya cara melihat langsung (dengan mata
sakit? telanjang) leher rahim setelah memulas
leher rahim dengan larutan asam asetat
3-5%, membutuhkan waktu hanya 1-2
menit untuk dapat melihat perubahan
pada jaringan epitel.Sedangkan Pap
Smear adalah metode pemeriksaan sel-
sel yang diambil dari leher rahim dan
kemudian diperiksa dibawah
mikroskop oleh ahli patologi anatomi.
Membutuhkan waktu untuk menunggu
hasil laboratorium. Jadi perbedaannya
terdapat pada metodenya. Namun
keduanya sama-sama murah dan efektif
untuk mendeteksi kanker serviks. Dan
rasanya tidak sakit apabila ibu dalam
posisi rileks saat akan dilakukan IVA
Test atau Pap Smear.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Disusun Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan yang disusun oleh mahasiswa semester VIII
prodi DIV Kebidanan Sutomo Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya
tahun akademik 2019-2020 disusun berdasarkan keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik : Bd. Kasiani (Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo)
Tanggal Praktik : 24 Februari 2020 - 20 Maret 2020
Tatarini Ika Pipitcahyani, SST, M.Kes.Yuni Ginarsih, SST., M.Kes. Kasiani, Amd.
Keb.
NIP. 1980012052006042002 NIP.
Mengetahui,
Ketua Prodi DIV Kebidanan Sutomo Surabaya
Dosen Tabulasi,
___________________________
___________________________
NIP. NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil
Sasaran : Ibu Hamil Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo
Hari/tanggal : Sabtu, 14 Maret 2020
Tempat : Balai Desa Rejeni
Waktu : 30 menit
Pelaksana : Mahasiswa Kebidanan Sutomo Surabaya
V. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mendapatkan
pengetahuan Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil.
VII.Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah Ibu Hamil Desa Rejeni, Kec.
Krembung, Kab. Sidoarjo
VIII. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari beberapa
sub pokok, diantaranya:
6. Pengertian Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil
7. Tanda-tanda Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil
8. Faktor Resiko Sebelum dan Saat Kehamilan
9. Bahaya Kehamilan Resiko Tinggi
10. Cara Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi
7) Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah. Pertama acara
dibuka oleh moderator dari perwakilan kelompok mahasiswa Kebidanan Sutomo.
Setelah dilakukan pembukaan penyuluhan,pemateri memberi penjelasan tentang
Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil, sedangkan anggota yang lain bertugas
sebagaifasilitator,dan observer. Setelah materi selesai disampaikan, diadakan
forum diskusi atau tanya jawab.
8) Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
2. Leaflet
9) Pengorganisasian Kegiatan
Pembimbing Pendidikan :1. Yuni Ginarsih, M.Keb.
2. Tatarini Ika Pipitcahyani, SST., M.Kes
Pembimbing Klinik :Kasiani
Moderator : Dita Yeni R.
Pemateri :Wulan Aprilia, Musrifatin Hasanah
Fasilitator : Khusnul Maghfiroh, Farida Maghfiroh
Observer : Anin Pratiwi, Alvita Faiza
Notulen : Jamilah Alfia
11) Pelaksanaan
Respon Peserta
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Pelaksana
Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan: 4. Menjawab salam Moderator
7. Mengucapkan salam 5. Mendengarkan
8. Memperkenalkan diri 6. Memperhatikan
9. Kontrak waktu
10. Menjelaskan
tujuan dari
penyuluhan
11. Menyebutkan
materi penyuluhan
yang akan diberikan.
12. Menggali
pengetahuan peserta
2. 15 Menit Pelaksanaanpenyampaian 4. Mendengarkan Penyuluh
materi tentang: 5. Memperhatikan
5) Pengertian IVA Test penjelasan
6) Tujuan IVA Test pemateri
7) Keuntungan IVA Test 6. Mencermati materi
Syarat IVA Test
8) Klasifikasi IVA Test
12) Evaluasi
5. Struktur
g) Kesiapan materi
h) Kesiapan SAP
i) Kesiapan media: Leaflet
j) Peserta hadir di tempat penyuluhan minimal 10 orang
k) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
l) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhandilakukan pada hari
sebelumnya
6. Proses
h) Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
i) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
j) Peserta mengajukan pertanyaan
k) Peserta mampu mereview materi yang telah diberikan
l) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
m)Suasana penyuluhan tertib dan tenang
n) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
7. Hasil
g) Peserta yang datang 10 orang atau lebih
h) Acara dimulai tepat waktu
i) Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang disepakati
j) Peserta memahami materi yang disampaikan oleh penyaji
k) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
dengan benar yang diajukan penyaji.
l) Peserta mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan.
Materi Penyuluhan
A. DEFINISI
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor risiko
yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa
ibu dan janin. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap
ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan
nifas normal.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang.Sementara kecacatan kelahiran
bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan
secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
B. FAKTOR RISIKO
Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian
terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-
ciri yang menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau
kematian (keadaan atau ciri tersebut disebut faktor risiko).Faktor risiko bisa
memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya risiko.
Secara umum, kelompok ibu hamil yang tergolong resiko tinggi antara
lain:
1. Umur di bawah 20 tahun, karena rahim dan panggul ibu belum berkembang.
2. Umur diatas 35 tahun, karena kesehatan dan keadaan rahim sudah tidak sebaik
umur sebelumnya
3. Pernah mengalami kesulitan dan kehamilan dalam persalinan sebelumnya
4. Jumlah anak lebih dari 4 orang, karena makin banyak anak, rahim ibu makin
lemah
5. Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun,
karena pada keadaan tersebut rahim dan kesehatan ibu belum pulih kembali
dengan baik
6. Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang lebih dari 10 tahun
(terlalu lama)
7. Tinggi badan kurang dari 145 cm, karena ibu mungkin mempunyai panggul
sempit, sehingga sulit melahirkan
8. Kebiasaan ibu (merokok,alkohol, dan obat-obatan)
1). Inkompatibilitas Rh
Ibu dan janin yang dikandungnya bisa memiliki jenis darah yang tidak
sesuai.Yang paling sering terjadi adalah inkompatibilitas Rh, yang bisa
menyebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir.Penyakit hemolitik bisa
terjadi jika ibu memiliki Rh-negatif, ayah memiliki Rh-positif, janin memiliki Rh-
positif dan tubuh ibu membuat antibodi untuk melawan darah janin.Jika seorang
ibu hamil memiliki Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap
janin setiap 2 bulan.
Resiko pembentukan antibodi ini meningkat pada keadaan berikut:
d. Setelah terjadinya perdarahan dimana darah ibu dan darah janin bercampur
e. Setelah pemeriksaan amniosentesis
f. Dalam waktu 72 jam setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif.
Pada saat ini dan pada kehamilan 28 minggu, diberikan imunoglobulin Rh-
nol-D kepada ibu, yang akan menghancurkan antibodi Rh.
2) Perdarahan
Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah:
a) Kelainan letak plasenta
b) Pelepasan plasenta sebelum waktunya
c) Penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya infeksi).
Perdarahan pada trimester ketiga memiliki resiko terjadinya kematian bayi,
perdarahan hebat dan kematianibu pada saat persalinan.Untuk menentukan
penyebab terjadinya perdarahan bisa dilakukan pemeriksaan USG, pengamatan
leher rahim dan Pap smear.
3) Kelainan pada cairan ketuban
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan
menekan diafragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang
berat pada ibu atau terjadinya persalinan prematur. Air ketuban yang terlalu
banyak cenderung terjadi pada:
a) ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol
b) kehamilan ganda
c) inkompatibilitas Rh
d) bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau
kelainan sistem saraf).
4) Persalinan prematur
Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut:
a) ibu memiliki kelainan struktur pada rahim atau leher rahim
b) perdarahan
c) stress fisik atau mental
d) kehamilan ganda
e) ibu pernah menjalani pembedahan rahim.
5) Kehamilan ganda
Kehamilan lebih dari 1 janin juga bisa menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya cacat bawaan dan kelainan pada saat persalinan.
6) Kehamilan lewat waktu
Pada kehamilan yang terus berlanjut sampai lebih dari 42 minggu,
kemungkinan terjadinya kematian bayi adalah 3 kali lebih besar.
PENCEGAHAN
1. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya
ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya,
dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak
sebelum konsepsi terjadi.
2. Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan
penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan
bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi
mendapatkan masalah kemudian.
3. Sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC (Antenatal
Care) atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk
memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya. Dengan memeriksakan
kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah
Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
4. Mendapatkan imunisasi TT 2X.
5. Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif.
6. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
7. Hindari rokok, alkohol, dll
7. Usia hamil tidak kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
8. Rencanakan jumlah anak 2 orang saja.
9. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu jauh.
10. Memeriksa kehamilan secara teratur kepada tenaga kesehatan.
11. Menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
12. Melahirkan denan pertolongan tenaga kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Resiko
Tinggi. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan
Dasar Indonesia (Riskesdas).
http://digilib.unimus.ac.id/ babii.pdf (Diakses pada tanggal 22 Oktober 2017;
20.51 WIB).
Pertanyaan Audience
Disusun Oleh :
1. Khusnul Maghfiroh
2. Alvita Faiza Ursula
3. Musrifatin Hasanah
4. Anin Pratiwi
5. Farida Maghfiroh
6. Jamila Alfia Rizki
7. Wulan Aprilia
8. Dita Yeni Rahmawati
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
SatuanAcaraPenyuluhanyang disusun oleh mahasiswa semester VIII prodi
DIV Kebidanan Sutomo Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun
akademik 2019-2020 disusun berdasarkan keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik : Bd. Kasiani (Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo)
Tanggal Praktik : 23 Februari 2020 - 20 Maret 2020
Yuni Ginarsih, M.Keb. Tatarini Ika Pipitcahyani, SST, M.Kes.Kasiani, Amd. Keb.
NIP. 196706011989032002NIP. 1980012052006042002
Mengetahui,
Ketua Prodi DIV Kebidanan Sutomo Surabaya
Dosen Tabulasi,
___________________________
___________________________
NIP. NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
X. Tujuan Khusus
Setelahdilakukanpenyuluhan, peserta penyuluhan diharapkan mampu menjelaskan
tentang :
11) Mengatur makanan bayi usia 0-6 bulan
12) Mengatur makanan bayi usia 6-12 bulan
13) Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun
14) Penyebab, tanda-tanda, dan akibat kurang gizi
15) Cara memasak yang tepat
XI. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah IbuBalita di RT 12 RW 05 Desa
Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo
XII.Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari beberapa
sub pokok, diantaranya:
11. Mengatur makanan bayi usia 0-6 bulan
12. Mengatur makanan bayi usia 6-12 bulan
13. Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun
14. Penyebab, tanda-tanda, dan akibat kurang gizi
15. Cara memasak yang tepat
13) Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah. Pertama acara
dibuka oleh moderator dari perwakilan kelompok mahasiswa Kebidanan Sutomo.
Setelah dilakukan pembukaan penyuluhan,pemateri memberi penjelasan tentang
Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi Dan Balita sedangkan anggota yang lain bertugas
sebagaifasilitator,dan observer. Setelah materi selesai disampaikan, diadakan
forum diskusi atau tanya jawab.
14) Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
3. Leaflet
17) Pelaksanaan
Respon Peserta
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Pelaksana
Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan: 7. Menjawab salam Moderator
13. Mengucapkan 8. Mendengarkan
salam 9. Memperhatikan
14. Memperkenalkan
diri
15. Kontrak waktu
16. Menjelaskan
tujuan dari
penyuluhan
17. Menyebutkan
materi penyuluhan
yang akan diberikan.
18. Menggali
pengetahuan peserta
2. 15 Menit Pelaksanaanpenyampaian 7. Mendengarkan Penyuluh
materi tentang: 8. Memperhatikan
9) Pengertian IVA Test penjelasan
10) Tujuan IVA Test pemateri
11) Keuntungan IVA 9. Mencermati materi
Test Syarat IVA Test
12) Klasifikasi IVA
Test
18) Evaluasi
8. Struktur
m)Kesiapan materi
n) Kesiapan SAP
o) Kesiapan media: Leaflet
p) Peserta hadir di tempat penyuluhan minimal 10 orang
q) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
r) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhandilakukan pada hari
sebelumnya
9. Proses
o) Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
p) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
q) Peserta mengajukan pertanyaan
r) Peserta mampu mereview materi yang telahdiberikan
s) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
t) Suasana penyuluhan tertib dan tenang
u) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
10. Hasil
m)Peserta yang datang 10 orang atau lebih
n) Acara dimulai tepat waktu
o) Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang disepakati
p) Peserta memahami materi yang disampaikan oleh penyaji
q) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
dengan benar yang diajukan penyaji.
r) Peserta mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan.
MateriPenyuluhan
1. Pengertian Gizi
Gizi adalah makanan dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang
berhubungan dengan kesehatan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi organ tubuh serta menghasilkan energi.
2. Pengertian BGM
Balita adalah salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak
awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau
biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan.
Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita dengan berat
badan menurut umur (BB/U) berada di bawah garis merah pada KMS Balita
BGM tidak selalu berarti menderita gizi buruk. Akan tetapi, itu dapat menjadi
indikator awal bahwa balita tersebut mengalami masalah gizi.
4. Makanan Bayi
Makanan yang paling sesuai untuk bayi adalah ASI (Air Susu Ibu), karena
ASI memang untuk bayi dan sangat baik bagi kekebalan tubuh.
Pada usia 6-12 bulan tetap berikan ASI sesuai dengan keinginan anak,
selain itu berikan makanan pendamping ASI seperti bubur nasi ditambah
telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/ sayuran lainnya.
a. Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari makanan
pokok, minyak, dan zat lemak serta gula
b. Berikan sumber protein nabati dan hewani
c. Jangan memaksa anak makan makanan yang tidak disenangi, berikan
makanan lain yang diterima anak
d. Berikan makanan selingan (makanan ringan seperti biskuit), diberikan
antara waktu makan pagi, siang, dan malam
ASI Sekehendak
6-8 Bulan Buah 1x
Bubur Susu 2x
ASI Sekehendak
8-10 Buah 1x
Bulan Bubur Susu 1x
Nasi tim saring 2x
ASI 1x
Buah 3x
10-12 Nasi tim saring 3x
Bulan
ASI 2-3x
Buah 1x
Makanan seperti keluarga 3x
12-24 (dalam porsi kecil)
Bulan
Susu 2-3x
Buah 1x
Makanan seperti keluarga 3x
Makanan ringan 1x
2 Tahun -
5 Tahun
6. Kurang Gizi
Kurang Gizi adalah kekurangan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
sehingga terjadi perubahan tubuh (kurus, lemah, pucat).
a. Badan Kurus
b. Kulit kering kusam
c. Lemas dan Pucat
d. Mata Bengkak
e. Kaki dan Tangan Bengkak
a. Gangguan pertumbuhan
b. Mudah sakit
c. Kurang cerdas
Dalam mengolah makanan harus diperhatikan jenis bahan makanan yang ada,
misalnya sayuran sebelum dipotong, dicuci terlebih dahulu dan dalam merebus
atau mengukus tidak boleh lebih dari 20 menit, sedangkan dalam menggoreng
ikan tidak boleh sampai kering. Agar gizi yang terkandung dalam makanan tidak
hilang.
Catatan :
Pertanyaan Audience
N PERTANYAAN JAWABAN
O
1. Ny. S Kanker serviks itu sendiri tidak
Apakah kanker serviks dapat menular = tidak bisa disebarkan dari
menular ? pasien ke orang lain.
Namun, HPV (Human Papiloma Virus)
penyebab kanker serviks, menular dan
bisa menyebar melalui hubungan
seksual.
2. Ny. K Cara mencegahnya bisa dengan
Bagaimana cara melakukan menghindari faktor resiko seperti
pencegahan kanker serviks ? dengan tidak merokok, melakukan seks
aman (menggunakan kondom, tidak
berganti-ganti pasangan), melakukan
hubungan seksual terlalu muda
(<16tahun). Selain itu bisa dengan
melakukan vaksin HPV untuk
mencegah terinfeksi virus penyebab
kanker serviks. Dan melakukan
pemeriksaan IVA Test ataupun Pap
Smear secara rutin.
3. Apa bedanya IVA Test dengan IVA Test adalah pemeriksaan dengan
Pap Smear? Apakah rasanya cara melihat langsung (dengan mata
sakit? telanjang) leher rahim setelah memulas
leher rahim dengan larutan asam asetat
3-5%, membutuhkan waktu hanya 1-2
menit untuk dapat melihat perubahan
pada jaringan epitel.Sedangkan Pap
Smear adalah metode pemeriksaan sel-
sel yang diambil dari leher rahim dan
kemudian diperiksa dibawah
mikroskop oleh ahli patologi anatomi.
Membutuhkan waktu untuk menunggu
hasil laboratorium. Jadi perbedaannya
terdapat pada metodenya. Namun
keduanya sama-sama murah dan efektif
untuk mendeteksi kanker serviks. Dan
rasanya tidak sakit apabila ibu dalam
posisi rileks saat akan dilakukan IVA
Test atau Pap Smear.