Anda di halaman 1dari 90

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kelompok Praktik Kerja Lapangan dalam rangka Praktik Kebidanan


disusun oleh :

1. Khusnul Maghfiroh 5. Farida Maghfiroh


2. Alvita Faiza Ursula 6. Jamilah Alfia Rizki
3. Musrifatin Hasanah 7. Wulan Aprilia
4. Anin Pratiwi 8. Dita Yeni Rahmawati
Laporan Kelompok Praktik Kerja Lapangan dalam rangka Praktik Kebidanan
Komunitas di Desa Rejeni Kecamatan Krembung, telah disahkan pada Hari Senin
Tanggal, 16 Maret 2020.

Pembimbing Lapangan Kepala Desa

Kasiani, Amd.Keb Afandy Achmad


NIP.
Pembimbing Pendidikan

Tatarini Ika Pipitcahyani, SST., M.Kes Yuni Ginarsih, SST., M.Kes


NIP. 198012052006042002 NIP.
Mengetahui,
Ketua Prodi D4 Kebidanan Sutomo Kepala Puskesmas

Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes dr. Tridiana Libriawaty


NIP. 1967020619990032003 NIP. 196810082002122006
Dosen Tabulasi

Queen Khoirun Nisa’, M.M.Keb


NIP. 198212132008012007
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok selama
melaksanakan praktik kebidanan komunitas di Desa Rejeni Kecamatan Krembung
kabupaten Sidoarjo tanggal 24 Februari 2020.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Tridiana Libriawaty, selaku Kepala Puskesmas Krembung yang telah
memberikan kesempatan menyusun laporan kelompok ini.
2. Astuti Setiyani, SST., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan yang telah
memberikan kesempatan menyusun laporan kelompok ini.
3. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes, selaku Ketua Prodi D4 Kebidanan
Sutomo yang telah memberikan kesempatan menyusun laporan kelompok
ini.
4. Tatarini Ika Pipitcahyani, SST., M.Kes, selaku Pembimbing Kebidanan
Komunitas yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan
kelompok ini.
5. Yuni Ginarsih, SST., M.Kes, selaku Pembimbing Kebidanan Komunitas
yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan kelompok
ini.
6. Kasiani, Amd.Keb, selaku Pembimbing Puskesmas yang telah memberikan
bimbingan dalam menyelesaikan laporan kelompok ini.
7. Afandi Ahmad, selaku Kepala Desa Rejeni Kecamatan Krembung yang telah
mengizinkan untuk melaksanakan Praktik Kebidanan Komunitas di wilayah
Desa Rejeni Kecamatan Krembung Sidoarjo.
8. Bapak dan Ibu Ketua RT 1-20 RW 1-10 Desa Rejeni yang telah mengizinkan
untuk melaksanakan Praktik Kebidanan Komunitas di wilayah Desa Rejeni
Kecamatan Krembung Sidoarjo.
9. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan laporan
ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala hal
baik yang telah diberikan dan harapan penulis laporan kelompok ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

Halaman :

Lembar Pengesahan iii


Kata Pengantar iv
Daftar Isi vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah3
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 4

BAB 2 GAMBARAN WILAYAH UMUM 5


2.1 Data Umum 5
2.1.1 Data Geografi 5
2.1.2 Data Gemografi 6
2.2 Data Khusus 16
2.2.1 Data Rumah Tangga 16
2.2.2 Ibu Hamil 17
2.2.3 Balita 18
2.2.4 Ibu 19
2.3 Permasalahan, prioritas masalah, dan rencana pemecahan masalah 24

BAB 3 MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA DAN PENYULUHAN


3.1 Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa24
3.1.1 Perencanaan 25
3.1.2 Pelaksanaan 26
3.1.3 Evaluasi 26
3.1.4 POA 27
3.2 Kegiatan Penyuluhan 27
3.2.1 Perencanaan 29
3.2.2 Pelaksanaan 30
3.2.3 Evaluasi 31
3.3 Evaluasi Program
3.3.1 Tujuan 32
3.3.2 Waktu 33
3.3.3 Strategi 34
3.3.4 Sarana dan Prasarana 35
3.3.5 Koordinasi 35

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan 36
4.2 Saran 37

DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya merupakan suatu lembaga
Pendidikan Tinggi yang melaksanakan Program Pendidikan Diploma 4
Kebidanan. Program studi D4 Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya
diselenggarakan untuk menghasilkan Ahli Madya Kebidanan yang kompeten dan
unggul dalam memberikan pelayanan di masyarakat.
Untuk mewujudkan bidan yang kompeten di masyarakat maka mahasiswa
semester 8 melakukan praktik kebidanan komunitas sesuai dengan program
kampus. Kegiatan ini dikenal dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan ini
rutin dilakukan pada mahasiswa D4 Kebidanan pada semester 8 yang bertujuan
untuk menentukan prioritas masalah yang ada di masyarakat dan mampu
menentukan intervensi sesuai asuhan kebidanan komunitas.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan oleh mahasiswa semester 8
program studi D4 Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabya tanggal 24
Februari s/d 20 Maret 2020 bertempat di Desa Rejeni Kecamatan Krembung
Kabupaten Sidoarjo. Adapun kegiatan praktik kerja lapangan yaitu : pengkajian
data tentang kesehatan ibu dan balita, merumuskan masalah yang didapat dari
hasil pengkajian, mengklasifikasikan masalah dan mencari solusi masalah
bersama masyarakat.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan pengkajian data yang dilakukan pada PKL
di Desa Rejeni dilakukan pertemuan dengan masyarakat di Balai Desa Rejeni
Kecamatan Krembung untuk menyampaikan hasil pengkajian pada acara yang
disebut Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
BAB 2
GAMBARAN WILAYAH UMUM
DESA REJENI KECAMATAN KREMBUNG

Pengambilan data dilakukan dari tanggal 28 Februari – 4 Maret 2020 oleh


kelompok Desa Rejeni Mahasiswa Prodi D4 Kebidanan Sutomo Surabaya, dengan
hasil pendataan sebagai berikut :
2.1 Data Umum
2.1.1 Data Geografi
1. Letak Geografi
a. Desa : Rejeni
b. Kecamatan : Krembung
c. Kabupaten : Sidoarjo
d. Provinsi : Jawa Timur
2. Batas Wilayah
a. Sebelah Utara : Desa Balonggarut
b. Sebelah Timur : Desa Mojoruntut
c. Sebelah Selatan : Desa Kandangan
d. Sebelah Barat : Desa Ploso
3. Sarana dan Prasarana
a. Pendidikan
1) TK / PAUD :2
2) SD / MI :2
3) SMP / MTS :1
4) SMA / MA :1
b. Keagamaan
1) Masjid :1
2) Musholla : 29
3) Gereja :0
4) Pura :0
5) Wihara :0
c. Kesehatan
1) Rumah Sakit :0
2) Puskesmas :1
3) Pustu :0
4) Poskesdes :1
5) Posyandu Balita :1
6) Posyandu Lansia :1
7) Dokter Praktik Swasta : 1
8) Bidan Praktik Swasta :
9) RB / BKIA :1
10) Pos Obat Desa / POD : 0
11) Batra :0
12) Pos Gizi :0
13) Pos UKK :0
14) Jumlah Kader Kesehatan
- Kader Balita : 5 orang
- Kader Lansia : 3 orang
- Kader Ibu Hamil : 5 orang
- Kader Posbindu : 4 orang

2.1.2 Data Demografi

Jumlah KK responden : 530KK

Jumlah Sasaran : 1747 orang

Jumlah Non Sasaran : 3 orang

Jumlah Sasaran Ibu Hamil :42 orang

Jumlah sasaran balita :75 orang

Jumlah sasaran PUS :309 orang

1. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

54%
53%
52%
51%
50%
49%
53%
48%
47%
46%
47%
45%
44%
Laki-Laki Perempuan

Sumber : Data Primer dan Sekunder Januari 2020

Gambar 2.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Pendudukan Berdasarkan Jenis


Kelamin Di RW 03,04,05,06 Desa Rejeni Kecamatan Krembung
Kabupaten Sidoarjo Maret 2020.

berdasarkan gambar 2.1 dari 1747 jiwa jumlah pendudukan di RW 03 04

05 06 desa rejeni mayoritas berjenis laki-laki (53%)

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur


Gambar 2.2 Piramida Penduduk Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di
RW 03,04,05,06 Desa Rejeni Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo Maret 2020.

Berdasarkan gambar 2.2 dari 1747 jiwa, mayoritas penduduk RW

03 04 05 06 desa rejeni berumur 20-80 tahun.

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Gambar 2.3 Piramida Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di RW 03,04,05,06


Desa Rejeni Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo Maret
2020.
Berdasarkan gambar 2.3 dari 1747 jiwa di RW 03 04 05 06 Desa

Rejeni memiliki tingkat pendidikan tamat SMA/MA dengan presentasi

37 %.

d. Jumlah Penduduk berdasarkan Pekerjaan

Gambar 2.4 Piramida Frekuensi Penduduk Berdasarkan PekerjaanDi RW


03,04,05,06 Desa Rejeni Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo Maret 2020.

Berdasarkan gambar 2.4 dari 1747 jiwa di RW 03 04 05 06 Desa

Rejeni sebagian besar bekerja sebagai pegawai swasta/dagang dengan

jumlah 500 orang.


2.3 Permasalahan, Prioritas Masalah Dan Rencana Pemecahan Masalah
2.3.1 Permasalahan
Dari hasil pengkajian pada data khusus yang telah dilakukan didapatkan
permasalahan sebagai berikut:
1. Pemasangan stiker P4K pada ibu hamil sebanyak 9% yang masih belum
tertempel dan belum terisi lengkap.
2. Sesuai dengan KSPR terdapat ibu hamil dengan resiko tinggi sekitar 22%
dan resiko sangat tinggi 5%
3. Terdapat balita dengan kejadian BGM sebanyak 3% dari jumlah sebanyak
240 balita
4. Belum tercapainya target Asi Eksklusif, terdapat 17% yang menggunakan
PASI
5. Terdapat banyak WUS yang belum melakukan IVA test, ditunjukkan
dengan hasil diagram sebanyak 94% WUS yang belum melakukan IVA
test
2.3.2 Prioritas Masalah
Dari beberapa masalah ini, kelompok memprioritaskan masalah sebagai
berikut:
1. IVA test sebanyak 94% ibu yang belum melakukan IVA test
2. Ibu hamil dengan resiko tinggi sekitar 22% dan resiko sangat tinggi 5%
3. Balita dengan BGM sebanyak 3%
2.3.3 Rencana Pemecahan Masalah
Upaya pemecahan masalah secara individu yang dilakukan oleh mahasiswa,
masing masing sesuai dengan permasalahan yang ditemukan. Adapun alternatif
pemecahan masalah secara garis besar dari kasus yang telah ditemukan sesuai
dengan prioritas adalah sebagai berikut :
Prioritas Masalah Rencana Tindak Lanjut
1. IVA TEST 1. Sosialisasi mengenai penting
nya melakukan IVA test dan
mengadakan progam IVA test
2. BUMIL RESTI 1. Pembinaan kepada kader
mengenai resiko tinggi pada ibu
hamil
2. Mengadakan kelas ibu hamil
3. Sosialisasi tentang komplikasi
yang akan terjadi pada ibu hamil
dengan resiko tinggi
3. BGM 1. Konseling dengan ahli gizi di
puskesmas atau fasilitas
kesehatan lainnya
2. Mengadakan sosialisasi tentang
pentingnya peningkatan status
gizi
3. Pemantauan status gizi balita
dengan melakukan kunjungan
rumah
BAB 3

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA DAN PENYULUHAN

3.1 Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa di Balai Desa Rejeni


Dari hasil pengkajian didapatkan permasalahan yang akhirnya menjadi bahan
yang akan dibahas dalam MMD, rencana persiapan acara tersebut adalah
sebagai berikut:
3.1.1 Perencanaan MMD oleh mahasiswa
1. Tujuan MMD
Adapun tujuan diadakan MMD, yaitu:
1) Menentukan Permasalahan
2) Memprioritaskan Masalah
3) Merencanakan Pemecahan Masalah
2. Hari/tanggal : Kamis, 12 Maret 2020
3. Pukul : 08.30 WIB sampai dengan selesai
4. Tempat : Balai Desa Rejeni, Kecamatan Krembung, Kabupaten
Sidoarjo
5. Rencana Susunan Panitia
Ketua : 1). Afandy Ahmad (Kepala Desa)
2). Alvita Faiza U. (Mahasiswa)
Sekretaris : 1). Jamilah Alfiah (Mahasiswa)
2). Musrifatin Hasana (Mahasiswa)
Bendahara : 1). Farida Maghfiroh (Mahasiswa)
2). Anin Pratiwi (Mahasiswa)
Sie Dokumentasi : Khusnul Maghfiroh (Mahasiswa)
Sie Perlengkapan : Dita Yeni Rahmawati (Mahasiswa)
Sie Humas : Wulan Aprilia (Mahasiswa)
6. Rencana Undangan
1) Mahasiswa : 8 orang
2) Pembimbing Pendidikan : 2 orang
3) Pembimbing Puskesmas : 1 orang
4) Perwakilan Puskesmas : 3 orang
5) Kepala Desa/ Wakil : 1 orang
6) RT/Wakil : 1 orang
7) RW/Wakil : 4 orang
8) Tokoh Masyarakat : 10 orang
9) Kader : 17 orang
10) Tokoh Agama : 1 orang
7. Susunan Acara
Adapun susunan acara dalam pelaksanaan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) di balai desa Rejeni adalah sebagai berikut:
1) Pembukaan
2) Pengantar dari pendidikan
3) Sambutan-sambutan
a. Kepala Desa
b. Perwakilan puskesmas
c. Pembimbing Pendidikan
4) Penyampaian hasil pengkajian
a. Data umum
b. Data khusus
5) Klasifikasi masalah
6) Musyawarah
7) Kesepakatan
8) Do’a dan Penutup

Rencana yang Dilakukan Pada Musyawarah Masyarakat Desa


(MMD)
No Masalah Penyebab Akibat
IVA Test
1. Masih banyak Ibu yang Sebagian besar ibu belum Tidak diketahui
belum melakukan IVA mengetahui mengenai IVA penyakit kanker
test, ditunjukkan Test dan sebagian yang serviks secara dini
dengan hasil dalam sudah tau kebanyakan
diagram sebanyak 94% masih merasa takut dan
ibu yang belum malu jika dilakukan
melakukan IVA test pemeriksaan IVA.
Ibu Hamil Risiko Tinggi
2. Masih ada ibu hamil Kebanyakan ibu hamil Kemungkinan angka
dengan resiko tinggi memilki riwayat persalinan kematian ibu dan
sekitar 22% dan resiko SC dan sebagian ibu hamil bayi dapat
sangat tinggi 5% juga mengalami riwayat meningkat
penyakit Pre-Eklamsi.
BGM
3. Masih terdapat balita Kurangnya perhatian dalam Rata-rata tingkat
dengan BGM sebanyak pola makan, pola hidup, kecerdasan atau IQ
3% dari jumlah balita atau pun pola asuh dari rendah, dan
sebanyak 240 orangtua kemungkinan tingkat
kematian lebih
besar.
Stiker P4K
4. Pemasangan stiker Ibu tidak diberi stiker P4K Tidak diketahui
P4K 9% masih belum oleh petugas dan stiker adanya komplikasi
tertempel dan belum P4K hanya kebanyakan pada ibu hamil
terisi lengkap hanya diletakkan di buku
KIA dan tidak diisi secara
lengkap bahkan ada yang
belum diisi.
Asi Eksklusif
5. Asi eksklusif masih Sebagian ibu banyak yang Bayi mengalami gizi
belum mencapai target, bekerja sehingga banyak buruk
terdapat 17% yang ibu yang tidak bisa
menggunakan PASI memberikan ASI eksklusif
sesuai permintaan bayi dan
kebanyakan menggunakan
susu formula sebagain
pengganti ASI.
Adapun prioritas masalah tersebut adalah Wanita Usia Subur (WUS) yang telah
menikah tidak melakukan IVA Test selama 12 bulan terakhir, ibu hamil yang
mengalami risiko tingii, dan masih adanya Bayi Garis Merah (BGM).

3.1.2 Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Sesuai dengan rencana yang disepakati antara mahasiswa dengan
masyarakat, pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD
dilaksanakan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 12 Maret 2020
Tempat : Balai Desa Rejeni
Pukul : 08.30 WIB
1. Undangan
1) Mahasiswa : 8 orang
2) Pembimbing Pendidikan : 2 orang
3) Pembimbing Puskesmas : 1 orang
4) Perwakilan Puskesmas : 3 orang
5) Kepala Desa/ Wakil : 1 orang
6) RT/Wakil : 1 orang
7) RW/Wakil : 4 orang
8) Tokoh Masyarakat : 10 orang
9) Tokoh Agama : 1 orang
10) Kader : 17 orang
Keterangan: 48 orang (tidak hadir 15 yang meliputi, pembimbing
pendidikan, perwakilan puskesmas, RW, tokoh
masyarakat, dan kader)
2. Acara:
1) Pembukaan
Pembawa acara Dita Yeni Rahmawati
2) Pengantar dari pendidikan
Oleh dosen pembimbing ibu Tatarini Ika Pipit C, SST., M.Kes,
tentang:
a. Ucapan terimah kasih atas penerimaan masyarakat Desa Rejeni
Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo
b. Ucapan permintaan maaf
c. Harapan semoga praktik kerja lapangan kebidanan komunitas di
Desa Rejeni Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo
bermanfaat bagi masyarakat dan mahasiswa.
3) Sambutan kepala Desa
Oleh kepala Desa Rejeni Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo
bapak Afandy Achmad tentang:
a. Ucapan syukur
b. Ucapan terima kasih
c. Permohonan maaf apabila dalam pelaksanaan praktik kerja
lapangan kebidanan komunitas terdapat hambatan hambatan dari
masyarakat.
4) Sambutan perwakilan puskesmas
Oleh pembimbing puskesmas Krembung Kecamatan Krembung
Kabupaten Sidoarjo ibu Yanik Nur Cahyani Amd.Keb tentang :
a. Ucapan syukur
b. Ucapan terima kasih
c. Permohonan maaf
5) Penyampaian Hasil Pengkajian
Pembawa acara : Dita Yeni Rahmawati
Moderator : Anin Pratiwi
Penyaji : Wulan Apriliya dan Jamila Alfiah
Notulen : Musrifatin Hasana
Observer : Alfita Faiza Ursula
Dokumentasi : Farida Maghfiroh
Penerima tamu : Khusnul Maghfiroh
a. Data umum
Data umum yang dilaporkan sebagai data desa rejeni adalah :
a) Gambaran geografi
Penyaji : Wulan Apriliya (Mahasiswa)
Data yang disajikan meliputi denah luas wilayah, sarana, dan
prasarana dan batas-batas wilayah Desa Rejeni
b) Gambaran umum Desa Rejeni
Penyaji : Wulan Apriliya (Mahasiswa)
Data yang disajikan meliputi :
 Data demografi
 Organisasi kemasyarakatan
 Analisa data berdasarkan hasil survei Mawas Diri (SMD)
di Desa Rejeni
 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
 Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan
 Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan
 Jumlah KK responden berdasarkan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan yang digunakan
 Jumlah KK responden kesehatan lingkungan dan tempat
tinggal
 Jumlah KK responden berdasarkan penyakit keluaga
b. Data khusus/KIA
Data khusus yang dilaporkan sebagai data kesehatan ibu dan anak
di Desa Rejeni
Penyaji : Jamila Alfiah
Data yang disajikan meliputi
a) Data pemeriksaan ANC (tempat pemeriksaan, pemberian
imunisasi TT, pemberian Tablet Fe, kepemilikan buku KIA,
penjelasan stiker P4K, pengisian stiker P4K, frekuensi
pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan urin, dan tanda bahaya)
b) Data bayi dan balita (kepemilikan KMS, pemberian imunisasi
sesuai umur, tempat penimbangan BB, pemberian vitamin A,
keadaan status gizi balita, tes SDIDTK, pemberian makanan
pendamping ASI, ASI eksklusif)
c) Data pasangan usia subur (PUS) dan kesehatan reproduksi
(abortus, keikutsertaan dalam KB, keikutsertaan dalam
program tes IVA atau pap smear, jenis alat kontrasepsi)
d) Alternatif prioritas masalah
e) Alternatif pemecahan masalah
6) Klasifikasi masyarakat
a. Ibu Hindari (Ketua Posyandu Barat)
Ibu Hindari menyatakan bahwa untuk masalah BGM memang
ada beberapa di posyandu rejeni barat dan untuk solusinya akan
mengadakan pos balita untuk membina ibu-ibu yang mempunyai
balita dengan BGM, namun belum terealisasikan. Oleh karna
itu, harus ada penyelesaian masalah tersebut.
b. Ibu Iis menyatakan bahwa masih banyak ibu yang tidak
mengikuti tes IVA karena merasa takut dalam melakukan tes
IVA. Takut dan malu untuk melakukan tes IVA, dan juga
kurangnya penyuluhan mengenai tes IVA. Oleh karna itu, harus
ada penyelesaian masalah, kemudian untuk masalah sosialisasi
tes IVA bisa dilaksanakan di pengajian (13-03-2020) setelah
maghrib di RT 11.
c. Ibu Umi menyatakan bahwa masih banyak ibu hamil yang tidak
datang ke kelas ibu hamil sehingga kemungkinan terjadinya
resiko tinggi semakin banyak. Disamping itu tenaga kesehatan
juga kesulitan dalam memberikan pendidikan kehamilan tentang
ibu hamil resiko tinggi. oleh karena itu harus ada penyelesaian
masalah tersebut.
7) Do’a sebelum musyawarah
Do’a dipimpin oleh pembawa acara
8) Pelaksanaan musyawarah masyarakat desa
Musyawarah masyarakat desa dipimpin oleh Dita Yeni R. Selaku
pembawa acara, Anin Pratiwi selaku moderator, dan Wulan
Apriliyah serta Jamila Alfiah sebagai penyaji dari mahasiswa dengan
menggunakan metode curah pendapat dan ceramah tanya jawab
(CTJ). Kemudian masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) dan
Kesehatan Reproduksi (kespro) di klarifikasi oleh kader, beliau
menyatakan bahma masalah yang terdapat di desa rejeni adalah
mengenai tes IVA, BGM, Ibu hamil risiko tinggi.
9) Hasil/keputusan yang disepakati pada masyarakat desa (MMD)
dihasilkan rencana penyelesaian atas masalah yang ditemukan
sebagai berikut :
a. Untuk masyarakat
a) Penyuluhan IVA test kepada masyarakat
Kegiatan penyuluhan ini pada hari jum’at 13-03-2020 pukul
18.30 sampai jam 20.00 WIB di RT 11
b) Penyuluhan tentang ibu hamil resiko tinggi kepada ibu hamil
Kegiatan penyuluhan ini pada hari sabtu 14-03-2020 pukul
10.00 sampai jam 11.30 WIB di Balai Desa
c) Penyuluhan mengenai BGM
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan 15-03-2020 pukul 08.00
sampai jam 10.00 WIB di RT 12
b. Untuk Individu
Dilakukan Konseling di masing-masing kader dan balita sesuai
dengan permasalahan yang ada pada balita tersebut.
Setelah disepakati, hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
untuk keluarga dan masyarakat desa Rejeni maka disusun
program dalam POA (Plan of Action / Rencana Kerja)
10) Tanya jawab
11) Do’a
12) Penutup

Pembahasan Alternatif Pemecahan Masalah Bersama Masyarakat


No Masalah Penyebab Akibat Penyelesaian
IVA Test
1. Masih banyak Sebagian besar ibu Tidak diketahui Penyuluhan
Ibu yang belum belum mengetahui penyakit kanker tentang IVA
melakukan IVA mengenai IVA Test serviks secara Test kepada
test, ditunjukkan dan sebagian yang dini masyarakat
dengan hasil sudah tau wanita usia
dalam diagram kebanyakan masih subur di RT
sebanyak 94% merasa takut dan 11
ibu yang belum malu jika dilakukan
melakukan IVA pemeriksaan IVA.
test
Ibu Hamil Risiko Tinggi
2. Masih ada ibu Kebanyakan ibu Kemungkinan Penyuluhan
hamil dengan hamil memilki angka kematian tentang ibu
resiko tinggi riwayat persalinan ibu dan bayi hamil risiko
sekitar 22% dan SC dan sebagian ibu dapat meningkat tinggi dalam
resiko sangat hamil juga kelas ibu
tinggi 5% mengalami riwayat hamil di balai
penyakit Pre- desa Rejeni
Eklamsi.
BGM
3. Masih terdapat Kurangnya Rata-rata tingkat Penyuluhan
balita dengan perhatian dalam kecerdasan atau tentang BGM
BGM sebanyak pola makan, pola IQ rendah, dan kepada
3% dari jumlah hidup, atau pun pola kemungkinan masyarakat di
balita sebanyak asuh dari orangtua tingkat kematian RT 12
240 lebih besar.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“CARA MENYUSUI YANG BENAR”
diRumah Pak Carik Desa Rejeni

Tanggal :

Oleh :

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

SatuanAcaraPenyuluhan yang disusunolehmahasiswa semester VII prodi DIV


KebidananSutomoJurusanKebidananPoltekkesKemenkes Surabaya
tahunakademik 2019-2020 disusunberdasarkankeadaan yang sebenarnya.

TempatPraktik: PMB UmmuSakila


TanggalPraktik : 29 Juli 2019 – 23 Agustus 2019

PembimbingPendidikan, PembimbingKlinik,

Rekawati S, A.Per.Pen.,M.KesSherlyJeniawaty, SST., M.KesUmmuSakila, SST


NIP. 196706011989032002 NIP. 198001202002122003

Mengetahui,

Ketua Prodi DIV KebidananSutomo, KepalaKlinik,

DwiPurwanti, S.Kp., SST., M.KesUmmuSakila, SST


NIP. 196702061990032003
DosenTabulasi,
___________________________ ___________________________

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Cara Menyusui Yang Benar
Sasaran : Ibu yang MemilikiBayi
Hari/tanggal :
Tempat : Rumah Pak Carik Desa Rejeni
Waktu : 30 menit
Pelaksana : MahasiswaKebidananSutomo Surabaya

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelahmengikutikegiatanpenyuluhancaramenyusui yang benar
selama 30 menit, ibu memahami tentang bagaimana caramenyusui yang
benar.

II. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga mampu:
1. Mejelaskan cara menyusui yang benar
a. Melakukan cara memasukan puting susu ibu ke mulut bayi
b. Melakukan teknik melepaskan hisapan bayi
c. Melakukan cara menyendawahkan bayi setelah minum ASI

III.MATERI
1. Pengertian Teknik Menyusui
2. Manfaat Teknik Menyusui Yang Benar
3. Cara menyusui yang benar
4. Cara Pengamatan Teknik Menyusui Yang Benar

IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. KEGIATAN
Kegiatan Waktu
No Tahapan
Penyuluh Peserta/Sasaran (mnt)
1. Memberikan Salam - Menjawab Salam 5menit
2. Perkenalan - Menyimak
1. Pembukaan
3. MenyampaikanTujuan

1. Menjelaskan Pengertian - Menyimakataume 15menit


Teknik Menyusui mperhatikan
2. Manfaat Teknik Menyusui - Bertanya
2. Isi Yang Benar - Menyimak
3. Cara menyusui yang benar
4. Cara Pengamatan Teknik
Menyusui Yang Benar
1. Merangkumataumenyimp - Menyimak 10menit
ulkan bersama ibu - MenjawabPertany
menyusui aan
3. Penutup
2. Evaluasi - Menjawabsalam
(MemberikanPertanyaan)
3. Memberi Salam

VI. MEDIA
1. Lembar balik
2. Leaflet

VII. SUMBER/PUSTAKA
Elisabeth, WalyaniSiwi, et
al.2017.AsuhanKebidananMasaNifasdanMenyusui.
Yogyakarta:PustakaBaru Press.h. 29-30.

VIII. EVALUASI
 Bentuk Test : Subyektif
 Jenis : Lisan

 Item Soal :
1. Bagaimana cara menyusui yang benar ?
2. Bagaimana cara memasukan puting susu ibu ke mulut bayi ?
3. Bagaimana Teknik melepaskan hisapan bayi ?
4. Bagaimana Cara menyendawahkan bayi setelah minum
ASI ?

IX. PengorganisasianKegiatan
Pembimbing Pendidikan :1.
2.
PembimbingKlinik :
Moderator, Fasilitator, Observer :
Pemateri :

CARA MENYUSUI YANG BENAR

1. Pengertian Teknik Menyusui


Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh
seorang ibu kepada bayi, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut.
Posisi yang tepat bagi ibu untuk menyusui. Duduklah dengan posisi yang
enak atau santai, pakailah kursi yang ada sandaran punggung dan lengan.
Gunakan bantal untuk mengganjal bayi agar bayi tidak terlalu jauh dari
payudara ibu.

2. Manfaat Teknik Menyusui Yang Benar


a. Puting susu tidak lecet
b. Meningkatkan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi dengan baik
c. Mengurangi keluhan capek atau pegal pada ibu
d. Bayi menjadi tenang
e. Bayi tidak mengalami gumoh dan tersedak

3. Cara Menyusui yang Benar


a. Cara Memasukan Puting Susu Ibu ke Mulut Bayi
 Cuci tangan sesudah dan sebelum menyusui
 Keluarkan ASI sedikit dan dioleskan pada puting dan disekitar
areola payudara
 Bila dimulai dengan payudara kanan, letakkan kepala bayi pada
siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi menghadap kebadan
ibu.
 Lengan kiri bayi diletakkan diseputar pinggang ibu, tangan kanan
ibu memegang pantat/ paha kanan bayi, sangga payudara kanan ibu
dengan empat jari tangan kiri, ibu jari diatasnya tetapi tidak
menutupi bagian yang berwarna hitam (areola mamae).
 Sentuhlah mulut bayi dengan puting payudara ibu tunggu sampai
bayi membuka mulutnya lebar.
 Masukan puting payudara secepatnya ke dalam mulut bayi sampai
bagian yang berwarna hitam.
b. Teknik Melepas Hisapan Bayi
Setelah menyusi kurang lebih selama 10 menit, lepaskan hisapan bayi
dengan cara :
 Masukan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi
 Menekan dagu bayi ke bawah
 Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan disekitar kalang payudara, biarkan
kering dengan sendirinya

c. Cara Menyendawakan Bayi Setelah Minum ASI


Setelah bayi melepaskan hisapannya, sendawakan bayi sebelum
menyusukan dengan payudara yang lainnya dengan cara :
 Sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan
sampai bayi bersendawa.
 Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu sambil digosokan
punggungnya

4. Cara Pengamatan Teknik Menyusui Yang Benar


a. Bayi tampak tenang
b. Badan bayi menempel pada perut ibu
c. Mulut bayi terbuka lebar
d. Dagu menempel pada payudara ibu
e. Sebagian besar kalang payudara masuk kedalam mulut bayi
f. Bayi tampak mengisap kuat dengan irama perlahan
g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN IVA TEST”


diRT 11 RW 05 Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo

Tanggal : 13 Maret 2020

Disusun Oleh :

1. Khusnul Maghfiroh P27824416013


2. Alvita Faiza Ursula P27824416016
3. Musrifatin Hasanah P27824416019
4. Anin Pratiwi P27824416031
5. Farida Maghfiroh P27824416044
6. Jamila Alfia Rizki P27824416046
7. Wulan Aprilia P27824416066
8. Dita Yeni Rahmawati P27824416069

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN 2019

LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan yang disusun oleh mahasiswa semester VIII


prodi DIV Kebidanan Sutomo Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya
tahun akademik 2019-2020 disusun berdasarkan keadaan yang sebenarnya.

Tempat Praktik : Bd. Kasiani (Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo)
Tanggal Praktik : 24 Februari 2020 - 20 Maret 2020

Pembimbing Pendidikan, Pembimbing


Ruangan,

Tatarini Ika Pipitcahyani, SST, M.Kes.Yuni Ginarsih, SST., M.Kes. Kasiani, Amd.
Keb.
NIP. 1980012052006042002 NIP.

Mengetahui,
Ketua Prodi DIV Kebidanan Sutomo Surabaya

Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes


NIP. 196702061990032003

Dosen Tabulasi,
___________________________
___________________________
NIP. NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA Test


Sasaran : Ibu PKK di RT 12 RW 05 Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab.
Sidoarjo
Hari/tanggal : Jumat, 13 Maret 2020
Tempat : Rumah Warga
Waktu : 30 menit
Pelaksana : Mahasiswa Kebidanan Sutomo Surabaya

I. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mendapatkan
pengetahuan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA Test.

II. Tujuan Khusus


Setelahdilakukan penyuluhan, peserta penyuluhan diharapkan mampu
menjelaskan tentang :
1) Pengertian IVA Test
2) Tujuan IVA Test
3) Keuntungan IVA Test
4) Syarat IVA Test
5) Klasifikasi IVA Test

III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah Ibu PKK di RT 12 RW 05 Desa
Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo
IV. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari beberapa
sub pokok, diantaranya:
1. Pengertian IVA Test
2. Tujuan IVA Test
3. Keuntungan IVA Test

4. Syarat IVA Test


5. Klasifikasi IVA Test

1) Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah. Pertama acara
dibuka oleh moderator dari perwakilan kelompok mahasiswa Kebidanan Sutomo.
Setelah dilakukan pembukaan penyuluhan,pemateri memberi penjelasan tentang
Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA Test sedangkan anggota yang lain
bertugas sebagaifasilitator,dan observer. Setelah materi selesai disampaikan,
diadakan forum diskusi atau tanya jawab.

2) Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
1. Leaflet

3) Pengorganisasian Kegiatan
Pembimbing Pendidikan :1. Yuni Ginarsih, M.Keb.
2. Tatarini Ika Pipit
Pembimbing Klinik :Kasiani
Moderator : Anin Pratiwi
Pemateri : Alvita Faiza Ursula
Fasilitator : Khusnul Maghfiroh, Faridah Maghfiroh,
Musrifatin Hasanah
Observer : Dita Yeni R., Wulan Apriliya
Notulen : Jamila Alfiyah
4) Job Description
No Pengorganisasian Uraian
1. Moderator a) Membuka acara penyuluhan,
memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
b) Menyebutkan kontrak waktu penyuluhan.
c) Memotivasi peserta untuk bertanya
d) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi
e) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh a) Menjelaskan materi penyuluhan dengan
jelas dan bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta
b) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan
memperhatikan proses penyuluhan
c) Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator a) Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang
bertanya kepadanya.
b) Memotivasi peserta untuk bertanya materi
yang belum jelas
c) Membagikan leaflet kepada peserta.
4. Observer a) Mencatat nama dan jumlah peserta, serta
menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan
jalannya proses penyuluhan. Mencatat
pertanyaan yang diajukan peserta
b) Mengamati perilaku verbal dan non verbal
peserta selama proses penyuluhan.
c) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan
rencana penyuluhan

5) Pelaksanaan
Respon Peserta
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Pelaksana
Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam Moderator
1. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
5. Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan.
6. Menggali pengetahuan
peserta
2. 15 Menit Pelaksanaanpenyampaian 1. Mendengarkan Penyuluh
materi tentang: 2. Memperhatikan
1) Pengertian IVA Test penjelasan
2) Tujuan IVA Test pemateri
3) Keuntungan IVA Test 3. Mencermati materi
Syarat IVA Test
4) Klasifikasi IVA Test

3. 5 menit Diskusi: 1. Mengajukan Moderator


1. Memberikan pertanyaan dan
kesempatan pada fasilitator
peserta untuk
mengajukan
pertanyaan kemudian
didiskusikan bersama
dan menjawab
pertanyaan.
4. 5 menit Evaluasi: 1. Menjawab Moderator
1. Menanyakan kepada pertanyaan dan dan
peserta penyuluhan menjelaskannya fasilitator
tentang materi yang
diberikan
5. 5 menit Terminasi: 1. Memperhatikan Moderator
1. Menyimpulkan hasil 2. Mendengarkan
penyuluhan 3. Menjawab salam
2. Mengucapkan
terimakasih kepada
peserta
3. Membagikan leaflet
4. Mengakhiri dengan
salam

6) Evaluasi
1. Struktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
c) Kesiapan media: Leaflet
d) Peserta hadir di tempat penyuluhan minimal 10 orang
e) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
f) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhandilakukan pada hari
sebelumnya

2. Proses
a) Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan
d) Peserta mampu mereview materi yang telah diberikan
e) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
f) Suasana penyuluhan tertib dan tenang
g) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

3. Hasil
a) Peserta yang datang 10 orang atau lebih
b) Acara dimulai tepat waktu
c) Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang disepakati
d) Peserta memahami materi yang disampaikan oleh penyaji
e) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
dengan benar yang diajukan penyaji.
f) Peserta mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan.

Materi Penyuluhan
KEHAMILAN RISIKO TINGGI

Dalam kehamilan, plasenta akan befungsi sebagai alat respiratorik,


metabolik, nutrisi, endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari
tubuh ibu ke tubuh janin atau sebaliknya. Jika salah satu atau beberapa fungsi di
atas terganggu, maka janin seperti “tercekik”, dan pertumbuhannya akan
terganggu.
Demikian juga bila ditemukan kelainan pertumbuhan janin baik berupa
kelainan bawaan ataupun - kelainan karena pengaruh lingkungan, maka
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan dapat mengalami
gangguan.
Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses
yang dilalui dengan kegembiraan dan suka cita. Tetapi 5-10% dari kehamilan
termasuk kehamilan dengan risiko tinggi, wanita dengan kehamilan risiko tinggi,
mereka harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan
kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan risiko tinggi ini.

A.      DEFINISI
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor risiko
yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa
ibu dan janin. Kehamilan  risiko  tinggi  adalah  kehamilan  yang  akan
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap
ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan
nifas normal.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang.Sementara kecacatan kelahiran
bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan
secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.

B.       FAKTOR RISIKO
Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian
terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-
ciri yang menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau
kematian (keadaan atau ciri tersebut disebut faktor risiko).Faktor risiko bisa
memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya risiko.
Secara umum, kelompok ibu hamil yang tergolong resiko tinggi antara
lain:
1.    Umur di bawah 20 tahun, karena rahim dan panggul ibu belum berkembang.
2.    Umur diatas 35 tahun, karena kesehatan dan keadaan rahim sudah tidak sebaik
umur sebelumnya
3.    Pernah mengalami kesulitan dan kehamilan dalam persalinan sebelumnya
4.    Jumlah anak lebih dari 4 orang, karena makin banyak anak, rahim ibu makin
lemah
5.    Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun,
karena pada keadaan tersebut rahim dan kesehatan ibu belum pulih kembali
dengan baik
6.    Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang lebih dari 10 tahun
(terlalu lama)
7.    Tinggi badan kurang dari 145 cm, karena ibu mungkin mempunyai panggul
sempit, sehingga sulit melahirkan
8.    Kebiasaan ibu (merokok,alkohol, dan obat-obatan)

FAKTOR RISIKO SEBELUM KEHAMILAN


Sebelum hamil, seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan yang
menyebabkan meningkatnya resiko selama kehamilan. Selain itu, jika seorang
wanita mengalami masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk
mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih besar.
a.    Karakteristik ibu
Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan. Anak perempuan berusia 15
tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya pre-eklamsi (suatu keadaan
yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan
penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklamsi (kejang akibat pre-
eklamsi).Mereka juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah
atau bayi kurang gizi.
Risiko kehamilan pada ibu yang terlalu muda biasanya timbul karena
mereka belum siap secara psikis maupun fisik.Secara psikis, umumnya remaja
belum siap menjadi ibu.Bisa saja kehamilan terjadi karena
"kecelakaan".Akibatnya, selain tidak ada persiapan, kehamilannya pun tidak
dipelihara dengan baik. Kondisi psikis yang tidak sehat ini dapat membuat
kontraksi selama proses persalinan tidak berjalan lancar sehingga kemungkinan
operasi sesar jadi lebih besar.
Risiko fisiknya pun tak kalah besar karena beberapa organ reproduksi
remaja putri seperti rahim belum cukup matang untuk menanggung beban
kehamilan.Bagian panggul juga belum cukup berkembang sehingga bisa
mengakibatkan kelainan letak janin.
Kurangnya persiapan untuk hamil juga dikaitkan dengan defisiensi asam
folat dalam tubuh.Akibat kurangnya asam folat, janin dapat menderita spina bifida
(kelainan tulang belakang) atau janin tidak memiliki batok kepala. Risiko akan
berkurang pada ibu yang hamil di usia tua karena biasanya mereka sudah
mempersiapkan kehamilan dengan baik.
Risiko kehamilan yang akan dihadapi pada primigravida tua hampir mirip
pada primigravida muda. Hanya saja, karena faktor kematangan fisik yang
dimiliki maka ada beberapa risiko yang akan berkurang pada primigravida tua.
Misalnya menurunnya risiko cacat janin yang disebabkan kekurangan asam folat.
Risiko kelainan letak janin juga berkurang karena rahim ibu di usia ini sudah
matang. Panggulnya juga sudah berkembang baik. Bahaya yang mengancam
primigravida tua justru berkaitan dengan fungsi organ reproduksi di atas usia 35
tahun yang sudah menurun sehingga bisa mengakibatkan perdarahan pada proses
persalinan dan preeklamsia.
Hal yang patut dipertimbangkan adalah meningkatnya risiko kelainan
sindrom down pada janin, yaitu sebuah kelainan kombinasi dari retardasi mental
dan abnormalitas bentuk fisik yang disebabkan kelainan kromosom. "Pada
kehamilan di bawah usia 30 tahun kemungkinan adanya sindrom down hanya
1:1600, tapi di atas 35 tahun menjadi 1:600, dan di usia 40 tahun menjadi 1:160.
Peningkatan beberapa kali lipat ini dikarenakan perubahan kromosom akibat usia
ibu yang semakin tua. Pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bisa
dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniosentesis) untuk menilai kromosom
janin.
Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, rentan terhadap tekanan darah
tinggi, diabetes atau obesitas dan terhadap keadaan medis lainnya. Seorang wanita
yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50 kg, lebih mungkin
melahirkan bayi yang lebih kecil dari usia kehamilan (KMK, kecil untuk masa
kehamilan). Jika kenaikan berat badan selama kehamilan kurang dari 7,5 kg, maka
risikonya meningkat sampai 30%. Sebaliknya, seorang wanita gemuk lebih
mungkin melahirkan bayi besar. Obesitas juga menyebabkan meningkatnya resiko
terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Seorang wanita
yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,4 meter, lebih mungkin memiliki
panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang lebih
tinggi untuk mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang sangat
kecil.
b.      Riwayat Kehamilan Sebelumnya
Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester
pertama, memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami keguguran lagi.
Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah melahirkan bayi
yang sudah meninggal pada usia kehamilan 4-8 minggu atau pernah melahirkan
bayi prematur. Sebelum mencoba hamil lagi, sebaiknya seorang wanita yang
pernah mengalami keguguran menjalani pemeriksaan untuk:
1)   Kelainan kromosom atau hormon
2)   Kelainan struktur rahim atau leher rahim
3)   Penyakit jaringan ikat (misalnya lupus)
4)   Reaksi kekebalan pada janin (biasanya ketidaksesuaian Rh).
Jika penyebab terjadinya keguguran diketahui, maka dilakukan tindakan
pengobatan. Kematian di dalam kandungan atau kematian bayi baru lahir bisa
terjadi akibat:
1)   Kelainan kromosom pada bayi
2)   Diabetes
3)   Penyakit ginjal atau pembuluh darah menahun
4)   Tekanan darah tinggi
5)   Penyalahgunaan obat
6)   Penyakit jaringan ikat pada ibu (misalnya lupus).
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki resiko
yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 1,5
kg, memiliki resiko sebesar 50% untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan
berikutnya.
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari
4 kg, mungkin dia menderita diabetes.Jika selama kehamilan seorang wanita
menderita diabetes, maka resiko terjadinya keguguran atau resiko kematian ibu
maupun bayinya meningkat.
Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada wanita hamil ketika
memasuki usia kehamilan 20-28 minggu. Seorang wanita yang telah mengalami
kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih, lebih mungkin mengalami:
1)   Kontraksi yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya lemah)
2)   Perdarahan setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah)
3)   Persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko
perdarahan vagina yang berat
4)   Plasenta previa (plasenta letak rendah).
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita
penyakit hemolitik, maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit
yang sama.
Penyakit ini terjadi jika darah ibu memiliki Rh-negatif, darah janin
memiliki Rh-positif dan ibu membentuk antibodi untuk menyerang darah janin;
antibodi ini menyebabkan kerusakan pada sel darah merah janin.Pada kasus
seperti ini, dilakukan pemeriksaan darah pada ibu dan ayah. Jika ayah memiliki 2
gen untuk Rh-positif, maka semua anaknya akan memiliki Rh-positif; jika ayah
hanya memiliki 1 gen untuk Rh-positif, maka peluang anak-anaknya untuk
memiliki Rh-positif adalah sebesar 50%. Biasanya pada kehamilan pertama,
perbedaan Rh antara ibu dengan bayinya tidak menimbulkan masalah, tetapi
kontak antara darah ibu dan bayi pada persalinan menyebabkan tubuh ibu
membentuk antibodi. Akibatnya, resiko penyakit hemolitik akan ditemukan pada
kehamilan berikutnya. Tetapi setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif, biasanya
pada ibu yang memiliki Rh-negatif diberikanimmunoglobulin Rh-nol-D, yang
akan menghancurkan antibodi Rh. Karena itu, penyakit hemolitik pada bayi jarang
terjadi.
Seorang wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi,
kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika
diluar kehamilan dia menderita tekanan darah tinggi menahun. Jika seorang
wanita pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau cacat bawaan,
biasanya sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, dilakukan analisa genetik
pada bayi dan kedua orangtuanya.
c.       Kelainan struktur
Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim ganda
atau leher rahim yang lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya
keguguran. Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan
pembedahan diagnostik, USG atau rontgen.Fibroid (tumor jinak) di dalam rahim
bisa meningkatkan resiko terjadinya.
1)   kelahiran prematur
2)   gangguan selama persalinan
3)   kelainan letak janin
4)   kelainan letak plasenta
5)   keguguran berulang.
d.      Keadaan kesehatan
Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan ibu
dan bayi yang dikandungnya. Keadaan kesehatan yang sangat penting adalah:
1)   Tekanan darah tinggi menahun
2)   Penyakit ginjal
3)   Diabetes
4)   Penyakit jantung yang berat
5)   Penyakit sel sabit
6)   Penyakit tiroid
7)   Lupus
8)   Kelainan pembekuan darah.
e.       Riwayat keluarga
Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya
di keluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya
kelainan tersebut pada bayi yang dikandung.Kecenderungan memiliki anak
kembar juga sifatnya diturunkan.

FAKTOR RISIKO SELAMA KEHAMILAN


Seorang wanita hamil dengan resiko rendah bisa mengalami suatu
perubahan yang menyebabkan bertambahnya resiko yang dimilikinya.Dia
mungkin terpapar oleh teratogen (bahan yang bisa menyebabkan cacat bawaan),
seperti radiasi, bahan kimia tertentu, obat-obatan dan infeksi; atau dia bisa
mengalami kelainan medis atau komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan.
a.       Obat-obatan atau infeksi
Obat-obatan yang diketahui bisa menyebabkan cacat bawaan jika diminum
selama hamil adalah:
1)      Alkohol
2)      Phenitoin
3)      Obat-obat yang kerjanya melawan asam folat (misalnya triamteren atau
trimethoprim)
4)      Lithium
5)      Streptomycin
6)      Tetracyclin
7)      Talidomide
8)      Warfarin.
Infeksi yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah:
1)      Herpes simpleks
2)      Hepatitis virus
3)      Influenza
4)      Gondongan
5)      Campak Jerman (rubella)
6)      Cacar air (varisela)
7)      Sifilis
8)      Listeriosis
9)      Toksoplasmosis
10)  Infeksi oleh virus coxsackie atau sitomegalovirus.

Merokok berbahaya bagi ibu dan janin yang dikandungnya, tetapi hanya
sekitar 20% wanita yang berhenti merokok selama hamil.Efek yang paling sering
terjadi akibat merokok selama hamil adalah berat badan bayi yang rendah. Selain
itu, wanita hamil yang merokok juga lebih rentan mengalami:
1)      komplikasi plasenta
2)      ketubah pecah sebelum waktunya
3)      persalinan premature
4)      infeksi rahim.
Seorang wanita hamil yang tidak merokok sebaiknya menghindari asap
rokok dari orang lain karena bisa memberikan efek yang sama terhadap janinnya.
Cacat bawaan pada jantung, otak dan wajah lebih sering ditemukan pada bayi
yang ibunya merokok.
Merokok selama hamil juga bisa menyebabkan meningkatnya resiko
terjadinya sindroma kematian bayi mendadak.   Selain itu, anak-anak yang
dilahirkan oleh ibu perokok bisa mengalami kekurangan yang sifatnya ringan
dalam hal pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual dan perilaku.Efek ini
diduga disebabkan oleh karbon monoksida (yang menyebabkan berkurangnya
pasokan oksigen ke jaringan tubuh) dan nikotin (yang merangsang pelepasan
hormon yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah yang menuju ke
plasenta dan rahim).
Mengkonsumsi alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.
Sindroma alkohol pada janin merupakan salah satu akibat utama dari pemakaian
alkohol selama hamil. Sindroma ini ditandai dengan:
1)      keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir
2)      kelainan wajah
3)      mikrosefalus (ukuran kepala lebih kecil), yang kemungkinan disebabkan
oleh pertumbuhan otak yang dibawah normal
4)      kelainan perkembangan perilaku.
Sindroma alkohol pada janin seringkali menyebabkan keterbelakangan
mental.Selain itu, alkohol juga bisa menyebabkan keguguran dan gangguan
perilaku yang berat pada bayi maupun anak yang sedang tumbuh (misalnya
perilaku antisosial dan kurang memperhatikan).
Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi
alkohol adalah 2 kali lipat, terutama jika wanita tersebut adalah peminum
berat.Berat badan bayi yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2
kg.Suatu pemeriksaan laboratorium yang sensitif dan tidak memerlukan biaya
besar, yaitu kromatografi, bisa digunakan untuk mengetahui pemakaian heroin,
morfin, amfetamin, barbiturat, kodein, kokain, marijuana, metadon atau fenotiazin
pada wanita hamil.
Wanita yang menggunakan obat suntik memiliki resiko tinggi terhadap:
1)      Anemia
2)      Bakteremia
3)      Endokarditis
4)      Abses kulit
5)      Hepatitis
6)      Flebitis
7)      Pneumonia
8)      Tetanus
9)      Penyakit menular seksual (termasuk AIDS).
Sekitar 75% bayi yang menderita AIDS, ibunya adalah pemakai obat
suntik atau pramuria.Bayi-bayi tersebut juga memiliki resiko menderita penyakit
menular seksual lainnya, hepatitis dan infeksi.Pertumbuhan mereka di dalam
rahim kemungkinan mengalami kemunduran dan mereka bisa lahir
prematur.Kokain merangsang sistem saraf pusat, bertindak sebagai obat bius lokal
dan menyebabkan pengkerutan pembuluh darah.Pembuluh darah yang mengkerut
bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah sehingga kadang janin tidak
mendapatkan oksigen yang cukup.Berkurangnya aliran darah dan oksigen bisa
menyebabkan gangguan pertumbuhan berbagai organ dan biasanya menyebabkan
cacat kerangka serta penyempitan sebagian usus.
Pemeriksaan air kemih untuk mengatahui adanya kokain biasanya dilakukan jika:
1)      seorang wanita hamil tiba-tiba menderita tekanan darah tinggi yang berat
2)      terjadi perdarahan akibat pelepasan plasenta sebelum waktunya
3)      terjadi kematian dalam kandungan yang sebabnya tidak diketahui.
31% dari wanita pemakai kokain mengalami persalinan prematur, 19%
melahirkan bayi yang pertumbuhannya terhambat dan 15% mengalami
pelepasan plasenta sebelum waktunya.
Jika pemakaian kokain dihentikan setelah trimester pertama, maka resiko
persalinan prematur dan pelepasan plasenta sebelum waktunya tetap meningkat,
tetapi pertumbuhan janinnya normal.
b.    Keadaan kesehatan
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan
atau keadaan lain. Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan
ancaman serius terhadap ibu dan bayinya dan harus segera diobati.Jika seorang
wanita hamil pernah menderita infeksi kandung kemih, maka dilakukan
pemeriksaan air kemih pada awal kehamilan.Jika ditemukan bakteri, segera
diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi ginjal yang bisa menyebabkan
persalinan prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya.Infeksi vagina oleh
bakteri selama hamil juga bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban
pecah sebelum waktunya.Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, diberikan
antibiotik.
Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4° Celsius)
pada trimester pertama menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya
keguguran dan kelainan sistem saraf pada bayi. Demam pada trimester terakhir
menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya persalinan prematur.

1). Inkompatibilitas Rh
Ibu dan janin yang dikandungnya bisa memiliki jenis darah yang tidak
sesuai.Yang paling sering terjadi adalah inkompatibilitas Rh, yang bisa
menyebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir.Penyakit hemolitik bisa
terjadi jika ibu memiliki Rh-negatif, ayah memiliki Rh-positif, janin memiliki Rh-
positif dan tubuh ibu membuat antibodi untuk melawan darah janin.Jika seorang
ibu hamil memiliki Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap
janin setiap 2 bulan. 
Resiko pembentukan antibodi ini meningkat pada keadaan berikut:
a. Setelah terjadinya perdarahan dimana darah ibu dan darah janin bercampur
b. Setelah pemeriksaan amniosentesis
c. Dalam waktu 72 jam setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif.
Pada saat ini dan pada kehamilan 28 minggu, diberikan imunoglobulin Rh-
nol-D kepada ibu, yang akan menghancurkan antibodi Rh.
2) Perdarahan
     Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah:
a)      Kelainan letak plasenta
b)      Pelepasan plasenta sebelum waktunya
c)      Penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya infeksi).
Perdarahan pada trimester ketiga memiliki resiko terjadinya kematian bayi,
perdarahan hebat dan kematianibu pada saat persalinan.Untuk menentukan
penyebab terjadinya perdarahan bisa dilakukan pemeriksaan USG, pengamatan
leher rahim dan Pap smear.
3)   Kelainan pada cairan ketuban
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan
menekan diafragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang
berat pada ibu atau terjadinya persalinan prematur. Air ketuban yang terlalu
banyak cenderung terjadi pada:
a)      ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol
b)      kehamilan ganda
c)      inkompatibilitas Rh
d)     bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau
kelainan sistem saraf).

Air ketuban yang terlalu sedikit ditemukan pada:


a)      bayi yang memiliki cacat bawaan pada saluran kemih
b)      bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan
c)      bayi yang meninggal di dalam kandungan.
4)   Persalinan prematur
Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut:
a)      ibu memiliki kelainan struktur pada rahim atau leher rahim
b)      perdarahan
c)      stress fisik atau mental
d)     kehamilan ganda
e)      ibu pernah menjalani pembedahan rahim.

Persalinan prematur seringkali terjadi jika:


a)      bayi berada dalam posisi sungsang
b)      plasenta terlepas dari rahim sebelum waktunya
c)      ibu menderita tekanan darah tinggi
d)     air ketuban terlalu banyak
e)      ibu menderita pneumonia, infeksi ginjal atau apendisitis.

5)   Kehamilan ganda
Kehamilan lebih dari 1 janin juga bisa menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya cacat bawaan dan kelainan pada saat persalinan.
6)   Kehamilan lewat waktu
Pada kehamilan yang terus berlanjut sampai lebih dari 42 minggu,
kemungkinan terjadinya kematian bayi adalah 3 kali lebih besar.

TANDA BAHAYA KEHAMILAN RISIKO TINGGI


1.      Perdarahan
a.       Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran
b.      Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi
dalam kandungan.
2.      Bengkak di kaki/ tangan/ wajah, dan sakit kepala disertai kejang
Bengkak atau sakit kepala pada ibu hamil dapat membahayakan keselamatan ibu
dan bayi dalam kandungan.
4. Demam tinggi
Demam tinggi bisa membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan
keguguran atau kelahiran kurang bulan.
4.      Keluar air ketuban sebelum waktunya
Tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi dalam
kandungan.
5.      Bayi dalam kandungan tidak bergerak
Keadaan ini tanda bahaya pada janin
6.      Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu

BAHAYA YANG DAPAT DITIMBULKAN

1. Bayi lahir belum cukup bulan


2. Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
3. Keguguran (abortus).
4. Persalinan tidak lancar / macet.
5. Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
6. Janin mati dalam kandungan.
7. Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
8. Keracunan kehamilan/kejang-kejang.

DETEKSI KEHAMILAN RESIKO TINGGI


Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di dokter/bidan terdekat.

PENCEGAHAN
1.    Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya
ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, dan
kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum
konsepsi terjadi.
2.    Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan
penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan
bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan
masalah kemudian.
3.    Sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC (Antenatal
Care) atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk
memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya. Dengan memeriksakan kehamilan
sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit
4 kali selama masa kehamilan.
4.    Mendapatkan imunisasi TT 2X.
5.    Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif.
6.    Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
7.    Hindari rokok, alkohol, dll

Cara mencegah kehamilan risiko tinggi

1. Usia hamil tidak kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Rencanakan jumlah anak 2 orang saja.
3. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu jauh.
4. Memeriksa kehamilan secara teratur kepada tenaga kesehatan.
5. Menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
6. Melahirkan denan pertolongan tenaga kesehatan

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Resiko
Tinggi. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan
Dasar Indonesia (Riskesdas).
http://digilib.unimus.ac.id/ babii.pdf (Diakses pada tanggal 22 Oktober 2017; 20.51
WIB).
Pertanyaan Audience

Jumat, 13 Maret 2020

N PERTANYAAN JAWABAN
O
1. Ny. S Kanker serviks itu sendiri tidak
Apakah kanker serviks dapat menular = tidak bisa disebarkan dari
menular ? pasien ke orang lain.
Namun, HPV (Human Papiloma Virus)
penyebab kanker serviks, menular dan
bisa menyebar melalui hubungan
seksual.
2. Ny. K Cara mencegahnya bisa dengan
Bagaimana cara melakukan menghindari faktor resiko seperti
pencegahan kanker serviks ? dengan tidak merokok, melakukan seks
aman (menggunakan kondom, tidak
berganti-ganti pasangan), melakukan
hubungan seksual terlalu muda
(<16tahun). Selain itu bisa dengan
melakukan vaksin HPV untuk
mencegah terinfeksi virus penyebab
kanker serviks. Dan melakukan
pemeriksaan IVA Test ataupun Pap
Smear secara rutin.
3. Apa bedanya IVA Test dengan IVA Test adalah pemeriksaan dengan
Pap Smear? Apakah rasanya cara melihat langsung (dengan mata
sakit? telanjang) leher rahim setelah memulas
leher rahim dengan larutan asam asetat
3-5%, membutuhkan waktu hanya 1-2
menit untuk dapat melihat perubahan
pada jaringan epitel.Sedangkan Pap
Smear adalah metode pemeriksaan sel-
sel yang diambil dari leher rahim dan
kemudian diperiksa dibawah
mikroskop oleh ahli patologi anatomi.
Membutuhkan waktu untuk menunggu
hasil laboratorium. Jadi perbedaannya
terdapat pada metodenya. Namun
keduanya sama-sama murah dan efektif
untuk mendeteksi kanker serviks. Dan
rasanya tidak sakit apabila ibu dalam
posisi rileks saat akan dilakukan IVA
Test atau Pap Smear.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“RESIKO TINGGI PADA IBU HAMIL”


diBalai Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo

Tanggal : 14 Maret 2020

Disusun Oleh :

9. Khusnul Maghfiroh P27824416013


10. Alvita Faiza Ursula P27824416016
11. Musrifatin Hasanah P27824416019
12. Anin Pratiwi P27824416031
13. Farida Maghfiroh P27824416044
14. Jamila Alfia Rizki P27824416046
15. Wulan Aprilia P27824416066
16. Dita Yeni Rahmawati P27824416069

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN 2019

LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan yang disusun oleh mahasiswa semester VIII
prodi DIV Kebidanan Sutomo Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya
tahun akademik 2019-2020 disusun berdasarkan keadaan yang sebenarnya.

Tempat Praktik : Bd. Kasiani (Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo)
Tanggal Praktik : 24 Februari 2020 - 20 Maret 2020

Pembimbing Pendidikan, Pembimbing


Ruangan,

Tatarini Ika Pipitcahyani, SST, M.Kes.Yuni Ginarsih, SST., M.Kes. Kasiani, Amd.
Keb.
NIP. 1980012052006042002 NIP.

Mengetahui,
Ketua Prodi DIV Kebidanan Sutomo Surabaya

Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes


NIP. 196702061990032003

Dosen Tabulasi,

___________________________
___________________________
NIP. NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil
Sasaran : Ibu Hamil Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo
Hari/tanggal : Sabtu, 14 Maret 2020
Tempat : Balai Desa Rejeni
Waktu : 30 menit
Pelaksana : Mahasiswa Kebidanan Sutomo Surabaya

V. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mendapatkan
pengetahuan Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil.

VI. Tujuan Khusus


Setelahdilakukan penyuluhan, peserta penyuluhan diharapkan mampu
menjelaskan tentang :
6) Pengertian Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil
7) Tanda-tanda Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil
8) Faktor Resiko Sebelum dan Saat Kehamilan
9) Bahaya Kehamilan Resiko Tinggi
10) Cara Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi

VII.Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah Ibu Hamil Desa Rejeni, Kec.
Krembung, Kab. Sidoarjo

VIII. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari beberapa
sub pokok, diantaranya:
6. Pengertian Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil
7. Tanda-tanda Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil
8. Faktor Resiko Sebelum dan Saat Kehamilan
9. Bahaya Kehamilan Resiko Tinggi
10. Cara Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi

7) Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah. Pertama acara
dibuka oleh moderator dari perwakilan kelompok mahasiswa Kebidanan Sutomo.
Setelah dilakukan pembukaan penyuluhan,pemateri memberi penjelasan tentang
Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil, sedangkan anggota yang lain bertugas
sebagaifasilitator,dan observer. Setelah materi selesai disampaikan, diadakan
forum diskusi atau tanya jawab.

8) Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
2. Leaflet

9) Pengorganisasian Kegiatan
Pembimbing Pendidikan :1. Yuni Ginarsih, M.Keb.
2. Tatarini Ika Pipitcahyani, SST., M.Kes
Pembimbing Klinik :Kasiani
Moderator : Dita Yeni R.
Pemateri :Wulan Aprilia, Musrifatin Hasanah
Fasilitator : Khusnul Maghfiroh, Farida Maghfiroh
Observer : Anin Pratiwi, Alvita Faiza
Notulen : Jamilah Alfia

10) Job Description


No Pengorganisasian Uraian
1. Moderator f) Membuka acara penyuluhan,
memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
g) Menyebutkan kontrak waktu penyuluhan.
h) Memotivasi peserta untuk bertanya
i) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi
j) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh d) Menjelaskan materi penyuluhan dengan
jelas dan bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta
e) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan
memperhatikan proses penyuluhan
f) Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator d) Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang
bertanya kepadanya.
e) Memotivasi peserta untuk bertanya materi
yang belum jelas
f) Membagikan leaflet kepada peserta.
4. Observer d) Mencatat nama dan jumlah peserta, serta
menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan
jalannya proses penyuluhan. Mencatat
pertanyaan yang diajukan peserta
e) Mengamati perilaku verbal dan non verbal
peserta selama proses penyuluhan.
f) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan
rencana penyuluhan

11) Pelaksanaan
Respon Peserta
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Pelaksana
Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan: 4. Menjawab salam Moderator
7. Mengucapkan salam 5. Mendengarkan
8. Memperkenalkan diri 6. Memperhatikan
9. Kontrak waktu
10. Menjelaskan
tujuan dari
penyuluhan
11. Menyebutkan
materi penyuluhan
yang akan diberikan.
12. Menggali
pengetahuan peserta
2. 15 Menit Pelaksanaanpenyampaian 4. Mendengarkan Penyuluh
materi tentang: 5. Memperhatikan
5) Pengertian IVA Test penjelasan
6) Tujuan IVA Test pemateri
7) Keuntungan IVA Test 6. Mencermati materi
Syarat IVA Test
8) Klasifikasi IVA Test

3. 5 menit Diskusi: 2. Mengajukan Moderator


2. Memberikan pertanyaan dan
kesempatan pada fasilitator
peserta untuk
mengajukan
pertanyaan kemudian
didiskusikan bersama
dan menjawab
pertanyaan.
4. 5 menit Evaluasi: 2. Menjawab Moderator
2. Menanyakan kepada pertanyaan dan dan
peserta penyuluhan menjelaskannya fasilitator
tentang materi yang
diberikan
5. 5 menit Terminasi: 4. Memperhatikan Moderator
5. Menyimpulkan hasil 5. Mendengarkan
penyuluhan 6. Menjawab salam
6. Mengucapkan
terimakasih kepada
peserta
7. Membagikan leaflet
8. Mengakhiri dengan
salam

12) Evaluasi
5. Struktur
g) Kesiapan materi
h) Kesiapan SAP
i) Kesiapan media: Leaflet
j) Peserta hadir di tempat penyuluhan minimal 10 orang
k) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
l) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhandilakukan pada hari
sebelumnya

6. Proses
h) Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
i) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
j) Peserta mengajukan pertanyaan
k) Peserta mampu mereview materi yang telah diberikan
l) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
m)Suasana penyuluhan tertib dan tenang
n) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

7. Hasil
g) Peserta yang datang 10 orang atau lebih
h) Acara dimulai tepat waktu
i) Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang disepakati
j) Peserta memahami materi yang disampaikan oleh penyaji
k) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
dengan benar yang diajukan penyaji.
l) Peserta mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan.
Materi Penyuluhan

KEHAMILAN RISIKO TINGGI

Dalam kehamilan, plasenta akan befungsi sebagai alat respiratorik,


metabolik, nutrisi, endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari
tubuh ibu ke tubuh janin atau sebaliknya. Jika salah satu atau beberapa fungsi di
atas terganggu, maka janin seperti “tercekik”, dan pertumbuhannya akan
terganggu.
Demikian juga bila ditemukan kelainan pertumbuhan janin baik berupa
kelainan bawaan ataupun - kelainan karena pengaruh lingkungan, maka
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan dapat mengalami
gangguan.
Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses
yang dilalui dengan kegembiraan dan suka cita. Tetapi 5-10% dari kehamilan
termasuk kehamilan dengan risiko tinggi, wanita dengan kehamilan risiko tinggi,
mereka harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan
kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan risiko tinggi ini.

A.      DEFINISI
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor risiko
yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa
ibu dan janin. Kehamilan  risiko  tinggi  adalah  kehamilan  yang  akan
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap
ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan
nifas normal.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang.Sementara kecacatan kelahiran
bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan
secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.

B.       FAKTOR RISIKO
Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian
terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-
ciri yang menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau
kematian (keadaan atau ciri tersebut disebut faktor risiko).Faktor risiko bisa
memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya risiko.
Secara umum, kelompok ibu hamil yang tergolong resiko tinggi antara
lain:
1.    Umur di bawah 20 tahun, karena rahim dan panggul ibu belum berkembang.
2.    Umur diatas 35 tahun, karena kesehatan dan keadaan rahim sudah tidak sebaik
umur sebelumnya
3.    Pernah mengalami kesulitan dan kehamilan dalam persalinan sebelumnya
4.    Jumlah anak lebih dari 4 orang, karena makin banyak anak, rahim ibu makin
lemah
5.    Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun,
karena pada keadaan tersebut rahim dan kesehatan ibu belum pulih kembali
dengan baik
6.    Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang lebih dari 10 tahun
(terlalu lama)
7.    Tinggi badan kurang dari 145 cm, karena ibu mungkin mempunyai panggul
sempit, sehingga sulit melahirkan
8.    Kebiasaan ibu (merokok,alkohol, dan obat-obatan)

FAKTOR RISIKO SEBELUM KEHAMILAN


Sebelum hamil, seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan yang
menyebabkan meningkatnya resiko selama kehamilan. Selain itu, jika seorang
wanita mengalami masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk
mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih besar.
a.    Karakteristik ibu
Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan. Anak perempuan berusia 15
tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya pre-eklamsi (suatu keadaan
yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan
penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklamsi (kejang akibat pre-
eklamsi).Mereka juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah
atau bayi kurang gizi.
Risiko kehamilan pada ibu yang terlalu muda biasanya timbul karena
mereka belum siap secara psikis maupun fisik.Secara psikis, umumnya remaja
belum siap menjadi ibu.Bisa saja kehamilan terjadi karena
"kecelakaan".Akibatnya, selain tidak ada persiapan, kehamilannya pun tidak
dipelihara dengan baik. Kondisi psikis yang tidak sehat ini dapat membuat
kontraksi selama proses persalinan tidak berjalan lancar sehingga kemungkinan
operasi sesar jadi lebih besar.
Risiko fisiknya pun tak kalah besar karena beberapa organ reproduksi
remaja putri seperti rahim belum cukup matang untuk menanggung beban
kehamilan.Bagian panggul juga belum cukup berkembang sehingga bisa
mengakibatkan kelainan letak janin.
Kurangnya persiapan untuk hamil juga dikaitkan dengan defisiensi asam
folat dalam tubuh.Akibat kurangnya asam folat, janin dapat menderita spina bifida
(kelainan tulang belakang) atau janin tidak memiliki batok kepala. Risiko akan
berkurang pada ibu yang hamil di usia tua karena biasanya mereka sudah
mempersiapkan kehamilan dengan baik.
Risiko kehamilan yang akan dihadapi pada primigravida tua hampir mirip
pada primigravida muda. Hanya saja, karena faktor kematangan fisik yang
dimiliki maka ada beberapa risiko yang akan berkurang pada primigravida tua.
Misalnya menurunnya risiko cacat janin yang disebabkan kekurangan asam folat.
Risiko kelainan letak janin juga berkurang karena rahim ibu di usia ini sudah
matang. Panggulnya juga sudah berkembang baik. Bahaya yang mengancam
primigravida tua justru berkaitan dengan fungsi organ reproduksi di atas usia 35
tahun yang sudah menurun sehingga bisa mengakibatkan perdarahan pada proses
persalinan dan preeklamsia.
Hal yang patut dipertimbangkan adalah meningkatnya risiko kelainan
sindrom down pada janin, yaitu sebuah kelainan kombinasi dari retardasi mental
dan abnormalitas bentuk fisik yang disebabkan kelainan kromosom. "Pada
kehamilan di bawah usia 30 tahun kemungkinan adanya sindrom down hanya
1:1600, tapi di atas 35 tahun menjadi 1:600, dan di usia 40 tahun menjadi 1:160.
Peningkatan beberapa kali lipat ini dikarenakan perubahan kromosom akibat usia
ibu yang semakin tua. Pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bisa
dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniosentesis) untuk menilai kromosom
janin.
Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, rentan terhadap tekanan darah
tinggi, diabetes atau obesitas dan terhadap keadaan medis lainnya. Seorang wanita
yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50 kg, lebih mungkin
melahirkan bayi yang lebih kecil dari usia kehamilan (KMK, kecil untuk masa
kehamilan). Jika kenaikan berat badan selama kehamilan kurang dari 7,5 kg, maka
risikonya meningkat sampai 30%. Sebaliknya, seorang wanita gemuk lebih
mungkin melahirkan bayi besar. Obesitas juga menyebabkan meningkatnya resiko
terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Seorang wanita
yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,4 meter, lebih mungkin memiliki
panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang lebih
tinggi untuk mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang sangat
kecil.
b.      Riwayat Kehamilan Sebelumnya
Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester
pertama, memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami keguguran lagi.
Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah melahirkan bayi
yang sudah meninggal pada usia kehamilan 4-8 minggu atau pernah melahirkan
bayi prematur. Sebelum mencoba hamil lagi, sebaiknya seorang wanita yang
pernah mengalami keguguran menjalani pemeriksaan untuk:
1)   Kelainan kromosom atau hormon
2)   Kelainan struktur rahim atau leher rahim
3)   Penyakit jaringan ikat (misalnya lupus)
4)   Reaksi kekebalan pada janin (biasanya ketidaksesuaian Rh).
Jika penyebab terjadinya keguguran diketahui, maka dilakukan tindakan
pengobatan. Kematian di dalam kandungan atau kematian bayi baru lahir bisa
terjadi akibat:
1)   Kelainan kromosom pada bayi
2)   Diabetes
3)   Penyakit ginjal atau pembuluh darah menahun
4)   Tekanan darah tinggi
5)   Penyalahgunaan obat
6)   Penyakit jaringan ikat pada ibu (misalnya lupus).
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki resiko
yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 1,5
kg, memiliki resiko sebesar 50% untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan
berikutnya.
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari
4 kg, mungkin dia menderita diabetes.Jika selama kehamilan seorang wanita
menderita diabetes, maka resiko terjadinya keguguran atau resiko kematian ibu
maupun bayinya meningkat.
Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada wanita hamil ketika
memasuki usia kehamilan 20-28 minggu. Seorang wanita yang telah mengalami
kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih, lebih mungkin mengalami:
1)   Kontraksi yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya lemah)
2)   Perdarahan setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah)
3)   Persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko
perdarahan vagina yang berat
4)   Plasenta previa (plasenta letak rendah).
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita
penyakit hemolitik, maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit
yang sama.
Penyakit ini terjadi jika darah ibu memiliki Rh-negatif, darah janin
memiliki Rh-positif dan ibu membentuk antibodi untuk menyerang darah janin;
antibodi ini menyebabkan kerusakan pada sel darah merah janin.Pada kasus
seperti ini, dilakukan pemeriksaan darah pada ibu dan ayah. Jika ayah memiliki 2
gen untuk Rh-positif, maka semua anaknya akan memiliki Rh-positif; jika ayah
hanya memiliki 1 gen untuk Rh-positif, maka peluang anak-anaknya untuk
memiliki Rh-positif adalah sebesar 50%. Biasanya pada kehamilan pertama,
perbedaan Rh antara ibu dengan bayinya tidak menimbulkan masalah, tetapi
kontak antara darah ibu dan bayi pada persalinan menyebabkan tubuh ibu
membentuk antibodi. Akibatnya, resiko penyakit hemolitik akan ditemukan pada
kehamilan berikutnya. Tetapi setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif, biasanya
pada ibu yang memiliki Rh-negatif diberikanimmunoglobulin Rh-nol-D, yang
akan menghancurkan antibodi Rh. Karena itu, penyakit hemolitik pada bayi jarang
terjadi.
Seorang wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi,
kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika
diluar kehamilan dia menderita tekanan darah tinggi menahun. Jika seorang
wanita pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau cacat bawaan,
biasanya sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, dilakukan analisa genetik
pada bayi dan kedua orangtuanya.
c.       Kelainan struktur
Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim ganda
atau leher rahim yang lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya
keguguran. Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan
pembedahan diagnostik, USG atau rontgen.Fibroid (tumor jinak) di dalam rahim
bisa meningkatkan resiko terjadinya.
1)   kelahiran prematur
2)   gangguan selama persalinan
3)   kelainan letak janin
4)   kelainan letak plasenta
5)   keguguran berulang.
d.      Keadaan kesehatan
Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan ibu
dan bayi yang dikandungnya. Keadaan kesehatan yang sangat penting adalah:
1)   Tekanan darah tinggi menahun
2)   Penyakit ginjal
3)   Diabetes
4)   Penyakit jantung yang berat
5)   Penyakit sel sabit
6)   Penyakit tiroid
7)   Lupus
8)   Kelainan pembekuan darah.
e.       Riwayat keluarga
Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya
di keluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya
kelainan tersebut pada bayi yang dikandung.Kecenderungan memiliki anak
kembar juga sifatnya diturunkan.

FAKTOR RISIKO SELAMA KEHAMILAN


Seorang wanita hamil dengan resiko rendah bisa mengalami suatu
perubahan yang menyebabkan bertambahnya resiko yang dimilikinya.Dia
mungkin terpapar oleh teratogen (bahan yang bisa menyebabkan cacat bawaan),
seperti radiasi, bahan kimia tertentu, obat-obatan dan infeksi; atau dia bisa
mengalami kelainan medis atau komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan.
a.       Obat-obatan atau infeksi
Obat-obatan yang diketahui bisa menyebabkan cacat bawaan jika diminum
selama hamil adalah:
1)      Alkohol
2)      Phenitoin
3)      Obat-obat yang kerjanya melawan asam folat (misalnya triamteren atau
trimethoprim)
4)      Lithium
5)      Streptomycin
6)      Tetracyclin
7)      Talidomide
8)      Warfarin.
Infeksi yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah:
1)      Herpes simpleks
2)      Hepatitis virus
3)      Influenza
4)      Gondongan
5)      Campak Jerman (rubella)
6)      Cacar air (varisela)
7)      Sifilis
8)      Listeriosis
9)      Toksoplasmosis
10)  Infeksi oleh virus coxsackie atau sitomegalovirus.
Merokok berbahaya bagi ibu dan janin yang dikandungnya, tetapi hanya
sekitar 20% wanita yang berhenti merokok selama hamil.Efek yang paling sering
terjadi akibat merokok selama hamil adalah berat badan bayi yang rendah. Selain
itu, wanita hamil yang merokok juga lebih rentan mengalami:
1)      komplikasi plasenta
2)      ketubah pecah sebelum waktunya
3)      persalinan premature
4)      infeksi rahim.
Seorang wanita hamil yang tidak merokok sebaiknya menghindari asap
rokok dari orang lain karena bisa memberikan efek yang sama terhadap janinnya.
Cacat bawaan pada jantung, otak dan wajah lebih sering ditemukan pada bayi
yang ibunya merokok.
Merokok selama hamil juga bisa menyebabkan meningkatnya resiko
terjadinya sindroma kematian bayi mendadak.   Selain itu, anak-anak yang
dilahirkan oleh ibu perokok bisa mengalami kekurangan yang sifatnya ringan
dalam hal pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual dan perilaku.Efek ini
diduga disebabkan oleh karbon monoksida (yang menyebabkan berkurangnya
pasokan oksigen ke jaringan tubuh) dan nikotin (yang merangsang pelepasan
hormon yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah yang menuju ke
plasenta dan rahim).
Mengkonsumsi alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.
Sindroma alkohol pada janin merupakan salah satu akibat utama dari pemakaian
alkohol selama hamil. Sindroma ini ditandai dengan:
1)      keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir
2)      kelainan wajah
3)      mikrosefalus (ukuran kepala lebih kecil), yang kemungkinan disebabkan
oleh pertumbuhan otak yang dibawah normal
4)      kelainan perkembangan perilaku.
Sindroma alkohol pada janin seringkali menyebabkan keterbelakangan
mental.Selain itu, alkohol juga bisa menyebabkan keguguran dan gangguan
perilaku yang berat pada bayi maupun anak yang sedang tumbuh (misalnya
perilaku antisosial dan kurang memperhatikan).
Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi
alkohol adalah 2 kali lipat, terutama jika wanita tersebut adalah peminum
berat.Berat badan bayi yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2
kg.Suatu pemeriksaan laboratorium yang sensitif dan tidak memerlukan biaya
besar, yaitu kromatografi, bisa digunakan untuk mengetahui pemakaian heroin,
morfin, amfetamin, barbiturat, kodein, kokain, marijuana, metadon atau fenotiazin
pada wanita hamil.
Wanita yang menggunakan obat suntik memiliki resiko tinggi terhadap:
1)      Anemia
2)      Bakteremia
3)      Endokarditis
4)      Abses kulit
5)      Hepatitis
6)      Flebitis
7)      Pneumonia
8)      Tetanus
9)      Penyakit menular seksual (termasuk AIDS).
Sekitar 75% bayi yang menderita AIDS, ibunya adalah pemakai obat
suntik atau pramuria.Bayi-bayi tersebut juga memiliki resiko menderita penyakit
menular seksual lainnya, hepatitis dan infeksi.Pertumbuhan mereka di dalam
rahim kemungkinan mengalami kemunduran dan mereka bisa lahir
prematur.Kokain merangsang sistem saraf pusat, bertindak sebagai obat bius lokal
dan menyebabkan pengkerutan pembuluh darah.Pembuluh darah yang mengkerut
bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah sehingga kadang janin tidak
mendapatkan oksigen yang cukup.Berkurangnya aliran darah dan oksigen bisa
menyebabkan gangguan pertumbuhan berbagai organ dan biasanya menyebabkan
cacat kerangka serta penyempitan sebagian usus.
Pemeriksaan air kemih untuk mengatahui adanya kokain biasanya dilakukan jika:
1)      seorang wanita hamil tiba-tiba menderita tekanan darah tinggi yang berat
2)      terjadi perdarahan akibat pelepasan plasenta sebelum waktunya
3)      terjadi kematian dalam kandungan yang sebabnya tidak diketahui.
31% dari wanita pemakai kokain mengalami persalinan prematur, 19%
melahirkan bayi yang pertumbuhannya terhambat dan 15% mengalami
pelepasan plasenta sebelum waktunya.
Jika pemakaian kokain dihentikan setelah trimester pertama, maka resiko
persalinan prematur dan pelepasan plasenta sebelum waktunya tetap meningkat,
tetapi pertumbuhan janinnya normal.
b.    Keadaan kesehatan
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan
atau keadaan lain. Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan
ancaman serius terhadap ibu dan bayinya dan harus segera diobati.Jika seorang
wanita hamil pernah menderita infeksi kandung kemih, maka dilakukan
pemeriksaan air kemih pada awal kehamilan.Jika ditemukan bakteri, segera
diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi ginjal yang bisa menyebabkan
persalinan prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya.Infeksi vagina oleh
bakteri selama hamil juga bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban
pecah sebelum waktunya.Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, diberikan
antibiotik.
Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4° Celsius)
pada trimester pertama menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya
keguguran dan kelainan sistem saraf pada bayi. Demam pada trimester terakhir
menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya persalinan prematur.

1). Inkompatibilitas Rh
Ibu dan janin yang dikandungnya bisa memiliki jenis darah yang tidak
sesuai.Yang paling sering terjadi adalah inkompatibilitas Rh, yang bisa
menyebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir.Penyakit hemolitik bisa
terjadi jika ibu memiliki Rh-negatif, ayah memiliki Rh-positif, janin memiliki Rh-
positif dan tubuh ibu membuat antibodi untuk melawan darah janin.Jika seorang
ibu hamil memiliki Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap
janin setiap 2 bulan. 
Resiko pembentukan antibodi ini meningkat pada keadaan berikut:
d. Setelah terjadinya perdarahan dimana darah ibu dan darah janin bercampur
e. Setelah pemeriksaan amniosentesis
f. Dalam waktu 72 jam setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif.
Pada saat ini dan pada kehamilan 28 minggu, diberikan imunoglobulin Rh-
nol-D kepada ibu, yang akan menghancurkan antibodi Rh.
2) Perdarahan
     Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah:
a)      Kelainan letak plasenta
b)      Pelepasan plasenta sebelum waktunya
c)      Penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya infeksi).
Perdarahan pada trimester ketiga memiliki resiko terjadinya kematian bayi,
perdarahan hebat dan kematianibu pada saat persalinan.Untuk menentukan
penyebab terjadinya perdarahan bisa dilakukan pemeriksaan USG, pengamatan
leher rahim dan Pap smear.
3)   Kelainan pada cairan ketuban
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan
menekan diafragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang
berat pada ibu atau terjadinya persalinan prematur. Air ketuban yang terlalu
banyak cenderung terjadi pada:
a)      ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol
b)      kehamilan ganda
c)      inkompatibilitas Rh
d)     bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau
kelainan sistem saraf).

Air ketuban yang terlalu sedikit ditemukan pada:


a)      bayi yang memiliki cacat bawaan pada saluran kemih
b)      bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan
c)      bayi yang meninggal di dalam kandungan.

4)   Persalinan prematur
Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut:
a)      ibu memiliki kelainan struktur pada rahim atau leher rahim
b)      perdarahan
c)      stress fisik atau mental
d)     kehamilan ganda
e)      ibu pernah menjalani pembedahan rahim.

Persalinan prematur seringkali terjadi jika:


a)      bayi berada dalam posisi sungsang
b)      plasenta terlepas dari rahim sebelum waktunya
c)      ibu menderita tekanan darah tinggi
d)     air ketuban terlalu banyak
e)      ibu menderita pneumonia, infeksi ginjal atau apendisitis.

5)   Kehamilan ganda
Kehamilan lebih dari 1 janin juga bisa menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya cacat bawaan dan kelainan pada saat persalinan.
6)   Kehamilan lewat waktu
Pada kehamilan yang terus berlanjut sampai lebih dari 42 minggu,
kemungkinan terjadinya kematian bayi adalah 3 kali lebih besar.

TANDA BAHAYA KEHAMILAN RISIKO TINGGI


1.      Perdarahan
a.       Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran
b.      Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi
dalam kandungan.
2.      Bengkak di kaki/ tangan/ wajah, dan sakit kepala disertai kejang
Bengkak atau sakit kepala pada ibu hamil dapat membahayakan keselamatan ibu
dan bayi dalam kandungan.
3.      Demam tinggi
Demam tinggi bisa membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan
keguguran atau kelahiran kurang bulan.
4.      Keluar air ketuban sebelum waktunya
Tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi dalam
kandungan.
5.      Bayi dalam kandungan tidak bergerak
Keadaan ini tanda bahaya pada janin
6.      Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu

BAHAYA YANG DAPAT DITIMBULKAN

9. Bayi lahir belum cukup bulan


10. Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
11. Keguguran (abortus).
12. Persalinan tidak lancar / macet.
13. Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
14. Janin mati dalam kandungan.
15. Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
16. Keracunan kehamilan/kejang-kejang.

DETEKSI KEHAMILAN RESIKO TINGGI


Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di dokter/bidan terdekat.

PENCEGAHAN
1.    Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya
ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya,
dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak
sebelum konsepsi terjadi.
2.    Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan
penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan
bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi
mendapatkan masalah kemudian.
3.    Sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC (Antenatal
Care) atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk
memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya. Dengan memeriksakan
kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah
Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
4.    Mendapatkan imunisasi TT 2X.
5.    Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif.
6.    Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
7.    Hindari rokok, alkohol, dll

Cara mencegah kehamilan risiko tinggi

7. Usia hamil tidak kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
8. Rencanakan jumlah anak 2 orang saja.
9. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu jauh.
10. Memeriksa kehamilan secara teratur kepada tenaga kesehatan.
11. Menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
12. Melahirkan denan pertolongan tenaga kesehatan

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Resiko
Tinggi. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan
Dasar Indonesia (Riskesdas).
http://digilib.unimus.ac.id/ babii.pdf (Diakses pada tanggal 22 Oktober 2017;
20.51 WIB).

Pertanyaan Audience

Jumat, 13 Maret 2020


N PERTANYAAN JAWABAN
O
1. Ny. S Kanker serviks itu sendiri tidak
Apakah kanker serviks dapat menular = tidak bisa disebarkan dari
menular ? pasien ke orang lain.
Namun, HPV (Human Papiloma Virus)
penyebab kanker serviks, menular dan
bisa menyebar melalui hubungan
seksual.
2. Ny. K Cara mencegahnya bisa dengan
Bagaimana cara melakukan menghindari faktor resiko seperti
pencegahan kanker serviks ? dengan tidak merokok, melakukan seks
aman (menggunakan kondom, tidak
berganti-ganti pasangan), melakukan
hubungan seksual terlalu muda
(<16tahun). Selain itu bisa dengan
melakukan vaksin HPV untuk
mencegah terinfeksi virus penyebab
kanker serviks. Dan melakukan
pemeriksaan IVA Test ataupun Pap
Smear secara rutin.
3. Apa bedanya IVA Test dengan IVA Test adalah pemeriksaan dengan
Pap Smear? Apakah rasanya cara melihat langsung (dengan mata
sakit? telanjang) leher rahim setelah memulas
leher rahim dengan larutan asam asetat
3-5%, membutuhkan waktu hanya 1-2
menit untuk dapat melihat perubahan
pada jaringan epitel.Sedangkan Pap
Smear adalah metode pemeriksaan sel-
sel yang diambil dari leher rahim dan
kemudian diperiksa dibawah
mikroskop oleh ahli patologi anatomi.
Membutuhkan waktu untuk menunggu
hasil laboratorium. Jadi perbedaannya
terdapat pada metodenya. Namun
keduanya sama-sama murah dan efektif
untuk mendeteksi kanker serviks. Dan
rasanya tidak sakit apabila ibu dalam
posisi rileks saat akan dilakukan IVA
Test atau Pap Smear.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI DAN BALITA”


diRT 12 RW 05DesaRejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo
Tanggal : 18 Maret 2020

Disusun Oleh :

1. Khusnul Maghfiroh
2. Alvita Faiza Ursula
3. Musrifatin Hasanah
4. Anin Pratiwi
5. Farida Maghfiroh
6. Jamila Alfia Rizki
7. Wulan Aprilia
8. Dita Yeni Rahmawati

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN 2019

LEMBAR PENGESAHAN
SatuanAcaraPenyuluhanyang disusun oleh mahasiswa semester VIII prodi
DIV Kebidanan Sutomo Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun
akademik 2019-2020 disusun berdasarkan keadaan yang sebenarnya.

Tempat Praktik : Bd. Kasiani (Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo)
Tanggal Praktik : 23 Februari 2020 - 20 Maret 2020

Pembimbing Pendidikan, Pembimbing


Ruangan,

Yuni Ginarsih, M.Keb. Tatarini Ika Pipitcahyani, SST, M.Kes.Kasiani, Amd. Keb.
NIP. 196706011989032002NIP. 1980012052006042002

Mengetahui,
Ketua Prodi DIV Kebidanan Sutomo Surabaya

DwiPurwanti, S.Kp., SST., M.Kes


NIP. 196702061990032003

Dosen Tabulasi,

___________________________
___________________________
NIP. NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi dan Balita


Sasaran : IbuBalita di RT 12 RW 05 Desa Rejeni, Kec. Krembung, Kab.
Sidoarjo
Hari/tanggal : Rabu, 18 Maret 2020
Tempat : RumahWarga
Waktu : 30 menit
Pelaksana : Mahasiswa Kebidanan Sutomo Surabaya

IX. Tujuan Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mendapatkan
pengetahuan tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi dan Balita.

X. Tujuan Khusus
Setelahdilakukanpenyuluhan, peserta penyuluhan diharapkan mampu menjelaskan
tentang :
11) Mengatur makanan bayi usia 0-6 bulan
12) Mengatur makanan bayi usia 6-12 bulan
13) Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun
14) Penyebab, tanda-tanda, dan akibat kurang gizi
15) Cara memasak yang tepat

XI. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah IbuBalita di RT 12 RW 05 Desa
Rejeni, Kec. Krembung, Kab. Sidoarjo

XII.Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari beberapa
sub pokok, diantaranya:
11. Mengatur makanan bayi usia 0-6 bulan
12. Mengatur makanan bayi usia 6-12 bulan
13. Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun
14. Penyebab, tanda-tanda, dan akibat kurang gizi
15. Cara memasak yang tepat
13) Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah. Pertama acara
dibuka oleh moderator dari perwakilan kelompok mahasiswa Kebidanan Sutomo.
Setelah dilakukan pembukaan penyuluhan,pemateri memberi penjelasan tentang
Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi Dan Balita sedangkan anggota yang lain bertugas
sebagaifasilitator,dan observer. Setelah materi selesai disampaikan, diadakan
forum diskusi atau tanya jawab.

14) Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
3. Leaflet

15) Pengorganisasian Kegiatan


Pembimbing Pendidikan :1. Yuni Ginarsih, M.Keb.
2. Tatarini Ika Pipitcahyani, SST., M.Kes.
Pembimbing Klinik :Kasiani
Moderator : Alvita Faiza Ursula
Pemateri :Anin Pratiwi, Jamila Alfiyah
Fasilitator : Khusnul Maghfiroh, Faridah Maghfiroh
Observer : Dita Yeni R., Wulan Apriliya
Notulen : Musrifatin Hasanah

16) Job Description


No Pengorganisasian Uraian
1. Moderator k) Membuka acara penyuluhan,
memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
l) Menyebutkan kontrak waktu penyuluhan.
m) Memotivasi peserta untuk bertanya
n) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi
o) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh g) Menjelaskan materi penyuluhan dengan
jelas dan bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta
h) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan
memperhatikan proses penyuluhan
i) Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator g) Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang
bertanya kepadanya.
h) Memotivasi peserta untuk bertanya materi
yang belum jelas
i) Membagikan leaflet kepada peserta.
4. Observer g) Mencatat nama dan jumlah peserta, serta
menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan
jalannya proses penyuluhan. Mencatat
pertanyaan yang diajukan peserta
h) Mengamati perilaku verbal dan non verbal
peserta selama proses penyuluhan.
i) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan
rencana penyuluhan

17) Pelaksanaan
Respon Peserta
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Pelaksana
Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan: 7. Menjawab salam Moderator
13. Mengucapkan 8. Mendengarkan
salam 9. Memperhatikan
14. Memperkenalkan
diri
15. Kontrak waktu
16. Menjelaskan
tujuan dari
penyuluhan
17. Menyebutkan
materi penyuluhan
yang akan diberikan.
18. Menggali
pengetahuan peserta
2. 15 Menit Pelaksanaanpenyampaian 7. Mendengarkan Penyuluh
materi tentang: 8. Memperhatikan
9) Pengertian IVA Test penjelasan
10) Tujuan IVA Test pemateri
11) Keuntungan IVA 9. Mencermati materi
Test Syarat IVA Test
12) Klasifikasi IVA
Test

3. 5 menit Diskusi: 3. Mengajukan Moderator


3. Memberikan pertanyaan dan
kesempatan pada fasilitator
peserta untuk
mengajukan
pertanyaan kemudian
didiskusikan bersama
dan menjawab
pertanyaan.
4. 5 menit Evaluasi: 3. Menjawab Moderator
3. Menanyakan kepada pertanyaan dan dan
peserta penyuluhan menjelaskannya fasilitator
tentang materi yang
diberikan
5. 5 menit Terminasi: 7. Memperhatikan Moderator
9. Menyimpulkan hasil 8. Mendengarkan
penyuluhan 9. Menjawab salam
10. Mengucapkan
terimakasih kepada
peserta
11. Membagikan
leaflet
12. Mengakhiri
dengan salam

18) Evaluasi
8. Struktur
m)Kesiapan materi
n) Kesiapan SAP
o) Kesiapan media: Leaflet
p) Peserta hadir di tempat penyuluhan minimal 10 orang
q) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
r) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhandilakukan pada hari
sebelumnya

9. Proses
o) Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
p) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
q) Peserta mengajukan pertanyaan
r) Peserta mampu mereview materi yang telahdiberikan
s) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
t) Suasana penyuluhan tertib dan tenang
u) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

10. Hasil
m)Peserta yang datang 10 orang atau lebih
n) Acara dimulai tepat waktu
o) Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang disepakati
p) Peserta memahami materi yang disampaikan oleh penyaji
q) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
dengan benar yang diajukan penyaji.
r) Peserta mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan.

MateriPenyuluhan

KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI DAN BALITA

1. Pengertian Gizi
Gizi adalah makanan dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang
berhubungan dengan kesehatan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi organ tubuh serta menghasilkan energi.

2. Pengertian BGM

Balita Bawah Garis Merah (BGM)

Balita adalah salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak
awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau
biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan.

Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita dengan berat
badan menurut umur (BB/U) berada di bawah garis merah pada KMS Balita
BGM tidak selalu berarti menderita gizi buruk. Akan tetapi, itu dapat menjadi
indikator awal bahwa balita tersebut mengalami masalah gizi.

3. Guna Makanan bagi Bayi dan Balita


a. Sebagai sumber zat tenaga
b. Sebagai sumber zat pembangun
c. Sebagai sumber zat pengatur

4. Makanan Bayi

Usia 0-6 Bulan :

Makanan yang paling sesuai untuk bayi adalah ASI (Air Susu Ibu), karena
ASI memang untuk bayi dan sangat baik bagi kekebalan tubuh.

Usia 6-12 Bulan :

Pada usia 6-12 bulan tetap berikan ASI sesuai dengan keinginan anak,
selain itu berikan makanan pendamping ASI seperti bubur nasi ditambah
telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/ sayuran lainnya.

Usia 1-5 Tahun :

a. Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari makanan
pokok, minyak, dan zat lemak serta gula
b. Berikan sumber protein nabati dan hewani
c. Jangan memaksa anak makan makanan yang tidak disenangi, berikan
makanan lain yang diterima anak
d. Berikan makanan selingan (makanan ringan seperti biskuit), diberikan
antara waktu makan pagi, siang, dan malam

5. Pola Pemberian Makanan Pada Bayi Usia 0-5 Tahun

Umur Jenis Makanan Pemberian Dalam Sehari


0-6 Bulan ASI Sekehendak

ASI Sekehendak
6-8 Bulan Buah 1x
Bubur Susu 2x

ASI Sekehendak
8-10 Buah 1x
Bulan Bubur Susu 1x
Nasi tim saring 2x

ASI 1x
Buah 3x
10-12 Nasi tim saring 3x
Bulan
ASI 2-3x
Buah 1x
Makanan seperti keluarga 3x
12-24 (dalam porsi kecil)
Bulan
Susu 2-3x
Buah 1x
Makanan seperti keluarga 3x
Makanan ringan 1x
2 Tahun -
5 Tahun

6. Kurang Gizi

Kurang Gizi adalah kekurangan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
sehingga terjadi perubahan tubuh (kurus, lemah, pucat).

Penyebab Kurang Gizi


a. Kurang makan
b. Makan tidak teratur
c. Makan makanan dengan gizi tidak seimbang
d. Salah dalam mengolah makanan

Tanda-Tanda Kurang Gizi

a. Badan Kurus
b. Kulit kering kusam
c. Lemas dan Pucat
d. Mata Bengkak
e. Kaki dan Tangan Bengkak

Akibat Kurang Gizi

a. Gangguan pertumbuhan
b. Mudah sakit
c. Kurang cerdas

7. Cara Memasak Yang Tepat

Dalam mengolah makanan harus diperhatikan jenis bahan makanan yang ada,
misalnya sayuran sebelum dipotong, dicuci terlebih dahulu dan dalam merebus
atau mengukus tidak boleh lebih dari 20 menit, sedangkan dalam menggoreng
ikan tidak boleh sampai kering. Agar gizi yang terkandung dalam makanan tidak
hilang.

Catatan :

a. Cucilah tangan sebelum menyuapkan makanan kepada balita


b. Pakailah bahan makanan yang baik dan aman, peralatan masak yang
bersih, dan cara memasak yang benar

Pertanyaan Audience

Rabu, 18 Maret 2020

N PERTANYAAN JAWABAN
O
1. Ny. S Kanker serviks itu sendiri tidak
Apakah kanker serviks dapat menular = tidak bisa disebarkan dari
menular ? pasien ke orang lain.
Namun, HPV (Human Papiloma Virus)
penyebab kanker serviks, menular dan
bisa menyebar melalui hubungan
seksual.
2. Ny. K Cara mencegahnya bisa dengan
Bagaimana cara melakukan menghindari faktor resiko seperti
pencegahan kanker serviks ? dengan tidak merokok, melakukan seks
aman (menggunakan kondom, tidak
berganti-ganti pasangan), melakukan
hubungan seksual terlalu muda
(<16tahun). Selain itu bisa dengan
melakukan vaksin HPV untuk
mencegah terinfeksi virus penyebab
kanker serviks. Dan melakukan
pemeriksaan IVA Test ataupun Pap
Smear secara rutin.
3. Apa bedanya IVA Test dengan IVA Test adalah pemeriksaan dengan
Pap Smear? Apakah rasanya cara melihat langsung (dengan mata
sakit? telanjang) leher rahim setelah memulas
leher rahim dengan larutan asam asetat
3-5%, membutuhkan waktu hanya 1-2
menit untuk dapat melihat perubahan
pada jaringan epitel.Sedangkan Pap
Smear adalah metode pemeriksaan sel-
sel yang diambil dari leher rahim dan
kemudian diperiksa dibawah
mikroskop oleh ahli patologi anatomi.
Membutuhkan waktu untuk menunggu
hasil laboratorium. Jadi perbedaannya
terdapat pada metodenya. Namun
keduanya sama-sama murah dan efektif
untuk mendeteksi kanker serviks. Dan
rasanya tidak sakit apabila ibu dalam
posisi rileks saat akan dilakukan IVA
Test atau Pap Smear.

Anda mungkin juga menyukai