Corresponding author:
Duwi Pudji Astuti
duwipudji@gmail.com
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 1 No 2, November 2018
e-ISSN 2615-6407
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 1 No 2, November 2018/ page 36-40 37
pemanfaatan “pengobatan tradisional” yang penusukan dengan alat tertentu yang kemudian
sudah ada, sebagai bagian dari upaya di cup kembali.
pelayanan professional yang ditujukan Bekam merupakan metode pengobatan dengan
kesehatan tanpa mengabaikan kuratif dan cara menggunakan alat yang disebut cup.
rehabilitatif dengan menggunakan proses Manfaat bekam bisa sebagai pengeluaran
keperawatan sebagai pendekatan pemecahan racun dari dalam tubuh dan efektif sebagai
masalah. terapi komplementer untuk macam-macam
penyakit. Bekam yang dilakukan pada satu
Terapi komplementer dapat dilakukan oleh titik atau poin pada tubuh, kutis, subkutis,
perawat selain dokter maupun praktisi terapi. fasia, serta otot akan terjadi kerusakan dari
Intervensi keperawatan secara mandiri yang mast cell, akibat dari kerusakan tersebut akan
mana fungsinya secara holistik, perawat dalam dilepaskan beberapa zat seperti serotonin,
merawat pasien secara holistik yaitu secara histamin, brandkinin, slowreacing substance,
bio, psiko, sosio, cultural dan spirutal tak lain yang mana zat-zat tersebut dapat
adalah terapi komplementer. menyebabkan dilatasi kapiler dan arteriol serta
flare reaction pada daerah yang dibekam.
Klasifikasi dari terapi komplementer antara Dilatasi kapiler dapat terjadi di tempat yang
lain tindakan untuk tubuh dan pikiran, jauh dari tempat pembekaman yang
pengobatan alternative, cara penyembuhan menyebabkan terjadinya perbaikan
manual (manual healing methods), pengobatan mikrosirkulasi pembuluh darah, akibatnya
farmakologi dan biologi (pharmacologic and akan menimbulkan efek relaksasi otot-otot
biologic treatment), diet dan nutrisi untuk yang kaku serta menurunkan tekanan darah
pencegahan, cara lain dalam diganosa dan secara stabil.
pengobatann (unclasified diagnostic and Tujuan untuk mereview penelitian-penelitian
treatment methods). tentang terapi komplementer yang dapat
digunakan sebagai terapi penurunan tekanan
Bekam merupakan cara lain dalam diagnosa darah tinggi atau hipertensi, antara lain bekam
dan pengobatan (unclasified diagnostic and basah.
treatment methods). Sejak zaman nabi Musa
AS, bekam sudah ada dan sekarang METODE
berkembang di seluruh penjuru dunia. Nama Kajian dalam systematic review ini
lain bekam adalah hijamah yang artinya menggunakan diantaranya mencari jurnal-
pengeluaran atau penghisapan darah dengan jurnal yang kemudian di kelompokkan dan
cara tertentu dengan alat khusus yang dianalisis. Artikel dikumpulkan melalui data
kemudian dikeluarkan dari kulit dengan base EBSCO, Google Scholar, dengan
Duwi Pudji Astuti – Efektifitas Bekam Basah pada Pasien Hipertensi: Systematic Review
menggunakan kata kunci bekam basah (wet Berdasarkan hasil pencarian dengan
cupping), hipertensi (hypertension). Kriteria berpedoman pada kriteria inklusi dan eksklusi
inklusi artikel yang digunakan adalah artikel peniliti berusaha mencari artikel melaluui
penelitian yang diterbitkan dari tahun 2006 - media internet. Terdapat beberapa database
2017. Tipe atau design yang digunakan dalam pencarian yang digunakan peneliti untuk
studi primer yang diambil adalah design studi menemukan adanya pengaruh bekam terhadap
yang menggunakan experimental design; tekanan darah. Database pencarian yang
randomized control trial atau quasi digunakan adalah EBSCO, google schoolar.
experiment. Responden berjenis kelamin laki- Hasil pencarian di EBSCO keseluruhan
laki dan perempuan, mendapatkan bekam ditemukan 3 jurnal yang berhubungan dengan
basah, penderita hipertensi, memiliki gejala bekam dan tekanan darah, mengeliminasi 2
hipertensi pada awal pengukuran dan tidak jurnal karena tidak sesuai dengan hasil yang
menggunakan obat yang dapat mempengaruhi diinginkan. Peneliti mencari lagi dalam google
tekanan darah. Kriteria eksklusi: artikel scholar ditemukan 12 jurnal, mengeliminasi
dengan penelitian yang menggunakan hewan 10 jurnal karena tidak sesuai dengan hasil
dalam intervensinya, pasien dengan yang diinginkan, untuk menentukan apakah
ketergantungan obat. cukup terpercaya untuk digunakan sebagai
systematic review, sehingga ditemukan 3
HASIL DAN PEMBAHASAN jurnal yang dimasukkan ke dalam systematic
Ekstraksi data dilakukan dengan memasukkan review sesuai dengan kriteria inklusi dan
data-data yang penting sebagai pedoman eksklusi peniliti.
dalam penentuan hasil dari studi primer yang
diambil. Data yang diambil adalah Bekam atau al-hijamah yaitu metode
karakteristik penelitian, yaitu data tentang penyembuhan penyakit dengan membuang
(penulis, tahun publikasi, ukuran sampel, racun dalam tubuh melalui pengeluaran angina
desain penelitian), karakteristik responden tau darah yang diambil dari permukaan kulit.
(pasien dengan hipertensi, tekanan darah lebih Bekam yang dilakukan pada satu titik atau
dari normal), bekam basah yang dilakukan, poin pada tubuh, maka kutis, subkutis, fasia,
tekanan darah sebelum dan sesudah serta otot akan terjadi kerusakan dari mast cell,
intervensi. Ekstraksi data akan disajikan dalam akibat dari kerusakan tersebut akan dilepaskan
bentuk tabel dan akan diringkas untuk beberapa zat seperti serotonin, histamine,
memudahkan pembaca tentang perubahan brandkinin, slowreacing substance, yang mana
tekanan darah sebelum dan sesudah zat-zat tersebut dapat menyebabkan dilatasi
melakukan bekam. (terlampir) kapiler dan arteriol serta flare reaction pada
daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler dapat
terjadi di tempat yang jauh dari tempat responden 65 % adalah perempuan dan 35%
pembekaman yang mana menyebabkan adalah laki-laki. Pengukuran tekanan darah
terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh awal dilakukan sebelum bekam, bekam
darah, akibatnya akan menimbulkan efek dilakukan satu kali untuk setiap responden
relaksasi otot-otot yang kaku serta selama penelitian, setelah pembekaman pasien
menurunkan tekanan darah secara stabil. diberikan minuman untuk memulihkan energy,
seperti minuman jahe hangat, air putih atau air
Penelitian yang dilakukan alfian (2015) pada campur madu. Sebelum dilakukan terapi
25 responden dengan kategori umur pasien bekam tekanan darah sistol 153,10 mmHg dan
terbanyak umur 55-46 tahun, dengan jenis setelah dilakukan terapi bekam sistol 143,10
kelamin terbanyak adalah laki-laki 15 orang mmHg yang mana terpaut 10 mmHg,
dan perempuan 10 orang. pasien hipertensi sedangkan tekanan darah diastolik sebelum
sebelum dilakukan bekam dianjurkan untuk terapi bekam 94,50 mmHg dan setelah terapi
beristirahat selama 25-30 menit lalu mengukur bekam tekanan darah diastolic 89,60 ini
tekanan darah dan selanjutnya pasien mulai di artinya terpaut 5 mmHg.
bekam basah 1 kali, setelah dilakukan bekam
basah pasien beristirahat 10-15 menit Penelitian Zarei (2012) bertujuan untuk
kemudian pasien diukur tekanan darahnya, mengetahui pemberian bekam pada pasien
kemudian dilakukan pengukuran tekanan hipertensi dengan 42 responden,dilakukan
darah ulang selang 5-10 menit. Hasil dari selama 2 minggu, rata-rata umur responden
penelitian bahwa bekam yang dilakukan pada 39-60 tahun, dengan perbandingan jenis
pasien hipertensi mengalami adanya kelamin laki-laki 52,4% (22) perempuan
perubahan pada tekanan darah sistolik dan 47,6% (21) dengan satu kelompok intervensi
diastolik. Dengan nilai p<0,05 yang artinya dan satu kelompok control, pada kelompok
ada pengaruh terhadap penurunan tekanan control hanya diberikan resep obat anti
darah pada pasien hipertensi setelah dilakukan hipertensi. Hasil penelitian didapatkan masing-
intervensi terapi bekam. masing kelompok menunjukkan hasil yang
signifikan, kelompok intervensi menunjukkan
Penelitian yang dilakukan Fera (2012) dengan sistolik 9.71±10.8 kelompok kontrol -
hasil uji wilcoxon mendapatkan hasil ada 0.19±15.4, diastolik kelompok intervensi
pengaruh yang bermakna pada tekanan darah 0.57±5.3 kelompok kontrol 1.14±10.1.
sistolik dan diastolic pasien hipertensi
sebelum dan setelah bekam dimana p< 0,05, Perbedaan hasil pada tekanan darah sistolik
penelitian ini berjumlah 20 responden dengan dan diastolik tergantung dari factor-faktor
karakteristik usia 46-65 tahun dan sebagian
yang mempengaruhinya. Peneliti systematic
review juga sadar bahwa dari ketiga jurnal ada karakteristik responden yang lebih spesifik dan
yang tidak sama dalam persiapan bekam baik.
maupun setelah dilakukan bekam, namum
hasil pengukuran tekanan darah sistolik dan
diastolic dari ketiga jurnal menunjukkan hal
yang sama yatu bekam berpengaruh pada REFERENSI
tekanan darah sistolik dan diastolik. Zarei, M. et al., (2012). The efficacy of wet
cupping in the treatment of hypertention.
The Journal of the American College of
Dua penelitian menunjukkan penurunan darah Cardiology. Available at:
sistolik 10 mmHg sedangkan diastolik 2 http://web.b.ebscohost.com/ehost/detail/det
ail?vid=4&sid=91fea6c4-1baa-4aaf-aa4d-
mmHg, yang artinya jika bekam dilakukaan 27ce32beb729%40sessionmgr102&hid=12
rutin tiap bulannya maka bisa menyetabilkan 4&bdata=JkF1dGhUeXBlPWlwLHNoaWI
mc2l0ZT1laG9zdC1saXZlJnNjb3BlPXNp
tekanan darah pada pasien hipertensi. dGU%3d#AN=118235141&db=ccm
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan
Mustika., (2012). Pengaruh terapi bekam
karakteristik penelitian dan karakteristik terhadap tekanan darah pada pasien
responden yang lebih spesifik sehingga hasil hipertensi diklinik de besh centre arrahmah
dan rumah sehat sabbihisma kota padang.
penelitian lebih valid dan terpercaya. http://repo.unand.ac.id/464/
Duwi Pudji Astuti – Efektifitas Bekam Basah pada Pasien Hipertensi: Systematic Review