Anda di halaman 1dari 3

MODUL 5

PEMBELAJARAN 1

ANALISIS STRUKTUR KURIKULUM SD DAN PROSEDUR DASAR


PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pembelajaran kelas


rangkap
Istilah kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan
yang secara umum di artikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk
mendapatkan status dan atau kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan
(pendidikan dasar, menengah, dan tinggi) pasti memiliki kurikulum atau program
pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun 1994 untuk jenjang pedidikan dasar
telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994. Karena pendidikan dasar terdiri
atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
( SLTP 3 tahun ). SD dan SLTP memiliki kurikulum masing – masing.
Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang
dipakai, kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Di
dalam kurikulum dirumuskan tujuan pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan,
beban waktu belajar yang disediakan, dan pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran. Adanya kurikulum sebagai dokumen tertulis belum menjamin
terjadinya proses pembelajaran. Adanya guru yang memahami dan mampu
menerapkan kurikulumlah yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran.

A. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22Tahun
2006 tentang Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang
Ketentuan Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23 Tahun 2006, Kurikulum
untuk Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI) memiliki
karakteristik sebagai berikut.
1. Kelompok Mata Pelajaran
Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berlaku
pengelompokan mata pelajaran sebagai berikut.
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
2. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsipprinsip berikut.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
b. Beragam dan terpadu
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
f. Belajar sepanjang hayat
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dinyatakan perlunya


menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.

a. Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada


potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang berguna bagi dirinya.
b. Prinsip Kedua dinyatakan bahwa Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan
kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c)
belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar
untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan”.
c. Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum memungkinkan
peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau
percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta
didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta
didik yang berdimensi ke- Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.”.
d. Prinsip Keempat dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan dalam suasana
hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai,
akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wurihandayani, ing madia
mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (dibelakang memberikan daya dan
kekuatan, di tengah membangunsemangat dan prakarsa, di depan memberikan
contoh dan teladan)”.
e. Prinsip Kelima dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan
denganmenggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber
belajardan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan
sekitarsebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru(semua
yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat danlingkungan sekitar
serta lingkungan alam semesta dijadikan sumberbelajar, contoh dan teladan).”
f. Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan
denganmendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan
daerahuntuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan
kajiansecara optimal.” Prinsip ini secara operasional menuntut
terlaksananyakurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara
efektif dengan memanfaatkan semua dimensi lingkungannya.
g. Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum yang mencakup
seluruhkomponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangandiri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,
dankesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis sertajenjang
pendidikan.” Prinsip ini secara operasional menuntutterlaksananya kurikulum
koheren atau harmonis dan sistemik/bersistem.

3. Struktur Kurikulum SD/MI

Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan


dan standar kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman pada ketentuansebagai
berikut:

a. “Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan


diri.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan
“IPS Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatantematik,
sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melaluipendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah maksimum
empat jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

B. PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN KERANGKA RENCANA


PEMBELAJARAN
Prosedur dasar pengembangan instruksional merupakan disain atau cetak biru
pembelajaran. Tahun 1975 istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Sebagai suatu prosedur disain instruksional merupakan langkah
yang sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan pembelajaran dan bahan
pembelajaran. Jadi produk dari disain instruksional dapat berupa persiapan
pembelajaran, modul, bahan tutorial dan bentuk sarana pedagogis lainnya. Proses
pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada unsur-unsur dasar
kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman belajar dan penilaian hasil
belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962).

Anda mungkin juga menyukai