1. Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pembelajaran kelas
rangkap Istilah kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang secara umum di artikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan status dan atau kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan (pendidikan dasar, menengah, dan tinggi) pasti memiliki kurikulum atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun 1994 untuk jenjang pedidikan dasar telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994. Karena pendidikan dasar terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP 3 tahun ). SD dan SLTP memiliki kurikulum masing – masing. Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang dipakai, kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Di dalam kurikulum dirumuskan tujuan pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan, beban waktu belajar yang disediakan, dan pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Adanya kurikulum sebagai dokumen tertulis belum menjamin terjadinya proses pembelajaran. Adanya guru yang memahami dan mampu menerapkan kurikulumlah yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran.
A. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22Tahun 2006 tentang Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23 Tahun 2006, Kurikulum untuk Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI) memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Kelompok Mata Pelajaran Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berlaku pengelompokan mata pelajaran sebagai berikut. a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. kelompok mata pelajaran estetika; e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. 2. Prinsip Pengembangan Kurikulum Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsipprinsip berikut. a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya b. Beragam dan terpadu c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan e. Menyeluruh dan berkesinambungan f. Belajar sepanjang hayat g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dinyatakan perlunya
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada
potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. b. Prinsip Kedua dinyatakan bahwa Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan”. c. Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke- Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.”. d. Prinsip Keempat dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wurihandayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (dibelakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangunsemangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan)”. e. Prinsip Kelima dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan denganmenggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajardan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitarsebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat danlingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumberbelajar, contoh dan teladan).” f. Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan denganmendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerahuntuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajiansecara optimal.” Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananyakurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efektif dengan memanfaatkan semua dimensi lingkungannya. g. Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum yang mencakup seluruhkomponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangandiri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dankesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis sertajenjang pendidikan.” Prinsip ini secara operasional menuntutterlaksananya kurikulum koheren atau harmonis dan sistemik/bersistem.
3. Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan
dan standar kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman pada ketentuansebagai berikut:
a. “Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan
diri. b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan “IPS Terpadu”. c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatantematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melaluipendekatan mata pelajaran. d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan. e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit. f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
B. PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN KERANGKA RENCANA
PEMBELAJARAN Prosedur dasar pengembangan instruksional merupakan disain atau cetak biru pembelajaran. Tahun 1975 istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sebagai suatu prosedur disain instruksional merupakan langkah yang sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran. Jadi produk dari disain instruksional dapat berupa persiapan pembelajaran, modul, bahan tutorial dan bentuk sarana pedagogis lainnya. Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada unsur-unsur dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman belajar dan penilaian hasil belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962).