Anda di halaman 1dari 7

Nama : Irfan Prabowo

NIM : 201911595

Kelas : Bisnis Syariah 2-A

A. Pengertian dan Perbedaan Zakat, Infaq, dan Sadaqah


Secara etimologi zakat dapat diartikan berkembang dan berkah. Selain itu
zakat juga dapat diartikan mensucikan. Sedangkan menurut istilah syar’i zakat berarti
sesuatu yang dikeluarkan atas nama harta atau badan dengan mekanisme tertentu.
Menurut mazhab Imam Syafi'i zakat adalah sebuah ungkapan keluarnya harta atau
tubuh sesuai dengan secara khusus. Sedangkan menurut mazhab Imam Hambali, zakat
ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang
khusus pula, yaitu kelompok delapan yang disyaratkan dalam Al-Qur'an. Jadi zakat
adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam
dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan
sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak (hukum Islam).

Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu untuk
kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut istilah infaq berarti mengeluarkan sebagian
dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan
ajaran islam. Infaq wajib di antaranya zakat, kafarat, nazar, dan lain-lain. Infak sunah
di antaranya, infaq kepada fakir miskin sesama muslim, infaq bencana alam, infaq
kemanusiaan, dan lain-lain.

Shadaqah adalah pemberian harta kepada orang-orang fakir, orang yang


membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima shadaqah,  tanpa
disertai imbalan. Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh
jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam
bentuk non materi, misalnya menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang
buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada saudaranya dsb.
Perbedaan zakat, infaq dan shadaqah sebagai berikut;

Menurut Zakat Infaq Shadaqah


Berdasarkan Amal wajib Amal tidak wajib Amal tidak
kewajibannya wajib
Waktu Ditentukan Kapan saja Kapan saja
pembayarannya
Berdasarkan Memberikan Membelanjakan Membelanjakan
ketentuannya sebagian harta hartanya untuk hartanya dijalan
dengan ketentuan kepentingan diri Allah
tertentu sendiri dan
keluarganya

B. Macam-Macam Zakat
1. Menurut garis besarnya, zakat dapat dibagi dua bagian:
a. Zakat jiwa (zakat fitrah) adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim
setelah matahari terbenam akhir bulan Ramadhan. Lebih utama dibayarkan
sebelum salat Idul Fitri, karena jika dibayarkan setelah salat ied, maka sifatnya
sedekah biasa bukan zakat fitrah. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW:
“Barang siapa yang mengeluarkan sebelum shalat Ied, maka itu zakat fitrah
yang diterima, Dan barang siapa yang mengeluarkannya sesudah shalat Ied,
maka itu termasuk salah satu sedekah-sedekah biasa.” (HR Ibnu Abbas)

Seorang muslim wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya dan orang-orang
yang menjadi tanggung jawabnya seperti istri, anak, dan pembantunya yang
muslim. Akan tetapi boleh bagi seorang istri atau anak atau pembantu
membayar zakat sendiri. Menurut jumhur ulama, syarat kewajiban zakat fitrah
bagi fakir adalah apabila ia memiliki kelebihan makanan pokok dirinya dan
orang yang menjadi tanggung jawabnya di malam dan pada hari rayanya.
Kelebihan itu tidak termasuk rumah, perabotnya dan kebutuhan pokok lainnya
termasuk binatang ternak yang dimanfaatkan, buku yang dipelajari ataupun
perhiasan yang dipakainya. Akan tetapi, jika telah melebihi dan
memungkinkan untuk dijual serta dimanfaatkan untuk keperluan zakat fitrah,
maka membayar zakat fitrah hukum nya wajib karena ia mampu
melakukannya.
Zakat fitrah tidak mengenal nisab, dan dibayar sebesar 1 (satu) sha’ makanan
pokok suatu masyarakat. 1 (sha’) adalah 4 mud’ dan ukuran 1 mud’ adalah
genggaman 2 tangan orang dewasa (atau kira-kira 2,176 Kg ). Jika ingin
dibayar dengan uang (menurut Imam Abu Hanifah) dibolehkan walaupun
sebaiknya yang diberikan adalah makanan. Dasar pelaksanaan:
Rasulullah bersabda: “Telah diwajibkan zakat fitra untuk membersihkan
orang yang berpuasa dari omonga yang tidak ada manfaatnya dan omongan
kotor, serta untuk memberi makanan pada orang-orang miskin.” (HR Ibnu
Abbas).

b. Zakat harta adalah zakat yang boleh dibayarkan pada waktu yang tidak
tertentu, mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil
ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi) yang masing-
masing memiliki perhitungan sendiri-sendiri. Pada masa Rasulullah kelompok
harta yang ditetapkan menjadi objek zakat terbatas pada;
(1) Emas dan perak di zaman rasul uang terbuat dari emas atau perak.
(2) Tumbuh-tumbuhan tertentu seperti gandum, jelai, kurma dan anggur.
(3) Hewan ternak tertentu seperti domba atau biri-biri, sapi dan unta.
(4) Harta perdagangan (tijarah).
(5) Harta kekayaan yang ditemukan dalam perut bumi (rikaz).

Sementara Allah merumuskan apa yang wajib dizakati dengan rumusan yang
sangat umum yaitu “kekayaan”, seperti firman-Nya, “Pungutlah olehmu zakat
dari kekayaan mereka”. “ Dalam kekayaan terdapat hak peminta-minta dan
orang yang melarat”.Hal ini dapat disebabkan karena pada zaman rasul harta
jenis itulah yang dianggap sebagai kekayaan. Seiring dengan kemajuan
transaksi dapat meningkatkan kekayaan, maka penting untuk mengetahui apa
yang dimaksud kekayaan. Kekayaan atau amwal (kata jamak dari maal)
menurut bahasa Arab adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh
manusia untuk menyimpan dan memilikinya (Qardhawi.2002) atas dasar
definisi tersebut, maka setiap benda berwujud yang diinginkan manusia untuk
disimpan atau dimilikinya setelah memenuhi syarat-syarat wajib zakat, harus
dikeluarkan zakatnya.

No Jenis Harta Ketentuan Wajib Zakat Keterangan


. Nisab Kadar Waktu
I TUMBUH-TUMBUHAN
1. Padi 1481 kg 5%/10% Tiap Panen Timbangan beras
gabah\815 sedemikian itu adalah bila
kg beras setiap 100kg gabah
menghasilkan 55 kg beras
2. Biji-bijian seukuran 5%/10% Tiap Panen Menurut mazhab Syafi'i
Nisab yang wajib diZakati hanya
Padi biji-bijian yang tahan
disimpan lama
II EMAS DAN PERAK
1. Emas Senilai 2,50% Tiap Tahun Menurut Yusuf al-
murni 91,92 Qardawi nisabnya senilai
gram 85 gram
emas
murni
2. Perhiasan senilai 2,50% Tiap Tahun Perhiasan yang dipakai
642 gram dalam ukuran yang wajar
perak dan halal  menurut
mazhab syafi'i tidak wajib
di Zakati
3. Perak senilai 2,50% Tiap Tahun Menurut mazhab Hanafi,
642 gram nisabnya senilai 700 gram
perak
III PERUSAHAAN, PERDAGANGAN, PENDAPATAN DAN JASA
1. Industri Senilai 2,50% Tiap Tahun Menurut Yusuf al-
91,92 Qardawi nisabnya senilai
gram 85 gram
emas
murni
2. Senilai 2,50% Tiap Tahun Sda
Pendapatan, 91,92
gaji dll gram
emas
murni
3. Usaha Senilai 2,50% Tiap Tahun Sda
simpanan, 91,92
deposito, gram
giro emas
murni
IV BINATANG
TERNAK
1. Kambing, 40-120 1 ekor Tiap Tahun Setiap bertambah 100
Domba ekor domba ekor, Zakatnya bertambah
2. Sapi, 30 ekor 1 ekor Tiap Tahun Setiap bertambah 30 ekor
Kerbau umur 1 zakatnya tambah 1 ekor
tahun umur 1 tahun
V TAMBANG DAN
HARTA TERPENDAM
1. Tambang Senilai 2,50% Ketika Menurut Yusuf al-
Emas 91,92 Memperoleh Qardawi nisabnya senilai
gram 85 gram
emas
murni
2. Tambang Senilai 2,50% Ketika Menurut Mazhab Maliki
Perak 642 gram Memperoleh dan Syafi'i wajib di Zakati
perak
VI ZAKAT Punya 2,70% Akhir bulan Menurut Mahmud Yunus
FITRAH kelebihan Ramadhan kadarnya 2,5 kg
makanan
untuk
keluarga
pd hari
Idul Fitri

2. Adapun ulama yang mengadakan pembagian dari segi apakah harta itu terlihat
dengan nyata atau yang dapat disembunyikan oleh pemiliknya, yaitu dibagi
menjadi;
a. Zakat harta yang nyata, seperti binatang ternak dan hasil tumbuh-tumbuhan.
b. Zakat yang tidak nyata, seperti : Emas, perak dan harta perniagaan.

C. Ketentuan Wajib Zakat


1. Rukun dan Syarat Zakat
Rukun  dimaksud adalah unsur-unsur yang terdapat dalam zakat yaitu:
a. Orang yang berzakat.
b. Harta yang dizakatkan.
c. Orang yang menerima zakat.

Sedangkan syarat-syarat zakat adalah ketentuan yang mesti terpenuhi dalam setiap
unsur tersebut. Syarat-syarat tersebut diantaranya:

(1) Syarat orang yang berzakat (muzakki) adalah sebagai berikut : islam, telah
baligh, berakal, memiliki harta yang memenuhi syarat.
(2) Syarat harta yang dizakatkan : harta yang baik, milik yang sempurna dari yang
berzakat, telah mencapai nisab, telah tersimpan selama satu tahun qamariyah
atau haul.
(3) Syarat orang yang menerima zakat (mustahiq) adalah jelas adanya, baik ia
orang atau badan atau lembaga atau kegiatan dan hal ini juga terdapat dalam
QS at-Taubah ayat 60.

2. Orang yang berhak menerima zakat


Menurut mahdzab syafii orang yang berhak menerima zakat ada 8 kelompok,
yaitu:
a. Fakir : Orang yang tidak mempunyai harta dan usaha untuk mencukupi
kebutuhannya.
b. Miskin : Orang yang memiliki harta atau usaha namun tidak mampu
mencukupi kebutuhannya, dan hidupnya serba kekurangan.
c. ‘Amil : Semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedangkan dia tidak
mendapat upah selain dari zakat itu.
d. Muallaf : Ada empat macam: (1) Orang yang baru masuk islam dan masih
lemah imannya, (2) Orang islam yang berpengaruh dalam kaumnya, (3) Orang
yang menolak kejahatan orang yang anti zakat, (4) Orang kafir yang ada
harapan untuk masuk islam.
e. Memerdekakan budak : Seorang yang hamba yang dijanjikan merdeka setelah
menebus dirinya. Hamba itu diberi zakat sekedar untuk menebus dirinya.
f. Orang yang berhutang: Orang yang berhutang karena mendamaikan dua
orang yang berselisih, orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya sendiri
pada keperluan yang mubah dan tidak maksiyat, orang yang berhutang untuk
menjamin hutang orang lain.
g. Ibnu sabil: Orang yang berjuang dijalan allah untuk menegakkan agamanya,
diberi zakat untuk keperluan hidupnya selama perjuangannya.
h. Musafir: Orang yang melakukan perjalanan jauh dan tidak dalam maksiyat
mengalami kesengsaraan dalam perjalananya.

D. Hikmah dari Zakat, Infaq, dan Shadaqah


a. Hikmah bagi orang yang mengeluarkan:
1. Sebagai ungkapan rasa syukur seseorang kepada Allah SWT. atas
segala limpahan nikmat dan rahmat yang diberikan kepadanya.
2. Dapat membersihkan diri dan harta, menjaga dan memelihara harta
dari incaran mata dan tangan para pendosa dan pencuri.
3. Memberikan motivasi untuk bekerja keras agar dapat sederajat dengan
orang lain dan akan memperoleh pahala yang besar.
4. Menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil.
b. Hikmah bagi orang yang menerimanya:
1. Dapat merasakan dan menikmati harta yang dimiliki oleh orang kaya.
2. Menghilangkan perasaan hasud, iri, dan dengki.
3. Dapat meringankan beban yang harus ditanggungnya.
4. Dapat tertolong kesulitan dan kesusahannya.
c. Hikmah bagi masyarakat:
1. Dapat menolong orang yang lemah dan susah.
2. Jurang pemisah antara si kaya dengan si miskin makin diperkacil.
3. Mendidik masyarakat untuk berjiwa dan memiliki kepedulian sosial.

Anda mungkin juga menyukai