Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EKONOMI MAKRO
(Strategi Kebijakan Pemerintah untuk Pertumbuhan Ekonomi

pada Sektor Investasi Produk Perikanan)

Kelompok 5 :

Intan Muhlisa (L041181314)

Putri Wira Drana WH (L041181327)

Apriani Padang (L041181328)

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa
selesaikan makalah ini mengenai "Strategi Kegijakan Pemerintah untuk
Pertumbuhan Ekonomi pada Sektor Investasi Produk Perikanan".
Makalah ilmiah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan
bantuan pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah
ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini bisa memberi ma mafaat utaupun inpirasi pada
pembaca.

. Makassar,18 Maret 2020

. Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................  i

DAFTAR ISI...............................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Strategi Kebijakan Pemerintah ........................................................ 3

B. Pertumbuhan Ekonomi ..................................................................... 3

C. Hubungan Investasi Produk Perikanan dengan Pertumbuhan


Ekonomi ............................................................................................. 4

D. Strategi Kebijakan Pemerintah untuk Pertumbuhan Ekonomi


Perikanan pada Sektor Investadi Produk Perikanan ..................... 4

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era sebelum kemerdekaan, sebenarnya sudah ada beberapa
kebijakan yang mengatur tentang perikanan dan kelautan, namun puncak
terbentuknya kebijakan nasional di sektor kelautan dan perikanan adalah pasca
disahkannya Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United Nations Convention on
the Law of the Sea) No. 82 Tahun 1982 atau yang lebih dikenal dengan
UNCLOS pada tanggal 10 Desember 1982, yang kemudian diratifikasi oleh
Pemerintah Indonesia pada tanggal 31 Desember 1985 melalui UU No.17 Tahun
1985. Setahun setelah konvensi tersebut, pemerintah mengeluarkan UU No. 5
Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Dua tahun setelah itu,
pemerintah juga mengeluarkan UU No. 9 Tahun 1985 tentang Perikanan.
Selanjutnya, dikeluarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya dan UU No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia.
Sebelum UNCLOS sudah ada pengaturan Perikanan dalam Undang-Undang
No.5 Tahun 1960 tentang Pokok Dasar Peraturan Agraria yakni dalam pasal 47
ayat 2 menyinggung soal hak dalam pemeliharaan dan penangkapan ikan. Sejak
konvensi UNCLOS ini bisa dikatakan kebijakan di sektor perikanan dan kelautan
mulai banyak dikeluarkan oleh pemerintah. Tetapi, sektor perikanan dan kelautan
pada waktu itu masih belum menjadi primadona. Padahal kita tahu bahwa secara
ekologis, laut memiliki berbagai potensi sumber daya baik energi, mineral dan
keanekaragaman hayati lainnya yang juga dalam pengelolaannya dilakukan oleh
berbagai instansi. Tentu hal ini dapat memunculkan berbagai macam kebijakan
baru tentang kelautan.
Investasi menjadi tantangan yang paling sulit bagi pembangunan sektor
perikanan di Indonesia. Meskipun merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia dengan potensi perikanan yang melimpah, Indonesia belum dapat meraih
hasil yang optimal secara sosial ekonomi. Berbagai kendala seperti keterbatasan
infrastruktur pendukung, kapasitas dan kapabilitas nelayan, akses permodalan
dan lainnya sulit diselesaikan secara tuntas akibat keterbatasan kemampuan
pemerintah.
Diperlukan investasi dalam jumlah cukup besar untuk mendorong
pengembangan sektor perikanan secara menyeluruh. Tantangan tersebut tidak
dapat berjalan hanya dengan dukungan pemerintah. Saat ini hanya ada 2
perusahaan milik negara yang bergerak di bidang perikanan yaitu PT Perikanan
Nusantara (PERINUS) dan PT Perikanan Indonesia (PERINDO). Kedua BUMN
tersebut sedang berupaya membangun kembali kekuatan pasca revitalisasi
sehingga masih perlu waktu untuk berperan strategis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Strategi Kebijakan Pemerintah?
2. Apa yang dimaksud dengan Pertumbuhan Ekonomi?
3. Bagaimana hubungan Investasi Produk Perikanan dengan Pertumbuhan
Ekonomi?
4. Bagaimana Strategi Kebijakan Pemerintah untuk Pertumbuhan Ekonomi
Perikanan pada Sektor Investasi Produk Perikanan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Kebijakan Pemerintah

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang


berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Secara etimologis, istilah kebijakan atau policy berasal dari bahasa Yunani
“polis” berarti negara, kota yang kemudian masuk ke dalam bahasa Latin menjadi
“politia” yang berarti negara. Akhirnya masuk ke dalam bahasa Inggris “policie”
yang artinya berkenaan dengan pengendalian masalah-masalah publik atau
administrasi pemerintahan.
Tujuan Kebijakan Pemerintah yaitu untuk menciptakan suatu ketertiban di
lingkungan masyarakat, untuk melindungi sebuah hak-hak pada masyarakat,
untuk menciptkan suatu ketenteraman dan kedamaian di lingkungan
masyarakat., dan untuk mewujudkan sebuah kesejahteraan di masyarakat.

B. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian


suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di
suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu. Semakin tinggi tingkat
pertumbuhan ekonomi maka semakin cepat proses pertambahan output wilayah
sehingga prospek perkembangan wilayah semakin baik. Dengan di ketahuinya
sumber-sumber pertumbuhan ekonomi maka dapat ditentukan sektor prioritas
pembangunan. Menurut Todaro dan Smith (2004) terdapat tiga faktor atau
komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu akumulasi
modal (capital accumulation), pertumbuhan penduduk (growth in population), dan
kemajuan teknologi (technological progress).
Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih rendah.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang cukup tinggi, akan tetapi efek
masyarakatnya terlalu rendah. Setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia
hanya menyerap 250 ribu tenaga kerja baru.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tetapi efek
masyarakatnya yang terlalu rendah mengakibatkan diperlukannya analisa
pengaruh karakteristik regional terhadap pertumbuhan ekonomi. Berangkat dari
penelitian Sodik et al (2007) yang menyatakan bahwa keseluruhan pola
kemampuan regional sebagai hasil pembawaan dari lingkungan sosial dan
ekonomi sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih tujuan tercermin
dalam karakteristik regional yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu
berupa aspek-aspek atau kualitas regional yang terdiri dari angkatan kerja,
penduduk, modal manusia (pendidikan), inflasi dan ekspor netto (Supartoyo et al,
2013).
C. Hubungan Investasi Produk Perikanan dengan Pertumbuhan Ekonomi

Investasi adalah langkah awal kegiatan produksi dan menjadi faktor untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, investasi pada
hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan dan
Pertumbuhan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi
rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan tinggi dan lesunya
pembangunan. Isu mengenai investasi sering mendapat banyak tanggapan oleh
para teoritisi dan praktisi pembangunan. Pandapat tentang pentingnya investasi
dalam manunjang pembangunan negara-negara berkembang dimulai
denganditemukannya model pertumbuhan setelah perang dunia ke II yaitu pada
tahun 1950-an dan 1960-an oleh beberapa ahli pembangunan seperti Rostow
dan Harrod-Domar. Menurut Rostow bahwa setiapupaya untuk tinggal landas
mengharuskan adanya mobilitas tabungan dalam dan luar negeri denganmaksud
untuk menciptakan investasi yang cukup, untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi (Sari et al. 2016)

D. Strategi Kebijakan Pemerintah untuk Pertumbuhan Ekonomi Perikanan


pada Sektor Investadi Produk Perikanan
Faktor utama yang menyebabkan lambatnya investasi yang mengalir ke
sektor perikanan adalah kebijakan investasi yang tidak tepat dan tidak terukur.
Perkembangan industri masih didasari pada semata-mata pertimbangan bisnis
pelaku usaha yang melihat peluang yang menjanjikan di sektor perikanan, bukan
sebagai hasil dari perlakuan khusus pemerintah dalam pengembangannya.
Tanpa kebijakan yang tepat, akan sulit untuk menarik investor untuk membangun
sektor perikanan secara berkelanjutan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memberikan insentif bagi
investor asing pada subsektor pengolahan, distribusi, dan pergudangan dengan
membebaskan partisipasi kepemilikan modal asing hingga 100 persen melalui
Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016. Hingga saat ini insentif tersebut
belum signifikan mendongkrak investasi.
Kebijakan lain yang menyulitkan investasi perlu ditinjau lebih lanjut seperti
kebijakan perijinan, penerapan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang
tinggi terhadap proses transshipment dan lainnya. Mangkraknya kapal-kapal
penangkap ikan di berbagai pelabuhan merupakan bukti bahwa ada kebijakan
yang perlu ditinjau ulang.
Insentif pemerintah perlu ditinjau kembali efektifitasnya. Levitt dan Dubner
dalam Superfreakonomics (2009) menyatakan bahwa insentif dapat secara
efektif berfungsi tidak hanya melalui hubungan linier namun juga hubungan
sistemik yang bersifat jangka panjang. Insentif yang diberikan harus merupakan
satu kesatuan dengan strategi investasi yang dijalankan pemerintah.
Investasi juga harus dijalankan dengan prinsip berkelanjutan. Investasi di
sektor perikanan haruslah bersifat menetap, berkesinambungan dan memberikan
manfaat yang positif bagi perkembangan ekonomi daerah maupun nasional.
Ada 4 prinsip yang harus dipegang oleh pemerintah yaitu:
1. Investasi harus sesuai dengan kebutuhan nasional dan prioritas
pembangunan daerah,
2. Menjaga sustainabilitas produksi dan kelestarian lingkungan,
3. Memberdayakan masyarakat melalui program yang berkesinambungan,
4. Sebagian keuntungan yang didapat harus diinvestasikan kembali
(reinvest) dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar.
Strategi investasi yang disusun tidak hanya menyangkut promosi tentang
peluang investasi namun juga mencakup pengaturan dan penetapan tata ruang
bagi usaha perikanan, pelarangan alih fungsi lahan budidaya perikanan,
kewajiban konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat (community
empowerment) serta harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan pusat dengan
daerah. Keempat hal tersebut saling terkait dan mempengaruhi.
Kewajiban konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sangat
diperlukan dalam mendukung investasi yang berkelanjutan untuk menghindari
perusakan lingkungan dan terlanggarnya hak-hak masyarakat yang tinggal di
sekitar lahan investasi usaha perikanan baik budidaya maupun penangkapan.
Investasi harus berkesinambungan dan memberikan “win-win solution” bagi
pelaku usaha maupun masyarakat.
Sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan pusat dengan daerah harus
dilakukan untuk menghindari benturan kebijakan yang justru menghalangi
masuknya investasi. Sinkronisasi juga perlu dilakukan dalam pengelolaan
pelabuhan. Kualitas pengelolaan pelabuhan perikanan dengan standar
internasional perlu dilakukan agar kualitas ikan yang didaratkan di pelabuhan
tersebut memiliki kualitas tertinggi. Selain itu sistem perdagangan ikan di
pelabuhan perlu mencontoh sistem perdagangan saham di bursa efek.
Pelabuhan perikanan URK di Belanda merupakan salah satu role model yang
sangat bagus bagi di Indonesia.
Sistem perdagangan ikan terintegrasi seperti bursa efek akan menjaga
harga ikan dan meningkatkan kesejahteraan nelayan. Sistem tersebut juga akan
mendorong kapal-kapal penangkap ikan dari negara lain untuk mendaratkan
hasil tangkapannya. Konsep tersebut dapat diterapkan di Pelabuhan Cilacap,
Jawa Tengah. Pelabuhan tersebut memiliki potensi perikanan khususnya tuna
yang sangat bagus dengan dukungan infrastruktur yang memadai. Tuna
(Thunnus sp) merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomi tertinggi di dunia.
Pendaratan ikan yang masif tidak hanya menarik investor, tetapi juga akan
mendorong peningkatan ekspor dan penyerapan tenaga kerja secara signifikan.
Strategi investasi di bidang perikanan yang tepat sasaran dan sesuai dengan
kebutuhan daerah serta nasional akan memacu investasi yang berkelanjutan.
Investasi yang berkelanjutan akan mendorong pertumbuhan sektor perikanan
dan perlahan tapi pasti akan menjadikan sektor perikanan sebagai prime mover
perekonomian Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Strategi kebijakan pemerintah merupakan keputusan yang diambil


pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu seperti halnya untuk
menciptakan suatu ketertiban di lingkungan masyarakat, untuk melindungi
sebuah hak-hak pada masyarakat, untuk menciptkan suatu ketenteraman
dan kedamaian di lingkungan masyarakat., dan untuk mewujudkan
sebuah kesejahteraan di masyarakat.
2. Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian
suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik
selama periode tertentu.
3. Investasi adalah langkah awal kegiatan produksi dan menjadi faktor untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, investasi pada
hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan dan
Pertumbuhan ekonomi.
4. Strategi kebijakan pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi perikanan
pada sektor investasi harus dijalankan dengan prinsip berkelanjutan.
Investasi di sektor perikanan haruslah bersifat menetap,
berkesinambungan, dan memberikan manfaat yang positif bagi
perkembangan ekonomi daerah maupun nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Sodik, Jamzani, Didi Nuryadin dan Dedi Iskandar. 2007. Aglomerasi dan
Pertumbuhan Ekonomi: Peran Karakteristik Regional. Parallel Session
IVA, Urban and Regional, Fakultas Ekonomi UPN Veteran

Ma’ruf Ahmad dan Latri Wihastuti, 2008. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia :


Determinan dan Prospeknya. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan.
Volume 9, Nomor 1 Hal 44 - 55

Supartoyo Yesi Hendriani, Jen Tatuh dan Recky H. E. Sendouw. 2013. The
Economic Growth And The Regional Characteristics : The Case Of
Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.

Lengga Pradipta. 2017. Perkembangan Kebijakan Kelautan dan Perikanan di


Indonesia. http://kependudukan.lipi.go.id/en/population-study/human-
ecology/393-perkembangan-kebijakan-kelautan-dan-perikanan-di-
indonesia#ftn1 (diakses 20 Maret 2020).

Andre Notohamijoyo. 2019. Tantangan Investasi Yang Berkelanjutan Di Sektor


Perikanan.https://kkp.go.id/artikel/9667-tantangan-investasi-yang
berkelanjutan-di-sektor-perikanan (diakses 20 Maret 2020)

Suhana. 2020. PerkembanganInvestasiSektorPerikanan. https://suhana.web.id /


2020/01/22/perkembangan-investasi-sektor-perikanan/ (Diakses 20 Maret
2020).

Sari Mutia, Mohd. Nur Syechalad, Sabri. Abd. Majid. 2016. Pengaruh Investasi,
Tenaga Kerja dan Pengeluaran PemerintahTerhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik. Volume 3
Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai