Makalah Kel.5-Kisi Resiprok-Junisa Barus
Makalah Kel.5-Kisi Resiprok-Junisa Barus
“KISI RESIPROK”
Disusun Oleh :
KELOMPOK V :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas dan menjelaskan mengenai Kisi resiprok yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang konsep serta pemahaman
mengenai Kisi resiprok.
Selaku manusia biasa, kami menyadari bahwa dalam hasil makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu
kami sangat membutuhkan kritik dan saran. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat
Padat untuk jurusan Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Medan.
Akhir kata, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa
memberi motivasi dan bantuan kepada penulis sehingga penulisan makalah ini,
dapat dirampungkan.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
2.1 Difraksi Sinar X dan Hamburan oleh Kristal......................................2
2.2 Hukum Bragg........................................................................................4
2.3 Kisi Resiprok........................................................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
3.1 Kesimpulan...........................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Difraksi Sinar-X
Sinar-x ditemukan oleh Wilhelm Rontgen (1845-1923) eksperimen
yang dilakukan pada mulanya ia menganggap bahwa sinar-x adalah
gelombang elektromegnetik dengan panjang gelombang yang ordenya
sebesar 10-10m. Disaatyang bersamaan, muncul ide baru bahwa dalam
sebuah benda padat kristal, atom-atom disusun dalam sebuah pola yang
berulang secara teratur, dengan jarak atom-atom yang berdekatan juga
berorde sebesar 10-10m. dengan menggabungkan kedua pemikiran ini, Max
von Lause (1879-1960) pada tahun 1921 mengusulkan bahwa sebuah
Kristal dapat berperan sebagai kisi difraksi berdimensi tiga untuk sinar-x.
Yakni, seberkas sinar-x dapat dihamburkan (diserap dan
dipancarkan kembali) oleh atom-atom individu dalam sebuah Kristal, dan
gelombang-gelombang yang dihamburkan dapat berinterferensi
menyerupai gelombang-gelombang dari sebuah kisi difraksi. Eksperimen
difraksi sinar-x pertama dilakukan pada tahun 1912 oleh Friederich,
Knipping, dan von Laue. Dengan menggunakan susunan eksperimental
yang sketsanya seperti gambar dibawah ini.
3
Eksperimen ini membuktikan bahwa sinar-x adalah gelombang, atau
setidaknya menyerupai gelombang, dan juga atom-atom dalam sebuah Kristal
disusun dalam sebuah pola yang teratur. Sejak saat itu, difraksi sinar-x terbukti
sebagai sebuah alat penelitian yang sangat penting untuk mengukur panjang
gelombang sinar-x dan untuk mempelajari struktur Kristal.
Sifat-sifat Sinar X
1. Tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus
dan dapat mempengaruhi film fotografi sama seperti cahaya tampak
2. Daya tembusnya lebih tinggi daripada cahaya tampak dan
dapat menembus tubuh manusia, kayu, dan beberapa lapis logam tebal
3. Dapat digunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah
objek pada film fotografi (radiograf)
4. Sinar X merupakan gelombang elektromagnetik dengan
energi E = h f
5. Orde panjang gelombang sinar X adalah 0,5 Ǻ –2,5 Ǻ
(sedangkan orde panjang gelombang ubtuk cahaya tampak = 6000 Ǻ,
jadi letak sinar X dalam diagram spektrum gelombang elektromagnetik
adalah antara sinar ultraviolet dan sinar gamma)
2.2 Hukum Bragg
Pada tahun 1913, tidak lama setelah sinar-x ditemukan, Max van Loue
berpendapat bahwa sinar X dapat didifraksikan melalui sebuah kristal, karena
panjang gelombangnya hampir sama dengan pemisahan bidang kisi. Pendapat
4
Loue diperkuat oleh Walter Frendrich dan Paul Knipping, dan sejak saat itu
berkembang menjadi luar biasa.
Difraksi sinar x pada kristal harus memenuhi Hukum Bragg’s yaitu :
Menurut Bragg berkas yang terdifraksi oleh kristal terjadi jika pemantulan oleh
bidang sejajar atom menghasilkan interferensi konstruktif. Difraksi atom-atom
kristal sebagai pantulan sinar-X oleh sekelompok bidang-bidang paralel dalam
kristal seperti terlihat pada gambar :
nλ=2 d sin θ
dimana:
d = jarak antar bidang (hkl) yang sama
θ = sudut bragg
λ = panjang gelombang sinar-x yang digunakan
Ketika berkas sinar-x monokromatik datang pada permukaan kristal,
terjadi refleksi hanya ketika sudut datang memiliki nilai-nilai tertentu. Nilai-
nilai ini tergantung pada panjang gelombang dan konstanta kisi kristal.
5
Persyaratan mengenai panjang gelombang tersebut disebut dengan
Hukum Bragg dan sudutnya disebut sudut Bragg untuk sekumpulan bidang
sejajar dari atom. Sinar-x mengalami interferensi konstruktif atau lebih lazim
disebut dengan difraksi. Untuk n=1 disebut difraksi Bragg, n=2 disebut orde
kedua, dan seterusnya. Dalam perhitungan modern, biasanya n diserap ke
dalam d, dan hukum bragg dituliskan menjadi:
λ=2 d sin θ
Penggunaan utama Hukum Bragg menentukan jarak antara lapisan dalam
kisi. Setelah sudut θ yang bersangkutan dengan sebuah pantulan ditentukan
maka d dapat langsung dihitung.
3 Contoh Soal
1. Pantulan dari bidang (1, 1, 1) suatu kristal kubus,
diamati pada sudut pemantul 11.2° jika digunakan sinar-x Cu Kα X dengan
panjang gelombang 154 pm. Berapakah jarak antar bidangnya?
Penyelesaian:
Menurut hukum Bragg, bidang (111) yang berperan pada difraksi
mempunyai pemisahan.
λ=2 d sin θ
λ
d 111 =
2 sinθ
154 pm
d 111=
2 sin11.2 °
= 396 pm
6
Penyelesaian:
Dari persyaratan Bragg untuk n = 2
nλ=2 d sin θ
2 λ=2d sin θ
Jarak antara bidang-bidang, yaitu parameter kisi adalah:
λ
d=
sin θ
0.709 Å
d=
sin 10.0 °
d=4.04 Å
7
didefinisikan oleh vecktor b dan c, dan pernyataan serupa berlaku untuk a, b, c
membentuk himpunan bagian orthogonal kemudian a*, b*, dan c* juga
membentuk satu bagian orthogonal dengan a* sejajar dengan a, b* sejajar dengan
b, dan c* sejajar dengan c. Secara umum tidak bagian orthogonal.
8
4 Kisi Resiprok Untuk Kristal Satu Dimensi dan Dua Dimensi
Gambar 2.7(a) kisi resiprok untuk Kristal satu dimensi, (b) kisi resiprok untuk kisi
dua dimensi.
Gambar 2.7(a) menunjukkan kisi satu dimensi dan resiprok. Perhatikan
bahwa dalam kasus ini, a* adalah sejajar dengan a dan bahwa a ¿=1/a. Gambar
2.7(b) menunjukkan bidang kisi persegi panjang dan resiprok tiga dimensi adalah
contoh lengkapnya. Tetapi prosedur untuk menemukan sangatlah mudah.
Pertama, kerjakan (2.3) untuk menemukan dasar a*, b*, c* dan kemudian
menggunakan (2.4) untuk menemukan semua titik kisi. Terbukti bahwa resiprok
dari suatu kisi tepi sc adalah merupakan kisi sc dengan tepi kubus sama dengan
2 π /a (Gambar 2.8).
9
merupakan sel unit diterima karena memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan. Hal ini juga memiliki perlengkapan yang titik kisi sesuai tepat jatuh di
pusat sel, tidak seperti kasus kisi langsung dimana titik kisi biasanya terletak pada
sudut-sudut sel. Jika BZ pertama diterjemahkan oleh vektor resiprok G n, maka
ruang kisi resiprok seluruh harus ditutup, karena BZ adalah sel unit yang benar.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengkajian difraksi pada bagian ini bertujuan untuk
menentukan/mempelajari struktur kristal secara eksperimen. Syarat agar
terjadi difraksi pada kristal adalah penggunaan gelombang radiasi dengan
panjang gelombang yang seorde dengan jarak antar atom dalam kristal (dalam
angstrom).
2. Hukum Bragg merupakan hukum difraksi sinar x pada bidang kristal yang
memenuhi persamaan nλ=2 d sin θ. Penggunaan utama Hukum Bragg
menentukan jarak antara lapisan dalam kisi.
3. Kisi resiprok (reciprocal-lattice) yang dibangun oleh vektor-vektor basis
dapat didefinisikan dengan bagian dari vektor basis a*, b*, dan c* sesuai
dengan hubungan:
2π
a ¿= (b × c)
V prim
2π
b ¿= (c × a)
V prim
2π
c¿= (a × b)
V prim
¿
Dimana V Prim = |a . (b × c)|, Ωc =a ( b x c ) ,volume sel satuan.
Sekarang, dapat menggunakan vektor a*, b*, dan c* sebagai dasar untuk
kisi baru vektor yang telah diberikan oleh :
Gn=n1 a ¿ +n2 b¿ +n3 c ¿
Dimana n1 , n2 , n3 merupakan salah satu rangkaian bilangan bulat.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya materi kuliah tentang difraksi sinar X & hamburan
oleh Kristal dan kisi resiprok ini dapat menambah pengetahuan kita sehingga
11
nantinya dapat mempermudah kita sebagai calon guru dalam proses
pembelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
12