Anda di halaman 1dari 12

Kisah Asma’ binti Abu Bakar Ash Shiddiq“Dzatun Nithaqain“ (pemilik dua ikat

pinggang)

Kisah Juraij dan Bayi Mungil yang Dapat Berbicara

Disusun oleh:

Nama : Trias Maharani

Nim : 1911011040

Prodi : S1 Keperawatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
MARET, 2020
Kisah Asma’ binti Abu Bakar Ash Shiddiq“Dzatun Nithaqain“ (pemilik dua ikat
pinggang)

Beliau adalah Ummu Abdullah al-Qurasyiyah at-Tamiyah putri dari seorang laki-laki
yang pertama masuk Islam setelah Rasulullah SAW, penghulu kaum muslimin yakni Abu
Bakar ash-Shiddiq r.a., sedangkan ibunya bernama Qatilah binti Abdul Uzza al-
Amiriyah.Asma’ adalah ibu dari sahabat seorang pejuang yang bernama Abdullah bin Zubeir.
Beliau adalah saudari dari Ummul Mukminin ‘Aisyah r.a. yang mana usia beliau lebih tua
belasan tahun daripada ‘Aisyah. Beliau adalah wanita muhajirah yang paling akhir
wafat.Asma’ r.a. masuk Islam setelah ada tujuh orang yang masuk Islam. Beliau membai’at
Nabi SAW dan beriman kepadanya dengan iman yang kuat.Di antara tanda baiknya Islam
beliau adalah tatkala ibunya yang bernama Qatilah (telah diceraikan oleh Abu Bakar tatkala
zaman Jahiliyah) “Sesungguhnya ibuku mendatangi diriku dengan penuh harap, apakah aku
boleh berhubungan dengannya?” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Ya berhubunganlah
dengan ibumu.” Adapun beliau dipanggil dengan “Dzatun Nithaqain“ (pemilik dua ikat
pinggang), karena beliau pernah membelah ikat pinggangnya menjadi dua untuk
mempermudah baginya dalam membawa dan menyembunyikan makanan dan minuman yang
akan beliau kirim ke gua Tsur untuk Rasulullah tatkala beliau hijrah. maka beliau memberi
julukan kepadanya “Dzatun Nithaqain” (pemilik dua ikat pinggang).Ketika Rasulullah SAW
berhijrah dari Makkah menuju Madinah dengan ditemani oleh Abu Bakar yang membawa
seluruh hartanya yang berjumlah 5.000 atau 6.000 dinar, maka datanglah kakeknya yang
bernama Abu Quhafah yang telah hilang penglihatannya seraya berkata, “Sesungguhnya Abu
Bakar itu hendak mencelakakan kalian dengan membawa seluruh harta dan jiwanya .

Asma’ r.a. adalah seorang wanita yang pemberani tidak takut celaan dari orang yang
suka mencela di jalan di Allah. Beliau juga menyertai perang Yarmuk dan beliau berperang
sebagaimana layaknya para pejuang. Ketika itu Asma’ telah berusia senja mendekati 100
tahun. Abdullah berkata, “Wahai ibu sungguh orang-orang telah menghinaku bahkan
keluargaku dan anakku, sehingga tiada lagi yang bersamaku melainkan sedikit yang mereka
tidak kuasa melawan, sedangkan ada kaum yang menawariku dengan dunia, maka bagaimana
pendapat ibu?” Dalam menghadapi ujian yang sulit bagi seorang ibu tersebut hilanglah rasa
lemah dan menguatlah rasa wibawa dan kemuliaan beliau berkata kepada putranya, “Adapun
engkau wahai anakku, lebih mengetahui terhadap dirimu. Jika engkau hanya menginginkan
dunia, maka seburuk-buruk hamba adalah engkau, dan berarti kamu telah membinasakan
dirimu sendiri, dan telah membinasakan orang yang berperang bersamamu.
Kisah Juraij dan Bayi Mungil yang Dapat Berbicara

Kisah berikut tentang Juraij. Dia merupakan seseorang yang beriman dan beramal saleh serta
termasuk umat pada era sebelum Rasulullah SAW. Kisahnya dituturkan dalam hadits Nabi
SAW. "Pada suatu hari, ketika dia (Juraij) sedang shalat, ibunya datang menghampiri dan
memanggilnya. Mendengar panggilan dari ibunya itu, Juraij sempat bingung, apakah tetap
melanjutkan shalat atau menyahut (menjawab) panggilan ibunya.

Maka Juraij memilih tetap melanjutkan shalatnya. Ibunya lantas merasa jengkel, sehingga
berdoa, 'Ya Allah, janganlah Engkau mewafatkan anakku ini sebelum Engkau
mempertemukannya dengan seorang perempuan tunasusila.' Doa tersebut ternyata diterima
Allah. Pada suatu hari (berikutnya), Juraij sedang khusyuk beribadah di tempat
peribadatannya. Tiba-tiba, datanglah seorang perempuan yang cantik muncul lalu
menghampiri Juraij. Berbagai cara dilakukan perempuan itu supaya Juraij mendekatinya
untuk berzina. Namun, Juraij tetap tidak tergoda dan menampik ajakan perempuan itu.
Jengkel dengan tanggapan dari Juraij itu, perempuan tadi kemudian pergi dan mendatangi
seorang laki-laki penggembala ternak. Perempuan ini lantas melampiaskan nafsunya dengan
laki-laki penggembala ini.

Seiring waktu, perempuan itu pun hamil dan melahirkan seorang bayi. Ternyata, perempuan
ini menyiarkan kepada khalayak, bahwa yang menghamilinya adalah Juraij. Orang-orang
lantas berkerumun mendatangi Juraij di rumah peribadatan.lantas meruntuhkan rumah ibadah
itu. Juraij dipaksa untuk pergi dari (perkampungan) itu. Dia meminta mereka agar bersabar,
dengan membiarkan Juraij shalat terlebih dahulu. Mereka pun mereda (amarahnya), sehingga
membiarkan Juraij shalat. Seusai shalat, Juraij lantas menghampiri bayi dalam buaian itu dan
berkata, 'Wahai bayi, siapakah ayahmu?' 'Seorang penggembala,' jawab si bayi. Orang-orang
yang menyaksikan pun terkejut, sebab belum waktunya seorang bayi (dalam usia itu) mampu
berbicara. Maka orang-orang yang telah merobohkan rumah peribadatan Juraij dan mau
mengusirnya meminta maaf "Demikianlah. Sekalipun seseorang beriman dan rajin beribadah,
hendaknya tidak melukai perasaan orang tua, wabilkhusus ibu. Alquran pun telah memberi
peringatan. Lihat, misalnya, surah al-Isra' ayat 23. Bahkan, dua huruf saja--semisal "Ah!"--
sudah berpotensi menciderai hati mereka.
Pelajaran/Hikmah Asma’ binti Abu Bakar Ash Shiddiq

Marilah kita petik hikmah dari perempuan tangguh yang telah mengisi kolom sejarah
emas peradaban islam, yang telah mengukir namanya dengan tinta emas perjuangan dien
islam tuk berikrar suci layaknya Q.S Muhammad:7. Ialah wanita tauladan sepanjang masa,
yang namanya harum semerbak hingga Jannah-Nya. Seorang puteri yang mewarisi darah
kemuliaan sahabat terbaik Rasulullah Muhammad Saw, yakni Abu Bakar Ash-Shidiq. Dia
adalah wanita utama: Asma’ binti Abu Bakar ash-Shidiq bin Abi Qudhafah.

Sesungguhnya ketika harta kita di sedekahkan dijalan Allah, maka sesuungguhnya pula
harta itu tidak akan pernah sirna maupun hilang. Bahkan, harta sedekah itu akan
berlipat-lipat hingga kitapun tidak akan pernah bisa menyangka betapa beruntungnya kita
menyedekahkan harta kita. Inilah yang dijadikan pedoman bagi Asma’ ketika melihat
ayahnya Abu Bakar As-Shidiq menyedekahkan seluruh hartanya. Ia sebagai anakpun
patuh, mendukung, dan ridha. Karena, cukuplah Allah yang akan mencukupi
kebutuhannya.

Asma’ memberikan contoh yang mulia untuk para wanita muslimah secara
keseluruhan, dalam bersabar ketika berada dalam kehidupan yang penuh kekurangan.Asma’
binti Abu Bakar –radhiallahu ‘anhuma– telah memberikan contoh yang sangat menarik. Yaitu
Abu Bakar keluar dengan membawa semua hartanya pada saat hijrah. Kisah diceritakan
kepada kita oleh Yahya bin Abbad bin Abdullah bin Zubair, bahwa bapaknya
memberitahukan kepadanya dari neneknya, Asma’ binti Abu Bakar.

Ibunya adalah Qutailah binti Abdul Uzza bin Abdullah bin As’ad bin Nashr bin
Malik bin Hasl bin Amir bin Luay. Saudara kandung dari Abdullah bin Abu Bakar, saudara
sebapaknya Aisyah ra. Dialah ibunda Abdullah bin Zubair. Dia pula yang menjadi wanita
Muhajirin yang terakhir kali wafatnya, yang telah ditakdirkan berusia 100 tahun. Asma’ lahir
tujuh tahun sebelum hijrah. Bersuamikan seorang yang dijuluki ‘lelaki surga’ Zubair bin
Awwam sebelum dia berhijrah ke Madinah. Maka tatkala Nabi Saw dan para sahabat sudah
tinggal di Madinah, Asma’ berangat berhijrah bersama suaminya. Saat itu pula dia sedang
hamil tua, dan sesampainya mereka di Madinah, Abdullah bin Zubair pun lahir. Maka zubair
adalah anak pertama yang dilahirkan dalam islam di Madinah, sesudah hijrahnya Rasulullah
Saw.
Asma, ialah makhluk mulia dengan segala keistimewaan. Jika ia baik, maka baiklah
seluruh anggota keluarganya. Bila keluarga baik, maka baik pulalah masyarakatnya. Dan
kalau masyarakat baik, maka negarapun akan baik. Maka kini, ditengah entitas kehidupan
modern yang lambat laun kian mengikis jatidiri seorang muslimah sejati sesuai tuntunan-Nya,
haruslah kembali dipertanyakan bagaimana sebenarnya peran kaum muslimah sesuai dengan
islam? Islam yang telah memposisikan perempuan di tempat yang terhormat, baik keluarga
masyarakat maupun negara. Di lingkungan keluarga, perempuan sebagai ibu, istri, dan
sekaligus pengurus rumah tangga. Di lingkungan masyarakat, perempuan merupakan anggota
yang tidak dapat dikesampingkan karena dialah pencetak dan pembentuk generasi.
Sedangklan di lingkkungan negara, perempuan adalah tiangnya, yang apabila rapuh maka
negara tidak akan berdiri tegak.

Asma’ masuk Islam sejak dini. Kehidupannya dijalani dengan menolong Agama
Islam, gagah berani bak seorang ghazi. Dari Asma’ binti Abu Bakar, bahwasanya dia
berkata, “Tatkala Rasulullah Saw. dan Abu Bakar ra. Keluar untuk berhijrah, serombongan
orang Quraisy diantara mereka ada Abu Jahal bin Hisyam, datang kepada kami. Mereka
berhenti di depan pintu rumah Abu Bakar. Asma’ keluar menjumpai mereka. Mereka
bertanya, ‘dimana bapakmu, hai putri Abu Bakar?’ Asma’ menjawab, ‘Demi Allah, aku tidak
tahu dimana bapakku.’ Abu Jahal mengangkat tangannya, sedang dia adalah seorang yang
keji dan jahat. Dia menampar pelipisku dengan keras, sampai anting-antingku lepas dan
terlempar jauh.” (Sirah Ibnu Hisyam, 1/487).

Asma’ digelari dengan ‘Dzatunnithaqain’ (si pemilik dua sabuk). Mengapa? Hadits
berikut inilah yang akan menjawabnya. Dari Asma’ ra dia bercerita: “Aku membuatkan
ransum makanan untuk Rasulullah Saw. Di rumah Abu Bakar, ketika beliau hendak berhijrah
ke Madinah. Kami tidak mendapatkan tali untuk mengikat ransum makanan dan wadah
minuman itu. Aku berkata kepada bapakku, ‘aku tidak mendapatklan sesuatu untuk
menguatkannya kecuali sabukku ini.’ Bapakku berkata, belahlah sabuk itu menjadi dua.
Gunakan belahan yang satu untuk mengikat wadah minuman dan yang satunya lagi untuk
mengikat ransum makanan.’ Aku melaksanakan perintah bapakku itu, dan karena itulah aku
dinamakan Dzatunnithaqain.” (Shahih Al-Bukhari, 2979)

Rasulullah saw. bersabda kepadanya, “Allah pasti mengganti sabukmu ini dengan dua sabuk
di surga.” Lantas dia dipanggil “Dzatunniqhatain” (wanita yang memiliki dua sabuk) (Al-
ishbah , 3/435).
Dua hadits tersebut hanyalah sepenggal kisah keharuman nama Asma’ binti Abu
Bakar Ash-Shidiq diantara ribuan kisah lain yang semestinya dapat kita petik sebagai
pelajaran. Sang perempuan tangguh yang tak takut kepada siapapun kecuali Rabb-Nya. Dan
begitulah sejatinya seorang muslimah, merasa bangga akan jati diri seorang muslim yang
bersumber dari kekuatan dan kejernihan imannya, dan memahami dengan baik tujuan dari
penciptaannya sebagai manusia ialah; “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan
untuk beribadah kepada-Ku” (Q.S Adz-dzariyyat:56). Perempuan mana yang tak mau
menjadikan namanya semerbak hingga Jannah-Nya kelak? Maka jadilah Asma’ masa kini
yang teguh dalam keimanan, taat penuh kepada semua perintah-Nya dan menjauhi semua
larangan-Nya, tak terkikis oleh nikmat duniawi. Semoga kitalah diantaranya..

Asma memang dikenal sebagai pribadi yang sangat Islami. Ia bahkan merelakan
ayahnya menyumbangkan seluruh hartanya demi tegaknya agama Allah SWT. Pada saat
hijrah, Abu Bakar membawa seluruh hartanya yang berjumlah sekitar 5.000 hingga 6.000
dinar. Lalu kakeknya yang buta, Abu Quhafah datang kepada Asma. Abu Quhafah berkata
:"Demi Allah, sungguh aku mendengar bahwa Abu Bakar telah meninggalkanmu pergi
dengan membawa seluruh hartanya?''

Mendengar pertanyaan itu, Asma berkata, '''Sekali-kali tidak, wahai, Kakek!


Sesungguhnya, Beliau telah menyisakan buat kami harta yang banyak.'' Kemudian Asma
mengambil batu-batu dan meletakkannya di lubang angin, tempat ayahnya pernah
meletakkan uang itu. Kemudian dia menutupinya dengan selembar baju.

Setelah itu Asma memegang tangan kakeknya dan berkata: "Letakkan tangan Kakek
di atas uang ini." Sang kakek pun merasa lega. "Kalau memang dia telah meninggalkan harta
untukmu, maka dia telah berbuat baik. Ini sudah cukup bagi kalian." Kemuliaan akhlak
Asma itu telah menenangkan rasa gundah di hati sang kakek. Padahal, yang sebenarnya Abu
bakat tidak meninggalkan sekeping dinar pun bagi keluarganya. Namun, Asma
mengikhlaskannya. Ia tak menuntut harta dari sang ayah. Bahkan, ketika Zubair bin Awwam
meminangnya, Asma tak menuntut apa-apa. Ia menerima Zubair yang tak memiliki apapun,
kecuali seekor kuda. Dengan penuh keikhlasan, Asma memberi makan kudanya dan
mencukupi kebutuhan serta melatihnya. Ia menumbuk biji kurma untuk makanan kuda,
memberinya air minum dan membuat adonan roti.
Suatu ketika Zubair bersikap keras terhadapnya, lalu Asma datang kepada ayahnya
dan mengadu. Abu Bakar pun berkata, '"Wahai anakku, sabarlah! Sesungguhnya apabila
seorang istri bersuami seorang yang saleh, kemudian suaminya meninggal dunia, sedang
isterinya tidak menikah lagi, maka keduanya akan berkumpul di surga."

Asma pun sempat datang kepada Nabi SAW, lalu bertanya, "Wahai, Rasulullah, tak
ada sesuatu yang berharga di rumah saya kecuali kuda yang dibawa Zubair. Bolehkah saya
memberikan sebagian pendapatan saya kepadanya?''

Nabi SAW menjawab :"Berikanlah sesuai kemampuanmu dan janganlah bakhil,


sehingga orang lain akan bakhil terhadapmu." Asma adalah Muslimah yang sangat
dermawan. Para sahabat mengakuinya. Dari Abdullah bin Zubair berkata, "Tidaklah kulihat
dua orang wanita yang lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma."

Kedermawanan mereka berbeda. Aisyah suka mengumpulkan sesuatu dan setelah banyak lalu
dibagikannya. Sedangkan Asma tidak menyimpan sesuatu untuk besoknya. Asma adalah
seorang wanita yang dermawan dan pemurah. Saat menderita sakit, Asma lalu membebaskan
semua hamba sahayanya.

Asma juga merupakan Muslimah pejuang yang tangguh. Ia sempat ikut dalam Perang
Yarmuk bersama suaminya, Zubair dan menunjukkan keberaniannya. Umar bin Khattab RA
sangat menghormati Asma. Ketika menjadi khalifah, ia memberi tunjangan untuk Asma
sebanyak 1.000 dirham.

Asma pun meriwayatkan 58 hadis dari Nabi SAW. Selain itu, ia juga dikenal
sebagai wanita penyair dan pemberani yang mempunyai logika dan bayan. Ia tetap
melakukan syiar Islam di usianya yang sudah lanjut. Suatu saat puteranya, Abdullah, datang
menemui ibunya, Asma yang buta dan sudah berusia 100 tahun.

Abdullah berkata kepada ibunya, "Wahai, Ibu, bagaimana pendapatmu mengenai


orang yang telah meninggalkan aku, begitu juga keluargaku." Asma berkata :"Jangan biarkan
anak-anak kecil bani Umayyah mempermainkanmu. Hiduplah secara mulia dan matilah
secara mulia. Demi Allah, sungguh aku berharap kamu mengakhiri kehidupan ini dengan
baik." Sungguh Asma adalah teladan bagi para Muslimah.
Pelajaran/Hikmah kisah Juraij dan Bayi Mungil yang Dapat Berbicara

Kisah ini menunjukkan keutamaan orang berilmu dibanding ahli ibadah. Seandainya
Juraij seorang alim (yang berilmu), maka tentu ia akan lebih memilih untuk menjawab
panggilan ibunya dibanding melanjutkan shalat. Seorang anak harus berhati-hati dengan
kemarahan orang tuanya. Karena jika ia sampai membuat orang tua marah dan orang tua
mendoakan jelek, maka itu adalah do’a yang mudah diijabahi. Ia tahu akan hal itu, sehingga
membuatnya tersenyum.Bukti do’a jelek dari ibu terkabul karena Juraij akhirnya
dipertontonkan di hadapan wanita pelacur sebagaimana do’a ibunya. Berbakti pada orang tua
adalah akhlak mulia, lebih-lebih bakti pada ibu.

Juraij menunjukkan sikap yang benar ketika menghadapi masalah yaitu harus yakin
akan pertolongan Allah. Zuhudnya Juraij karena hanya meminta tempat ibadahnya dibangun
seperti sedia kala. Ia tidak minta diganti dengan emas atau perak. Ketika musibah menimpa,
barulah orang ingat akan dosa, ada juga yang mengingat akan do’a jelek yang menimpa
dirinya seperti dalam kisah Juraij ini.

pada orang tua adalah wajib, termasuk di antaranya adalah memenuhi panggilannya.
Sedangkan shalat sunnah hukumnya sunnah, artinya berada di bawah bakti pada ortu. Do’a
ibu Juraij tidak berlebihan yaitu tidak sampai mendoakan Juraij terjerumus dalam perbuatan
keji (zina). Ia hanya do’akan agar Juraij dipertontonkan di hadapan para pelacur, tidak lebih
dari itu. Tawakkal dan keyakinan yang tinggi pada Allah akan membuat seseorang keluar dari
musibah.

Jika ada dua perkara yang sama-sama penting, maka dahulukan perkara yang paling
penting. Seperti ketika bertabrakan antara memenuhi panggilan ibu ataukah shalat sunnah,
maka jawabnya, memenuhi panggilan ibu. Allah selalu memberikan jalan keluar (jalan
kemudahan) bagi para wali-Nya dalam kesulitan mereka. Hanya Allah yang memberi taufik
Kewajiban birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) terutama ibu, dan bahawasanya
jika ia menyumpahi anaknya maka akan dikabulkan. Allah akan selalu menyelamatkan
seseorang dengan ketakwaan dan keshalihannya. Jika suatu urusan nampak tumpang tindih,
hendaknya mengutamakan yang terpenting kemudian yang penting. Disunnahkan berwudhu
terlebih dahulu sebelum berdoa untuk hal-hal yang genting. Wudhu sudah dikenal umat dan
disyariatkan sebelum Nabi Muhammad. Penetapan karamah para wali, yang mampu
diperoleh melalui ikhtiar atau usaha mereka.
Bersikap lemah lembut dan sayang kepada murid ketika memberikan pendidikan
kepadanya. Orang yang memiliki kepercayaan yang tinggi kepada Allah tidak mudah
termakan fitnah. Boleh melakukan ibadah yang banyak/secara maksimal bagi yang
mengetahui bahawa dirinya mampu. Orang yang biasa berbuat keji tidak akan memperoleh
penghormatan. Orang yang secara tiba-tiba dilemparkan kepadanya suatu tuduhan hendaknya
segera menghadap Allah dengan solat. Menjelaskan keyakinan Juraij yang sangat tinggi
begitu pula harapannya kepada Allah untuk memperoleh pertolongan-Nya. Sehingga ketika ia
meminta anak bayi berbicara, Allah mengabulkannya. Padahal sebagaimana biasanya yang
namanya bayi tentu belum mampu bicara. Sombong dan membanggakan diri adalah
perbuatan tercela, demikian pula orang yang sombong dan zalim, mereka semua dicela.

Orang yang dizalimi mempunyai kedudukan dan kelebihan di sisi Allah. Jika tidak
demikian tentu tidak ada kebaikannya seorang anak yang masih menyusu ingin menjadi
seorang pembantu yang rendah hati. Seseorang boleh membatalkan solat sunnahnya
manakala dipanggil orang tuanya untuk melakukan sesuatu yang syar'i. Tidak boleh cepat
mempercayai suatu tuduhan tanpa bukti. pada ilmu dan amal.

Tidak. Tidak semestinya. Tetapi ia mendoakannya dengan hidayah. Kecuali seseorang


yang menyakiti kaum muslimin, maka ia didoakan dengan kematian atau Allah menyiksanya
dengan siksa dari Dzat yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa. Sebagaimana doa Nabi kepada
Abu Jahl dan yang lainnya. Adapun orang zalim selain mereka didoakan dengan hidayah.

Kisah Juraij adalah kisah besar yang mengandung pelajaran-pelajaran dan nasihat-
nasihat. Juraij adalah seorang ahli ibadah yang shalih di kalangan Bani israil. Dia membuat
ibunya kesal karena dia mendatanginya selama tiga hari agar kedua matanya bisa melihatnya
dan kedua telinganya bisa menyimak pembicaraannya. Setiap kali datang, dia pulang dengan
tangan hampa karena Juraij sibuk dengan shalat dan ibadahnya. Maka ibu Juraij mendoakan
kejelekan baginya dan Allah mengabulkan doanya. Ibunya mendoakan agar Juraij tidak mati
sebelum melihat wajah wanita pezina. Lalu seorang wanita pezina menuduh Juraij telah
melakukan zina dengannya. Dia mengklaim bahwa Juraij adalah ayah dari bocah yang
dilahirkanya. Akan tetapi, Allah menyelamatkan Juraij karena keshalihan dan ketakwaannya.
Allah membuat bocah yang masih merah bisa berbicara. Dia memberitahu bapak yang ia
diciptakan dari airnya. Dengan itu Allah menjawab doa ibunya dan membebaskannya dari
tuduhan wanita pezina karena keshalihannya.

Takhrij Hadis
Hadis ini diriwaytakan oleh Bukhari Muslim dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah. Hadis ini
dalam Shahih Bukhari ada pada Kitab Ahadisil Anbiya’, bab firman Allah, “Dan sebutlah
Maryam dalam Al-Kitab.”(Maryam:16), 6/476, no.3436.

Dari keseluruhan riwayat dapat disimpulkan bahwa Juraij adalah salah seorang ahli
ibadah yang shalih di kalangan Bani Israil. Awal mulanya dia adalah seorang pedagang,
kemudian dia meninggalkan perdagangannya dan cenderung kepada ibadah. Dia membangun
kuil untuk beribadah kepada Allah di dalamnya. Dia ber-uzlah dari manusia, dan inilah
rahbaniyyah di mana Allah dan Rasulullah melarang kita untuk menjadikannya sebagai cara
hidup.

Allah telah menyiapkan sebab-sebabnya dengan mengutus seorang pelacur untuk


merayu dan menggodanya. Penyebabnya adalah bahwa Bani Israil membicarakan kebaikan
dan ibadah Juraij. Maka wanita ini begitu meremehkan Juraij, keshalihan dan ketaqwaannya.
Dia mengklaim bahwa jika dia yang merayunya, maka Juraij akan bertekuk lutut dan jatuh
seperti yang lain. Wanita ini begitu percaya diri dengan alasan kecantikannya. Hadis diatas
menyebutkan bahwa orang-orang menjadikan wanita ini sebagai ikon kecantikan dan
kemolekan. Orang-orang yang terjerumus ke dalam lumpur kenistaan mengira bahwa semua
manusia adalah seperti yang mereka kenal.

Mereka tidak menyangka bahwa di antara manusia terdapat hamba Allah yang
menjauhi kenikmatan dunia yang hanya sementara dan tidak abadi, juga bahwa terdapat di
kalangan mereka orang-orang dengan iman dan taqwa serta agama yang menjaga mereka
sehingga tidak terjerumus ke dalam kenistaan dan perbuatan keji. Di antara mereka adalah
Nabiyullah Yusuf yang menjadi teladan di bidang ini dan Al-Quran telah menyampaikan
kisahnya. Lalu ada Juraij, si ahli ibadah yang digoda oleh wanita pelacur tetapi dia tidak
menolehnya, tidak tergoda dan terus khusyu’ dalam ibadah dan shalatnya, seolah-olah dia
tidak melihat dan menyaksikannya.

Keterangan tentang akibat durhaka kepada kedua orang tua, tidak berbuat baik kepada
keduanya dan memenuhi perintah keduanya. Hal itu bisa menjadi sebab musibah yang
menimpa seseorang sebagaimana terjadi pada Juraij ahli ibadah. Allah menyelamatkan
hamba karena keshalihan dan ketaqwaannya, sebagaimana Dia menyelamatkan Juraij dan
membebaskannya dari tuduhna yang dialamatkan kepadanya. Kemampuan Allah membuat
seseorang berbicara di mana orang sepertinya belum berbicara, sebagaimana Allah membuat
bayi itu berbicara untuk membebaskan Juraij.
Pada kaum Isa terdapat orang-orang shalih yang terpilih. Juraij adalah pengikut Isa.
Dan pencipta rahbaniyyah adalah orang-orang Nasrani. Jika salah satu dari bapak ibu
memanggil untuk kepentingan yang dibolehkan secara syara’, maka seseorang yang sedang
shalat sunnah harus meninggalkan shalatnya. Hadis di atas menunjukkan bahwa Juraij
bersalah kepada Allah karena tidak menjawab panggilan ibunya. Akibat dari ujian adalah
kebaikan, jika seorang hamba bersabar dan bertaqwa kepada Allah. Setelah Juraij tertimpa
ujian, ia bertindak lebih baik di mata manusia dan di mata Tuhan manusia, daripada
sebelumnya.

Seorang hamba shalih bisa memiliki keteguhan, keyakinan dan kepercayaan diri
kepada Allah. Dengan itu dia mampu menghadapi persoalan-persoalan besar dengan
keberaniam dan ketangguhan sebagaimana yang dilakukan Juraij. Wudhu telah disyariatkan
pada umat sebelum kita. Juraij shalat setelah berwudhu lalu menyentuh perut bayi.

Orang-orang shalih akan berlindung kepada shalat jika mereka menghadapi musibah
dan cobaan. Para pengikut kenistaan berusaha membuat buram muka orang-orang shalih,
sebagaimana wanita pelacur tersebut melakukannya kepada Juraij. Tidak boleh tergesa-gesa
mempercayai tuduhan tanpa bukti dan dalil, seperti yang dilakukan oleh penduduk desa
manakala mereka mempercayai tuduhan pelacur itu kepada Juraij. Semestinya mereka
mengecek kebenaran ucapan pelacur itu sebelum menyerang Juraij, mencaci dan
memukulnya. Dari sini kita belajar dari kisah juraji .
Komitmen Kepada Orang Tua

Semakin kesini semakin hilang pendidikan agamanya sudah banyak sekali


dikesampingkan , sekarang lebih banyak anak yang ditemui hilang sopan santun nya, hingga
kurang baik kepada yang lebih tua , dan tidak mempunyai sikap berbakti sama sekali. Berbuat
baik kepada orang tua atau yang lebih tua itu hukumnya wajib.waktu kita kecil tumbuh
mejadi dewasa ataupun kita sudah menikah dan sudah mempunyai anak bahkan kita
mempunyai cucu sekaligus, ketika kedua orang tua kita masih muda atau sudah lanjut
usiannya bahkan pikun kita tetap wajib berbakti kepada kedua orang tua kita .Mereka
membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan berbagai.

Berikut cara yang sederhana yang dapat dilakukan anak untuk berkomitemen atau
berbakti kepada orang tua nya, selagi orang tua masih hidup.

 Tidak memandang keduannya dengan pandangan yang tanjam dan tidak meninggikan suara
di hadapan mereka
 Membantu pekrjaan rumah
 Ringan tangan menjalankan perintah orang tua atau suka membantu orang tua dalam hal
apapun
 Senantiasa bersikap sopan santu kepada orang tua, bersikap sabar tidak mudah marah dan
bernada lembut jika berbica
 Tidak menyia-nyiakan kerja keras orang tua
 Selalu mendahulukan keinginan orang tua ketimbang keinginan kita sendiri
 Merawaat orang tua dengan penuh kasih saying jika sudah menginjak usia lansia
Berikut cara sederhana yang dapat dilakukan anak untuk brerkomitmen atau berbakti
kepada orang tua, jika orang tua sudah meningggal .
 Mendoakan kedua orang tua
 Banyak meminta ampunan pada allah untuk kedua orang tua
 Memenuhin janji mereka setelah meninggal dunia
 Menjalin hubunganan silahturahim dengan keluarga dekat keduannya yang tidak
pernah terjalin
 Memuliakan teman dekat keduanya
 Bersedekah atas nama orang tua yang telah tiada
Selama masih hidup , itulah kesempatan kita terbaik untuk berbakti pada orang tua . karena
berbakti pada keduannya adalah jalan termudah untuk masuk surga

Anda mungkin juga menyukai