Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Menurut keyakinan Kristen dan Yahudi seperti dalam Perjanjian Lama, ada usaha
menghubungkan keluarga Abraham (yang lalu disebut "Bapa Orang Beriman" dan
diakui oleh tiga agama monoteistik dunia, Islam, Kristen, dan Yahudi ) dengan
Mesopotamia. Dalam kitab Kejadian 11:31 dikatakan, pada suatu masa keluarga
Abraham berpindah dari Ur Kaśdim ke Haran sebelum akhirnya berpindah ke
Kanaan (Daerah Israel dan Palestina sekarang).
Lokasi Ur Kaśdim biasanya dirujuk pada Tell el-Muqayyar, situs bekas reruntuhan
Kota Ur kuno dari periode Sumeria. Sedangkan Haran terletak di bagian utara
Mesopotamia, di tepi Sungai
Efrat.
ETIMOLOGI
Toponimi daerah
Mesopotamia berasal dari akar
kata Yunani Kuno μέσος
(mesos) "tengah" dan ποταμός
(potamos) "sungai" dan secara
harfiah berarti "(negeri) di
antara sungai-sungai". Toponimi ini digunakan dalam Septuaginta yang berbahasa
Yunani itu (ca. 250 SM) sebagai terjemahan dari padanannya dalam bahasa Ibrani
Naharaim. Toponimi ini bahkan sudah lebih awal lagi digunakan oleh bangsa
Yunani sebagaimana yang dibuktikan dengan Anabasis Alexandri, yang ditulis
pada akhir abad ke-2 Masehi, namun secara khusus mengacu pada sumber-
sumber dari zaman Alexander Agung. Dalam Anabasis, Mesopotamia digunakan
untuk menyebut wilayah yang membentang di timur Sungai Efrat di utara Suriah.
Istilah Aram biritum / birit Narim berhubungan dengan konsep geografis serupa.
Kemudian, istilah Mesopotamia itu lebih umum diterapkan untuk semua tanah
antara sungai Efrat dan Tigris, sehingga menggabungkan tidak hanya bagian dari
Suriah tetapi juga hampir semua Irak dan Turki tenggara. Dataran stepa di sebelah
barat sungai Efrat dan bagian barat Pegunungan Zagros juga sering termasuk
dalam istilah yang lebih luas Mesopotamia. Perbedaan lebih lanjut biasanya
dibuat antara atas atau Utara Mesopotamia dan dataran yang rendah atau
Selatan Mesopotamia. Atas Mesopotamia, juga dikenal sebagai Jezirah, adalah
daerah antara Efrat dan Tigris dari sumber-sumber mereka ke Baghdad. Lebih
rendah, bagian Mesopotamia terdiri dari selatan Irak, Kuwait, dan Iran bagian
barat. Dalam penggunaan akademis modern, istilah Mesopotamia sering juga
memiliki konotasi kronologis. Hal ini biasanya digunakan untuk menunjuk daerah
sampai penaklukan Muslim, dengan nama-nama seperti Suriah, Jezirah, dan Irak
yang digunakan untuk menggambarkan wilayah tersebut setelah tanggal tersebut.
Telah dikemukakan bahwa eufemisme kemudian adalah istilah Eurosentris
dikaitkan dengan daerah di tengah-tengah berbagai abad ke-19 oleh perambahan
Barat.
SEJARAH MESOPOTAMIA
Seni rupa Mesopotamia menyaingi Seni rupa Mesir Kuno baik dari segi
kemegahan, kecanggihan, maupun tingkat kerumitannya di kawasan barat Eurasia
sejak milenium ke-4 SM sampai wilayah itu ditaklukkan Kekaisaran Akhemeniyah
Persia pada abad ke-6 SM. Peninggalan seni rupa Mesopotamia sebagian besar
berupa berbagai jenis patung batu dan tanah liat yang sangat tahan lama sifatnya;
hanya sedikit peninggalan berupa lukisan yang mampu menyintasi zaman, namun
peninggalan-peninggalan itu menyiratkan bahwa lukisan-lukisan Mesopotamia
umumnya berupa pembubuhan warna pada pola-pola hiasan geometris dan
tumbuh-tumbuhan, meskipun sebagian besar patung-patung juga diwarnai.
ARSITEKTUR
Sisa-sisa bangunan yang paling menonjol dari zaman awal Mesopotamia adalah
gugus-gugus bangunan kuil di Uruk dari milenium ke-4 SM, kuil-kuil dan istana-
istana di situs-situs periode Dinasti Awal di lembah Sungai Diyala seperti Khafajah
dan Tell Asmar, sisa-sisa peninggalan Dinasti ketiga Ur di Nippur (Tempat suci
Enlil) dan Ur (Tempat suci Nanna), sisa-sisa peninggalan dari pertengahan Zaman
Perunggu di situs-situs Suriah-Turki seperti Ebla, Mari, Alalakh, Aleppo dan
Kultepe, istana-istana dari akhir Zaman Perunggu di Bogazkoy (Hattusha), Ugarit,
Asyur dan Nuzi, istana-istana dan kuil-kuil Zaman Besi di situs-situs Assiria
(Kalhu/Nimrud, Khorsabad, Nineveh), Babilonia (Babel), Urartu (Tushpa/Van,
Kalesi, Cavustepe, Ayanis, Armavir, Erebuni, Bastam) dan Het Baru (Karkamis, Tell
Halaf, Karatepe). Rumah-rumah sebagian besar diketahui dari sisa-sisa
peninggalan era Babilonia Baru di Nippur dan Ur. Yang paling menonjol dari
antara sumber-sumber tertulis mengenai pendirian bangunan dan ritual-ritual
yang terkait dengannya adalah silinder-silinder Gudea dari milenium ke-3 SM,
demikian pula prasasti-prasasti kerajaan Assiria dan Babilonia dari Zaman Besi.