Anda di halaman 1dari 15

Patofisiologi dan Asuhan Keperawatan Pada Penyakit

“Hirschsprungs Disease”

Oleh :

Rahma Nur Azizah A. 1810081

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

2020
PATOFISIOLOGI

Gangguan perkembangan
sistem saraf enterik

Tidak adanya sel ganglion

Peristaltik usus abnormal

Bilirubin direct
terserap kembali Penumpukan isi Obstruksi
oleh pembuluh usus distensi usus saluran cerna
darah

Distensi abdomen
Bayi ikterik/ konstipasi
kuning

Dorongan gas, makanan, Menekan difragma dan


ikterik feses kearah spingter paru-paru ke atas
neonatus

Mual, muntah, kembung Sesak nafas

Tidak nafsu makan


Pola nafas tidak efektif

Gangguan pemenuhan
nutrisi
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK/BAYI

Tgl/jam pengkajian : 27 Januari 2020/09.00 Ruangan : NICU


Anamnesa diperoleh dari : Diagnosa medis : ...........
1. Ibu pasien No. Register : xx-xxx-xx
2. Pengkajian perawat
Tgl/jam MRS : 26 Januari 2020/20.45

I. IDENTITAS ANAK
Nama : An. A
Umur/tanggal lahir : 4 hari/ 23 Januari 2020
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Golongan darah : -
Bahasa yang dipakai : pasien belum bisa berbicara
Anak ke : 1
Jumlah saudara : -
Alamat : Surabaya

II. IDENTITAS ORANG TUA


Nama ayah : Tn. I
Umur : 27 tahun
Agama : islam
Suku/bangsa : jawa/indonesia
Pendidikan : sma
Pekerjaan : tni-al
Penghasilan : -
Alamat : surabaya
Nama ibu : Ny. E
Umur : 26 Tahun
Agama : islam
Suku/bangsa : jawa/indonesia
Pendidikan : sma
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Penghasilan : -
Alamat : surabaya
III. KELUHAN UTAMA
Belum bisa BAB

IV. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Bayi lahir tanggal 23 Januari 2020 di RSIA Pura Raharja, pada tanggal 25
Januari 2020 pukul 14.35 WIB pulang kerumah. Selama dirumah, bayi tidak bisa
BAB dan ibu merasa cemas akhirnya ibu kembali ke RSIA Pura Raharja dan diberi
surat rujukan ke Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Pada tanggal 26 Januari 2020 pukul
20.45 WIB ibu membawa pasien ke IGD Dr. Ramelan Surabaya dengan membawa
surat rujukan. Saat tiba di di IGD diperiksa oleh dokter dan dilakukan pengambilan
darah untuk cek lab DL, pasien terpasang infus D5 1/5 NS 260cc/24 jam dan
diberikan injeksi Ampi Sb 1x 125 mg. Kemudian pasien dianjurkan untuk MRS di
ruang NICU pukul 00.41WIB. Pada tanggal tanggal 27 Januari 2020 pukul 10.00
WIB pasien sudah berada diruang NICU, pasien terpasang durmbish.

V. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN


A. Prenatal Care
Selama hamil ibu mengatakan sering kontrol setiap bulan dan tidak pernah
merasakan kontraksi sama sekali selama hamil. Ibu pasien mengalami mual dan
muntah selama trimester 1 dan ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan atau
jamu selama hamil.
B. Natal Care
Bayi lahir persalinan SC pada usia gestasi 37/38 minggu di RSIA Pura
Raharja. Bayi lahir dengan berat badan 2600 gr, PB:47 cm, LK: 24 cm, LL:8cm,
LD: 28 cm, ketuban pecah jernih, APGAR skor 7-8
C. Post Natal Care
Setelah persalinan SC By. Ny. E dalam 1 hari dirumah setelah itu dirawat di
NICU, bayi di NICU tidak terpasang O2

VI. RIWAYAT MASA LAMPAU


A. Penyakit-Penyakit Waktu Kecil
Tidak ada penyakit waktu kecil karena pasien masih neonatus
B. Pernah Dirawat Di Rumah Sakit
Ibu pasien mengatakan pasien belum pernah dirawat di RS
C. Penggunaan Obat-Obatan
Ibu pasien mengatakan pasien hanya menggunakan obat-obatan vit.K
D. Tindakan (Operasi Atau Tindakan Lain)
Ibu pasien mengatakan pasien belum pernah dioperasi
E. Alergi
Ibu pasien mengatakan pasien tidak mempunya riwayat alergi

Nama/Kelas : /
F. Kecelakaan
Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami kecelakaan
G. Imunisasi
IPV, Hepatitis B, BCG

VII. PENGKAJIAN KELUARGA


A. Genogram (Sesuai Dengan Penyakit)

B. Psikososial Keluarga
Ibu pasien mengatakan dirinya cemas karena anaknya tidak bisa BAB

VIII. RIWAYAT SOSIAL


A. Yang Mengasuh Anak
Yang mengasuh anak saat ini masih dirawat oleh perawat-perawat yang ada
diruangan
B. Hubungan Dengan Anggota Keluarga
Hubungan dengan keluarga baik
C. Hubungan Dengan Teman Sebaya
Hubungan dengan teman sebaya tidak terkaji karena pasien masih neonatus
D. Pembawaan Secara Umum
Pembawaan umum jika bayi BAB pasien akan menangis dan bayi lemah

IX. KEBUTUHAN DASAR


A. Pola Persepsi Sehat-Pelaksanaan Sehat
SMRS: tidak terkaji

MRS : tidak terkaji

B. Pola Nutrisi
SMRS: reflek hisap pasien kurang, pasien tidak muntah

Nama/Kelas : /
MRS : reflek hisap pasien kurang, pasien tidak muntah, pasien puasa atas anjuran
dokter pasien selama di rumah sakit karena perut makin membesar dan nutrisi tidak
terserap maksimal, karena bayi mengalami penyumbatan di dalam abdomen

C. Pola Tidur
SMRS: pola tidur baik kurang lebih 8 jam, bangun jika pasien merasa haus,
BAK/BAB

MRS : pola tidur baik kurang lebih 8 jam, bangun jika pasien merasa haus,
BAK/BAB

D. Pola Aktivitas/Bermain
SMRS: pasien saat nangis tampak gerak miring-miring, menangis kuat
MRS: pasien saat nangis tampak gerak miring-miring, menangis kuat

E. Pola Eliminasi
SMRS: pasien BAK 4x sehari berwarna kuning jernih, tidak bisa BAB
MRS : pasien BAK 4x sehari berwarna kuning jernih, urin tampung 100ml/24 jam,
BAB keluar sedikit feses terlihat seperti pita
F. Pola Seksualitas Reproduktif
SMRS: pola seksualitas reproduktif belum maksimal karena pasien masih neonatus
MRS : pola seksualitas reproduktif belum maksimal karena pasien masih neonatus
G. Pola Peran Hubungan
SMRS : hubungan dengan keluarga baik karena pasien masish neonatus

MRS : keluarga sedikit cemas dengan keadaan pasien

H. Pola Persepsi Diri – Konsep Diri


SMRS : tidak terkaji

MRS : tidak terkaji

I. Pola Kognitif Perseptual

Nama/Kelas : /
SMRS : ibu pasien mengatakan masih sangat cemas dengan keadaan anaknya

MRS : ibu pasien mengatakan masih sangat cemas dengan keadaan anaknya,
tetapi ibu yakin bahwa anaknya akan sembuh dan segera pulang

J. Pola Nilai Keyakinan


SMRS: ibu mengatakan ia yakin anaknya akan sembuh
MRS : ibu mengatakan ia yakin anaknya akan sembuh

K. Pola Koping Toleransi Stress


SMRS: ibu pasien mengatakan jika ibu menginginkan anaknya segera sembuh
MRS : ibu pasien mengatakan jika ibu menginginkan anaknya segera sembuh dan
segera pulang kembali

X. KEADAAN UMUM (PENAMPILAN UMUM)


A. Cara Masuk
Dengan inkubator
B. Keadaan Umum
Composmentis
XI. TANDA-TANDA VITAL
Tensi : -
Suhu : 39,5oC dengan suhu inkubator 31,2oC
Nadi : 138x/menit
RR : 42x/menit
TB/BB : 47 cm/ 2600 gr
LK : 24 cm
LD : 28 cm
LL : 8 cm

XII. PEMERIKSAAN FISIK


A. PERNAFASAN
Hidung : tidak ada masalah
Trachea : tidak ada masalah

Nama/Kelas : /
Dada : normochest, tidak ada lesi
Gerakan : pergerakan simetris
Suara nafas dan lokasi : tidak terdapat suara nafas tambahan
Otot Bantu Nafas : tidak terdapat otot bantu nafas
Batuk : pasien tidak batuk
Sputum : tidak ada
Cyanosis : tidak ada

B. KARDIOVASKULER
Nyeri dada : tidak ada nyeri dada
Pusing : tidak terkaji
Kram kaki : tidak terkaji
Sakit kepala : tidak terkaji
Clubing finger : tidak ada
Palpitasi : tidak ada
Suara jantung : s1 s2 tunggal
Edema : tidak edema
Kapilari reill : <2 detik
Lainnya :tidak ada gangguan

C. PERSARAFAN
Kepala dan wajah : tidak ada masalah
Mata : refleks mata baik
Mulut : pasien terpasang OGT karena tidak ada reflek hisap
Leher : tidak ada benjolan
Reflek fisiologis : tidak terkaji
Reflek patologis : tidak terkaji
Pendengaran : tidak ada gangguan pendengaran
Penciuman : tidak ada gangguan penciuman
Pengecapan : tidak ada gangguan pengecapan

Nama/Kelas : /
Penglihatan : tidak ada gangguan penglihatan
Perabaan : tidak ada gangguan perabaan
Lainnya : pasien tidak kejang

C. ELIMINASI URI
Produksi urin : 100ml/24 jam
Warna urin : kuning jernih
Gangguan saat kencing : tidak ada gangguan
Lainnya : tidak ada gangguan

D. PENCERNAAN- eliminasi alvi


Mulut : mukosa bibir kering dan kuning
Tenggorokan : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Abdomen : perut membesar, bising usus 35x/mnt
Rektum : tidak ada gangguan
BAB : keluar sedikit terlihat seperti pita
Obat pencahar : tidak mengkonsumsi
Lavement : tidak dilakukan

E. TULANG-OTOT-INTEGUMEN
Kemampuan pergerakan sendi : pergerakan sendi pasien terlihat bebas
Extermitas : gerakan sangat aktif
Atas : gerakan sangat aktif
Bawah : gerakan sangat aktif
Tulang belakang : tidak ada kelainan
Kulit : terlihat tipis
Warna kulit : terlihat kuning
Akral : teraba hangat
Turgor kulit : elastis
Kekuatan Otot : kekuatan otot bagus pasien bisa bergerak bebas

Nama/Kelas : /
F. SISTEM ENDOKRIN
Terapi Hormon : tidak terkaji karena pasien masih neonatus
Karakterisktik seks skunder : tidak terkaji karena pasien masih neonatus
Riwayat tumbuh kembang fisik :tidakmengalami hambatan dalam
perkembangan
Mengangkat leher : tidak terkaji karena pasien masih neonatus
Berbalik : tidak terkaji karena pasien masih neonatus
Duduk : tidak terkaji karena pasien masih neonatus
Merangkak : tidak terkaji karena pasien masih neonatus
Berdiri : tidak terkaji karena pasien masih neonatus
Berjalan : tidak terkaji karena pasien masih neonatus
Berlari : tidak terkaji karena pasien masih neonatus
Berbicara : tidak terkaji karena pasien masih neonatus
G. SISTEM HEMATOPOIETIK
Diagnosa penyakit hemapoietik yang lalu : tidak ada diagnosa penyakit
hemapoietik
Tipe darah : tidak terkaji
H. REPRODUKSI
Laki-laki : reproduksi belum berfungsi maksimal karena pasien masih neonatus
Perempuan : tidak terkaji

XIII. TINGKAT PERKEMBANGAN


A. ADAPTASI SOSIAL
Bayi dapat beradaptasi dengan lingkungannya saat dirawat di ruang
NICU, bayi menggerakkan badannya saat di sentuh oleh ibunya
B. BAHASA
Tidak terkaji karena pasien masih neonatus
C. MOTORIK HALUS
Pasien bisa menggerakkan dengan kuat, reflek hisap pasien tidak
adekuat
D. MOTORIK KASAR
Pasien mampu menggerakkan tangan dan kakinya secara aktif
E. KESIMPULAN
Pasien tidak mengalami hambatan dalam perkembangan

Nama/Kelas : /
XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. LABORATORIUM
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................................
B. RONTGEN
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................................
C. TERAPI
- Infus D5 1/5 NS 260 cc/24 jam
- Injeksi ampi Sb 1x 125 mg

Surabaya, 27 Januari 2020

(Rahma Nur Azizah Arman)

Nama/Kelas : /
ANALISIS DATA (DIAGNOSIS KEPERAWATAN) 🡪 SDKI

N
O DATA (Symptom) / Faktor Risiko PENYEBAB (Etiologi) MASALAH (Problem)

1 DS : Ibu pasien mengatakan Aganglionik Konstipasi


. anaknya selama di rumah belum
BAB setelah pulang dari RS
DO : distensi abdomen

2 DS : ibu pasien mengatakan kulit Keterlambatan Ikterik neonatus


. bayinya agak kuning pengeluaran feses
DO : kulit pasien terlihat kuning, (mekonium)
mukosa kuning

3 DS : ibu pasien mengatakan Penggunaan inkubator Hipertermia


. anaknya panas
DO : Suhu pasien 39,5oC dengan
suhu inkubator 31,2oC

Nama/Kelas : /
Nama/Kelas : /
Konstipasi
C. RENCANA KEPERAWATAN 🡪 SLKI &SIKI
b.d.
aganglioni
DIAGNOSIS TUJUAN DAN
NO 1.periksa pergerakan usus,
INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
k KRITERIA HASIL 1.untuk mengetahui pergerakan usus
      karakteristik feses  
dan karakteristik feses
1. Setelah dilakukan asuhan 2.lakukan masase abdomen
2.agar pasien nyaman dan
keperawatan selama 1x24
3.lakukan evakuasi feses secara mengurangi distensi perut
jam di harapkan konstipasi
manual
membaik dengan kriteria 3.agar mengurangi pembesaran perut
hasil: distensi abdomen 4.konsultasi dengan tim medis tentang
cukup menurun,peristaltik 4.untuk dilakukan tindakan
Ikterik usus cukup membaik selanjutnya dengan tim medis yang
neonatus b.d. lain
1.Agar karakteristik luka (drainase, warna,
keterambatan 1.monitor ikterik pada sklera dan dll) dapat dimonitor
pengeluaran kulit bayi 1.untuk mengetahui
feses 2. Agar
perkembangan tidak selalu lembab dan mencegah
ikterik
(mekonium) Setelah dilakukan asuhan 2.monitor suhu dan tanda vital infeksi
2.
keperawatan selama 1x24 setiap 4 jam sekali 2.untuk mengetahui jika ada tanda
3.Makanan mengandung kalori dan
vital yang abnormal
jam di harapkan ikterik
3.jelaskan perubahan pola protein dapat mempercepat
membaik dengan kriteria
eliminasi pada tahun pertama 3.untuk mengurangi rasa cemas
penyembuhan luka
hasil: kulit kuning cukup
ibu
menurun, membran 4.kolaborasi pemeriksaan darah 4.Agar pasien dapat merawat luka secara
mukosa kuning cukup 4.untuk mengetahui
mandiri kadar
menurun bilirubin dalam darah

Nama/Kelas : /
3. Hipertermia Setelah dilakukan 1.identifikasi penyebab hipertermi 1.untuk mengetahui tindakan
b.d. asuhan keperawatan selanjutnya
selama 1x24 jam di 2.monitor suhu tubuh

Nama/Kelas : /

Anda mungkin juga menyukai