Anda di halaman 1dari 9

TUGAS WELDING 4 (02) / CHRISTOFER KEVIN 1706070021

1. Jelaskan prinsip kerja friction welding dengan skematis gambar. Serta keuntungan
dan keterbatasan dari friction welding. Berilah contoh aplikasi dilapangan.
Friction welding merupakan sebuah proses solid state welding dimana sambungan
diperoleh sebagai akibat dari gaya tekan antara permukaan benda kerja yang saling
kontak dan berputar relatif terhadap lainnya untuk bisa menghasilkan panas dan
deformasi plastis permukaan kedua ujungnya. Cara kerjanya sebagai berikut :
I. Dua buah benda kerja ditekan dan diputar sehingga akibat friksi keduanya akan
timbul panas.
II. Selanjutnya dipakai untuk proses penyambungan.

Keuntungan Keterbatasan
 Tidak ada pencairan logam.  Pada logam yang sama jenis
dan bentuk geometrinya.
 Pemanasan friksi hanya  Umumnya untuk benda yang
lokal, sehingga pelunakan berbentuk batangan bulat.
tidak menyebar.
 Dapat menyambung antara  Cost tinggi.
dua material yang berbeda.
 Prosesnya relative cepat.  Preparasi benda kerja sangat
menetukan hasil akhir las.
2. Jelaskan prinsip kerja Roll Bonding dengan skematis gambar. Serta keuntungan
dan keterbatasan dari Roll Bonding. Berilah contoh aplikasi dilapangan.
Pengelasan rol merupakan proses pengelasan padat dimana proses penekanannya
memanfaatkan peralatan rol, baik dengan pemanasan dari luar atau tidak. Bila tanpa
menggunakan panas dari luar, prosesnya adalah pengelasan rol dingin, sedang bila
menggunakan panas dari luar prosesnya adalah pengelasan rol panas. Pengelasan rol
umumnya digunakan untuk melapisi baja karbon atau baja paduan dengan baja tahan
karat agar punya ketahanan terhadap korosi, atau untuk membuat dwimetal yang
digunakan untuk pengukuran temperatur.

Keuntungan Keterbatasan
Dapat dilakukan pada suhu ruang dan  Relatif jarang digunakan untuk
suhu panas produksi massal
Digunakan untuk kombinasi dua  Pengembangan dari metode ini belum
material yang berbeda untuk cukup luas
menghasilkan logam dengan aplikasi
yang berbeda
Aplikasi di lapangan: Untuk U.S. quarters, untuk membuat dua lapisan luar dari 75% Cu-
25% Ni dengan bagian tengah dari Cu murni.

3. Jelaskan prinsip kerja friction stir-welding (FSW) dengan skematis gambar.


Berilah contoh jenis material logam yang umumnya diaplikasikan untuk jenis
pengelasan ini. Serta Sebutkan beberapa keuntungan yang diperoleh dengan
menggunakan metoda FSW!.
Prinsip kerja friction stir welding :
 Pin yang berputar dengan kecepatan 3000-4000 rpm diletakkan pada material
 Material dipanaskan karena adanya friksi
 Material yang telah dipanaskan tersebut akan mencapai temperatur plastisasi
(800F untuk aluminum)
 Material yang telah terplastisasi tersampir kembali ke pin
 Material tersebut mengalami pendinginan dengan terbentuknya butir – butir yang
lebih halus dibandigkan dengan material induknya.

Material logam yang umumnya diaplikasikan pada metode ini:


 Aluminum dan aluminum paduan,
 Magnesium,
 Copper,
 Zinc,
 Lead, dll
Keuntungan FSW:
 Lebih kuat dan lebih bersih bila dibandingkan dengan fusion welds
 Keuletan tinggi pada las
 Energi efisiensi
 Simpel dan bersih (no fume,arcs,spatter)
 Perlakuan sesudah dan straightening tidak diperlukan
 Low distrosi dan shrinkage
 Tidak ada porosity, lack of fusion, perubahan komposisi pada material
4. Sebutkan beberapa parameter las untuk Friction Stir Welding (mis. jumlah rpm
minimum) pada Aluminium paduan dan gambarkan & jelaskan skematis daerah
lasannya.
Parameter las untuk FSW:
 Jumlah rpm minimum: 3000-4000 rpm
 Pemanasan material hingga suhu 800 F

Pada daerah lasan yang dihasilkan oleh metode FSW ini struktur sambungan dinilai lebih
halus dibandingkan dengan base metal-nya. Hal tersebut diakibatkan karena pada struktur
sambugan tersebut dihasilkan butir yang lebih halus dibanding base metal-nya.

5. Berilah penjelasan mengenai material pengaduk (friction stirrer) yang dipakai


untuk proses FSW. Jelaskan jenis material yang dipakai dan perlakuan apa saja
yang diberikan di bagian permukaan material tsb.
Material yang dinilai cocok antara lain AISI H13, AISI H22, dll. Material tersebut harus
punya melting point yang lebih tinggi dari benda kerja. Sebaiknya material pengaduk
harus punya nilai melting point setidaknya 100 fahrenheit lebih tinggi dari benda kerja
atau 200 F untuk aluminium. Lebih lanjut material pengaduk tersebut juga harus
memiliki kekuatan yang lebih baik dibandingkan benda kerja. Selain itu material pun
harus memiliki ketahanan aus yang baik, dan machinability yang baik. Jenis perlakuan
permukaan yang dapat dilakukan biasanya adalah heat treatment berupa hardening,
tempering (menurunkan kekerasan menjadi 45-47 HRC), annealing (untuk remachining).
6. Jelaskan prinsip kerja las dingin (cold welding). Sebutkan beberapa syarat utama
agar material dapat disambung dengan metoda ini.

Las dingin atau biasa disebut dengan cold welding adalah salah satu proses solid state
welding dimana, prinsip kerjanya adalah sambungan dihasilkan dari tekanan antara dua
buah material pada temperatur ruang. Proses ini tidak perlu adanya panas sama sekali
baik itu dari luar ataupun ditimbulkan oleh proses pengelasannya.

Prinsip kerja las dingin pada dasarnya adalah dua buah benda kerja yang saling
berhadapan kedua ujungnya (butt), lalu dijepit oleh alat penjepit, selanjutnya tekanan
diberikan dikedua ujung tersebut sehingga terjadi proses penyambungan. Proses ini
membutuhkan gaya yang cukup besar agar terjadi kontak antar muka yang optimal.

Syarat utama agar material dapat disambung dengan metoda ini ialah:

 Minimal satu logam yang akan memiliki sifat ulet / sangat liat.
 Tidak mengalami pengerasan regang yang drastis.

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Threshold Deformation serta kegunaan nilai
tersebut pada suatu material. Berilah contoh perhitungan untuk material tembaga.
Threshold deformation adalah parameter yang sangat penting yang berfungsi untuk
menentukan kekuatan maksimum yang bisa dicapai dari proses cold welding. Kegunaan
threshold deformation adalah mengetahui batasan minimum agar material mempunyai
ikatan pada saat mengalami deformasi dingin.

Contoh perhitungan untuk material Tembaga:

Ketebalan awal (to) = 30 mm

Ketebalan akhir (tf) = 5 mm

Maka,

30−5
% Deformasi= x 100 %
30

% Deformasi=83,33 %

8. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi nilai threshod deformation. Serta
jelaskan hubungan threshold deformation dengan pressure dan preparasi
permukaan untuk proses cold welding.
Faktor yang mempengaruhi nilai threshold deformation ialah:
 Jenis material
 Struktur kristal material
 Persiapan permukaan
 Tekanan (pressure) yang diberikan ke material
Hubungan antara threshold deformation dengan pressure dan preparasi permukaan untuk
Proses cold welding: Pressure pada material meningkat maka, threshold deformation
akan menurun dan kekuatan sambungan meningkat. Semakin baik persiapan permukaan
maka, threshold deformation akan turun nilainya.

9. Jelaskan prinsip kerja explosive welding dengan skematis gambar. Berilah contoh
aplikasi dilapangan.
Explosion Welding merupakan proses solid state welding dimana sambungan dihasilkan
oleh tumbukan (impak) yang berkecepatan tinggi benda kerja akibat ledakan (detonasi).
Prinsip kerjanya menggunakan tiga komponen, yaitu base metal, prime metal, explosive.
Secara rinci, prinsip kerjanya adalah:

 Ketiga komponen disusun dimana prime component diletakan pada lapisan tengah
dan detonator di bagian atasnya.
 Dengan meledakan detonator maka prime component akan menumbuk base metal
sehingga deformasi plastis terjadi dan kedua pelat tersambung.

Biasanya explosive welding dapat dilakukan pada material baja karbon dengan baja tahan
karat, titanium pada low carbon steel, dan iron-nickel base alloy pada low carbon steel.
Contoh aplikasi di lapangan seperti pada saat cladding material.

10. Jelaskan prinsip kerja ultrasonic welding dengan skematis gambar serta
mekanisme penyambungan (bonding) dari metoda ini. Jelaskan hubungan enerji
panas yang dipakai dengan properties material yang disambung. Serta berilah
contoh aplikasi dilapangan.
Ultrasonic Welding merupakan proses solid state welding dimana sambungan dihasilkan
oleh energi vibrasi ber-frekuensi tinggi dan tekanan pada benda kerja. Ikatan sambungan
(bonding) terjadi tanpa adanya peleburan dari logam induk.
Prinsip Kerja:
Vibrasi ultrasonic yang dihasilkan oleh transduser di transmisikan ke ujung sonotrode
sehingga dua lembaran logam yang disambung akan timbul panas dan pecahnya lapisan
oksida selanjutnya dengan tekanan dari clamping akan mengakibatkan material
tersambung.
Pada metode ultrasonic welding ini terdapat hubungan antara energi yang dibutuhkan dan
weldability, yang dapat dilihat dari rumus di bawah ini:

E = Electrical Energy, W.s (J)

K = Konstanta dari sistem pengelasan

H = Vicker Hardness Number

T = Ketebalan benda kerja yang kontak dengan sonotrode (mm)

Dari rumus tersebut dapat hubungan bahwa semakin keras suatu material maka energi
yang dibutuhkan pun relative akan semakin besar. Contoh penggunaan aplikasi
ultrasonic welding di lapangan ditunjukan seperti gambar di bawah ini:
11. Bandingkan beberapa kemampuan spot resistance welding dan ultrasonic welding
untuk penyambungan material.

Spot resistance welding Ultrasonic welding


 Mempunyai bagian daerah lebur  Tidak terdapat bagian daerah lebur

 Pada logam dengan nilai konduktifitas  Dapat berfungsi untuk menyambung


tinggi membutuhkan energi yang tinggi logam berbeda (dissimilar) bahkan
juga logam berlapis (plating/coating)

 Panas tidak sampai ke bagian tengah  Untuk logam yang mempunyai


atau sulit konduktivitas tinggi (Cu, Al) bisa
menggunakan energi yang lebih rendah

 Timbul bunga api yang mampu  Tekanan yang dibutuhkan relatif kecil
menyebabkan kebakaran atau ledakan dan panas bisa menjalar kearah tengah

 Electrical shock bisa dengan mudah  Umumnya digunakan untuk logam


terjadi yang berukuran relatif kecil

 Timbul adanya asap pada proses  Kualitas sambungan seragam karena


pengelasan transfer energi dan sisa panas yang
dilepaskan konstan dan terbatas pada
daerah sambungan.
 Apabila menggunakan densitas arus
yang terlalu tinggi maka dapat
menyebabkan logam cair terlempar dan
berdampak atas terbentuknya rongga,
retak dan menurunkan sifat mekanik
hasil lasan

Anda mungkin juga menyukai