Anda di halaman 1dari 10

Latar belakang

Pada era globalisasi sekarang ini telah kita ketahui bahwa ilmu dan teknologi semaki pesat dan lebih
mudah diakses dari segala sumber baik dari media cetak maupun media elektronik. Banyak tempat yang
bisa kita manfaatkan untuk memperoleh ilmu seperti yang kita inginkan salah satunya ialah di
perpustakaan. Karena di perpustakaan terdapat berbagai macam sumber informasi untuk menambah
wawasan kita. Ketika kita mendengar kata perpustakaan tentu saja yang terlintas di pikiran kita adalah
buku-buku yang tersusun rapi didalam rak, suasana yang tenang, kenyamanan yang mendukung untuk
dapat berkonsentrasi dalam membaca.

Di perpustakaan tentunya akan kita temui berbagai fasilitas penunjang dari perpustakaan, seperti
gedung, ruang baca, dan sebagainya sesuai dengan fungsinya. Adapun fasilitas yang ada diperpustakaan
SMA K Abdi Wacana.

adalah sebagai berikut: Gedung, ruang baca, buku-buku, kipas angin, meja, kursi, dan lampu.

Selain itu, masalah yang muncul sekarang ini adalah fasilitas gedung masih kecil.

namun dari segi bukunya sudah lumayan lengkap.

Di perpustakaan, kita biasanya dilayani oleh petugas yang ada, baik hanya sekedar bertanya letak buku-
buku. Secara umum pelayanan di perpustakaan dapat diartikan suatu kegiatan atau aktivitas dalam
memberikan jasa layanan kepada pengunjung perpustakaan tanpa membedakan status sosial, ekonomi,
kepercayaan maupun status lainnya.

Zulfikar (2006:191) menyatakan, “Layanan perpustakaan adalah dalam rangka pemanfaatan koleksi
oleh masyarakat. Pemberian layanan yang baik adalah yang dapat memenuhi kebutuhan, selera, minat,
dan keinginan pemakai”.

Menurut Undang-Undang Perpustakaan (UU nomor 43 tahun 2007) disebutkan bahwa, “Perpustakaan
adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional
dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi para pemustaka”. Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh Sulistiyo/Basuki (Dalam Abdul
Rahman 2011:4) “Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu
sendiri, yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata
susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual”.

Minat merupakan gambaran sifat dan ingin memiliki kecenderungan tertentu. Minat juga diartikan suatu
momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu tujuan atau objek yang dianggap
penting. Objek yang menarik perhatian dapat dapat membentuk minat karena adanya dorongan dan
kecenderungan untuk mengetahui, memperoleh, atau menggali dan mencapainya.

Menurut Sutarno (2006:107) “Minat adalah suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu”.
Aktivitas membaca buku merupakan salah satu cara belajar yang efektif untuk mendapatkan ilmu dan
pengetahuan yang luas. Dengan membaca, siswa/siswi ataupun guru dapat memperoleh pengetahuan
dengan cepat dan mudah, karena cukup memilih buku yang akan dibaca, kemudian membukanya dan
mulai membaca isi dari buku tersebut. Oleh karena itu, membaca harus menjadi prioritas utama bagi
siswa/siswi. Dengan membaca, siswa/siswi banyak mendapat sumber inspirasi, sumber pengetahun dan
mengasah kekritisan berfikir baik dalam menyelesaikan tugas maupun kepentingan lainnya.

Membaca merupakan suatu kebutuhan akan informasi yang dapat dipenuhi” (Sutarno, 2006: 109).

Sutarno (2006:107) mengatakan bahwa, “Minat membaca berarti suatu keinginan atau kecenderungan
hati yang tinggi terhadap bahan bacaan”.

Berdasarkan hasil observasi peneliti mendapatkan masalah bahwa pada saat ini minat siswa/siswi
dalam membaca sangat rendah. Khususnya pada kelas X dan XI hal ini ditunjukan dengan referensi
tugas pekerjaan rumah yang minim dan cenderung tidak relevan dengan tugas sekolah, seperti refrensi
tugasnya lebih banyak menggunakan internet dibandingkan buku. Selain itu minat siswa/siswi ke
perpustakaan juga tergolong rendah. Siswa/siswi memanfaatkan perpustakaan apabila menjelang ujian
atau ketika mendapatkan tugas dari guru. Diluar itu siswa/siswi lebih memilih duduk di kantin atau
sekedar nongkrong di depan kelas. Peristiwa lain yang menarik jika menyaksikan siswa/siswi yang
berada dilingkungan sekolah, khususnya siswa/siswi SMA K Abdi Wacana disaat jam istrahat, kegiatan
yang mereka lakukan adalah duduk sambil berbincang-bincang hal yang tidak ada kaitan dengan
akademik, jarang sekali terlihat siswa/siswi yang duduk sambil membaca buku diperpustakaan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam desain
penelitian ini adalah:

1. Bagaimana fasilitas dan pelayanan perpustakaan SMA K Abdi Wacana ?

2. Bagaimana minat baca siswa/siswi kelas x dan xi sma k abdi wacana ?

3. Adakah pengaruh fasilitas dan pelayanan perpustakaan SMA K abdi wacana terhadap minat baca
siswa/siswi ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari desain penelitian yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan fasilitas dan pelayanan perpustakaan SMA K Abdi Wacana.

2. Untuk mendeskripsikan minat baca siswa/siswi SMA K Abdi Wacana

3. Untuk mendeskripsikan pengaruh fasilitas dan pelayanan perpustakaan terhadap minta membaca
siswa/siswi SMA K abdi wacana

Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai karya ilmiah.

b. Bagi perpuskaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan koreksi memenejemen
perpustakaan ke arah yang lebih baik.

c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapan dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan minat
membaca siswa/siswi ke perpustakaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah dengan baik.

d. Bagi siswa/siswi, diharapkan mempunyai minat membaca di perpustakaan yang tinggi agar menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan.

Ruang lingkup penelitian

1. Variabel penelitian

Menurut Sugiyono (2011:38), “Variabel penelitian adalah suatu


mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.

Variabel dalam desain penelitian ini terdiri dari 2 jenis yaitu:s

a. Variabel independen/variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah fasilitas dan pelayanan perpustakaan SMA K Abdi Wacana.

b. Variabel dependen/variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.

Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat membaca siswa/siswi.

2. Definisi operasional

Untuk menyamakan persepsi dan menghindari kesalahan dalam pemahaman variabel pada penelitian ini,
maka perlu dirumuskan definisi operasional menurut peneliti sebagai berikut:

a. Fasilitas perpustakaan

Fasilitas perpustakaan menurut peneliti adalah sesuatu yang dapat mempermudah dan memberi
kenyamanan terhadap para pengunjung perpustakaan serta memperlancar proses peminjaman buku
maupun membaca di perpustakaan tersebut.

Dalam penelitian ini untuk indikator fasilitas perpustakaan menggunakan teori Sutarno (2006: 80-89) antara
lain:
1. Pembinaan gedung/ruangan, sarana dan prasarana.

2. Pembinaan koleksi.

b. Pelayanan perpustakaan

Pengertian pelayanan perputakaan menurut peneliti adalah suatu aktivitas atau kegiatan untuk memberikan
sebuah jasa layanan kepada setiap pengunjung perpustakaan secara profesional.

Menurut Sutarno (2006:90-99) bahwa,

Indikator pelayanan perpustakaan yang dilakukan pustakawan kepada penggunjung/pengguna adalah


pembinaan layanan yang mencakup (menyusun rencana operasional layanan, layanan informasi, layanan
penelitian, sirkulasi, layanan referensi, penelusuran literatur, bimbingan pemakai, membuat analisis
perpustakaan, membuat statistik pelayanan).

c. Minat membaca

Minat membaca menurut peneliti adalah suatu keinginan seseorang untuk mencari atau mengetahui
informasi dari buku-buku atau referensi yang kita perlukan sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Sutarno (2006: 27) Indikator minat membaca:

1. Ketertarikan

2. Kegemaran

3. Hobi membaca

Kerangka Pemikiran

1. Kerangka konsep

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, orang lebih cenderung memilih
mencari informasi dengan cara instan atau cepat, padahal belum tentu benar. Permasalahan yang muncul
yaitu, fasilitas pendidikan seperti perpustakaan jarang dikunjungi dan minat membaca orang masih rendah.
Oleh karena itu, diperlukan adanya perubahan dan pembaharuan fasilitas dan pelayanan perpustakaan agar
dapat menumbuhkan keinginan dan minat orang untuk membaca.

Melihat proses membaca sangat penting bagi kita, maka kita perlu membudayakan membaca sebagai bahan
informasi dan pengetahuan bagi kita, termasuk pada siswa/siswi. Agar siswa/siswi lebih berminat untuk
membaca yang memiliki banyak manfaat, terutama sebagai referensi tugas sekolah.

. Disini, minat membaca dipengaruhi oleh fasilitas dan pelayanan dari perpustakaan yang bersangkutan.
Adapun konsep yang dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Minat Membaca (Y)

1.Ketertarikan

2.Kegemaran

3.Hobi membaca

(Sutarno, 2006: 27)

Layanan Perpustakaan (X2)

pembinaan layanan yang mencakup (menyusun rencana operasional layanan, layanan informasi, layanan
penelitian, sirkulasi, layanan referensi, penelusuran literatur, bimbingan pemakai, membuat analisis
perpustakaan, membuat statistik pelayanan).

(Sutarno,2006:90-99)

Fasilitas Perpustakaan (X1)

1.Pembinaan gedung/ruangan, sarana dan prasarana.

2.Pembinaan koleksi

(Sutarno, 2006: 80-89)

. Kerangka teori

a. Perpustakaan

1) Pengertian perpustakaan

Menurut Sutarno (2006: 11) “Perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti buku. Setelah mendapat
awalan per dan akhiran an menjadi perpustakaan, yang berarti kitab perimbon, atau kumpulan buku-buku,
yang kemudian disebut koleksi bahan pustaka”.

Random house dictionary of the english lenguage (dalam Saleh dan Komalasari, 2010:1.4) memberikan
definisi, “Perpustakaan adalah suatu tempat, berupa sebuah ruangan atau gedung yang berisi buku-buku
dan bahan-bahan lain untuk bacaan,studi maupun rujukan”.

“Perpustakaan adalah tempat atau depodit ilmu, sumber informasi penting yang dapat menguak sejarah
masa lalu dan dapat dijadikan dasar menyusun perencanaan dan penelitian untuk masa mendatang” (Saleh
dan Komalasari, 2010: 1.5).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan perpustakaan adalah suatu ruang yang terdiri dari
ruangan serta koleksi buku-buku yang menjadi sumber informasi untuk kepentingan studi maupun rujukan
penelitian.
2) Pembinaan fasilitas perpustakaan

Sutarno (2006:75) mengemukakan, “Pembinaan fasilitas perpustakaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan fasilitas perpustakaan agar segala sesuatunya berjalan
pada jalur yang benar sehingga dapat mengikuti perkembangan yang terjadi disekitarnya.”

a) Pembinaan gedung, sarana dan prasarana

Gedung atau ruangan sebuah perpustakaan harus ada. Karena perpustakaan tidak mungkin digabungkan
dengan unit-unit kerja yang lain didalam satu ruangan. Gedung perpustakaan harus memperhatikan dan
memperhitungkan semua aspek, baik konstruksi, bentuk, kekuatan, lokasi, daya tampung koleksi dan
perlengkapan yang akan dipergunakan, lingkungan, keamanan, keindahan, dan kenyamanan, kemudahan
akses.

Sebuah gedung yang dibangun dan diperuntukkan perpustakaan diharapkan memiliki beberapa ruangan
untuk menampung berbagai kegiatan perpustakaan. Ruangan-ruangan tersebut antara lain, ruangan koleksi,
ruang baca, atau administrasi, ruang penjaga perpustakaan.

b) Pembinaan koleksi

Pembinaan koleksi perpustakaan adalah kegiatan yang sdilakukan setiap koleksi pertama atau dasar
terbentuknya perpustakaan.

Pembinaan koleksi perpustakaan mencakup:

(1) Perumusan kebijakan

(2) Penjabaran kebijakan terdiri dari:

(a) Menyusun rencana operasional pembinaan koleksi

(b) Menghimpun alat seleksi bahan pustaka

(c) Survey minat pemakai

(d) Melakukan survei bahan pustaka

(e) Pengadaan bahan pustaka

(f) Mengevaluasi koleksi yang ada

c) Pembinaan layanan perpustakaan

Sutarno (2006: 91) menyatakan bahwa, “Pembinaan layanan perpustakaan secara singkat dikatakan sebagai
layanan “prima”, yaitu cepat, tepat, mudah, sederhana, murah, dan memuaskan pemakai”.

Layanan yang dapat dikembangkan adalah:

(1) Menyusun rencana operasional layanan


Dalam hal ini meliputi tata tertib (ketika berada di lingkungan perpustakaan), kebutuhan biaya (anggaran
yang berhubungan dengan perpustakaan), dan peralatan tenaganya (seperti fotokopi, labtop, dan
sebagainya), serta penentuan fokus atau segmen pemakai.

(2) Layanan informasi

Menurut Sutarno (2006: 92) yang dimaksud dengan “Layanan informasi adalah menyediakan memberikan
informasi-informasi yang diperlukan pemakai”.

(3) Layanan penelitian

Para peneliti yang membutuhkan sumber informasi diperpustakaan dapat dengan mudah dan cepat
memperolehnya atas bantuan petugas perpustakaan untuk menunjang proses penelitiannya. Karena sumber-
sumber tersebut tersedia diperpustakaan dan dilayani dengan baik.

(4) Sirkulasi

“Sirkulasi adalah kegiatan melayani penilaian jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan
pengembalian bahan perpustakaan beserta penyelesaian administrasinya” (Sutarno, 2006: 93).

(5) Layanan referensi

Pengertian layanan referensi menurut Sutarno (2006: 94) adalah “Layanan yang hanya dapat diberikan
terbatas di perpustakaan. Hal itu dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya keterbatasan koleksi”.

(6) Layanan literatur

Menurut Sutarno (2006: 95) bahwa,

Layanan literatur merupakan kegiatan mencari atau menentukan kembali semua kepustakaan yang pernah
terbit atau pernah ada mengenai suatu bidang tertentu. Kegiatannya adalah: a) penelusuran literatur untuk
keperluan penelitian atau penulisan karya ilmiah, b) penelurusan literatur untuk bahan bacaan, c)
penelusuran literatur untuk membantu pemakai perpustakaan.

(7) Bimbingan pemakai

Bimbingan pemakai yaitu suatu kegiatan yang bermaksud memberikan panduan atau arahan, penjelasan
tentang penggunaan perpustakaan kepada para pengguna perpustakaan. Dengan alasan: (a) pemakai
perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan sistem yang digunakan pada
perpustakaan yang dikunjunginya, (b) pemakai bisa dengan cepat dan tepat menemukan informasi atau
buku yang diperlukan dengan efisien, serta tidak terlalu mengalami kesulitan, (c) mengembangkan citra
perpustakaan sebagai bagian dari lembaga pendidikan yang membantu atau memfasilitasi para pengunjung
perpustakaan.

(8) Membuat analisis kepustakaan


Menurut Sutarno (2006: 96) “Analisis kepustakaan adalah membuat karangan atau tulisan baru yang
diperoleh dengan jalan mengkaji dan mensarikan perpustakaan yang ada tentang suatu bidang tertentu
untuk keperluan pengguna”.

(9) Membuat sirkulasi layanan

Hal ini bermanfaat untuk menyiapkan data-data dan bahan laporan yang akan diserahkan kepada pemimpin
guna mengetahui perkembangan, kemajuan, kesulitan, kebutuhan dan hal lain yang dihadapi demi
memberikan layanan yang maksimal kepada para pengguna.

b. Minat membaca

1) Pengertian minat membaca

Menurut Sutarno (2006:107) “Minat adalah suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu”.

Sutarno (2006:27) mendefinisikan “Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang
tinggi, gairah, atau keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu”.

Dari beberapa pengertian diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa minat adalah
kecenderungan seseorang yang timbul dari hati sehingga tertarik untuk melakukan sesuatu yang diinginkan.
Minat yang dimaksud dalam penelitian ini ialah minat membaca mahasiswa.

Sutarno (2006:107) mengatakan bahwa, “Minat membaca berarti suatu keinginan atau kecenderungan hati
yang tinggi terhadap bahan bacaan”.

“Minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu
sumber bacaan tertentu” (Sutarno, 2006:27).

Dari penjelasan tersebut minat membaca menurut peneliti adalah suatu keinginan seseorang untuk mencari
atau mengetahui informasi dari buku-buku atau referensi yang kita perlukan sesuai dengan kebutuhannya.

2) Indikator minat membaca

Menurut Sutarno (2006: 27) indikator minat membaca antara lain:

1) Ketertarikan

Ketertarikan merupakan suatu kondisi dimana seseorang tertarik untuk mengetahui sesuatu. Ketertarikan ini
dikaitkan dengan adanya gairah seseorang dalam membaca yang mana rasa ketertarikan itu dapat dilihat dari
kemasan buku, atau desain buku, gambar, bentuk, isi, maupun pengetahuan yang mendorong seseorang
untuk membaca.

2) Kegemaran
Kegemaran berhubungan dengan rasa ingin tahu terhadap buku baru yang belum pernah dibacanya karena
didalam bacaan tersebut terdapat sesuatu yang menyenangkan diri pembaca, namun sesuai dengan selera,
sehingga terwujud kebiasaan membaca melalui kegemaran.

3) Hobi membaca

Setelah seseorang merasa tertarik dan memiliki kegemaran membaca secara otomatis orang tersebut dapat
menjadikan membaca sebagai hobinya, karena hobi itu dapat terwujud manakala sering dilakukan, dan jika
melakukan hobinya seseorang akan merasa senang, puas dan terus dengan apa yang ia inginkan, begitu pula
hal nya dengan membaca.

Metode Penelitian

1. Metode penelitian

Sugiyono (2013: 2) memberikan definisi “Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
denga tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode penelitian yang digunakan dalam desain penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Sugiyono (2013: 8) menyatakan,

Metode penelitian kuatitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tetentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuatitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.

2. Populasi dan sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2013:80), “Populasi wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam desain penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2013 reguler A
yang berjumlah 79 orang.

b. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2013:
81). Senada dengan pendapat tersebut, Darmadi (2014: 57) menyatakan bahwa, “Sampel adalah sebagian
dari populasi yang dijadikan objek/subjek penelitian”.

Cara penarikan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan teknik probability sampling. Dimana menurut
Sugiyono (2013: 82), “Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.
Jadi, sampel dalam desain penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2013
reguler A yang berjumlah 79 orang.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:308), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data”.

Dalam desain penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut

1) Interview (wawancara)

Sugiyono (2013: 137) menyatakan,

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahn yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

2) Kuesioner (angket)

Sugiyono (2013: 142) mengatakan, “Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang
mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Sedangkan
pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan
peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.

3) Observasi (pengamatan)

Sutrisno Hadi (Dalam Sugiyono, 2013: 145) mengemukakan bahwa, “observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis”.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk pengumpulan data dalam desain penelitian ini adalah lembar
angket. Yang digunakan untuk mengungkapkan varibel, situasi fasilitas dan layanan perpustakaan SMA K Abdi
Wacana. Sumber datanya adalah siswa/siswi.

Anda mungkin juga menyukai