Anda di halaman 1dari 5

Perencanaan audit merupakan tahap yang utama dan penting dalam suatu proses audit.

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit
yang diharapkan. sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas
entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.

Tiga alasan utama mengapa auditor memerlukan perencanaan audit, yaitu :

a. Mendapatkan bukti audit yang cukup sesuai dengan kondisi klien;

b. Menjaga supaya biaya audit tetap terjangkau; dan

c. Mencegah kesalahpahaman dengan klien

Menurut SA 311, perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan


dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan
ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis
entitas. Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan antara lain :

a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha entitas
tersebut;

b. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut;

c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang
signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi
pokok perusahaan;

d. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan;

e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit;

f. Pos pelaporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian;

g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti risiko
kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa; dan
h. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan auditor
tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan ke Bapepam,
laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak penjualan).

TAHAP-TAHAP PERENCANAAN AUDIT

1.   Menerima Klien dan Melaksanakan Perencanaan Audit Awal

2.   Memahami Bidang Usaha dan Industri Klien,

3.   Menetapkan Risiko Usaha Klien

4.   Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan

5.   Menetapkan Materialitas dan Menetapkan Risiko Bawaan Dan Risiko Akseptabilitas
Audit

6.   Memahami Struktur Pengendalian Intern dan Menetapkan Risiko Pengendalian 7.  
Menggabungkan Informasi dan Menetapkan Risiko Fraud

8.   Mengembangkan Rencana Audit dan Program Audit Menyeluruh

 Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan, antara lain:

1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat entitas
tersebut.

2. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.

3. Metode yang digunakan oleh ent itas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang
signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi
akuntansi pokok perusahaan.

4. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.

5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.


6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).

7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti
risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa.

8. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan auditor
tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan ke Bapepam,
laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak perjanjian).

tahapan-tahapan audit laporan keuangan sebagai berikut:

1. Penerimaan Perikatan Audit

Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal audit maka kedua belah
pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang biasanya diwakili oleh manajemen. Sebelum
melaksanakan audit, maka harus ada sebuah kesepakatan yang harus dibuat dan disetujui
bersama. Bentuk perikatan ini dalam bentuk surat perikatan audit.

2. Perencanaan Proses Audit

Selanjutnya yaitu merencanakan proses audit. Untuk membuat perencanaan audit, seorang
auditor harus melakukan beberapa kegiatan seperti memahami bisnis dan industri klien;
melakukan prosedur analitik; menentukan materialitas, menetapkan risiko audit dan risiko
bawaan; memahami sturktur pengendalian intern dan menetapkan risiko pengendalian;
mengembangkan rencana audit dan program audit.

3. Pelaksanaan Pengujian Audit

Setelah membuat perencanaan audit maka saatnya melaksanakan pengujian audit. Pada tahap ini,
auditor akan melakukan pengujian analitis, pengujian, pengendalian, dan pengujian substantif.

4. Pelaporan Audit

Tahap terakhir yaitu pelaporan audit. Laporan audit adalah hasil dari pekerjaan audit yang telah
dikerjakan. Laporan audit biasanya mencakup jenis atau jasa yang diberikan, objek yang diaudit,
lingkup audit, tujuan audit, hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, dan
informasi lainnya.

Pengendalian intern menurut COSO Framework (kerangka kerja pengendalian internal”


yang akhirnya menjadi sebuah pedoman bagi para eksekutif, dewan direksi, regulator, penyusun
standar, organisasi profesi , dan lainnya sebagai kerangka kerja yang komprehensif untuk
mengukur efektifitas pengendalian internal mereka)

terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut:

Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi
kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk
semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwaarahan
manajemen dilaksanakan.
Informasi Dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi
dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab
mereka.
Pemantauan / Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang
waktu. 
Risiko penugasan ( engagement risk ) adalah resiko bahwa auditor atau kantor akuntan public
akan menderita kerugian setelah audit selesai, walaupun laporan audit sudah benar.

Lowballing adalah suatu praktek yang merugikan di mana auditor bersaing untuk klien dengan
mengurangi biaya mereka untuk audit hukum. Biaya audit yang lebih rendah kemudian
dikompensasi oleh auditor melakukan lebih menguntungkan non-audit kerja (misalnya konsultasi
dan saran pajak). Audit bahkan mungkin akan ditawarkan secara gratis.

Praktik lowballing ini sangat berpengaruh pada independensi auditor dan berefek pada pendapat
auditor sehingga laporan keuangan yang diaudit oleh auditor menjadi tidak sah atau bias dan
dapat memberikan informasi yang salah atau menyesatkan kepada pengguna laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai