http://arifkurnia1997.blogspot.com/2016/12/akuntansi-penjualan-angsuran-beserta.html
PENJUALAN ANGSURAN
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana pembayarannya
dilaksanakan secara bertahap.
1. Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, pejual menerima pembayaran pertama sebagian
dari harga penjualan.
2. Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran.
Untuk menghindari resiko karena pembeli tidak membayar dan supaya penjual tidak mengalami
kerugian, maka biasanya saat membeli ada beberapa perjanjian, antara lain:
Untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, factor-faktor yang
harus diperhatikan penjual :
Dalam setiap penjualan angsuran ada bunga yang ditanggung oleh pembeli. Dengan demikian setiap
angsuran yang dibayarkan pembeli terdiri dari angsuran pokok pinjaman dan bunga yang
diperhitungkan.
Macam-macam perhitungan bunga yang dapat dipakai dalam penjualan angsuran yaitu:
1. Bunga dihitung dari pokok pinjaman/sistem bunga tetap dan angsuran pokok tetap.
Dalam metode ini besarnya bunga dihitung dari pokok pinjaman sehingga besarnya bunga adalah tetap.
2. Bunga dihitung dari sisa pinjaman/Sistem bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap.
Besarnya bunga dihitung dari saldo pinjaman awal periode, tergantung periodenya bulanan atau
tahunan. Kalau angsuran bulanan, bunga didasarkan pada saldo awal bulan. Kalau angsuran tahunan,
maka bunga didasarkan pada saldo awal tahun. Jumlah
Besarnya bunga dihitung menggunakan rumus anuitas. Dengan menggunakan rumus anuitas jumlah
angsuran tetap tetapi jumlah bunga semakin menurun, sedangkan angsuran pokok semakin meningkat.
PERLAKUAN AKUNTANSI LAINNYA
adalah:
Bila menggunakan dasar ini, laba kotor diakui pada saat penjualan angsuran terjadi tanpa
memperhatikan apakah pembayarannya sudah diterima atau belum. Cara ini sama dengan pencatatan
penjualan kredit biasa. Metode ini dapat digunakan bila memenuhi 3 kondisi:
Dalam metode ini laba kotor diakui saat pengumpulan kas. Setiap
pengumpulan kas terdiri dari:
Dalam metode ini penerimaan kas pertama dianggap sebagai penutup beban pokok penjualan
dahulu, setelah beban pokok penjualan tertutup, baru penerimaan kas berikutnya diakui sebagai laba
kotor.
Dalam metode ini penerimaan kas pertama dianggap sebagai perolehan laba kotor dahulu, setelah
laba kotor tercapai baru sisa penerimaan kas berikutnya diakui sebagai penutup harga
pokok.
3. beban pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional (metode penjualan angsuran)
Dalam metode ini setiap periode penerimaan kas diakui adanya pembayaran beban pokok penjualan
dan realisasi laba kotor. Dari ketiga metode di atas, yang paling banyak dipakai adalah perlakuan yang
ketiga, yaitu beban pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional setiap menerima kas.
Tukar tambah adalah penjualan dimana pembeli menyerahkan barangnya sebagai uang muka (down
payment/DP) kekurangannya dibayar secara angsuran. Dalam penjualan angsuran sering terjadi cara
tukar tambah untuk menarik pembeli. Dalam tukar tambah, barang yang diserahkan sebagai uang muka
dicatat berdasar realisasi bersihnya dengan syarat:
Nilai realisasi bersih tidak boleh melebihi nilai pokok pengganti (current replacement cost).
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual barang dikurangi biaya perbaikan, biaya pemasaran, dan
biaya-biaya lain serta taksiran laba yang diharapkan. Selisih antara harga yang disepakati dengan nilai
realisasi bersih dimasukkan ke rekening cadangan kelebihan harga. Pada akhir periode rekening
cadangan kelebihan harga mengurangi rekening penjualan angsuran. Jadi harga penjualan angsuran
sebenarnya adalah sebesar rekening penjualan dikurangi cadangan kelebihan harga.
Dalam penjualan angsuran kadangkala pembeli tidak dapat melunasi angsurannya sehingga terjadi
pembatalan penjualan angsuran.
Penjual harus menilai kembali barang tersebut. Dalam penilaian kembali harus dipertimbangkan
cadangan untuk perbaikan dan laba normal yang diharapkan apabila barang tersebut dijual lagi (nilai
realisasi bersih).
Tergantung metode pengakuan laba kotor yang digunakan (laba kotor diakui saat penjualan atau laba
kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas).
Pada metode ini laba kotor diakui saat penjualan sehingga saldo piutang penjualan angsuran merupakan
beban pokok penjualan yang belum diterima pembayarannya. Jadi selisih antara nilai realisasi bersih
atas barang yang diterima kembali dengan saldo piutang penjualan angsuran merupakan laba atau rugi
pembatalan penjualan angsuran.
Laba Kotor Diakui Secara Proporsional dengan Penerimaan Kas
Pada metode ini laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas, sehingga saldo piutang
penjualan angsuran terdiri dari laba kotor yang belum direalisasi dan beban pokok penjualan angsuran.
Jadi selisih antara nilai realisasi bersih atas barang yang diterima kembali dengan saldo piutang
penjualan angsuran dan laba kotor belum direalisasi merupakan laba atau rugi pembatalan penjualan
angsuran.
Penjualan angsuran aktiva tetap adalah penjualan aktiva tetap seperti tanah, bangunan dan
sejenisnya yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang telah
ditentukan. Biasanya pembayaran angsuran ini mempunyai tata aturan atau persyaratan sebagai berikut
:
Pengakuan keuntungan atau laba kotor penjualan angsuran pada penjualan angsuran aktiva
tetap dapat dilakukan dengan dua metode yaitu laba kotor diakui pada periode penjualan dan laba
kotor diakui secara proporsional sejalan dengan penerimaan kas.
Berikut contoh kasus untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang metode pengakuan
laba kotor dalam penjualan angsuran aktiva tetap.
Contoh 1 :
Pada tanggal 1 September tahun 2005, PT Graha Property menjual 10 unit rumah dengan harga
pokok per kapling Rp 300.000.000,00 dan dijual dengan harga Rp 400.000.000,00 ditambah bunga 10%
per tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap semester (6 bulanan) selama 5 tahun atau 10
semester (10 kali angsuran), uang muka 20% dan bunga dihitung dari sisa pinjaman.
Diminta:
Jurnal transaksi penjualan angsuran dengan asumsi menggunakan metode laba kotor diakui pada saat
penjualan dan metode laba kotor diakui sejalan dengan penerimaan kas.
Penyelesaian :
1 Sept 05 - - - 4.000.000
10 x Rp 300.00 = 3.000.000
Bunga yang masih harus diterima 4 bulan ( 1 Pendapatan bunga 106.667
Sept sd 31 Des 05)
Reversal entries atas bunga yang akan Piutang bunga 106.667
diterima th. 2005
= 320.000
= 160.000
Bunga yang masih harus diterima 4 bln Pendapatan bunga 85.333
Dari contoh diatas diketahui bahwa dengan menggunakan metode ini pada tahun kedua sudah tidak
ada lagi pengakuan laba atas penjualan angsuran rumah.
10 x Rp 300.00 = 3.000.000
a. Bunga yang masih harus diterima 4 bulan ( 1 Piutang bunga 106.667
Sept sd 31 Des 05)
Pendapatan bunga 106.667
4/12 x 10% x 3.200.000 = 106.667
4.000.000
Reversal entries atas bunga yang akan diterima Piutang bunga 106.667
th. 2005
= 320.000
= 160.000
a. Ajp bunga yang masih harus diterima 4 bln ( 1 Piutang bunga 85.333
Sept sd 31 Des 06)
Pendapatan bunga 85.333
4/12 x 10% x (3.200.000-640.000) = 85.333
Reversal entries atas bunga yang akan diterima Piutang bunga 85.333
th. 2006
Laba penjualan angsuran akan diakui setiap tahun yang besarnya tergantung pada besarnya kas yang
diterima pada tahun yang bersangkutan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2005 jurnal LKD sebesar Rp
200.000.000, sedangkan untuk tahun 2006 sebesar Rp 160.000.000. Hal ini disebabkan karena jumlah
kas yang diterima selama tahun 2005 lebih besar daripada jumlah kas yang diterima pada tahun 2006.
Jurnal yang dibuat pada tahun 2007 dan berikutnya sama dengan jurnal pada tahun 2006,
perbedaannya hanya teletak pada jumlah pendapatan bunga yang semakin kecil karena bunga dihitung
dari saldo pokok pinjaman dimana saldo pokok pinjaman akan semakin kecil karena adanya pelunasan
ditahun sebelumnya.
http://aangkuro.blogspot.com/2013/12/akuntansi-keuangan-lanjutan-1-
konsinyasi.html
Pengertian Konsinyasi
Konsinyasi (consignment) menurut Hadori Yunus – Harnanto adalah suatu perjanjian
dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak
tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu.
Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut pengamanat (consignor),
sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut komisioner (consignee). Bagi pengamanat
barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan tertentu
biasa disebut sebagai barang-barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi pihak
penerima barang-barang ini disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).
Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamanat kepada komisioner tidak
diikuti dengan penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan. Meskipun diakui bahwa
dalam transaksi konsinyasi itu telah terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan barang
kepada komisioner, namun demikian “hak milik” atas barang yang bersangkutan tetap berada
pada pengamanat (consignor). Hak milik akan berpindah dari pengamanat apabila komisioner
telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.
Terdapat perbedaan prinsipal antara transaksi penjualan dengan transaksi konsinyasi.
Dalam transaksi penjualan hak milik atas barang berpindah kepada pembeli pada saat
penyerahan barang. Di dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamat kepada
komisioner tidak diikuti adanya hak milik atas barang yang bersangkutan.
Transaksi 6
Transaksi ini dicatat:
Kas Rp. 42.300.000,00
Piutang komisioner Rp. 42.300.000,00
Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk komisioner
1. Metode terpisah
Di dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan
disajikan secara terpisah dari rugi laba yang biasa. Untuk memisahkan tersebut maka pendapatan
dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner juga harus dipisahkan . Alat yang
digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “Barang
Komisi”. Rekening ini akan didebit dengan biaya yang berhubungan dengan barang komisi dan
dikredit dengan pendapatan yang berhubungan dengan barang komisi. Jadi pendebitan dan
pengkreditan terhadap rekening “Barang Komisi” adalah:
Pendebitan
Pendebitan terhadap rekening ini terdiri atas:
Biaya perakitan
Jumlah yang harus dibayarkan kepada pengamanat
Pengkreditan
Pengkreditan terhadap rekening barang komisi adalah hasil penjualan barang komisi.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner hanya mencakup 4 transaksi, yaitu:
1. Membayar biaya angkut / perakitan
2. Menjual barang komisi
3. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat
4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner
Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:
1. Membayar biaya angkut / perakitan
Transaksi ini akan dicatat:
Barang komisi xxx
Kas xxx