Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PERENCANAAN PELAT

Pelat Atap Type A :


5,0

4,0
Lx = 4,0 m
Ly = 5,0 m

Karena di dapat ≤ 2 maka dikategorikan pelat dua arah :

Tabel direncanakan harus memenuhi syarat → h min < h < h max dan sesuai
dengan tata cara SK SNI T-15-1991-03 ayat 3.2.5 butir 3 sub butir 3, maka
dipakai tebal pelat 12 cm → 120 mm → 0,12 m.

Beban Yang Pikul


Beban mati (DL) :
Beban sendiri = 0,12 × 1 × 2400 = 288 kg/m
Penggantung = 11 = 11 kg/m
Plafon =7 = 7 kg/m
= 306 kg/m
Beban hidup (LL) :
Beban hidup = 100 kg/m
Air hujan = 20 kg/m

= 120 kg/m

Desain Bangunan Beton Page 4


Beban Ultimate (qu)
qu = (1,2 × DL) + (1,6 × LL)
= (1,2 × 306) + (1,6 × 120)
= 367,2 + 160
= 559,2 kg/m

Perhitungan Momen (tabel 13.3.2)


Dari tabel 13.3.2 di dapat nilai X dari ly/lx = 1,25 adalah sebagai berikut :
Mtx X = 50
Mly X = 38
Mty X = 38
Mlx = -Mtx = 0,001 × 559,2 × 4,02 × 50 = 447,36 kg.m = 4217600 N.mm
Mly = 0,001 × 559,2 × 4,02 × 38 = 339,9936 kg.m = 3399936 N.mm
-Mty = 0,001 × 559,2 × 4,02 × 38 = 339,9936 kg.m = 3399936 N.mm

Batas Rasio Tulangan


= untuk fc ≤ 30 Mpa gunakan = 0,85

Direncanakan sesuai perencanaan penulangan untuk pelat dengan ketentuan yang


ada diperencanaan di dapat :
dx = h – s – ½Øx = 120 – 40 – ½(10) = 75 mm
dy = h – s – Øx – ½Øy = 120 – 40 – 10 – ½(10) = 65 mm

Penulangan Pelat
Penulangan pelat arah X, untuk daerah tumpuan dengan -Mtx = 4217600 N.mm

Desain Bangunan Beton Page 5


[ √ ]

[ √ ]

[ ]

[ ]

Karena
maka dipakai = 0,0032

mm2
Maka dipakai D8 – 200 = 251 mm2 (daftar penampang)

mm2
Maka dipakai D8 – 200 = 251 mm2 (daftar penampang)
Penulangan pelat arah Y, untuk daerah tumpuan dengan -Mty = 3399936 N.mm

[ √ ]

[ √ ]

[ ]

Desain Bangunan Beton Page 6


[ ]

Karena
maka dipakai = 0,0024

mm2
Maka dipakai D8 – 200 = 251 mm2 (daftar penampang)

Pelat Atap Type B :


5,0
1,2

Lx = 1,2 m
Ly = 5,0 m

Karena di dapat 6 ≥ 2 maka dikategorikan pelat satu arah

Tabel direncanakan harus memenuhi syarat => h min < h < h max dan sesuai
dengan tata cara SK SNI T-15-1991-03 ayat 3.2.5 butir 3 sub butir 3, maka
dipakai tebal pelat 12 cm → 120 mm → 0,12 m.

Beban Yang Pikul


Beban mati (DL) :
Beban sendiri = 0,12 × 1 × 2400 = 288 kg/m

Beban hidup (LL) :


Beban hidup = 100 kg/m
Air hujan = 20 kg/m

Desain Bangunan Beton Page 7


= 120 kg/m

Beban Ultimate (qu)


qu = (1,2 × DL) + (1,6 × LL)
= (1,2 × 288) + (1,6 ×120)
= 345,6 + 192
= 537,6 kg/m

Perhitungan Momen (tabel 13.3.2)


Dari tabel 13.3.2 di dapat nilai X dari ly/lx = 4,16 adalah sebagai berikut :
Mtx X = 54
Mly X = 19
Mty X = 56
Mlx = -Mtx = 0,001 × 537,6 × 1,22 × 54 = 41,803776 kg.m = 418037,76 N.mm
Mly = 0,001 × 537,6 × 1,22 × 19 = 14,708736 kg.m = 147087,36 N.mm
-Mty = 0,001 × 537,6 × 1,22 × 56 = 43,352064 kg.m = 433520,64 N.mm

Batas Rasio Tulangan


= untuk fc ≤ 30 Mpa gunakan = 0,85

Direncanakan sesuai perencanaan penulangan untuk pelat dengan ketentuan yang


ada sebagai berikut :
dx = h – s – ½Øx = 120 – 40 – ½(10) = 75 mm
dy = h – s – Øx – ½Øy = 120 – 40 – 10 – ½(10) = 65 mm

Penulangan Pelat
Penulangan pelat arah X, untuk daerah tumpuan dengan -Mtx = 418037,76 N.mm

Desain Bangunan Beton Page 8


[ √ ]

[ √ ]

[ ]

[ ]

Karena
maka dipakai = 0,0018

mm2
Maka dipakai D8 – 200 = 251 mm2 (daftar penampang)

mm2
Maka dipakai D8 – 200 = 251 mm2 (daftar penampang)
Penulangan pelat arah Y, karena penulangan pelat satu arah maka diambil 20%
dari tulangan utama. Maka dihitung :

mm2
Maka dipakai D8 – 200 = 251 mm2 (daftar penampang)

Desain Bangunan Beton Page 9


Perencanaan Dimensi Dan Perhitungan Struktur Pelat Lantai
Pelat Lantai Type A :
5,0

4,0
Lx = 4,0 m
Ly = 5,0 m

Karena di dapat ≤ 2 maka dikategorikan pelat dua arah :

Tabel direncanakan harus memenuhi syarat → h min < h < h max dan sesuai
dengan tata cara SK SNI T-15-1991-03 ayat 3.2.5 butir 3 sub butir 3, maka
dipakai tebal pelat 12 cm → 120 mm → 0,12 m.

Beban Yang Pikul


Beban mati (DL) :
Beban sendiri = 0,12 × 1 × 2400 = 288 kg/m
Penggantung = 11 = 11 kg/m
Plafon =7 = 7 kg/m
Spesi = 3 × 21 = 63 kg/m
Tegel = 3 × 24 = 72 kg/m
= 441 kg/m

Beban hidup (LL) :


Beban hidup = 250 kg/m

Beban Ultimate (qu)


qu = (1,2 × DL) + (1,6 × LL)
= (1,2 × 441) + (1,6 × 250)

Desain Bangunan Beton Page 10


= 529,2 + 400
= 929,2 kg/m

Perhitungan Momen (tabel 13.3.2)


Dari tabel 13.3.2 di dapat nilai X dari ly/lx = 1,25 adalah sebagai berikut :
Mtx X = 50
Mly X = 38
Mty X = 38
Mlx = -Mtx = 0,001 × 929,2 × 4,02 × 50 = 743,36 kg.m = 7433600 N.mm
Mly = 0,001 × 929,2 × 4,02 × 38 = 564,9536 kg.m = 5649536 N.mm
-Mty = 0,001 × 929,2 × 4,02 × 38 = 564,9536 kg.m = 5649536 N.mm

Batas Rasio Tulangan


= untuk fc ≤ 30 Mpa gunakan = 0,85

Direncanakan sesuai perencanaan penulangan untuk pelat dengan ketentuan yang


ada diperencanaan di dapat :
dx = h – s – ½Øx = 120 – 40 – ½(10) = 75 mm
dy = h – s – Øx – ½Øy = 120 – 40 – 10 – ½(10) = 65 mm

Penulangan Pelat
Penulangan pelat arah X, untuk daerah tumpuan dengan -Mtx = 7433600 N.mm

[ √ ]

Desain Bangunan Beton Page 11


[ √ ]

[ ]

[ ]

Karena
maka dipakai = 0,00534

mm2
Maka dipakai D8 – 175 = 402 mm2 (daftar penampang)
Penulangan pelat arah Y, untuk daerah tumpuan dengan -Mty = 5649536 N.mm

[ √ ]

[ √ ]

[ ]

[ ]

Karena
maka dipakai = 0,004

mm2

Desain Bangunan Beton Page 12


Maka dipakai D8 – 150 = 335 mm2 (daftar penampang)

Pelat Lantai Type B :


5,0

1,2
Lx = 1,2 m
Ly = 5,0 m

Karena di dapat 6 ≥ 2 maka dikategorikan pelat satu arah

Tabel direncanakan harus memenuhi syarat => h min < h < h max dan sesuai
dengan tata cara SK SNI T-15-1991-03 ayat 3.2.5 butir 3 sub butir 3, maka
dipakai tebal pelat 12 cm → 120 mm → 0,12 m.

Beban Yang Pikul


Beban mati (DL) :
Beban sendiri = 0,12 × 1 × 2400 = 288 kg/m
Spesi = 3 × 21 = 63 kg/m
Tegel = 3 × 24 = 72 kg/m
= 423 kg/m

Beban hidup (LL) :


Beban hidup = 250 kg/m

Beban Ultimate (qu)


qu = (1,2 × DL) + (1,6 × LL)
= (1,2 × 423) + (1,6 ×250)
= 507,6 + 400
= 907,6 kg/m

Desain Bangunan Beton Page 13


Perhitungan Momen (tabel 13.3.2)
Dari tabel 13.3.2 di dapat nilai X dari ly/lx = 4,16 adalah sebagai berikut :
Mtx X = 54
Mly X = 19
Mty X = 56
Mlx = -Mtx = 0,001 × 907,6 × 1,22 × 54 = 70,574976 kg.m = 705749,76 N.mm
Mly = 0,001 × 907,6 × 1,22 × 19 = 24,831936 kg.m = 248319,36 N.mm
-Mty = 0,001 × 907,6 × 1,22 × 56 = 73,188864 kg.m = 731888,64 N.mm

Batas Rasio Tulangan


= untuk fc ≤ 30 Mpa gunakan = 0,85

Direncanakan sesuai perencanaan penulangan untuk pelat dengan ketentuan yang


ada sebagai berikut :
dx = h – s – ½Øx = 120 – 40 – ½(10) = 75 mm
dy = h – s – Øx – ½Øy = 120 – 40 – 10 – ½(10) = 65 mm

Penulangan Pelat
Penulangan pelat arah X, untuk daerah tumpuan dengan -Mtx = 705749,76 N.mm

[ √ ]

[ √ ]

Desain Bangunan Beton Page 14


[ ]

[ ]

Karena
maka dipakai = 0,0018

mm2
Maka dipakai D8 – 200 = 251 mm2 (daftar penampang)
Penulangan pelat arah Y, karena penulangan pelat satu arah maka diambil 20%
dari tulangan utama. Maka dihitung :

mm2
Maka dipakai D8 – 200 = 251 mm2 (daftar penampang)

Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Perencanaan Pelat


Penulangan
Type Keterangan
Arah – X Arah – Y Susut
Pelat Atap
Type A D8 – 200 D8 – 200 D8 – 200 2 Arah
Type B D8 – 200 D8 – 200 D8 – 200 1 Arah
Pelat Lantai
Type A D8 – 175 D8 – 150 - 2 Arah
Type B D8 – 200 D8 – 200 - 1 Arah
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2018)

Desain Bangunan Beton Page 15

Anda mungkin juga menyukai