Anda di halaman 1dari 2

TEMUKAN HIKMAH DARI WABAH N-COV 2019

Narasumber : Ibu Dra. Hj. Durin Nafisah, M.A

Seorang Ulama' Yaman yang bernama Abu Bakar Al-Masykur telah menciptakan karya- karya
besarnya melalui ribuan kitab yang mana salah satu diantaranya mengungkap tentang penyakit-
penyakit yang tidak ada di masa lalu, diantaranya flu burung, flu babi, dan corona. Kitab yang
sudah mengalami cetakan ulang hingga ke-3 di tahun 2015 itu mengungkap firasat bahwa
penyakit yang akan muncul merupakan diantara dari tanda-tanda kiamat kecil. Sebagaimana
disebutkan oleh Nabi Muhammad saw "Dan takutlah kalian pada firasat seorang mukmin".
Hingga terbukti bahwa firasat seorang mukmin Yaman yang ditulis berpuluh-puluh tahun bahkan
tidak pernah ada hubungannya dengan Negara China itu telah terjadi pada akhir tahun 2019
kemarin.

Dapat dilihat masyarakat China mayoritas komunis atheis, yang tidak mempercayai adanya tuhan
dan tak berpengetahuan tentang agama yang benar untuk dijadikan pedoman hidup. Dapat kita
lihat makanan apa saja yang menjadi kesukaan mereka, baik berupa makanan mentah ataupun
yang sudah matang pasti daging hewan yang tak dianjurkan syariat islam, seperti anak-anak tikus
yang belum bisa melihat, otak monyet, katak hijau, hingga sup kelelawar. Padahal jelas-jelas
disebutkan dalam hadist riwayat Al-Baihaqi yang artinya: “Janganlah kalian membunuh katak.
Sesungguhnya kicauannya adalah tasbih. Dan jangan lah kalian membunuh kelelawar. Sebab,
ketika Baitul Maqdis dibakar, kelelawar itu berdoa kepada Allah ‘Ya Tuhan kami, kuasakan
kami atas lautan sehingga aku bisa menenggelamkan mereka".

Munculnya virus corona (n-CoV 2019) pertama diidentifikasi pada 31 Desember 2019 di
Wuhan, China. Pada saat itu ada seorang pria berumur 61 tahun yang menderita pneumonia yang
parah, hingga akhirnya tanggal 9 Januari 2020 dia meninggal dunia. Lelaki ini adalah pelanggan
reguler di Huanan Seafood market di Wuhan, tempat yang sangat cocok untuk berkembangnya
virus corona karena terdapat hewan-hewan hidup semacam anjing, katak, ular, atau binatang
wildwife yang berdampingan dengan manusia, sehingga penularannya pun terjadi dengan sangat
mudah. Pada mulanya pemerintah China sempat menolak penyebaran berita tentang virus corona
ini, karena setelah satu korban meninggal dunia membuat beberapa jurnalis diinterogasi polisi
lantaran dianggap menyebarkan rumor-rumor berlebihan tentang ini.

Virus sendiri tidak termasuk organisme yang hidup karena virus hanya akan aktif ketika
berada didalam host cell. Virus terbagi menjadi DNA-virus dan RNA-virus. DNA-virus
aktif menyerang dalam proses transcription, RNA-virus aktif menyerang pada translasi.
Corona termasuk dalam RNA-virus yang positive sense (bisa langsung aktif begitu
masuk kedalam host cell). Struktur molekuler corona virus terdiri dari genome (berbentuk linear)
yang dilindungi helycal capsid kemudian dilindungi lagi oleh membran lipid billayer dan
mengandung protein). Ini membuat virus sulit dikenali. Proses masuknya virus kedalam host cell,
pertama membuat copy dari genetyc (genome materials) melalui replikasi RNA. Lalu membuat
viral protein. Melalui membran pelindung helycal capsid diambil dari Retikulum Endoplasma dan
Badan Golgi dari host cell. Proses ini terjadi ketika virus mau keluar dari host cell.

Keluarga n-Cov 2019 sudah ditemukan sejak 1960.

Ada OC43 dan 229E (1960), virus SARS, NL63 (2004), HKU 1 2005), MERS, DAN n-CoV
2019. Pemerintah China percaya akan statement ini cuma akan menyebar dari binatang ke
manusia yang sekarang ini disempurnakan bahwa statement ini dapat menular dari interaksi antar
manusia. Terbukti ada 15 dokter dan perawat yang tidak menggunakan alat kesehatan seperti
masker yang menjadikan tertularnya virus ini. 13 darinya tertular dari 1 pasien saja. Saking
banyaknya orang yang terkena virus corona ini menjadikan pemerintah China menshut down kota
Hubei, melarang adanya orang yang keluar dan masuk kota ini, memberhentikan jalur bus,
penerbangan, dan segala hubungan dengan kota lainnya.
Ditarik benang merah dari kejadian ini, wabah virus corona sebagai peringatan dan sekaligus
adzab dari Allah SWT, karena orang-orang China tidak mengindahkan larangan dari Allah.
Sesuatu pun yang dilarang Allah pasti memiliki madhorot bagi pemakannya. China sendiri yang
mayoritas terjangkit virus ini adalah non-muslim dan atheis, sementara orang-orang muslim tidak
teridentifikasi virus ini yang menunjukkan bahwa Allah selalu menurunkan Rahmat kepada para
hambaNya. Terlebih lagi Islam merupakan agama yang Rahmatal Lil Alamiin, yang mana Islam
memiliki syariat yang sudah menjamin keselamatan umatnya.
Sekalipun umat Islam, tetaplah berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Ikuti ajaran syariat
dengan selalu berpegang teguh pada Al Qur’an dan As Sunnah agar diselamatkan di dunia hingga
akhirat. (ngst_red)

Anda mungkin juga menyukai