Judul
LAPORAN UJIAN MODUL II/TAKE HOME TEST
Nama NIM
Muhammad Luthfi (13012117)
Dosen Pengajar
Pabrik menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama untuk kalsinasi & pembakaran
clinker semen. Pabrik dirancang untuk mengkonsumsi batubara dengan nilai kalor kotor
4200 kkal/kg (bahasa dagang: “batubara 4200 GAR”), dengan konsumsi 920 ribu kkal
per ton produk semen.
Berikut adalah cuplikan Harga Patokan Batubara periode September 2015, yang
diterbitkan oleh Ditjen Minerba ESDM RI:
Halaman 1
Merek batubara Heating value (GAR), Harga patokan, USD/ton
kcal/kg
BIB 4000 4000 28.94
Arutmin Ecocoal 4200 33.56
Jorong J-1 4400 36.48
IBP 4600 4600 37.55
1.2. Pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Perkirakan biaya operasi tahunan (USD/tahun) tanpa depresiasi sesuai desain dari pabrik
tersebut ! Jelaskan langkah-langkah perhitungan Anda, jangan hanya menuliskan persamaan-
persamaan matematik.
2. Lakukan perhitungan aliran dana diskonto kumulatif pada suku bunga 10% per tahun untuk
menentukan manakah metode perhitungan depresiasi yang lebih menguntungkan, metode
garis lurus atau saldo menurun ganda (double declining balance). Ambil tahun pada saat
pabrik selesai dikonstruksi sebagai tahun ke-0. Jelaskan langkah-langkah perhitungan Anda,
dan perkuat analisis Anda dengan grafik yang dibuat dengan komputer.
3. Lakukan analisis kelabaan berdasarkan indikator-indikator diskonto dan non-diskonto yang
telah Anda kenal. Gunakan suku bunga 10% per tahun untuk perhitungan diskonto, dan
metode depresiasi garis lurus. Susun narasi singkat yang menjelaskan analisis & kesimpulan
Anda mengenai kelayakan proyek ini.
4. Lakukan analisis sensitivitas yang menggambarkan bagaimana perubahan PBP, NPV, serta
ROI terhadap perubahan komponen-komponen biaya berikut. Jelaskan asumsi-asumsi
maupun cara perhitungan yang Anda pandang perlu dirincikan:
Halaman 2
a. perubahan kualitas batubara
b. perubahan harga listrik
c. perubahan upah kerja pokok operator ditambah overhead
Halaman 3
2. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
r−1
200 % 200 %
depresiasi=
tahun ekonomis (
x FCI x 1−
tahun ekonomis ) ; tahun ke−r
Halaman 6
c. Mengkumulatifkan cash flow
Langkah-langkah perhitungan aliran dana non-diskonto kumulatif metode saldo menurun ganda
sebagai berikut :
Halaman 7
4. Menghitung pendapatan bersih setelah pajak.
Halaman 8
Setelah menentukan variasi variabel, langkah selanjutnya adalah melihat perubahan indikator
kelabaan sebagai akibat dari perubahan variable-variabel tersebut. Perubahaan tersebut sebaiknya
dirangkung ke dalam tabel berikut.
Setelah mendapatkan data perubahan indikator kelabaan, kemudian di-plot antara variable
perubahan dengan indikator kelabaan. Axis berupa besar perubahan (% perubahan) serta absis
berupa nilai indikator kelabaan. Kurva yang akan dihasilkan dalam analisis sensitivitas disebut
dengan Strauss plot yang digambarkan pada gambar berikut.
Halaman 9
biaya yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku pabrik. Setelah itu dihitung biaya pengeluaran
langsung pabrik seperti biaya unutk utilitas, biaya pekerja, dan biaya maintenance. Lalu dihitung
biaya pengeluaran tidak langsung, seperti depresiasi. Namun pada kasus ini, depresiasi tidak
diperhitungkan sehingga pengeluaran tidak langsung bernilai nol. Pengeluaran total pabrik
dihitung dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya pengeluaran langsung, biaya pengeluran
tidak langsung, dam biaya overhead pabrik.
Dari hasil perhitungan, didapat nilai biaya pengeluaran langsung sebesar 115.303.965
USD/tahun dan nilai pemasukan sebesar 101.250.000 USD/tahun.
0.00
-5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00
-100,000,000.00
Kumulatif cash flow (USD)
-200,000,000.00
-300,000,000.00
-400,000,000.00
-500,000,000.00
-600,000,000.00
tahun ke-
Gambar 2. Perbandingan Perhitungan Derpresiasi dengan Metode Garis Lurus dan Saldo
Menurun Ganda.
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa aliran dana bernilai negatif. Indikator kelabaan yang
dapat digunakan hanya lah indikator NPV. Kedua metode perhitungan depresiasi memberikan
nilai NPV yang sama sehingga tidak dapat dipilih metode mana yang paling baik untuk
perhitungan kumulatif cash flow. Hal tersebut disebabkan oleh cash flow position yang terus-
Halaman 10
menerus memberikan nilai negatif sehingga pabrik tidak dikenakan pajak penghasilan.
-100,000,000.00
cash flow cumulative (USD)
-200,000,000.00
-300,000,000.00
-400,000,000.00
-500,000,000.00
-600,000,000.00
-700,000,000.00
tahun ke-
Gambar di atas menunjukkan posisi cash flow yang cenderung turun sehingga posisi cash flow
terus-menurus dibawah angka nol yang berarti negatif. Oleh karena itu, indikator DPBP mupun
POP tidak bisa ditentukan. Sama halnya dengan indikator IRR maupun ROI. Cash flow yang
teres-menurus menurun mengartikan bahwa pabrik mengalami kerugian dari tahun ke tahun
sehingga tidak memungkinkan adanya kemampuan untuk mengembalikan modal. Indikator yang
bisa ditentukan hanya NPV untuk diskonto dan CCP untuk diskonto.
Untuk aliran dana diskonto, NPV memberikan nilai sebesar -501.921.340 USD.
Untuk aliran dana non-diskonto, CCP memberikan nilai sebesar -584.119.773 USD.
Hasil perhitungan kedua aliran dana memberikan nilai NPV dan CCP yang negatif, tidak
memungkinan perhitungan IRR dan ROI, serta tidak memungkinkan perhitungan DPBP dan POP
sehingga dapat dikatakan bahwa proyek ini tidak layak untuk dilanjutkan.
Halaman 11
2.2.4. Analisis Sensitivitas
Hasil perhitungan ditunjukan pada gambar di bawah ini.
40.00
30.00
20.00
10.00
% NPV
0.00
-100.00 -80.00 -60.00 -40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00
-10.00
-20.00
-30.00
-40.00
% Variation
Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwa kurva harga listrik memiliki gradien paling besar,
diikuti oleh kurva kualitas batubara, dan kurva upah kerja (UMR). Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa perubahan harga listrik yang sangat mempengaruhi perubahan nilai NPV,
selanjutnya dipengaruhi oleh perbuhan kualitas batubara. Perubahan nilai upak kerja kurang
mempengaruhi perubahan nilai NPV.
Halaman 12