Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

OSILATOR HARMONIK PADA ABSORBER


MOBIL

MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS


PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR

OLEH :

KELOMPOK 1
TEKNIK INFORMATIKA A

1. MUH. YOGA TRIATMOJO H.W D121191007


2. HAFIZ MOHAMMAD ISKANDAR D121191012
3. SAYYID SHIDDIQ MASAGENA D121191014
4. DEBI RIZKY RAMADHANA D121191016
5. WIRA DRANA WASISTHA D121191017
6. ANNISA FITRI D121191018

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya berupa nikmat kesehatan, kesempatan,
dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Shalawat serta
salam tak lupa kami curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang
membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam yang terang benderang seperti
sekarang ini.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Dr. Sri Dewi Astuty, M.Si.
selaku dosen mata kuliah Fisika Dasar Teknik Informatika kelas A yang telah
membimbing kami. Terima kasih juga kepada teman-teman kelompok yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah dengan judul
“Osilator Harmonik pada Absorber Mobil” ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa membantu dalam kegiatan


pembelajaran dan menambah pengetahuan para pembaca dan juga kelompok kami.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Gowa, 16 Oktober 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB I – PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 3
BAB II – PEMBAHASAN ............................................................................. 4
A. Pengertian Osilator Harmonik.............................................................. 4
B. Cara Kerja Absorber Mobil .................................................................. 5
BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 8
A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
Daftar Pustaka ................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara fisika, osilator harmonis mendeskripsikan getaran-getaran kecil di
sekitar sebuah posisi kesetimbangan stabil, dan merupakan sebuah sistem yang
sangat penting di dalam mekanika klasik. Informasi ini menunjukkan bahwa
osilator harmonis adalah sebuah sistem fisika, seperti kebanyakan sistem fisika
lain yang bergetar. Benda yang bergetar, secara klasik, dapat dimodelkan sebagai
osilator harmonis, walaupun pada kenyataanya osilator harmonis itu tidak ada
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam mekanika kuantum, osilator harmonis sangat penting, misalnya
ketika kita mempertimbangkan gerakan sebuah partikel dalam satu dimensi, yaitu
getaran dari sebuah molekul diatomik yang inti atomnya bermassa m1 dan m2.
Contoh lain sistem yang ditinjau melalui pendekatan osilator harmonis dalam
mekanika kuantum adalah vibrasi atom-atom dalam kristal zat padat, yang
kemudian akan memperkenalkan kita pada konsep tentang phonon, dan
gelombang elektromagnetik yang terkuantisasi, dikenal sebagai photon.
Sementara itu, ada contoh-contoh lain yang menarik dan telah dikembangkan
melalui mekanika kuantum, seperti optika kuantum, komputasi kuantum, laser,
NMR, dsb. Saya tertarik untuk mempelajari tentang sejarah mula-mula konsep
osilator harmonis kuantum diperkenalkan, bagaimana penggunaannya, prinsip
kerja, batasan-batasan, dan apa pentingnya konsep osilator harmonis.
Ketika Planck menjelaskan fenomena BBR (Black Body Radiation) pada
tahun 1900, osilator harmonis, yang telah dikenal sebelumnya dalam mekanika
klasik, dipakainya sebagai pendekatan untuk menunjukkan bahwa energi yang
dipancarkan dan diserap oleh setiap osilator tidaklah kontinyu melainkan dalam
bentuk paket-paket energi yang diskrit. Kemudian konsep yang diusulkan oleh
Planck membawa perubahan besar ketika Einstein menegaskan kembali sifat

1
kuantisasi energi saat menjelaskan fenomena efek fotolistrik. Sejak saat itu, teori
kuantum lahir dan photon adalah istilah yang dipakai untuk menyebut paket-paket
energi diskrit tersebut. Dengan demikian, sejarah awal konsep osilator harmonis
kuantum tidak dapat dipisahkan dari lahirnya mekanika kuantum.
Dalam perkembangan selanjutnya, vibrasi atomik di dalam zat padat dapat
dijelaskan dengan sederhana melalui pendekatan osilator harmonis kuantum.
Einstein menggunakan 3N osilator harmonis yang tidak berpasangan untuk
memperkirakan kapasitas panas dari sebuah kisi kristal, dan pendekatan tersebut
lebih akurat daripada pendekatan klasik. Akan tetapi, model Einstein kemudian
dikoreksi oleh Debye dengan mengasumsikan bahwa semua osilator tersebut
sebenarnya terkopel (berpasang-pasangan). Pendekatan Einstein cocok untuk
temperatur tinggi, sedangkan pendekatan Debye cocok untuk temperatur rendah
dan tinggi. Debye, pada tahun 1912, menerapkan teori kuantum pada gelombang
bunyi di dalam zat padat. Tinjauan dimulai dengan sebuah gelombang bunyi
klasik, di mana tekanan sebagai sebuah fungsi posisi, dan mendeskripsikan
gelombang itu dengan sebuah fungsi gelombang kuantum, sebagai sebuah fungsi
amplitudo, yang mana merupakan deret sebuah osilator harmonis (eksitasi-
eksitasi) yang terkuantisasi dan berjarak sama satu dengan yang lain. Eksitasi-
eksitasi tersebut dikenal sebagai phonon. Deret takhingga dari level-level energi
diskrit yang berjarak sama mirip dengan apa yang ditemukan oleh Planck pada
tahun 1900 berkaitan dengan mode/ragam medan gelombang elektromagnetik. Hal
ini disebabkan karena fakta bahwa dekomposisi (penguraian) medan
elektromagnetik menjadi mode-mode (ragam-ragam vibrasi) normal esensinya
adalah dekomposisi menjadi osilator-osilator harmonis yang tidak terkopel. Akan
tetapi, dalam pendekatan osilator harmonis kuantum untuk vibrasi atomik kristal
zat padat, pada level energi n = 0, masih ada energi tertentu yang tidak nol, yaitu
sebesar . Di sisi lain, energi terendah dari osilator harmonis klasik adalah nol. Nilai
level energi keadaan dasar, yaitu (yang mana disebut sebagai zero-point energy),
adalah efek mekanika kuantum, dan secara langsung berkaitan dengan prinsip

2
ketidakpastian. Nilai-nilai karakteristik osilator harmonis kuantum 1 dimensi,
misalnya, bersifat non-degenerate, karena untuk setiap nilai karakteristik terdapat
hanya satu fungsi karakteristik yang bersesuaian.
Hingga saat ini, pendekatan osilator harmonis kuantum dapat dipakai untuk
menjelaskan vibrasi atomik di dalam molekul diatomik. HCl adalah salah satu
jenis molekul diatomik yang telah dipelajari melalui pendekatan osilator harmonis,
dengan asumsi bahwa vibrasi atom H dan Cl yang terjadi tidak memiliki amlitudo
getaran yang lebih besar daripada jarak rata-rata ikatan antaratom H dan Cl.l.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan pengertian osilator harmonik?
2. Bagaimana cara kerja absorber pada mobil yang menerapkan prinsip kerja
osilator harmonik?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui penjelasan pengertian mengenai osilator harmonik


2. Untuk mengetahui cara kerja absorber pada mobil yang menerapkan prinsip
kerja osilator harmonik

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Osilator Harmonik
Gerak periodik adalah gerak berulang dari suatu objek dalam jangka waktu
yang sama. Sebagai suatu pengetahuan contohnya adalah bumi kembali ke posisi
yang sama ketika setelah setahun mengitari matahari. Pada khususnya sebenarnya
banyak sistem yang melakukan gerak periodik yaitu molekul dalam zat padat
berosilasi disekitar titik setimbangnya, gelombang elektromagnetik seperti
gelombang cahaya, radar, dan gelombang radio merupakan karakteristik dari
osilasi listrik dan medan magnet. Gerak periodik terjadi pada sistem mekanik
ketika gaya yang diberikan akan sebanding dengan jarak relatif obyek terhadap
titik setimbangnya. Jika gaya selalu diarahkan ke titik setimbangnya maka gerak
tersebut dikenal sebagai gerak harmonik sederhana.

Gambar 2.1. Sistem pegas bermassa sederhana untuk partikel

Persamaan yang digunakan untuk merepresentasikan gerak harmonik


sederhana adalah :

Jika rasio dari k   2 maka persamaan (2.1) berubah menjadi


m

Solusi dari persamaan orde dua diatas dapat di tuliskan dalam bentuk

4
dengan frekuensi osilator harmonik.

B. Cara Kerja Absorber pada Mobil


Shock absorber merupakan komponen penting suatu kendaraan yaitu dalam sistem
suspensi, yang berguna untuk meredam gaya osilasi dari pegas. Shock absorbers berfungsi
untuk memperlambat dan mengurangi besarnya getaran gerakan dengan mengubah energi
kinetik dari gerakan suspensi menjadi energi panas yang dapat dihamburkan melalui
cairan hidrolik.
Peredam kejut (shockabsorber) pada mobil memiliki komponen pada bagian
atasnya terhubung dengan piston dan dipasangkan dengan rangka kendaraan.
Bagian bawahnya, terpasang dengan silinder bagian bawah yang dipasangkan
dengan as roda. Fluida kental menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada
kecepatan relatif dari kedua ujung unit tersebut. Hal ini membantu untuk
mengendalikan guncangan pada roda.
Konstruksi shock absorber itu terdiri atas piston, piston rod dan tabung. Piston
adalah kmponen dalam tabung shock absorber yang bergerak naik turun di saat
shock absorber bekerja. Sedangkan tabung adalah tempat dari minyak shock
absorber dan sekaligus ruang untuk piston bergerak naik turun. Dan yang terakhir
adalah piston rod adalah batang yang menghubungkan piston dengan tabung
bagian atas (tabung luar) dari shock absorber.
Shock absorbers bekerja dalam dua siklus yakni siklus kompresi dan siklus
ekstensi.
1. Siklus kompresi (penekanan)
Saat shock absorber ditekan karena gaya osilasi dari pegas suspensi, maka
gerakan yang terjadi adalah shock absorber mengalami pemendekan ukuran.
Siklus kompresi terjadi ketika piston bergerak ke bawah, menekan fluida

5
hidrolik di dalam ruang bawah piston. Dan minyak shock absorber yang berada
dibawah piston akan naik keruang atas piston melalui lubang yang ada pada
piston. Sementara lubang kecil (orifice) pada piston tertutup karena katup
menutup saluran orifice tersebut. Penutupan katub ini disebabkan karena
peletakan katup yang berupa membran (plat tipis) dipasangkan dibawah piston,
sehingga ketika minyak shock absorber berusaha naik ke atas maka katup
membran ini akan terdorong oleh shock absorber dan akilbatnya menutup
saluran orifice. Jadi minyak shock absorber akan menuju ke atas melalui lubang
yang besar pada piston, sementara minyak tidak bisa keluar melalui saluran
oriface pada piston. Pada saat ini shock absorber tidak melakukan peredaman
terhadap gaya osilasi dari pegas suspensi, karena minyak dapat naik ke ruang
di atas piston dengan sangat mudah.
2. Siklus ekstensi (memanjang)
Pada saat memanjang piston di dalam tabung akan begerak dari bawah naik
ke atas. Gerakan naik piston ini membuat minyak shock absorber yang sudah
berada diatas menjadi tertekan. Minyak shock absorber ini akan mencari jalan
keluar agar tidak tertekan oleh piston terus. Maka minyak ini akan mendorong
katup pada saluran oriface untuk membuka dan minyak akan keluar atau turun
ke bawah melalui saluran oriface. Pada saat ini katup pada lubang besar di
piston akan tertutup karena letak katup ini yang berada di atas piston. Minyak
shock absorber ini akan menekan katup lubang besar, piston ke bawah dan
mengaakibat katup ini tertutup. Tapi letak katup saluran oriface membuka
karena letaknya berada di bawah piston, sehingga ketika minyak shock
menekan ke bawah katup ini membuka. Pada saat ini minyak shock absorber
hanya dapat turun ke bawah melalui saluran orifice yang kecil. Karena
salurannya yang kecil, maka minyak shock absorber tidak akan bisa cepat turun
ke bawah alias terhambat. Di saat inilah shock absorber melakukan peredaman
terhadap gaya osilasi pegas suspensi.

6
Tipikal mobil atau truk ringan akan memiliki lebih banyak perlawanan selama
siklus ekstensi daripada siklus kompresi. Semua peredam kejut modern adalah
kecepatan-sensitif – suspensi semakin cepat bergerak, semakin banyak perlawanan
yang shock breker sediakan. Hal ini memungkinkan guncangan untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi jalan dan untuk mengontrol semua gerakan
yang tidak diinginkan yang dapat terjadi dalam kendaraan yang bergerak.
Cara kerja dari shock absorber tersebut di atas merupakan shock absorber
yang bertipe single action, sedangkan untuk shock absorber bertipe double action
tidak menggunakan saluran besar pada piston, kedua-duanya hanya berupa saluran
orifice saja. Sehingga saat kompresi, shock absorber akan melakukan peredaman
terhadap gaya osilasi pegas suspensi.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gerak harmonik terjadi jika suatu sistem jenis tertentu bergetar disekitar
konfigurasi setimbangnya. Sistemnya bisa terdiri dari benda yang digantung pada
sebuah pegas atau terapung pada zat cair, molekul dwi atom, sebuah atom dalam
kisi kristal terdapat banyak sekali contoh dalam dunia mikroskopik dan juga
makroskopik. Persyaratan supaya gerak harmonik terjadi adalah terdapatnya gaya
pemulih yang beraksi untuk mengembalikan ke konfigurasi setimbangnya jika
sistem itu diganggu, kelembaman massa yang bersangkutan mengakibatkan benda
melampaui kedudukan setimbangnya, sehingga sistem itu berosilasi terus menerus
jika tidak terdapat proses disipatif.
Fungsi gelombang yang bersesuaian dengan keenam tingkat energi yang
pertama dari sebuah osilator harmonik. Dalam masing masing kasus daerah yang
berosilasi secara klasik dengan energi total En akan terbatas seperti ditunjukkan,
jelaslah bahwa partikel itu dapat menerobos ke daerah terlarang secara klasik
dengan perkataan lain, melebihi Amplitudo (A) yang ditentukan oleh energinya
dengan peluang yang menurun secara eksponensial, sama seperti situasi sebuah
partikel dalam kotak dengan dinding tegar.

8
DAFTAR PUSTAKA

Akuhidate. 2019. Shock Absorber. diakses pada tanggal 16 Oktober 2019


https://akuhidate.blog.uns.ac.id/shock-absorber/
Sinta, Clara, dkk. 2014. Osilator Harmonik. UNIMED : Medan.

Anda mungkin juga menyukai