I. Tujuan Praktikum
- Mengetahui dan mampu membuat formulasi sediaan semisolid steril
yang baik dan cara pembuatannya
- Mengetahui dan mampu melakukan evaluasi sediaan semisolid steril
II. Pendahuluan
Sediaan semisolid steril umumnya sediaan topikal yang digunakan
pada mata dan kulit. Untuk sediaan mata digunakan bentuk sediaan salep
steril yang bersifat oklusif agar dapat menempel lebih lama pada daerah
yang dileskan dan tidak mudah diencerkan oleh air mata.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, yang dimaksud dengan
salep mata adalah salep yang digunakan pada mata.
Salep mata adalah sediaan semisolida steril yang mempunyai
penampilan homogen dan ditujukan untuk pengobatan konjungtiva. Salep
mata digunakan untuk tujuan terapeutik dan diagnostik, dan mengandung
obat seperti antimikroba (antibakteri dan antivirus), kortikosteroid,
antiinflamasi nonsteroid dan midriatik.
Salep mata dapat mengandung satu atau lebih zat aktif yang
terlarut atau terdispersi dalam basis yang sesuai.
Keuntungan sediaan salep mata yaitu sediaan optalmik umumnya
memberikan bioavailabilitas lebih besar dari pada sediaan larutan dalam air
yang ekuivalen. Hal ini disebabkanm karena waktu kontak yang lebih lama
sehingga jumlah obat yang diabsorpsi lebih tinggi. Kekurangannya adalah
salep mata dapat mengganggu penglihatan, kecuali digunakan saat akan
tidur.
Syarat-syarat salep mata:
- Salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan di bawah kondisi yang
benar-benar aseptik dan memenuhi persyaratan dari tes sterilitas yang
resmi.
- Sterilisasi terminal dari salep akhir dalam tube disempurnakan dengan
menggunakan dosis yang sesuai dengan radiasi gamma.
- Salep mata harus mengandung bahan yang sesuai atau campuran bahan
untuk mencegah pertumbuhan atau menghancurkan mikroorganisme
yang berbahaya ketika wadah terbuka selama penggunaan. Bahan
antimikroba yang biasa digunakan adalah klorbutanol, paraben atau
merkuri organik. Bahan obat yang ditambahkan ke dalam dasar salep
berbentuk larutan atau serbuk halus.
- Salep mata harus bebas dari partikel kasar dan harus memenuhi syarat
kebocoran dan partikel logam pada Uji Salep Mata.
- Salep mata tidak boleh mengndung partikel yang dapat mengiritasi
mata.
- Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan
penutupan. Wadah salep mata harus tertutup rapat dan disegel untuk
menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.
- Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata, memungkinkan
difusi obat dalam cairan mata dan teta mempertahankan aktivitas obat
dalam jangka waktu tertentu dalam kondisi penyimpanan yang sesuai.
III. Alat dan Bahan
III.1 Alat
III.2 Bahan
- Tetrasiklin HCl
- Paraffin liquid
- BHT
- Benzalkonium klorid
- Vaselin flavum
2) Zat Tambahan
a. Paraffin Liquid
Rumus molekul : C14-C18 (HOPE 6th, 2009, hal 446)
Pemerian : cairan kental, transparan, tidak
berfluoresensi, tidak berarna, hampir tidak
berbau, hampir tidah mempunyai rasa.
(FI III, 1979, hal 474)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol
95%, larut dalam kloroform dan eter.
(FI III, 1979, hal 474)
Stabilitas : mengalmi oksidasi bila terkena panas dan
cahaya.
Penyimpanan : Harus disimpan di dalam wadah kedap
udara, terlindung dari cahaya, di tempat
dingin dan kering.
Inkompatibilitas : Inkmpaibel dengan oksidator kuat.
Kegunaan : Emolien, lubrikan
(HOPE 6th, 2009, hal 446)
b. BHT (Butylated Hydroxytoluene)
Pemerian : Hablur padat, putih atau kuning, bau khas
fenol.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, gliserin,
propilenglikol, asam-asam mineral dan
larutan alkali, mudah larut dalam etanol
dan dalam minyak.
Titik leleh : 70°C
Kegunaan : Antioksidan untuk minyak dan lemak
dengan konsentrasi 0,02%.
Stabilitas : Cahaya, kelembaban, dan panas dapat
menyebabkan hilangnya warna dan
kehilangan aktivitas.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, di tempat dingin dan kering.
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan oksidator kuat,
seperti peroksida dan permanganat.
(HOPE 6th, 2009, hal 75-76)
c. Benzalkonium Klorid
Rumus molekul : [C6H5CH2N(CH3)2R]
Bobot molekkul : Rata-rata 360
Pemerian : Serbuk amorf putih atau kekuning-
kuninngan-putih, gel kental. Higroskopis,
bersabun, dan memiliki bau sedikit
aromatik dan rasa sangat pahit.
Kelarutan : Praktis tidak larut dala eter; sangat larut
dalam aseton, etanol (95%), metanol,
propanol, dan air.
Kegunaan : Pengawet antimikroba (sediaan optalmik
dengan konsentrasi 0,01 – 0,02% b/v.
Stabilitas : Benzalkonium klorida higroskopis dan
dapat rusak oleh cahaya, udara, dan logam.
Penyimpanan : bahan ruahan harus disimpan dalam wadah
kedap udara, terlindung dari cahaya dan
kontak dengan logam, di tempat dingin dan
kering.
Inkompatabilitas : Inkompatibel dengan aluminium, surfaktan
anionik, sitrat, cotton, fluorescein,
hidrogen peroksida, hypromellosa, iodid,
kaolin, lanolin, nitrat, surfaktan nonionik
konsentrasi tinggi, permanganat, protein,
salisilat, garam perak, sabun, sulfonamida,
tartat, zink oksida, zink sulfat, beberapa
campuran karet, dan beberapa cmpuran
plastik.
(HOPE 6th, 2009, hal 56-57)
d. Vaselin Flavum
V. Pendekaan Preformulasi
Tetrasiklin HCl merupakan antibiotik yang memiliki spektrum luas,
aktif terhadap gram positif dan gram negatif, spiroket, mikoplasma,
riketsia, klamidia, dan protozoa tertentu. Tetrasiklin merupakan basa yang
sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam HCl-nya
mudah larut dalam air. Talam bentuk larutan, tetrasiklin sangat labil jadi
cepat berkurang potensinya. Sehingga dibuat sediaan semisolid steril (salep)
tetrasiklin HCl untuk optalmik. Dosis Tertasiklin HCl untuk sediaan
optalmik adalah 1%, sehingga dalam formuls yang dibuat kali ini dipilih
dosis sebesar 1%.
Salep mata adalah sediaan semisolid steril yang mempunyai
penampilan homogen dan ditujukan untuk pengobatan konjungtiva. Salep
mata dapat mengandung satu atau lebih zat aktif yang terlarut atau
terdispersi dalam basis yang sesuai. Basis yang umum digunakan adalah
lanolin, vaselin, dan parafin liquidum serta dapat mengandung bahan
pembantu yang cocok seperti antioksidan, zat penstabil, dan pengawet.
Dalam formula yang dibuat kali ini digunakan vaselin flavum
sebagai basis, karena vaselin flavum merupakan basis salep yang aman/tidak
mengiriyasi mata, sedangkan vaselin putih dapat menyebabkan iritasi mata
oleh kelebihan asam yang dikansung. Parafin liquid 10% selain sebagai
basis, juga berperan untuk menurunkan viskositas dari vaselin flavum dan
untuk menghasilkan basis yang lebih halus. BHT 0,02% sebagai
antioksidan, karena pada formula ini mengandung parafin cair yang mudah
mengalami oksidasi. Benzalkonium klorid 0,01% sebagai pengawet
antimikroba karena salep mata harus mengandung bahan atau campuran
yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba
yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu
penggunaan.
Maka formula yang dibuat adalah:
Tetrasiklin HCl 1%
Parafin liquid 10%
BHT 0,02%
Benzalkonium klorid 0,01%
Vaselin flavum ad 10 g
Ditimbang
Digerus dalam mortil steril
Ditambah basis salep sedikit
demi sedikit
Salep jadi
Salep Mata
Tetrasiklin HCl
VIII. Evaluasi
VIII.1 Evaluasi Fisik
a. Homogenitas
- Dioleskan pada sekeping kaca
- Diamati sunannya homogen/tidak
b. Warna
c. pH
Hasil pengukuran
Hasil pengukuran
IX. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
IX.1 Hasil Pengamatan
IX.2 Perhitungan
a. Viskositas
- No. Spindel =6
- Kecepatan = 20 Rpm
- Faktor Koreksi = 500
- Skala pembaca = 56
Viskositas = faktor koreksi x skala pembaca
= 500 x 56
= 28.000 cPS
X. Pembahasan
XI. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pembuatan sediaan semisolid steril, dapat
disimpulkan bahwa formula yang dibuat adala:
Tertrasiklin HCl 1%
BHT 0,02%
Vaselin flavum ad 10 g
DAFTAR PUSTAKA
Authority of the Board of the American Society of Health-System Pharmacist.
2008. AHFS Drug Information 4. USA : American Society of Health-
System Pharmacist.
DEPKES RI. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta : DEPKES RI.
Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Codex, twelfth edition. London : The
Pharmaceutical Press.
Mulyadi, Herry. 2006. Ujian Apoteker Agustus 2006 : Teori Sediaan Obat.
Rowe, Raymond C., Paul J Sheskey and Marian E Quinn. 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients, sixth edition. London : PhP Pharmaceutical
Press.