ArtikelSaputriNavia 2
ArtikelSaputriNavia 2
ABSTRAK
Kawasan Ekosistem Leuser memiliki keanekaragaman tumbuhan dan potensi hasil hutan non kayu
yang tinggi. Peningkatan kualitas hutan melalui konservasi jenis-jenis tumbuhan bernilai ekonomis
berfungsi ekologis diharapkan mampu mengembalikan fungsi hutan yang akan memberikan nilai
tambah bagi kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa
besar keanekaragaman jenis-jenis tumbuhan ekonomis bernilai ekologis di kawasan Ekosistem
Leuser Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian telah dilakukan pada bulan Juli 2017 - Agustus 2017
dengan menggunakan metode purposive random sampling. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan observasi dan wawancara langsung. Sebanyak 68 jenis tumbuhan telah ditemukan pada
lokasi penelitian, diantaranya 23 jenis merupakan tanaman ekonomis.
Kata kunci: Kawasan Ekosistem Leuser, Tanaman Ekonomis, Tanaman Ekologis, Aceh Tamiang
ABSTRACT
Leuser Ecosystem Area has a high diversity of plant. Improving the quality of forests through the
conservation of plant species of economic value ecological function is expected to restore the
function of forests that will provide added value for the welfare of the community. The purpose of
this study is to know how much diversity of ecologically valuable plant species in the Leuser
Ecosystem of Aceh Tamiang District. The research was conducted in July 2017 - August 2017 by
using purposive random sampling method. Methods of data collection is done by observation and
direct interview. A total of 68 species of plants have been found at the study site, of which 23 species
are economical.
Keywords: Leuser Ecosystem Area, Economical Plant, Ecological Plant, Aceh Tamiang
790
SEMNAS BIOETI KE-4 & KONGRES PTTI KE-12, Padang, 15-17 September 2017
791
SEMNAS BIOETI KE-4 & KONGRES PTTI KE-12, Padang, 15-17 September 2017
792
SEMNAS BIOETI KE-4 & KONGRES PTTI KE-12, Padang, 15-17 September 2017
Tabel 2 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Kawasan Ekosistem Leuser Kabupaten Aceh Tamiang
Jlh Jlh
N N
Jenis Family Individ Jenis Family Individ
o o
u u
1 Agathis 2 35 3
Araucariaceae Knema sp Myristicaceae
dammara
2 Aglaia sp Alangiaceae 1 36 Lansium sp Meliaceae 9
3 Aleurites 2 37 5
Euphorbiaceae Litsea sp Lauraceae
moluccana
4 Alangium sp Alangiaceae 7 38 Lithocarpus sp Fagaceae 4
5 Aquilaria 1 39 Lithocarpus 1
Thymelaeceae Fagaceae
malacensis gracilis
6 Aporosa sp Euphorbiaceae 2 40 Lansium sp Meliaceae 2
7 10 41 Mastixia 7
Artocarpus sp Moraceae Cornaceae
trichotoma
8 Ardisia 8 42 1
Myrsinaceae Mallatus sp Euphorbiaceae
fuliginosa
9 12 43 Mallotus 7
Baccaurea sp Phyllantaceae Euphorbiaceae
paniculata
10 Baccaurea 1 44 Mallotus 2
Phyllantaceae Euphorbiaceae
sumatrana trichotoma
11 Baccaurea 2 45 2
Phyllantaceae Mirocos florida Malvaceae
macrocarpa
12 Blumeodendro 1 46 Macaranga 4
Euphorbiaceae Euphorbiaceae
n tokbrai triloba
13 Castanopsis 2 47 2
Fagaceae Nephelium sp Sapindaceae
sp
14 1 48 Nephelium 4
Canarium sp Burseraceae Sapindaceae
mutabile
15 Calophyllum 1 49 2
Clusiaceae Palaquium sp Sapotaceae
sp
16 Calophyllum 4 50 Persea 1
Clusiaceae Lauraceae
soulattri declinata
17 Cinnamomum 21 51 Palaquium 1
Lauraceae Sapotaceae
sp dasyphyllum
18 Cinnamomum 1 52 1
Lauraceae Polyalthalia sp Annonaceae
burmanii
19 Cleistanthus 3 53 3
Phyllanthaceae Phyrenaria sp Theaceae
glandulosus
20 2 54 Rhododendro 3
Durio griffithii Bombacaceae Ericaceae
n zollingeri
21 5 55 Rhodomnia 3
Diospyros sp Ebenaceae Myrtaceae
cinera
22 Dipterocarpus Dipterocarpace 2 56 32
Syzigium sp Myrtaceae
grandiflorus ae
23 Dipterocarpus Dipterocarpace 1 57 Syzigium 2
Myrtaceae
humeratus ae attenuatum
24 1 58 Dipterocarpace 11
Dillenis sp Delliniaceae Shorea sp
ae
793
SEMNAS BIOETI KE-4 & KONGRES PTTI KE-12, Padang, 15-17 September 2017
25 6 59 Shorea Dipterocarpace 1
Durio sp Malvaceae
replosula ae
26 Eugenia sp Myrtaceae 9 60 Shorea Dipterocarpace 6
maxiwelliana ae
27 Euphorbia sp Euphorbiaceae 1 61 Sterculia 2
Malvaceae
stipulata
28 3 62 Schima 1
Ficus sp Moraceae Theaceae
wallichii
29 Gardenia sp Rubiaceae 1 63 Styrax sp Styracaceae 11
30 2 64 Styrax 3
Garcinia
Guttiferae paralleloneuru Styracaceae
parvifolia
m
31 Gonystylus 2 65 Swintonia 1
Thymelaeaceae Anacardiaceae
forbesii schwenkii
32 Gymnacranthe 1 66 Villebrunea 9
Myristicaceae Urticaceae
ra forbesii rubescens
33 Hopea Dipterocarpace 2 67 Toxicodendro 8
Anacardiaceae
dryobalanoides ae n radicans
34 4 68 Xanthophyllu 2
Horsfieldia sp Myrsinaceae Polygalaceae
m sp
Berdasarkan Tabel 2 jumlah individu terbanyak dieksploitsai secara terus menerus maka lama
adalah dari family Myrtaceae dan Laurace, yaitu kelamaan akan mengalami penurunan populasi
Syzigium sp, Cinnamomum burmanii dan yang sangat drastis dan untuk memulihkannya
Cinnamomum sp. Sedangkan jumlah jenis menjadi hutan primer akan membutuhkan waktu
terbanyak adalah dari family Dipterocarpaceae, yang sangat lama (Apannah, 1998).
diantaranya adalah Dipterocarpus grandiflorus, Tingginya jumlah jenis di Kawasan
Dipterocarpus humeratus, Hopea Ekosistem Leuser dipengaruhi oleh faktor
dryobalanoides, Shorea sp, Shorea replosula lingkungan. Pengaruh lingkungan terdiri dari
dan Shorea maxiwelliana. faktor tanah, iklim, mikroorganisme dan
Secara geografis Myrtaceae, Laurace, kompetisi dengan organisme lain. Menurut
Dipterocarpaceae dan beberapa jenis lain Indriyanto (2006) tumbuhan menyukai kondisi
tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia, lingkungan tertentu, sehingga kondisi
dan centrung lebih mampu beradaptasi lingkungan yang tidak sesuai dengan jenis
terhadap lingkungan. Menurut Bawa (1998) tumbuhan tersebut akan akan sangat
Beberapa suku seperti Myrtaceae, Lauraceae, mempengaruhi keberadaan jenis tersebut.
Anacardiaceae, Annonaceae, dan Kawasan Ekosistem Leuser memiliki jenis
Euphorbiaceae memiliki penyebaran yang tanah subgroups Andic Dystropept. Jenis tanah
merata di Indonesia. ini memiliki struktur yang gembur dan porous
Jumlah marga dan jenis Dipterocarpaceae (dicirikan oleh nilai BD < 0,8 g/cm3) namun
di Asia memiliki diversitas lebih tinggi dibanding memiliki sifat smeary di tanah lapisan atasnya
Afrika dan Amerika (Symington, 1943). Jenis (terutama pada tanah yang berwarna
Dipterocarpaceae umumnya berupa pohon gelap/hitam). Dilihat dari sisi kesuburan
menjulang (emergent tress) yang tanahnya Kawasan Ekosistem Leuser memiliki
pertumbuhanya lambat. Apabila jenis-jenis ini indikator tingkat kesuburan tanah yang baik
794
SEMNAS BIOETI KE-4 & KONGRES PTTI KE-12, Padang, 15-17 September 2017
ditandai dengan kadar bahan organik tanah fungsi utama melindungi kelestarian sumber
yang sangat tinggi, pH tanah cenderung sesuai daya lingkungan hidup yang mencakup sumber
bagi tanaman dataran rendah sampai tinggi, daya alam dan sumber daya buatan yang terdiri
sehingga wajar apabila Kawasan Ekosistem dari kawasan suaka alam dan kawasan
Leuser memiliki keanekaragaman jenis pelestarian alam. Dari hasil penelitian di
tumbuhan yang tinggi. Kawasan Ekosistem Leuser Kabupaten Aceh
Tamiang ditemukan 33 jenis tanaman yang
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan memiliki fungsi ekonomi diantaranya hasil hutan
Ekonomis Berfungsi Ekologis di Kawasan kayu dan hasil hutan non kayu. Data
Ekosistem Leuser Kabupaten Aceh Tamiang keanekaragaman tanaman ekonomis berfungsi
Kawasan Ekosistem Leuser di wilayah ekologis dapat dilihat pada Tabel 3.
Aceh adalah kawasan yang ditetapkan dengan
795
SEMNAS BIOETI KE-4 & KONGRES PTTI KE-12, Padang, 15-17 September 2017
Fungsi
No Jenis Family
Ekonomi Ekologi
22 Lithocarpus √
Fagaceae √
gracilis
23 Euphorbiace √
Macaranga triloba √*
ae
24 Nephelium sp Sapindaceae √* √
25 Nephelium √
Sapindaceae √*
mutabile
26 Palaquium √
Sapotaceae √*
dasyphyllum
27 Polyalthalia sp Annonaceae √ √
28 Dipterocarpa √
Shorea sp √
ceae
29 Dipterocarpa √
Shorea replosula √
ceae
30 Shorea Dipterocarpa √
√
maxiwelliana ceae
31 Schima wallichii Theaceae √ √**
32 Swintonia Anacardiace √**
√
schwenkii ae
33 Xanthophyllum sp Polygalaceae √ √
Keterangan : *= Hasil hutan non kayu; ** = Penyerab CO2; ***=Konservasi tanah dan air
Dari Tabel 3, sebanyak 17 jenis tumbuhan rumah kaca antara lain dengan menggunakan
merupakan tumbuhan ekonomis berupa hasil biofuel, penghematan bahan bakar minyak dan
hutan non kayu dan 16 jenis tumbuhan berupa penyerapan gas CO2 menggunakan bahan
hasil hutan kayu. Dari 33 jenis tumbuhan kimia dan tanaman (Purba, 2012).
ekonomis, 4 jenis tumbuhan adalah tumbuhan 4 jenis tanaman ekonomis yang
ekologis yang berfungsi sebagai penyerap berfungsi sebagai penyerap CO2 adalah Ficus
karbon (CO2), dan 3 jenis tumbuhan berfungsi sp, Garcinia parvifolia, Swintonia schwenkii dan
sebagai konservasi tanah dan air, sedangkan Schima wallichii. Ficus sp mampu menyerap
tumbuhan ekologis lainnya memiliki fungsi CO2 sebanyak 535,90 kg/Tahun, Garcinia
umum ekosistem hutan. parvifolia mampu menyerap CO2 sebanyak
Karbon dioksida merupakan salah satu 221,18 kg/Tahun, Swintonia schwenkii mampu
penyebab utama efek rumah kaca dengan menyerap CO2 sebanyak 295,73 kg/Tahun dan
perkiraan 50% tertimbun di atmosfer. Schima wallichii mampu menyerap CO2
Kemampuan tanaman dalam menyerap CO2 sebanyak 63,31 kg/Tahun.
berlangsung pada proses fotosintesis dengan Tiap jenis tanaman memiliki daya serap
peranan stomata yang memungkinkan yang berbeda hal ini dipengaruhi oleh banyak
masuknya CO2 pada tanaman. Pemilihan faktor diantaranya luas daun, ketebalan relatif
tanaman yang tepat di taman kota dapat daun, jumlah stomata, umur tanaman dan faktor
mengurangi kadar CO2 yang tinggi di udara. lingkungan tempat tanaman tersebut tumbuh.
Rata-rata kadar CO2 di atmosfer Stomata peka terhadap tingkat CO2 yang
mencapai 387 ppm (Indah dkk, 2010). Ada berada diantara sel, tetapi tidak terhadap
berbagai upaya untuk mengurangi dampak efek
796
SEMNAS BIOETI KE-4 & KONGRES PTTI KE-12, Padang, 15-17 September 2017
konsentrasi CO2 di permukaan daun dan di pori sebagai indikator proses terjadinya suksesi
stomata (Salisbury & Ross 1995). hutan. Proses penyebaran Ficus di alam
Menurut Nurbiah (2012) Pepohonan merupakan peran dari satwaliar yang memakan
yang ada di Kawasan Ekosistem Leuser bijinya. Biasanya satwa yang berperan besar
berfungsi sebagai penahan air hujan agar dalam proses penyebaran Ficus di alam adalah
sempat diserap oleh tanah dan tidak hanya primata dan jenis burung pemakan biji. Satwa
menjadi aliran air permukaan yang dapat tersebut memakan biji beringin, kemudian
mencuci hara yang ada dilapisan tanah bagian membuangnya melalui feces atau mulutnya di
atas. Air yang diserap oleh tanah sebagian akan tempat yang berbeda dari tempat asal induk
menjadi air tanah yang dapat dimanfaatkan oleh beringinnya. Biji tersebut akan berkecambah di
tumbuhan diatasnya dan juga sebagai sumber tanah ataupun menjadi parasit pada tanaman
air yang dapat mengalir di dalam tanah sebagai lain (hemiepifit).
aliran sungai. Selanjutnya Nuribadah (2012)
Kawasan Ekosistem Leuser juga memberikan Hasil Hutan Non Kayu di Kawasan Ekosistem
hasil hutan non-kayu yang sangat bernilai Leuser Kabupaten Aceh Tamiang
ekonomis. Beberapa hasil hutan non-kayu Tumbuhan berperan penting dalam
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kehidupan manusia. Tumbuhan merupakan
seperti damar, meranti, jerendang, kemiri, buah- sumber bahan pangan, papan, sandang, obat-
buahan dan obat-obatan. obatan, kerajinan dan sebagainya. Menurut
Ficus sp memiliki 2 fungsi ekologis Purwanto dkk (2003) terdapat 3 kelompok
sekaligus yaitu penyerap CO2 dan konservasi penggunaan produk hasil hutan non kayu yaitu
tanah dan air. Beringin-beringinan (Ficus spp.) masyarakat lokal, konsumen urban dan
merupakan tumbuhan yang memiliki perusahaan. Lebih lanjut dikemukanan bahwa
kemampuan hidup dan beradaptasi dengan masyarakat pedesaan merupakan kelompok
bagus pada berbagai kondisi lingkungan terbesar pengguna hasil hutan non kayu. Hasil
termasuk di kawasan Kart yang ekstrem. hutan non kayu di Kawasan Ekosistem Leuser
Keberadaan tumbuhan beringin-beringinan dapat dilihat pada Tabel 4.
pada kawasan hutan alami seringkali digunakan
Tabel 4. Hasil Hutan Non Kayu di Kawasan Ekosistem Leuser Kabupaten Aceh Tamiang
Bagian yang
No Jenis Family Kegunaan
digunakan
1 Pewarna, minyak atsiri,
Agathis dammara Araucariaceae Getah resin, lilin,
kosmetik, plastik
2 Aglaia sp Alangiaceae Daun Tumbuhan obat
3 Aleurites Pakan, minyak, tanaman
Euphorbiaceae Biji / Buah
moluccana obat
6 Aporosa sp Euphorbiaceae Buah Tanamn obat
7 Artocarpus sp Moraceae Buah Pakan
8 Ardisia fuliginosa Myrsinaceae Biji/Buah Tanaman obat
9 Baccaurea sp Phyllantaceae Buah Buah-buahan
10 Baccaurea Buah-buahan
Phyllantaceae Buah
sumatrana
11 Baccaurea Buah-buahan
Phyllantaceae Buah
macrocarpa
797
SEMNAS BIOETI KE-4 & KONGRES PTTI KE-12, Padang, 15-17 September 2017
Bagian yang
No Jenis Family Kegunaan
digunakan
12 Castanopsis sp Fagaceae Buah Buah-buahan
13 Canarium sp Burseraceae Buah Buah-buahan
18 Durio griffithii Bambacaceae Buah Buah-buahan
19 Durio sp Malvaceae Buah Buah-buahan
21 Garcinia parvifolia Guttiferae Buah, Getah Buah-buahan
25 Macaranga triloba Euphorbiaceae Buah Pakan
26 Nephelium sp Sapindaceae Buah Pakan
27 Nephelium
Sapindaceae Buah Pakan
mutabile
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 27 rasa senang merupakan ungkapan makna atau
jenis tanaman hasil hutan non kayu di Kawasan nilai sumberdaya hutan yang diperoleh,
Ekosistem Leuser. Diantara 27 jenis tanaman, 2 dirasakan oleh individu atau masyarakat
tanaman berfungsi sebagai resin dan minyak tersebut. Ukuran nilai ini dapat diekspresikan
atsiri dengan nilai jual tinggi yaitu Agathis oleh waktu, tenaga, barang atau uang, dimana
dammara dan Aleurites moluccana. Agathis seseorang bersedia memberikannya untuk
dammara (damar) ditanam untuk diambil memperoleh, memiliki atau menggunakan
resinnya, yang diolah menjadi kopal. Resin ini barang dan jasa yang dinilai.
adalah getah yang keluar tatkala kulit
(pepagan) atau kayu damar dilukai. Getah akan
mengalir keluar dan membeku setelah kena KESIMPULAN
udara beberapa waktu lamanya. Lama-
kelamaan getah ini akan mengeras dan dapat Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
dipanen yang dikenal sebagai kopal sadapan. 1. Ditemukan 68 jenis tumbuhan, dengan
Getah juga diperoleh dari deposit damar yang jumlah individu tertinggi adalah Syzigium
terbentuk dari luka-luka alami, di atas atau di sp (Myrtaceae) sebanyak 33 individu,
bawah tanah; jenis yang ini disebut kopal galian. Cinnamomum burmanii (Lauraceae)
Hasil hutan yang banyak dimanfaatkan sebanyak 21 individu dan Cinnamomum sp
masyarakat di sekitar Hutan Kawasan (Lauraceae) sebanyak 21 individu
Ekosistem Leuser Kabupaten Aceh Tamiang 2. Ditemukan 33 jenis tumbuhan yang
adalah cempedak, mahoni, durian, jengkol, berfungsi secara ekonomi dan ekologis, 17
akasia, asam gelugur dan pinang. Sebagian jenis tumbuhan merupakan tumbuhan
besar dari spesies penting tersebut ditemukan ekonomis berupa hasil hutan non kayu dan
didalam hutan, sedangkan sebagian lainnya 16 jenis tumbuhan berupa hasil hutan kayu
ditanam di kebun dan pekarangan. 3. Dari 33 jenis tumbuhan ekonomis, 4 jenis
Menurut Field dan Martha (2002) nilai tumbuhan adalah tumbuhan ekologis yang
sumberdaya hutan yang dinyatakan oleh suatu berfungsi sebagai penyerap karbon (CO2),
masyarakat di tempat tertentu akan beragam, dan 3 jenis tumbuhan berfungsi sebagai
tergantung kepada persepsi setiap anggota konservasi tanah dan air, sedangkan
masyarakat tersebut, demikian juga keragaman tumbuhan ekologis lainnya memiliki fungsi
nilai akan terjadi antara masyarakat yang umum ekosistem hutan
berbeda. Kegunaan, kemanfaatan, kepuasan,
798
SEMNAS BIOETI KE-4 & KONGRES PTTI KE-12, Padang, 15-17 September 2017
799