Revisi Makalah Nkri
Revisi Makalah Nkri
PENDAHULUAN
Memupuk Sikap cinta tanah air dalam berbagai kehidupan ditunjukkan oleh para
pahlawan bangsa dengan sikap rela berkorban dan kita bisa mengaplikasikannya
dengan kehidupan sehari-hari :
1. Bangga sebagai bangsa Indonesia
2. Menjaga nama baik tanah air Indonesia
3. Menciptakan kerukunan antar umat beragama
Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun.
AGAMA
Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.
Pasal-pasal tersebut di atas penerapannya dibatasi oleh hak-hak asasi orang lain
yang diatur dalam pasal 28J sebagai berikut:
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum
dalam suatu masyarakat demokratis.
Pada tahun 1998, TAP MPR No. II/MPR/1978 beserta penetapan Pancasila sebagai asas
tunggal dicabut melalui TAP MPR No. XVIII/MPR/1998 dengan alasan politis yaitu
penghapusan produk Orde Baru. Penghapusan ini dinilai sebagai suatu kesalahan karena
menyebabkan konflik SARA menjadi tidak terbendung. Di sisi lain, wacana penetapan
kembali Pancasila sebagai asas tunggal ditentang oleh sebagian Ormas dalam Rapat Dengar
Pendapat (RDP) Pansus RUU Ormas (2012) karena sempat menimbulkan ketegangan antara
ormas dengan pemerintah Orde Baru yang dinilai represif. Wakil Ketua Gerakan Pemuda
Ansor Jawa Timur, Andry Dewanto (2016), berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tidak
mengesahkan organisasi-organisasi yang bertentangan dengan paham Pancasila. Ketua
Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama, Saifullah Yusuf (2016), juga menyatakan bahwa ajaran
yang ingin mengubah ideologi Pancasila sangat tidak bisa dimaafkan.
Pasal 2 berbunyi :
“Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga
negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri”.
Pasal 3 berbunyi :
(1) Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum
internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan
secara damai.
(2) Pertahanan negara disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia
sebagai negara kepulauan.
Pasal 4 berbunyi :
“Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman.
Pasal 5 berbunyi :
“Pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan”.
Pasal 6 berbunyi :
“Pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina
kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap
ancaman”.
Pasal 7 :
(1) Pertahanan negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, diselenggarakan
oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan
negara.
(2) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan
Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama dengan didukung oleh
komponen cadangan dan komponen pendukung.
(3) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non militer
menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur
utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan
didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.
Pasal 8 berbunyi :
(1) Komponen cadangan, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber
daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat
komponen utama.
(2) Komponen pendukung, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber
daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau
tidak langsung dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen
utama dan komponen cadangan.
(3) Komponen cadangan dan komponen pendukung, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan undang-undang.
Pasal 9 berbunyi :
(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara
yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:
a. Pendidikankewarganegaraan
b. pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara
sukarela atau secara wajib dan pengabdian sesuai dengan profesi.
(2) Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur
dengan undang-undang.
Pasal 10 berbunyi :
(1) Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
(2) Tentara Nasional Indonesia, terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara.
(3) Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan
negara untuk:
a. mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.
b. melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa.
c. melaksanakan Operasi Militer Selain Perang dan ikut serta secara
aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan
internasional.
Itulah upaya menjaga keutuhan NKRI yang mengerucut pada 4 hal, yaitu kembali
ke Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dibalut dengan ikatan Bhinneka Tunggal Ika
sebagai pemersatu bangsa serta usaha pertahanan Negara.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini di kemudian
hari.
DAFTAR PUSTAKA
[3.] Sutomi.”NKRI”
http://mirzaindie.blogspot.com/2009/05/makalah-sejarah-indonesia-tentang.html
Diakses pada : 29 Maret 2019