Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian (research design) adalah cetak biru dari sebuah penelitian.

Menurut David de Vaus (2005), fungsi desain penelitian adalah untuk memastikan

bahwa bukti yang akan dicari dalam penelitian memungkinkan untuk menjawab

research question sejelas mungkin. Untuk memperoleh bukti yang relevan perlu lebih

dulu menentukan jenis bukti yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian,

untuk menguji teori, untuk mengevaluasi program, atau untuk menjelaskan beberapa

fenomena.

Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain

penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain

penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien.

Penyusunan desain dilakukan setelah kita menentukan topik dan judul penelitian

yang akan diteliti. Desain penelitian memaparkan apa, mengapa, dan bagaiamana

masalah tersebut diteliti dengan menggunakan prinsip-prinsip metodologis. Desain

penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian

yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan model

atau blue print penelitian.

21
22

Penelitian kualitatif merupakan kajian terhadap perilaku dalam sebuah

lingkungan alamiah, sehingga tidak perlu dibatasi oleh variabel-variabel tertentu,

karena perilaku sosial cenderung bersifat dinamis dan situasional. Maka, desain

penelitian kualitatif harus bersifat longgar (dapat diubah di lapangan), karena dalam

pelaksanaan penelitian kemungkinan munculnya aspek-aspek baru sangat terbuka.

Desain penelitian yang terlalu ketat dan operasional justru membuat peneliti tidak

bebas menangkap data-data dari objek yang dinamis dan tidak dapat diprekdisikan.

Dari penjelasan mengenai desain penelitian dibutuhkannya kontrol (control)

atas data yang dimiliki sehingga membentuk struktur dalam penjelasannya. Dalam hal

ini data yang dikumpulkan adalah Implementasi Hubungan Kerja sama Pemerintah

Republik Indonesia dan Republik Serbia di bidang pertahanan 2011 - 2016.

Penelitian ini menggunakan literature review, yaitu skripsi yang dibuat oleh

Yati Nurhayati seorang mahasiswi jurusan ilmu hubungan internasional di

Universitas Pasundan. Skripsi tersebut berjudul “Kerja sama Indonesia-Serbia di

sektor pertanian dan pengaruhnya terhadap pengembangan agribisnis di Indonesia”

dan Skripsi yang dibuat oleh Aulia Wafda seorang mahasiswi jurusan ilmu hubungan

internasional di Universitas Islam Negeri Jakarta yang berjudul “ Diplomasi Publik

Indonesia melalui bidang pendidikan dalam hubungan bilateral Indonesia-Serbia ;

Studi kasus mahasiswa Serbia di perguruan tinggi Indonesia.” . Perbedaan terdapat

pada subjek dan objek penelitian, skripsi tersebut membahas mengenai kerja sama

kedua negara di bidang pertanian dan dampaknya terhadap pengembangan agribisnis

di Indonesia.
23

3.2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian, terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan penelitian

kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif banyak digunakan di lingkungan ilmu-ilmu

sosial, seperti antropologi, sosiologi, dan psikologi, ilmu politik, dan hubungan

internasional. John W. Cresswell (2013) menyatakan, “Penelitian kualitatif

merupakan sebuah pendekatan untuk mengeksplorasi dan memahami makna

(meaning) yang oleh sejumlah individu atau kelompok orang dianggap berasal dari

masalah sosial dan kemanusiaan” (h. 4). Penelitian kualitatif ini melibatkan

pertanyaan dan prosedur yang muncul, mengumpulkan data yang spesifik dari para

partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke

tema-tema umum, dan peneliti kemudian memberikan interpretasi mengenai makna

dari data yang diperoleh. Laporan akhir penelitian kualitatif memiliki struktur atau

kerangka yang fleksibel (Cresswell, 2013, h. 4).

Dari pendapat tersebut, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan mengenai

pendekatan penelitian kualitatif. Pertama, tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

memahami (to understand) dan menafsirkan (to interpret) sebuah perilaku atau

interaksi sosial. Penelitian kualitatif berusaha untuk menemukan makna (meaning),


24

proses, dan konteks sebuah perilaku atau peristiwa sosial yang sedang diamati.

Kedua, dalam penelitian kualitatif, peneliti berfungsi sebagai instrumen penelitian.

Ketiga, data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif lebih berupa kata-kata

(words), gambar-gambar atau objek, dan bukan angka-angka. Keempat, kelompok

atau objek yang diteliti dalam penelitian kualitatif biasanya kecil (tidak terlalu luas)

dan tidak ditentukan secara acak (random). Kelima, penelitian kualitatif ditujukan

untuk menghasilkan data non-numerik, yakni data-data yang sifatnya verbal (Bakry,

2016, h. 18-20).

Secara substantif, penelitian kualitatif telah memberikan kontribusi dalam

setiap program penelitian hubungan internasional, termasuk dalam isuisu ekonomi

politik internasional, perdamaian demokrasi, konflik etnis, perang sipil, berakhirnya

Perang Dingin, politik lingkungan internasional, dan kajian keamanan (Bakry, 2016,

h. 61). Dengan demikian, pendekatan kualitatif sangat tepat digunakan pada

penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil penelitian sesuai dengan masalah pokok,

harus dapat memahami dan menafsirkan makna sebuah peristiwa atau perilaku sosial

yang sedang diamati seperti yang dijelaskan di atas, dalam hal ini Implementasi

Hubungan kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Serbia di bidang

pertahanan.

3.3 Metode Penelitian


25

Cresswell dan Clark menyebut lima jenis tradisi penelitian kualitatif yang

sudah cukup dikenal di kalangan ilmuwan sosial, yaitu narasi, fenomenologi,

grounded theory, etnografi, dan studi kasus (Bakry, 2016, h. 114). Selain itu,

sejumlah pakar juga menyebutkan beberapa metode penelitian lain yang tergolong

dalam penelitian kualitatif, misalnya biographical study, interpretive analysis,

discourse analysis, conversational analysis, content analysis, narrative analysis, field

research, ethnomethodology, frame analysis, hermeneutics, dan sebagainya. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif bervariasi, mulai dari

teknik yang terstruktur hingga semi-terstruktur. Dalam penelitian ini, metode

penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus.

Studi kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara

intensif, terinci, dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik

pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk

memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut. Biasanya, peristiwa

yang dipilih (kasus) adalah hal yang aktual (reallife events), yang sudah berlangsung

maupun yang sedang berlangsung.

3.4 Sifat Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif lebih berupa katakata dan

gambar-gambar atau objek. Data yang dikumpulkan dari partisipan lebih bersifat

open-ended responses dan reflektif, yang diperoleh dari teknik wawancara,


26

pengamatan berpartisipasi, dan catatan lapangan. Dengan demikian, laporan

penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif dan eksplanatif (Bakry, 2016, h. 19).

Dalam penelitian ini, sifat penelitiannya adalah deskriptif, kalaupun ada angka-angka

atau tabel-tabel sifatnya juga deskriptif. Pada penelitian ini, analisis data disajikan

dalam bentuk asli (natural). Setiap bagian ditelaah satu demi satu dan memberikan

makna.

Dalam buku Disiplin dan Metodologi Ilmu Hubungan Internasional Mohtar

Mas’oed (1994) menerangkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang

berupaya untuk menjawab pertanyaan “bagaimana”. Seperti pada pertanyaan

penelitian pada penelitian ini yaitu “ Bagaimana Implementasi Hubungan kerja sama

Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Serbia di bidang pertahanan ”.

Penelitian yang bersifat deskriptif yaitu menjelaskan dengan menggambarkan

berdasarkan data-data yang ada secara objektif, apa adanya tanpa ada pengaruh

subjektifitas penulis, dan menjelaskan variabel-variabel yang dibangun dari data-data

yang ada sehingga diperoleh hubungan satu sama lainnya untuk sampai pada suatu

kesimpulan. Hasil penelitian yang bersifat deskriptif adalah tersedianya gambaran

yang lengkap tentang subjek yang diteliti sekaligus aktivitas sosial yang terdapat di

dalamnya (Neuman, 2000, h. 21-22). Sementara itu, sifat penelitian eksplanatif adalah

jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu

kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai

hubungan sebab akibat.


27

3.5 Unit Analisis

Dalam proses memilih tingkat analisis, ditetapkan unit analisis, seperti yang

dikutip dari Mohtar Mas’oed (1994), yaitu yang perilakunya hendak dideskripsikan,

dijelaskan, dan diramalkan (bisa juga disebut variabel dependen) dan unit eksplanasi

yaitu dampaknya terhadap unit analisis yang hendak diamati (bisa juga disebut

variabel independen) (h. 35).

Dalam Ilmu Hubungan Internasional dikenal adanya level of analysis yang

ditujukan untuk mempermudah para peneliti dalam menganalisa masalah dan

fenomena yang akan diteliti. Kenneth Waltz, ilmuwan yang pada pertengahan 1950-

an, mengidentifikasi tiga tingkat analisa, yaitu individu, negara, dan sistem

internasional (Mas’oed, 1994, h. 40). Dan J. David Singer menekankan tingkat

analisa negara dan sistem internasional sebagai yang paling efektif untuk

mendeskripsikan, menjelaskan, dan meramalkan fenomena internasional (Mas’oed,

1994, h. 40).

Sementara itu, Mas’oed (1994) menyatakan, “Menerapkan pemilahan tingkat-

tingkat analisa yang paling komprehensif dan tuntas, sehingga memungkinkan untuk

menelaah semua kemungkinan unit analisa, yaitu kerangka yang mengidentifikasikan

lima kemungkinan tingkat analisa, yakni 1) individu; 2) kelompok individu; 3)

negara-bangsa; 4) kelompok negaranegara dalam suatu region dan 5) sistem global”

(h. 40).
28

Pada penelitian ini, unit analisis yang digunakan adalah unit analisis negara-

bangsa, yaitu Indonesia. Karena penelitian ini lebih melihat kepada negara Indonesia

dalam menjalankan kerja sama nya dengan Serbia di bidang pertahanan. Hubungan

internasional pada dasarnya didominasi oleh perilaku negara-bangsa. Dalam hal ini,

perilaku individu, kelompok, organisasi, lembaga dan proses perpolitikan mereka

hanya akan diperhatikan sejauh perilaku mereka itu berkaitan dengan tindakan

internasional negara yang bersangkutan (Mas’oed, 1994, h. 41). Sedangkan untuk

unit eksplanasinya adalah upaya reunifikasi dengan Korea Utara.

3.6 Konsep.

Suatu konsep merupakan abstraksi yang mewakili suatu objek, sifat suatu

objek, atau suatu fenomena tertentu. Konsep merupaka sebuah kata yang

melambangkan suatu gagasan. Konsep digunakan untuk menyederhanakan kenyataan

yang kompleks dengan mengkategorikan hal-hal yang ditemukan berdasarkan ciri-ciri

yang relevan (Mas’oed, 1990: 94). Konsep berfungsi sebagai gambaran pembahasan

dari suatu penelitian. Dengan menentukan konsep, penelitian dapat dibatasi

pembahasannya. Memfokuskan pembahasan sesuai dengan konsep-konsep. Selain

itu, konsep juga berfungsi sebagai pengorganisir gagasan, persepsi, dan simbol, yaitu

dalam bentuk klasifikasi dan generalisasi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

beberapa konsep untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Berikut

batasan/konsep yang akan digunakan:


29

1. Kerja Sama Internasional

Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh

suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama

internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan

keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri

masing-masing. Kerja sama ekonomi internasional terbagi dalam 4 (empat)

macam, yaitu sebagai berikut :

1. Kerja sama bilateral

Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua

negara. Kerja sama ini biasanya dalam bentuk hubungan diplomatik,

perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan.

2. Kerja sama regional

Kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa

negara dalam suatu kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya dilakukan

karena adanya kepentingan bersama baik dalam bidang politik, ekonomi, dan

pertahanan. Contoh: kerja sama ekonomi antara negara-negara di kawasan

Asia Tenggara (ASEAN), antara negara-negara di kawasan Eropa (MEE),

antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik (APEC), dan sebagainya.

3. Kerja sama Antarregional


30

Kerja sama ekonomi antarregional yaitu kerja sama ekonomi di antara

dua kelompok kerja sama ekonomi regional. Contoh: kerja sama antara MEE

dengan ASEAN.

4. Kerja sama internasional

Kerja sama internasional adalah kerja sama antara negara-negara

diseluruh dunia. Sedangkan bentuk kerja sama dibidang lain, seperti :

- Kerja sama dibidang ekonomi, misalnya FAO, IMF, IBRD, UNCTAD.

- Kerja sama dibidang sosial, misalnya ILO, IRO, UNICEF, WHO.

- Kerja sama dibidang kebudayaan, misalnya pendidikan, IPTEK.

- Kerja sama dibidang pertahanan, misalnya SEATO, ANZUS, NATO,

CENTO.

2. Keamanan Regional

Konsep regional security dimaksudkan untuk memahami keamanan

internasional pada level analisis di tingkat subsistem regional. Konsep ini

penting merujuk kekenyataan adanya tingkat otonomi yang relatif tinggi dari

hubungan keamanan regional. Walaupun demikian analisis pada leval

subsistem regional ini tetap diletakkan pada konteks analisis tingkat negara

dan tingkat sistemik. Untuk memahami isu keamanan suatu kawasan regional

kita dapat menggunakan pendekatan yang dikembangkan oleh Barry Buzan.

Dalam bukunya yang berjudul People, State and Fear: an Agenda for

International Security Studies in the Post Cold War Era Buzan berpendapat
31

bahwa keamanan pada dasarnya adalah suatu phenomena relational (relational

phenomenon).

Oleh karena itu, keamanan suatu negara dan suatu kawasan tidak dapat

difahami tanpa memahami pola hubungan saling ketergantungan keamanan

diantara negara-negara kawasan tersebut. Dalam memahami keamanan

regional ini maka Buzan menawarkan suatu konsep yang disebutnya sebagai

phenomena security complex. Yang dimaksud dengan security complex oleh

Buzan didefinisikan sebagai “a group of states whose primary security

concern link together sufficiently closely that their national security cannot

realistically be considered apart from one another”. Dengan demikian, konsep

security complex ini mencakup aspek persaingan dan juga kerjasama diantara

negara-negara yang terkait. Karakter security complex yang mencakup

“interdependence of rivalry as well as that of shared interest” ini ini

selanjutnya oleh Buzan diistilahkan dengan “pattern of amity and enmity

among states”. ( Koledziej, Edward A. 2007.)

3.7 Alasan Pemilihan Informan

Informan penelitian pada penelitian kualitatif merupakan pilihan peneliti yang

secara purposif disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Informan penelitian adalah


32

orang yang memberikan informasi mengenai masalah yang berkaitan dalam

penelitian. Alasan pemilihan informan yang tepat adalah informan yang sesuai

dengan kajian yang ia dalami. Dalam penelitian ini, kemungkinan narasumber yang

dilibatkan di antaranya berasal dari institusi Kementerian Luar Negeri dan

Kementrian Pertahanan.

3.8 Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus

penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data

adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2010).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk

maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek

penelitian dilakukan. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka atau library

research, yaitu dengan memperoleh informasi melalui literatur (buku, dokumen, hasil

penelitian, artikel, jurnal, surat kabar, majalah, atau website) atau informasi lainnya

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti kemudian menganalisa data tersebut

sehingga dapat ditemukan jawaban atas pertanyaan penelitian tentang masalah yang

terkait. Data sekunder yang diperlukan berupa literatur yang relevan dengan
33

permasalahan penelitian seperti buku-buku, dokumen, hasil penelitian, artikel, jurnal,

surat kabar, majalah, atau website (internet).

3.9 Teknik Analisa Data

Metode kualitatif secara umum menggunakan strategi atau teknik analisis data

yang bergantung pada data non-numerik. Informasi atau data-data yang telah

terkumpul melalui metode penelitian kualitatif kemudian dianalisis secara interpretif,

subjektif, impersionistik, atau bahkan diagnostik. Pada dasarnya analisis data adalah

proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang paling mudah dibaca dan

diintrepretasikan.

Dalam menganalisa, penelitian ini menggunakan teknik analisis data

kualitatif, yaitu dengan menggambarkan suatu fenomena secara faktual dan kemudian

menyajikan penjelasan yang objektif berdasarkan data dan fakta yang tersedia.

Teknik analisa menggunakan kualitatif ini menghubungkan antar faktor sebagai unit

analisis dan kemudian melakukan interpretasi untuk menarik kesimpulan.

Dalam hubungan internasional, ada beberapa teknik analisis kualitatif di

antaranya analisis isi (content analysis) dan analisis wacana (discourse analysis).

Dalam studi hubungan internasional umumnya digunakan teknik analisis wacana,

sementara analisis isi lebih banyak digunakan sebagai metode penelitian kuantitatif.

Analisis wacana menaruh perhatian pada interpretasi bentuk-bentuk linguistik dalam

sebuah komunikasi. Hardy (2004), mendefinisikan analisis wacana sebagai

metodologi untuk menganalisis fenomena sosial yang bersifat kualitatif, interpretif,


34

dan konstruktivis (h. 19). Analisis wacana bukan sekedar sebuah teknik untuk

memahami isi sebuah teks, tetapi juga membawa serta seperangkat asumsi tentang

bagaimana dunia sosial dikonstruksi melalui bahasa.

Langkah-langkah dalam analisis data dalam penelitian ini adalah pada awal

pengumpulan data, dikumpulkan data-data mengenai permasalahan yang diangkat

seperti sumber sejarah yang mendukung penelitian, informasi melalui library research

ataupun internet diringkas, disusun lebih sistematis, serta menonjolkan pokok-pokok

permasalahan sehingga lebih mudah dikendalikan; lalu mengklasifikasikan data yang

sudah terkumpul dengan pendekatan kerangka berpikir yang mencakup berbagai

konsep atau teori sehingga didapatkan suatu fakta sejarah yang dapat dipercaya

kebenarannya; kemudian diinterpretasi kembali untuk dijadikan bahan penelitian.

Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data, maka dilakukan analisis

data. Dari hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan

dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek

penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam

penelitian tersebut. Karena sifat penelitian yang deskriptif, maka kesimpulan

disajikan dalam format narasi dan kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai