Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk monodualis yang artinya yang artinya Manusia nampaknya satu
tetapi sebenarnya dari dua unsur yaitu jiwa dan raga. Disebut Monodualis karena ke-2 unsur
tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, Serta disebut sebagai manusia
tetap apabila selama ke-2 unsur tersebut belum berpisah. Dalam kehidupannya sejak manusia
lahir ke dunia, ke-2 unsur tersebut selalu berkembang menuju ke arah yang lebih baik dan
sempurna secara bersama-sama mencapai keselarasan, keseimbangan dalam hidupnya. Dalam
Kegiatan jiwa baru diketahui apabila diwujudkan dalam kegitan raga, Begitu juga sebaliknya
kegiatan raga itu ada karena didorong oleh jiwa.
Multipleks
Multipleks menunjuk pengertian bhwjlwa dan raga masih terdiri dari banyak unsur.
Raga terdiri dari tangan, kepala, kaki, jantung dsb yang kesemuanya itu tidak dpt
dipisahkan.
Sedangkan Unsur jiwa dikenal dengan gejala jiwa. Ada 4 macam gejala jiwa:
Gejala
3. Gejala Karsa: Cita- Cita, Kehendak, hasrat, Hawa nafsu, Refleks, insting
Dari masing-masing gejala jiwa dan unsur raga tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan, namun mempunyai tugas atau fungsi yang berbeda-beda, tetapi
eksistensinya tidak dapat dipisahkan dan dibedakan.
3. Memandang Manusia dari Sikapnya yaitu Mahluk individu dan Mahluk sosial
Sebagai mahluk individu artinya ada ciri khusus yang menyebabkan dlrinya berbeda
dengan orang lain (ada perbedaan yang khas)
Manusia sebagai pribadi (individu) hanya mempunyai arti apabila ada dalam
hubungannya dengan manusia lain
A. HAKIKAT PENDIDIKAN
Secara etimologi pendidikan berasal dari bahasa yunani yaitu paedagogiek. Kata ini
terdiri dari : pais = anak, gogos= membimbing/menuntun, dan iek= ilmu Jadi
paedagogiek ada/ah ilmu yg membicarakan ttg bagaimana memberikan bimbingan kpd
anak
Dalam bahasa Inggris pendidikan diterjemahkan menjadi education yang juga berasal
dari bhs Yunani yaitu educare yang berarti membawa keluar yg tersimpan dlm jiwa anak
untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang
Sedangkan dlm bhs Indonesia disebut dengan pendidikan yang berarti proses
mendidik,mendidik dan pendidikan adalah dua yang saling berhubungan.
Kalau kita mendidik berarti kita melakukan suatu kegiatan/tindakan Dan kegiatan
mendidik menunjuk adanya dua aspek yg haruss ada yaitu pendidi dan anak didik
Jadi mendidik adalah merupakan suatu kegitan yg mengandung komunikasi 2 orang atau
lebih
Definisi tentang pendidikan banyak ragamnya hal ini tergantung dari sudut pandangan
masing-masing.
Definisi Pendidikan dilihat dari bagaimana proses terjadinya pendidikan itu sendiri tanpa
melihat tujuan apa yang ingin dicapai deskriptif
Di lihat dari segi proses terjadinya pendidikan ada 2 segi yg hrs dikembangkan yaitu :
Brubacher : pendidikan sebagi proses timbal balik dari setiap pribadi manusia dalam
penyesuaian dirinya dengan alam.
M.J Langaveld : mendidik adalah memberi pertolongan dengan sadar dan sengaja
kepada anak(yg belum dewasa) dlm per-tumbuhannya, menuju ke arah kedewasaan
dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakannya
menurut pilihannya sendiri.
Dewasa Rohani: apabila anak telah dapat menyesuaikan diri degan aspek :
Sosiologis : telah memenuhi syarat2 hidup bersama dan telah mengerjakan beberapa
tugas masyarakat seperti mampu bergaul, mampu mendukung kewibawaan.
Paedagogis : telah mampu menentu-kan sendiri dengan tanggung jawab sendiri atas
segala perbuatannya.
Yuridis : bila menurut umur telah dapat dikenai hukuman atas perbuat-an-perbuatannya
yang salah.
Beberapa teori yg mempertentangkan apakah pendidikan itu perlu atau tidak bagi manusia :
Nativisme, empirisme, konvergensi.
Teori Nativisme : teori ini dipelopori oleh Schopenhauer dan dianut juga oleh Prof
Heymans. Scr etimologi nativis berasal dari kt nativus yg berarti pem-bawaan. Menurut
teori ini pendidikan itu tidak perlu krn pend tidak dpt mempengaruhi perkembangan
manusia. Dgn kt Iain manusia lahir sdh dgn pembawaannya yg sama sekali tidak dpt
diubah oleh pendidikan. Pendapat ini hampir sama dgn pendapat JJ Rousseau.
Teori Emperisne : Teori ini dipelopori oleh John Locke berpendapat bahwa
perkembangan pribadi manusia ditentukan oleh faktor pengalaman yang didpt melalui
pend. Beliau juga berpendapat bhw anak yg baru lahir bagaikan kertas putih yg dpt
diberi tulisan apapun oleh yg menu|is(pendidik). Shg tampak disini bhw pendidikan
maha kuasa, penentu segala-galanya. Teori ini terkenal dgn teori Tabula Rasa. Aliran ini
berpendpt bhw bayi yg lahir dgn jiwa yg sama hanya pendidikanlah yg dpt
membedakannya. Oleh krn itu pend bersifat optimis.
Teori Konvergensi: teori ini dipelopori oleh William Stern. la berpendpt bhw
perkembangan manusia ditentukan oleh perpaduan antara faktor bakat/pembawaan
dgn faktor lingkungan. Faktor pembawaan atau potensi yang dibawa sejak lahir dpt
berkembang apabila diberi rangsangan dari luar yg berupa pendidikan. Seperti telah
diuraikan sebelumnya bahwa pada hakikatnya manusia adalah mahluk yg dapat dididik.
Langaveld berpendpt manusia itu adalah mahluk yg dpt dididik dan mendidik jadi
pendidikan itu merupakan keharusan mutlak bagi manusia.
Manusia perlu dididik ditinjau dari berbagai aspek diantaranya sebagai berikut:
Aspek psikologis: manusia dipandang sbg mahluk “psycho physick netral" yaitu mahluk
yg memiliki kemandirian jasmaniah dan rohaniah. Dalam kemandiriannya itu, manusia
mempunyai potensi dasar yang merupakan benih yg dpt tumbuh dan berkembang yg
hanya dapat dicapai melalui pendidikan.
Aspek Sosiologis dan kultural. Manusia dipandang sbg mahluk sosial yaitu memiliki
kemampuan utk hidup bermasyarakat. Sedangkan sebagi mahluk berbudaya, manusia
memiliki kemampuan dasar untuk menciptakan sesuatu, dan sekaligus
mempertahankannya. Karena itu transpormasi (perubahan bentuk/rupa) dan transmisi
(penerusan pesan) kebudayaan kpd generasi selanjutnya. Hal ini dpt dilakukan degan
pendidikan.
Aspek filosopis: manusia dipandang sebagi mahluk homo sapiens (mahluk berbudi) yaitu
mempunyai kemampuan dan berkecendrungan untuk selalu ingin tahu dan memperoleh
pengetahuan tentang segala sesuatu di sekelilingnya. Hanya proses pendidikanlah
manusia pd akhirnya menjadi mahluk yg berilmu pengetahuan.
Batas-batas pendidikan
Yang dimaksud dengan batas pendidikan kapan pendidikan itu dimulai dan kapan pendidikan
itu berakhir. Beberapa ahli pendidikan memberikan pendapat yg berbeda-beda diantaranya:
Langaveld mengatakan bhw anak baru dapat dididik apabila anak sudah mengenal
kewibawaan yaitu anak yg berumur 3-4 tahun dan diakhiri setelah anak mencapai
kedewasaan baik jasmani maupun rohani.
Konstamm berpendapat bahwa pendidikan dimulai sejak anak lahir dan diakhiri setelah
meninggal. Hal ini dilakukan karena anak yang baru lahir mempunyai sifat Iemah,
tergantung, sehingga secara kodrati anak memerlukan pertolongan atau pendidikan.
Ki Hajar Dewantara mengatakan bhw pendidikan dimulai dari Iahir sampai meninggaI.
Atau dengan istilah “long life education” atau pendidikan seumur hidup. Ia juga
perpendapat bahwa pendidikan dimulai sejak anak berada dalam kandungan yg dikenal
dg istilah praenatal.
Perkembangan Pendidikan
llmu pengetahuan sering hanya disebut ilmu Pengetahuan berasal dari kata tahu yg berarti
mengerti setelah melihat, menyaksikan atau mengalami. Jadi pengetahuan merupakan
kumpulan dari banyak tahu yang disusun secara sistematis berdasarkan logika dan
menggunakan metode tertentu yang dpt dipertanggungjawabkan secarr ilmiah hal ini disebut
dgn ilmu pengetahuan.
Pengetahuan tentangg sesuatu disebut sebagi ilmu apabila memeliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memiliki obyek atau lapangan pembahasan yang jelas sehinga dapat dipisahkan dengan
obyek ilmu yg lain. Obyek ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua yaitu obyek
material dan obyek formal. Obyek materia yaitu obyek yg dilihat dari wujud bendanya.
Sedangkan obyek formal adalah obyek yang dilihat dari apa yg dibahas dalam ilmu itu
sendiri. Obyek ini sering juga disebut sebagi sudut pandang.
Ciri-Ciri Ilmu
Memiliki metode tertentu yang dapat digunakan untuk mempelajari ilmu itu sendiri
Bersifat sistematis, artinya pengetahuan tersebut disusun secara runtut sehinga mudah
dipelajari.
Mempunyai kegunaan atau fungsi, artinya ilmu tersebut ada gunanya bagi kehidupan
manusia pada umumnya.